Pembuatan Kurva Kalibrasi Ion Cu

3.3.3. Pembuatan HCl 15 26 3.3.4. Penyedian Sampel Daun Nanas 26 3.3.5. Aktivasi Serbuk Daun Nanas Dengan HCl 5 27 3.3.6. Aktivasi Serbuk Daun Nanas Dengan HCl 10 27 3.3.7. Aktivasi Serbuk Daun Nanas Dengan HCl 15 27 3.3.8. Pembuatan Larutan Standar Cu 2+ 28 3.3.8.1. Pembuatan Larutan Blanko 28 3.3.8.2. Pembuatan Larutan Standar Cu 2+ 1000 mgL 28 3.3.8.3. Pembuatan Larutan Standar Cu 2+ 100 mgL 28 3.3.8.4. Pembuatan Larutan Standar Cu 2+ 20 mgL 28 3.3.8.5. Pembuatan Larutan Standar Cu 2+ 10 mgL 28

3.3.8.6 Pembuatan Larutan Seri Standar Cu

2+ 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 mgL 28

3.3.8.7. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ion Cu

2+ 28 3.3.9 Pembuatan Larutan Standar Fe 3+ 29 3.3.9.1. Pembuatan Larutan Blanko 29 3.3.9.2. Pembuatan Larutan Standar Fe 3+ 1000 mgL 29 3.3.9.3. Pembuatan Larutan Standar Fe 3+ 100 mgL 29 3.3.9.4. Pembuatan Larutan Standar Fe 3+ 20 mgL 29 3.3.9.5. Pembuatan Larutan Standar Fe 3+ 10 mgL 29 3.3.9.6. Pembuatan Larutan Seri Standar Fe 3+ 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 mgL 29 3.3.9.7. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ion Fe 3+ 30 3.3.10. Pembuatan Larutan Standar Zn 2+ 30 3.3.10.1. Pembuatan Larutan Blanko 30 3.3.10.2. Pembuatan Larutan Standar Zn 2+ 1000 mgL 30 3.3.10.3. Pembuatan Larutan Standar Zn 2+ 100 mgL 30 3.3.10.4. Pembuatan Larutan Standar Zn 2+ 20 mgL 30 3.3.10.5. Pembuatan Larutan Standar Zn 2+ 10 mgL 30 3.3.10.6. Pembuatan Larutan Seri Standar Zn 2+ 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mgL 31 3.3.10.7. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ion Zn 2+ 31 3.3.11.Penyerapan Ion Cu 2+ , Fe 3+ , dan Zn 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas yang Telah Diaktivasi dengan Menggunakan HCl 5 dan Penentuan Ion Cu 2+ , Fe 3+ dan Zn 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 31

3.3.11.1 Penyerapan Ion Cu

2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 31 3.3.11.2 Penentuan Ion Cu 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 31 3.3.11.3 Penyerapan Ion Fe 3+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 31 3.3.11.4 Penentuan Ion Fe 3+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 32 3.3.11.5 Penyerapan Ion Zn 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 32 3.3.11.6 Penentuan Ion Zn 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 32 3.3.12. Penyerapan Ion Cu 2+ , Fe 3+ , dan Zn 2+ Setelah Penambahan Universitas Sumatera Utara Serbuk Daun Nanas yang Telah Diaktivasi dengan Menggunakan HCl 10 dan Penentuan Ion Cu 2+ , Fe 3+ dan Zn 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 32

3.3.12.1 Penyerapan Ion Cu

2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 32 3.3.12.2. Penentuan Ion Cu 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 33 3.3.12.3. Penyerapan Ion Fe 3+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 33 3.3.12.4. Penentuan Ion Fe 3+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 33 3.3.12.5. Penyerapan Ion Zn 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 33 3.3.12.6. Penentuan Ion Zn 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 33 3.3.13. Penyerapan Ion Cu 2+ , Fe 3+ , dan Zn 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas yang Telah Diaktivasi dengan Menggunakan HCl 15 dan Penentuan Ion Cu 2+ , Fe 3+ dan Zn 2+ 34 3.3.13.1. Penyerapan Ion Cu 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 34 3.3.13.2. Penentuan Ion Cu 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 34 3.3.13.3. Penyerapan Ion Fe 3+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 34 3.3.13.4. Penentuan Ion Fe 3+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 34 3.3.13.5. Penyerapan Ion Zn 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas Aktif 34 3.3.13.6. Penentuan Ion Zn 2+ dengan Spektrofotometri Serapan Atom SSA 35 3.4 Bagan Penelitian 36 3.4.1 Penyediaan Daun Nanas 36 3.4.2 Aktivasi Serbuk Daun Nanas 36 3.4.3 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko dan Larutan Seri Standar Cu 2+ , Fe 3+ , dan Zn 2+ Pembuatan Kurva Kalibrasi 37 3.4.3.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko 37 3.4.3.2 Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Cu 2+ , dan Fe 3+ Pembuatan Kurva Kalibrasi 38

3.4.3.3 Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Zn

2+ Pembuatan Kurva Kalibrasi 39

3.4.4 Penyerapan Ion Cu

2+ , Fe 3+ , dan Zn 2+ Setelah Penambahan Serbuk Daun Nanas yang Telah Diaktivasi dengan HCl 5; HCl 10; dan HCl 15 Pada Larutan Sintetis 40

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata.L) yang telah diaktifkan Sebagai Adsorben Pada Kadar Ion Besi (Fe3+) Dan Tembaga (Cu2+) dalam Air Sungai Deli

9 110 76

Studi Penyerapan Logam Besi (Fe) Dan Sulfat Dari Limbah Industri Pertambangan Dengan Adsorben Kulit Ubi Kayu Dan Spent Mushroom Substrat (SMS)

2 105 72

Penentuan Kadar Ion Besi (Fe3+), Kadmium (Cd2+), Dan Seng (Zn2+) Pada Air Minum Desa Sukatendel, Desa Surbaki, Dan Desa Ndokum Siroga Kabupaten Karo Dengan Metode Spektofotometri Serapan Atom (SSA)

1 65 80

Analisis Kandungan Ion Besi (Fe3+) Dan Ion Tembaga (Cu2+), Total Padatan Terlarut (TDS) Dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) Di Dalam Air Sumur Bor Di Sekitar Kawasan Industri Medan

0 38 64

Studi Perbandingan Kandungan Ion Logam Timah (Sn2+) Dan Ion Logam Seng (Zn2+) Didalam Ikan Sardine (Sardina Pilchardus Sp) Kaleng Merek Dagang Chip Dan Gaga Berdasarkan Waktu Kadaluwarsanya

2 73 65

Studi Penyerapan Logam Besi (Fe) Dan Sulfat Dari Limbah Industri Pertambangan Dengan Adsorben Kulit Ubi Kayu Dan Spent Mushroom Substrat (SMS)

6 89 72

Pemanfaatan Abu Layang Batubara untuk Stabilisasi Ion Logam Berat Besi (Fe3+) dan Seng (Zn2+) dalam Limbah Cair buangan Industri

1 34 99

Pemanfaatan Abu Layang Batubara untuk Stabilisasi Ion Logam Berat Besi (Fe3+) dan Seng (Zn2+) dalam Limbah Cair buangan Industri.

0 0 1

Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata.L) yang telah diaktifkan Sebagai Adsorben Pada Kadar Ion Besi (Fe3+) Dan Tembaga (Cu2+) dalam Air Sungai Deli

0 1 13

Analisis Kandungan Ion Besi (Fe3+) Dan Ion Tembaga (Cu2+), Total Padatan Terlarut (TDS) Dan Total Padatan Tersuspensi (TSS) Di Dalam Air Sumur Bor Di Sekitar Kawasan Industri Medan

0 0 12