keslahan  5  0,05.  Hal  ini  berarti  dalam  model  tidak  terdapat  adanya heteroskedastisitas yang berarti Ho ditolak.
6. Uji Error Corection Model ECM
Setelah  model  ECM  terbebaslulus  dari  uji  stasioner,  uji  drajat integrasi,  uji  kointegritas  dan  uji  asumsi  klasik,  maka  model  ECM  layak
dipakai  dan  kemudian  dilakukan  analisis  ECM.  ECM  merupakan  salah satu  pendekatan  untuk  menganalsis  model  times  series  yang  digunakan
untuk melihat konsistensi antara hubugan jangka pendek dengan hubungan jangka panjang dari variabel-variabel yang di uji.
Tabel 4.8. Hasil Regresi Error Corectin Model ECM
Dependent Variable: DLNIHSG Method: Least Squares
Date: 053111   Time: 12:36 Sample adjusted: 2006M02 2010M12
Included observations: 59 after adjustments Variable
Coefficient  Std. Error t-Statistic
Prob. C
11.15605 5.969192
1.868938 0.0676
DLNGDP -1.163920
1.242711  -0.936597 0.3536
DINF 0.006585
0.007773 0.847196
0.4010 DLNKURS
-1.684899 0.244419  -6.893491
0.0000 DSBI
-0.153176 0.061416  -2.494060
0.0161 LNGDP-1
-0.385912 0.315367  -1.223692
0.2269 INF-1
-0.294554 0.116368  -2.531229
0.0146 LNKURS-1
-1.097037 0.448889  -2.443894
0.0182 SBI-1
-0.367761 0.148056  -2.483925
0.0165 ECT
0.303370 0.120670
2.514057 0.0153
R-squared 0.609515     Mean dependent var
0.018651 Adjusted R-squared
0.537793     S.D. dependent var 0.083544
S.E. of regression 0.056798     Akaike info criterion  -2.745362
Sum squared resid 0.158075     Schwarz criterion
-2.393237 Log likelihood
90.98817     Hannan-Quinn criter.  -2.607906 F-statistic
8.498314     Durbin-Watson stat 2.088772
ProbF-statistic 0.000000
Dari  hasil  olah  data  uji  Error  Corection  Model,  pada  Tabel  4.9. menunjukan bahwa nilai koefisien ECT sudah terletak antara 0 dan 1 yaitu
besaran  koefisien  ECT  0.303370  menunjukkan  bahwa  proporsi  biaya ketidakseimbangan dalam perubahan Indeks Harga Saham Gabungan pada
persaman  sebelumnya  yang  disesuaikan  dengan  perubahan  sekarang adalah  sekitar  30.03370.    ketidaksesuaian  antara  nilai  aktual  IHSG  dan
nilai IHSG yang diinginkan akan disesuaikan dalam waktu satu tahun. Dapat  dilihat  t-statistiknya  lebih  dari  2  yaitu  2.514057  dengan
probabilitas  0.0153,  angka  ini  terletak  dibawah  0.05.  Hal  ini  berarti  ECT sudah signifikan pada tingkat kepercayaan α = 0.05 secara statistik. Hal ini
menunjukan  bahwa  variabel  Independent  yang  ada  pada  model  secara bersama-sama  berpengaruh  terhadap  variabel  Dependent.  Dengan
demikian, spesifikasi model yang dipakai dalam penelitian ini adalah tepat dan  mampu  menjelaskan  hubungan  jangka  pendek  maupun  jangka
panjang.  Oleh  karena  itu  persamaan  tersebut  sudah  sahih  dan  tidak  ada alasan untuk ditolak Indukindro, 1993:12-16.
Dari  hasil  estimasi  regresi  dengan  pendekatan  ECM,    variabel jangka  pendek  ditunjukkan  oleh  DLNGDP,DINF,  DLNKURS  dan  DSBI.
Namun  dalam  jangka  panjang  perlu  dihitung  dengan  cara  menjumlahkan nilai  koefisien  tiap-tiap  variabel  jangka  panjang  LNGDP-1,  INF-1,
LNKURS-1 dan SBI-1 dijumlah dengan nilai koefisien ECT kemudian
dibagi  dengan  koefisien  ECT.  Rumus  koefisien  simulasi  jangka  panjang sebagai berikut:
LNGDP -1  =
9 9
5
C C
C ………………………………………....4.2
INF -1 =
9 9
6
C C
C ………………………………………….4.3
LNKURS -1 =
9 9
7
C C
C …………………………………….……4.4
SBI -1 =
9 9
8
C C
C ……………………………………….…4.5
Tabel 4.9. Hasil Regresi ECM
Variabel Notasi
Coefficient
Jangka Pendek Jangka Panjang
Konstanta C
11.15605 11.15605
Pertumbuhan Ekonomi DLNGDP
-1.163920 -0.272083
Inflasi DINF
0.006585 0.002906
Kurs DLNKURS
-1.684899 -2.616168
Suku Bunga SBI DSBI
-0.153176 -0.212252
Sumber : Lampiran 9 data diolah Berdasarkan  hasil  output  data  yang  sudah  diolah,  maka  hasil
regresi  ECM      dalam  jangka  pendek  dan  jangka  panjang  di  dapat  hasil sebagai berikut.
D LNIHSG = 11.15605 – 1.163920 DLNGDP + 0.006585 DINF –
1.684899 DLNKURS – 0.153176 DSBI – 0.272083
LNGDP -1 + 0.002906 INF -1 – 2.616168 LNKURS
-1 – 0.212252 SBI -1 + 0.303370 ECT.
C. Interpretasi Data
Interpretasi  Data  dari  Hasil  Regresi  ECM  untuk  masing-masing koefisien regresi adalah:
1.  Konstanta Dalam jangka pendek dan jangka panjang nilai konstanta sebesar 11.15605
menunjukkan apabila nilai variabel independen LNGDP,  INF,  LNKURS dan  SBI  konstan  maka  besarnya  Indeks  Harga  Saham  Gabungan  adalah
sebesar 11.15605 point. 2.  Pengaruh  Pertumbuhan  Ekonomi  GDP  terhadap  Indeks  Harga  Saham
Gabungan IHSG a.  Jangka Pendek
Hasil estimasi jangka pendek variabel pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh  yang  negatif  dan  tidak  signifikan  terhadap  variabel  indeks
harga  saham  gabungan  pada  tingkat  signifikansi  sebesar  5  dengan probabilitas sebesar 0.3536.
b.  Jangka Panjang Hasil  estimasi  jangka  panjang  variabel  pertumbuhan  ekonomi
memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap variabel indeks  harga  saham  gabungan  pada  tingkat  signifikansi  sebesar  5
dengan probabilitas sebesar 0.2269. 3.  Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
a.  Jangka Pendek Hasil estimasi jangka pendek variabel inflasi memiliki pengaruh yang
positif  dan  tidak  signifikan  terhadap  variabel  indeks  harga  saham gabungan  pada  tingkat  signifikansi  sebesar  5  dengan  probabilitas
sebesar 0.4010. b.  Jangka Panjang
Hasil estimasi jangka panjang variabel inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel indeks harga saham gabungan
pada  tingkat  signifikansi  sebesar  5  dengan  probabilitas  sebesar 0.0146.  Koefisien  tingkat  inflasi  sebesar  0.002906  artinya  dengan
mengasumsikan  pengaruh  faktor-faktor  lain  konstan,  setiap  kenaikan yang  terjadi  pada  tingkat  inflasi  sebesar  1  akan  menyebabkan
perubahan  kenaikan  pada  indeks  harga  saham  gabungan  sebesar 0.002906 point.
4.  Pengaruh Kurs Rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG a.  Jangka Pendek
Hasil  estimasi  jangka  pendek  variabel  kurs  memiliki  pengaruh  yang negatif  dan  signifikan  terhadap  variabel  indeks  harga  saham  sektor
keuangan  pada  tingkat  signifikansi  sebesar  5  dengan  probabilitas sebesar  0.0000.  Koefisien  kurs  sebesar  -1.684899  artinya  dengan
mengasumsikan  pengaruh  faktor-faktor  lain  konstan,  setiap  kenaikan yang  terjadi  pada  kurs  Rupiah  sebesar  1  rupiah  akan  menyebabkan
perubahan  penurunan  pada  indeks  harga  saham  gabungan  sebesar 1.684899 point.
b.  Jangka Panjang Hasil  estimasi  jangka  panjang  variabel  kurs  memiliki  pengaruh  yang
negatif  dan  signifikan  terhadap  variabel  indeks  harga  saham  sektor keuangan  pada  tingkat  signifikansi  sebesar  5  dengan  probabilitas
sebesar  0.0182.  Koefisien  kurs  sebesar  -2.616168  artinya  dengan mengasumsikan  pengaruh  faktor-faktor  lain  konstan,  setiap  kenaikan
yang  terjadi  pada  kurs  Rupiah  sebesar  1  rupiah  akan  menyebabkan perubahan  penurunan  pada  indeks  harga  saham  gabungan  sebesar
2.616168 point. 5.  Pengaruh  Suku  Bunga  SBI  terhadap  Indeks  Harga  Saham  Gabungan
IHSG a.  Jangka Pendek
Hasil  Estimasi  jangka  pendek  variabel  suku  bunga  SBI  memiliki pengaruh  negatif  dan  signifikan  pada  tingkat  signifikansi  5  dengan
probabilitas  sebesar  0.0161  terhadap  indeks  harga  saham  gabungan. Koefisien  tingkat  suku  bunga  SBI  -0.153176,  artinya  dengan
mengasumsikan  pengaruh  faktor-faktor  lain  konstan,  setiap  kenaikan yang  terjadi  pada  suku  bungan  SBI  sebesar  1  akan  mengakibatkan
perubahan  penurunan  terhadap  indeks  harga  saham  gabungan  sebesar 0.153176 point.
b.  Jangka Panjang
Hasil  Estimasi  jangka  panjang  variabel  suku  bunga  SBI  memiliki pengaruh  negatif  dan  signifikan  pada  tingkat  signifikansi  5  dengan
probabilitas  sebesar  0.0165  terhadap  indeks  harga  saham  gabungan. Koefisien  tingkat  suku  bunga  SBI  -0.212252,  artinya  dengan
mengasumsikan  pengaruh  faktor-faktor  lain  konstan,  setiap  kenaikan yang  terjadi  pada  suku  bungan  SBI  sebesar  1  akan  mengakibatkan
perubahan  penurunan  terhadap  indeks  harga  saham  gabungan  sebesar 0.212252 point.
D. Pembahasan Analisis Statistik
1. Jangka Pendek