Tabel 4.4. Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat Second Difference
No. Variabel
Second Difference Ho = Tidak Stasioner
Ha = Stasioner PP test
CV 5
1 LNIHSG
-11.98980 -3.490662
Tolak Ho 2
LNGDP -7.533063
-3.490662 Tolak Ho
3 INF
-14.11913 -3.490662
Tolak Ho 4
LNKURS -13.60449
-3.490662 Tolak Ho
5 SBI
-7.382974 -3.490662
Tolak Ho Sumber : Lampiran 4
Dari  data  yang  diuji  dapat  dilihat  bahwa  semua  variabel  sudah stasioner  pada  second  difference.  Hal  ini  dapat  dibuktikan  dengan  nilai
Phillip-Perron test lebih kecil dari pada McKinnon Critical Value 5 PPtest CV 5.  Kesimpulan dari data yang diolah adalah Ho ditolak  yaitu semua
variabel  sudah  sudah  stasioner  pada  tingkat  second  difference  dan  pengujian dapat dilanjutkan dengan uji berikutnya yaitu Uji Kointegrasi.
4. Uji Kointegrasi
Pendekatan  kointegrasi  merupakan  isu  statistik  yang  tidak  dapat diabaikan  yang  berkaitan  dengan  pengujian  terhadap  kemungkinan  adanya
hubungan  jangka  panjang  antara  variabel-variabel  ekonomi  seperti  yang dikehendaki  teori  ekonomi.  Pendekatan  ini  dapat  pula  dianggap  sebagai  uji
teori ekonomi  dan  merupakan  bagian  penting  dalam  perumusan  dan  estimasi sebuah model dinamis Indukindro, 2003.
Tabel 4.5. Uji Kointegrasi
Null Hypothesis: RESID01 has a unit root Exogenous: None
Bandwidth: 4 Fixed using Bartlett kernel Adj. t-Stat    Prob.
Phillips-Perron test statistic -3.766333   0.0003
Test critical values:  1 level -2.604746
5 level -1.946447
10 level -1.613238
MacKinnon 1996 one-sided p-values. Residual variance no correction
0.003756 HAC corrected variance Bartlett kernel
0.003868
Dari  Tabel  4.4.  diatas  menunjuan  nilai  PP  test    CV  5  yaitu  - 3.766333    -1.946447  dengan  probabilitas  0.0003  sehingga  Ho  ditolak.
Artinya  adalah  residual  dari  persamaan  telah  stasioner  pada  derajat  integrasi nol  atau  I0.  Sehingga  setiap  variabel  dikatakan  terkointegrasi  atau  terdapat
adanya indikasi hubungan dalam jangka panjang. Adanya indikasi hubungan keseimbangan dalam jangka panjang belum
dapat  digunakan  sebagai  bukti  bahwa  terdapat  hubungan  antara  variabel- variabelnya  dalam  jangka  pendek  dan  jangka  panjang.  Sehingga  untuk
menentukan  variabel  mana  yang  menyebabkan  perubahan  pada  variabel lainya, maka digunakan perhitungan Error Corection Model ECM.
5. Uji Asumsi Klasik
a.  Normalitas
1 2
3 4
5 6
7 8
9
-400 -200
200 400
Series: Residuals Sample 2006M01 2010M12
Observations 60 Mean
4.28e-13 Median
-41.31721 Maximum
521.9405 Minimum
-463.7779 Std. Dev.
211.1679 Skewness
0.776560 Kurtosis
3.239167 Jarque-Bera
6.173464 Probability
0.045651
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model regresi,  variabel  pengganggu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal
Ghozali 2005:110. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal Gujarati, 2006.
Gambar 4.6. Uji Normalitas Jarque-Bera
Nilai  probability  nya  0.045651  ternyata  lebih  kecil  dari  derajat kesalahan  α  =  0.05,  artinya  data  bersifat  tidak  normal  yang  berarti  Ho
diterima. Akan  tetapi  hal  ini  tidak  menjadi  masalah  karena  data  yang
digunakan  sudah  di  uji  dengan  uji  stasioneritas  dan  hasil  olah  data  dari model nantinya menghasilkan nilai yang di inginkan.
b.  Autokorelasi Uji  autokorelasi  bertujuan  menguji  apakah  dalam  model  regresi
linear  ada  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada  periode  t  dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali 2005:95.
Tabel 4.6. Hasil Uji Lagrange Multiple Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
0.619709     Prob. F2,52 0.5420
ObsR-squared 1.373525     Prob. Chi-Square2
0.5032
Dari  Tabel  4.5.  pada  tabel  uji  LM  dapat  dilihat  bahwa  nilai probabilitas  Chi-
Square  0.5032  atau  lebih  besar  dari  α  =  0.05.  Hal  ini berarti  dalam  model  ini  tidak  terdapat  adanya  autokorelasi,  yang  berarti
Ho ditolak. c.  Heteroskedastisitas
Uji  heterokedastisitas  bertujuan  menguji  apakah  dalam  model regresi  terjadi  ketidaksamaan  varian  dari  residual  satu  pengamatan  ke
pengamatan yang lain Ghozali 2005: 105. Jika varians dari residual satu pengamatan  ke  pengamatan  lain  tetap,  maka  disebut  homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Tabel 4.7. Hasil White Heteroskedasticity
Heteroskedasticity Test: White F-statistic
1.831690     Prob. F13,46 0.0663
ObsR-squared 20.46523     Prob. Chi-Square13
0.0842 Scaled explained SS  21.01377     Prob. Chi-Square13
0.0727
Dari  Tabel  4.6.  dapat  dilihat  bahwa  dalam  model  ini  nilai probabilitas  sebesar  0.0842  dengan  ObsR
2
20.46523  yaitu  diatas  derajat
keslahan  5  0,05.  Hal  ini  berarti  dalam  model  tidak  terdapat  adanya heteroskedastisitas yang berarti Ho ditolak.
6. Uji Error Corection Model ECM