Pandangan Carrol, CSR adalah puncak piramida yang terkait, dan bahkan identik dengan tanggungjawab filantropis
51
. Berikut pandangan Carrol mengenai kapasitas CSR yang mempertegas
bahwa CSR adalah aplikasi prinsip responsibility terhadap masyarakat dan regulasi pemerintah perspektif Good Governance:
1. Tanggungjawab ekonomis. Kata kuncinya adalah make a profit.
Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah
ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup survive dan berkembang;
2. Tanggungjawab legal. Kata kuncinya adalah obey the law.
Perusahaan harus taat hukum dalam memperoleh laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang
telah ditetapkan pemerintah;
3. Tanggungjawab etis. Kata kunciny adalah be ethical.
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat
perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan;
4. Tanggungjawab filantropis. Kata kuncinya adalah be e good
citizen. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat member
kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggungjawab ganda, yakni kepada
perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility.
52
Pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa CSR merupakan bentuk dari etika bisnis suatu perusahaan yang juga merupakan implementasi dari
salah satu prinsip good corporate governance yaitu responsibility. Ini ditunjukkan dengan adanya kepedulian perusahaan baik internal maupun
eksternal perusahaan. Internal ditunjukkan dengan suatu tanggungjawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan, regulasi yang mengikat dalam segala aspek operasional
51
Zaim Saidi dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah: Wacana dan Praktek Kedermawanan Sosial di Indonesia, Piramedia, Jakarta, 2004, hal. 59-60.
52
Saidi, Op. Cit, hal 59-60.
perusahaan, sedangkan eksternal ditunjukkan dengan tanggung jawabnya terhadap masyarakat terutama masyarakat sekitar perusahaan dan tanggung
jawab kepada pemerintah baik sebagai pembayar pajak dan sebagai salah satu aktor pembangunan.
2. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL