g.  Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Tranportasi Infrastructure, Utillities and Transportation
, h.  Sektor Keuangan Finance,
i.  Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi Trade, Service, and Investment. Klasifikasi  sektor  industri  perusahaan  publik  ini  sangat  bermanfaat
dalam  menganalisis  perkembangan  saham-saham  perusahaan  publik  dari sektor  terkait.  Cara  pandang  saham  dari  perspektif  klasifikasi  sektor  industri
merupakan  suatu  cara  yang  populer  dan  dipakai  luas  baik  oleh  pemodal institusional maupun individu.
Seiring  dengan  perkembangan  pasar  dan  tuntutan  untuk  lebih meningkatkan  efisiensi  serta  daya  saing  di  kawasan  regional,  maka  efektif
tanggal  3  Desember  2007  secara  resmi  PT  Bursa  Efek  Jakarta  digabung dengan  PT  Bursa  Efek  Surabaya  dan  berganti  nama  menjadi  PT  Bursa  Efek
Indonesia.
2. Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam  penelitian  ini,  terdapat  5  lima  variabel  yang  akan  dianalisis, dimana  kelima  variabel  yang  dimaksud  dikelompokkan  menjadi  dua  bagian
yaitu  variabel  dependen  adalah  IHSG,  sedangkan  variabel  independen  yang digunakan  adalah  PDB,  Inflasi,  Nilai  Tukar  RupiahUS  Kurs  dan  Tingkat
Suku Bunga SBI. f.  Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Indeks  Harga  Saham  Gabungan  IHSG  pertama  kali  diperkenalkan pada  tanggal  1  April  1983  sebagai  indikator  pergerakan  harga  saham
yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus  1982  dengan  nilai  100.  Sedangkan  jumlah  emiten  yang
tercatat  pada  waktu  itu  adalah  sebanyak  13  emiten.  Sekarang  ini Desember 2009 jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
sudah mencapai 398 emiten.
Indeks  harga  saham  sebagai  cerminan  dari  pergerakan  harga  saham
,
Indeks  harga  saham  membandingkan  perubahan  harga  saham  dari waktu  ke  waktu.  Pergerakan  nilai  indeks  tersebut  akan  menunjukkan
perubahan situasi pasar yang terjadi. Pasar yang sedang bergairah atau terjadi  transaksi  yang  aktif  ditunjukkan  dengan  indeks  harga  saham
yang  mengalami  kenaikan,  sedangkan  yang  lesu  ditunjukkan  dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan. Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG atau juga dikenal dengan  Jakarta Composite Index JKSE,  mencakup  pergerakan  harga  seluruh  saham  biasa  dan  saham
preferen yang tercatat di BEI. Perkembangan  IHSG  di  Bursa  Efek  Indonesia  untuk  periode  tahun
2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Grafik Perkembangan IHSG
Sumber : Bursa Efek Indonesia BEI Seiring  dengan  perkembangan  dan  dinamika  pasar,  pergerakan  IHSG
mengalami  periode  naik  dan  turun.  Berdasarkan  Gambar  4.1  dapat dilihat  bahwa  pergerakan  IHSG  mengalami  peningkatan  yang  cukup
drastis dari awal tahun 2006 sampai dengan awal tahun 2008. Namun di pertengahan tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global  yang berasal
dari  Amerika  Serikat  telah  meruntuhkan  perekonomian  benua  Eropa dan  Asia.  Dampak  dari  krisis  finansial  global  telah  mendorong
jatuhnya  nilai  indeks  harga  saham  sebesar  50  dalam  kurun  waktu yang  relatif  singkat  satu  tahun  IHSG  terus  mengalami  penurunan,
dan  puncaknya  terjadi  pada  awal  bulan  Oktober  2008,  dimana  IHSG terkoreksi  sebesar  10,38  hingga  menyentuh  level  1.451,669.  Pada
tiga  bulan  terkhir  di  tahun  2008  IHSG  terus  menurun  yang  diikuti
dengan  penurunan  nilai  kapitalisasi  pasar  di  BEI.  Hal  tersebut menyebabkan  pada  akhir  tahun  2008,  IHSG  ditutup  pada  level
1.340,892  atau  turun  sebesar  51,17  dari  level  penutupan  di  tahun 2007  sebesar  2.745,826.  Memasuki  tahun  2009  pergerakan  IHSG
kembali  mengalami  peningkatan  yang  drastis,  dimana  pada  bulan Oktober  telah  mecapai  level  2.528,14  sampai  pada  tahun  2010  pada
bulan  Desember  mencapai  level  3703,51  dengan  kenaikan  46,13. Hal  ini  disebabkan  oleh  beberapa  faktor  diantaranya  menurunnya
harga  minyak  dunia,  menguatnya  nilai  tukar  rupiah,  serta  sentimen regional.  Artinya  kondisi  perekonomian  yang  baik  merupakan
sentimen  positif  yang  akan  berdampak  pada  kenaikan  harga  di  pasar saham  dan  ini  mengindikasikan  bahwa  pasar  saham  di  Indonesia
sangat  aktif  dan  dapat  memberikan  daya  tarik tersendiri  bagi  investor dalam negeri maupun investor asing.
Menurut  Abdul  Hamid  2009  pergerakan  harga  saham  merupakan suatu  yang  dinamis,  perubahanya  dipengaruhi  banyak  faktor  internal
maupun eksternal. Kemampuan dalam memilih waktu yang tepat, baik dalam  membeli  maupun  menjual  saham  tentunya  sangat  berpengaruh
terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip dasar dari transaksi perdagangan  yang  menguntungkan  ialah  membeli  pada  harga  yang
rendah  dan  menjual  pada  harga  yang  tinggi  buy  low  and  sell  high  . karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, maka tentunya
sulit  untuk  menilai  apakah  harga  saham  saat  ini  rendah  atau  tinggi, terutama untuk memprediksi harga pada waktu yang akan datang.
g.  Gross Domstict Product GDP
Gross  Domstict  Product GDP  atau  Produk  Domestik  Bruto  PDB
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit  produksi  di  dalam  batas  wilayah  suatu  negara  domestik
selama  satu  tahun.  Dalam  perhitungan  PDB  ini,  termasuk  juga  hasil produksi  barang  dan  jasa  yang  dihasilkan  oleh  perusahaan atau  orang
asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan.
Gambar 4.2. Grafik Gross Domestic Product GDP
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
Berdasarkan  Gambar  4.2.  dapat  dilihat  bahwa  PDB  terus  mengalami peningkatan  dari  tahun  ke  tahun,  walaupun  ada  penurunan  sedikit
namun tidak terlalu signifikan. Diketahui bahwa PDB terendah terjadi pada awal bulan pada tahun 2006 pada bulan januari sebesar 442.484,5
Miliyar Rupiah. Sedangakan PDB tertinggi terjadi di akhir tahun 2010
pada  bulan  september  sebesar  593.704,4  Miliyar  Rupiah.  Artinya perekonomian  Indonesia  dari  tahun  ke  tahun  terus  mengalami
perkembangan seiring dengan peningkatan aktifitas perekonomian. Hal  ini  karena  adanya  perbaikan  ekonomi  dengan  dipulihkanya
kegiatan  dari  berbagai  sektor-sektor  yang  didorong  peningkatan konsumsi  swasta  dan  pemerintah,  karena  pertumbuhan  ekonomi
selama  ini  banyak  ditopang  konsumsi  masyarakat.  Artinya  meskipun proses  perbaikan  ekonomi  masih  berjalan  lambat,  karena  banyak
beberapa  faktor  yang  mempengaruhinya  secara  fundamental,  mulai dari  gejolak  finansial,  sosial  dan  politik  dalam  negeri  yang
menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi cenderung melambat.
h.  Inflasi
Secara sederhana inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.  Kenaikan harga dari satu
atau  dua  barang  saja  tidak  dapat  disebut  inflasi  kecuali  bila  kenaikan itu  meluas  atau  mengakibatkan  kenaikan  kepada  barang  lainnya  di
suatu wilayah pada periode tertentu. Laju inflasi merupakan suatu indikator yang sangat menentukan dalam
perekonomian  makro  suatu  negara.  Inflasi  merupakan  suatu  masalah bagi ekonomi makro, jika pemerintah tidak segera menangani masalah
inflasi  akan  menyebabkan  ketidak  stabilan  suatu  perekonomian  yang akhirnya akan memperburuk kinerja perekonomian suatu negara.
Berdasarkan  data  yang  diperoleh,  Laju  Inflasi  untuk  periode  tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Laju Inflasi
Sumber : Bank Indonesia BI
Melihat  pada  Gambar  4.3.  dapat  diketahui  bahwa  laju  inflasi  bersifat fluktuatif. Dimana tingkat inflasi yang tertinggi terjadi pada awal tahun
2006  di  bulan  februari    sebesar  17,92  persen.  Karena  sebelumnya  di akhir tahun 2005 inflasi sudah begitu tinggi dan ini berlajut pada awal
tahun  2006.  Inflasi  yang  begitu  tinggi  ini  di  karenakan  gejolak meningkatnya  harga  bahan  bakar  minyak  BBM  selama  dua  kali  di
tahun  2005.  Kemudian  inflasi  terus  dikendalikan  melalui  otoritas moneter  untuk  tidak  menaikan  tingkat  suku  bunga  Bank,  karena
tekanan  terhadap  inflasi  yang  berdampak  pada  kenaikan  suku  bunga bank  dituding  sebagai  penyebab  kelesuan  ekonomi  dan  melambatnya
gerak sektor riil. Pada bulan oktorber 2006 sampai bulan januari 2008
tingkat  inflasi  menunjukan  posisi  yang  stabil  yang  berkisar  antara  6 sampai  7  persen.  Kemudian  pada  pertengahan  tahun  2008  Indonesia
terkena  dampak  dari  krisis  finansial  global  yang  terjadi  di  Negara Amerika  Serikat,  sehingga  telah  mendorong  tingkat  inflasi  kembali
naik  pada  bulan  september  2008  mencapai  12,14  persen.  Karena dampaknya  tidak  terlalu  signifikan  terhadap  Negera  Indonesia,  dalam
waktu  singkat  kurang  dari  satu  tahun  tingkat  inflasi  bisa  di kendalikan,  hingga  tingkat  inflasi  paling  terendah    terjadi  pada  akhir
tahun  2009  di  bulan  november  mencapai  2,41  persen.  Hal  ini  benar bahwa  tingkat  inflasi  mengalami  fluktuasi  karena  dampak  internal
maupun eksternal yang terjadi di Negara Indonesia.  Kestabilan inflasi sangat  mendukung  dalam  pembangunan  ekonomi  dan  hal  ini  sedikit
banyak  dapat  mempengaruhi  tingkat  investasi  pasar  modal  di  dalam negeri.
i.  Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD KURS Nilai tukar Rupiah atau disebut juga kurs Rupiah adalah perbandingan
nilai  atau  harga  mata  uang  Rupiah  dengan  mata  uang  lain. Perdagangan  antar  negara  dimana  masing-masing  negara  mempunyai
alat  tukarnya  sendiri  mengharuskan  adanya  angka  perbandingan  nilai suatu  mata  uang  dengan  mata  uang  lainnya,  yang  disebut  kurs  valuta
asing atau kurs Salvatore,1998:8.
Gambar 4.4. Grafik Kurs
Sumber : Bank Indonesia BI Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS
Kurs  dari  januari  2006  sampai  september  2008  relatif  stabil,  karena fluktuasi  yang  terjadi  tidak  terlalu  tinggi  ataupun  terlalu  rendah.
Namun  pada  akhir  tahun  2008  di  bulan  november  nilai  mata  uang Rupiah  terdepresiasi  oleh  dollar  AS  sebesar  12.151  Rupiah.  Hal  ini
dikarenakan  terkena  dampak  krisis  global  yang  terjadi  di  Amerika Serikat.  Kemudian  Rupiah  terapresiasi  mulai  dari  pertengahan  tahun
2009  sampai  di akhir tahun  2010,  dimana  Rupiah  terapresiasi  sebesar 8.925  Rupiah  di  bulan    november  2010.  Hal  ini  mengindikasikan
bahwa  nilai  Rupiah  terhadap  Dollar  AS  mengalami  penguantan  yang signifikan  sehingga  sedikit  banyak  dapat  mempengaruhi  tingkat
investai di pasar modal. j.  Suku Bunga SBI
Sertifikat  Bank  Indonesia  SBI  adalah  surat  berharga  dalam  mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan
utang berjangka waktu pendek. Sedangkan suku bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayar per unit waktu. Jadi, tingkat suku bunga SBI
jumlah bunga yang harus dibayar per unit waktu untuk SBI.
Gambar 4.5. Grafik Tingkat SBI
Sumber : Bank Indonesia BI Berdasarkan  Gambar  4.5.  diatas  dapat  dilihat  bahwa  Tingkat  Suku
Bunga  SBI  selama  tahun  2006  mengalami  penurunan  yang  cukup signifikan yaitu dari 12,75 persen menjadi 8 persen sampai awal tahun
2008,  sedangkan  selama  pertengahan  tahun  2008  kembali  terjadi kenaikan  yang  cukup  signifikan  yaitu  dari  8  persen  menjadi  9,25
persen  atau  kembali  lagi  seperti  pada  awal  tahun  2007,  kemudian selama  pertengahan  tahun  2009  Suku  Bunga  SBI  dapat  dikatakan
stabil  pada  kisaran    6,5  persen  sampai  pada  akhir  tahun  2010. Perubahan  tingkat  suku  bunga  yang  tidak  stabil  ini,  selanjutnya  akan
mempengaruhi  keinginan  investor  untuk  mengadakan  investasi, misalnya  pada  surat  berharga,  dimana  harga  dapat  naik  atau  turun
tergantung  pada  tingkat  bunga  bila  tingkat  bunga  naik  maka  surat berharga turun dan sebaliknya, sehingga ada kemungkinan pemegang
surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain.
B. Analisis Data
Pengolahan  data  dilakukan  dengan  mengunakan  Eviews  6.0  untuk mempermudah  atas  hasil  yang  didapat  dari  variabel-variabel  yang  diteliti.
Dengan  variabel  bebas  terdiri  dari  GDP,  Inflasi,  nilai  tukar  Rupiah  terhadap USD  dan  suku  bunga  SBI,  sedangkan  variabel  terikatnya  yaitu  Indeks  Harga
Saham Gabungan IHSG. Tahap awal dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan uji  Akar
Unit terhadap seluruh variabel yang di uji, untuk melihat stasioner atau tidak nya  sebuah  data.  Namun  sebelumnya  harus  melalui  uji  Linieritas  terlebih