Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Slamet Widodo No. Induk Mahasiswa : 107084003679 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya : 1. Tidak mengunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau

tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertangung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertangung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar peryataan di atas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 16 Juni 2011 Yang Menyatakan, Slamet Widodo DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Slamet Widodo Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 23 Maret 1989 Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : JL.H.Djari RT.01302 No.66 Rawa Buaya Jak-Bar Agama : Islam SukuKebangsaan : JawaIndonesia Email : spykers_esweyahoo.co.id

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Formal TK Raudatul Jannah Jakarta 1994-1995 MI Shiraturrahman I Jakarta 1995-2001 MTS Al-Zaytun Indramayu 2001-2004 MA Al-Zaytun Indramayu 2004-2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2011 Pendidikan Non Formal Basic Training LK-1 Himpunan Mahasiswa Islam, Ciputat 2008

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Marsono Ibu : Mujiati Alamat : JL.H.Djari RT.01302 No.66 Rawa Buaya Jak-Bar Anak ke : 3 tiga dari 3tiga bersaudara

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

2010 – 2011 : Dept. Pendidikan dan Pelatihan DPP Partai Reformasi Mahasiswa PARMA, UIN Jakarta 2010 – 2011 : Majelis Pengawas Dan Konsultasi Pengurus Komisariat MPK-PK Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Fakultas Ekonomi Bisnis, Cabang Ciputat 2009 – 2010 : Direktur Eksekutif Forum Studi Sinar Cendekiawan Sin-Can Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Fakultas Ekonomi Bisnis, Cabang Ciputat 2009 – 2010 : Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi KPP Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Fakultas Ekonomi Bisnis, Cabang Ciputat 2009 – 2010 : Dept. Pengembangan Profesi Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Fakultas Ekonomi Bisnis, Cabang Ciputat 2007 – 2009 : Dept. Kerohanian Karang Taruna Rawabuaya, Cengkareng Jakarta Barat. Abstract The objectives of this study are to analyze the short and long run relationship between four macro economic variables, exchange rate, money supply, inflation, GDP and Jakarta Composite JKSE. The data sample used in this study are montly time series data from period January 2006 to December 2010. A method of analiysis in this study are Error Corection Model ECM developed by Engle-Granger. The research shows that there are a relationship between variable inflation, exchange rates Rupiah to US dollar and SBI discount rate to Jakarta Composite JKSE in the long term, There is a relationship only between GDP and Jakarta Composite JKSE in the longer term. It’s mean that inflation, exchange rates and SBI discount rate influence the Jakarta Composite JKSE. But in the short term, there are no relationship between GDP and inflation to Jakarta Composite JKSE, There are a relationship only on .exchange rates Rupiah to US dollar and SBI discount rate to Jakarta Composite JKSE . It’s mean that exchange rates Rupiah to US dollar and SBI discount rate influence the Jakarta Composite JKSE in the short term. Keywords: GDP, Inflation, Exchange Rate Rupiah to US dollar, SBI discount rate, Jakarta Composite JKSE, Error Corection Model ECM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dalam jangka pendek dan jangka panjang antara variabel makroekonomi yaitu : GDP, Inflasi, nilai tukar rupiah Kurs, suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan periode Januari 2006 – Desember 2010. Metode analisis mengunakan Error Corection Model ECM yang dikembangkan oleh Engel-Granger. Hasil penelitian dengan mengunakan alat analisis diatas adalah : i Dalam jangka panjang variabel Inflasi, nilai tukar rupiah kurs dan tingkat suku bunga SBI mempunyai pengaruh terhadap IHSG, sedangkan variabel GDP tidak mempunyai pengaruh terhadap IHSG. hal ini membawa implikasi bahwa dalam jangka panjang variabel Inflasi, Kurs dan suku bunga SBI dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan Indeks IHSG dan GDP bukan merupakan indikator yang baik untuk memprediksi pergerakan Indeks IHSG. ii Dalam jangka pendek variabel GDP dan Inflasi tidak terdapat pengaruh terhadap IHSG, sedangkan variabel Kurs dan suku bunga SBI yang mempengaruhi IHSG. Hal ini membawa implikasi bahwa dalam jangka pendek variabel GDP dan Inflasi bukan merupakan indikator yang baik untuk memprediksi pergerakan Indeks IHSG. Tetapi Kurs dan suku bunga SBI dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan Indeks IHSG dalam jangka pendek. Kata Kunci : GDP, Inflasi, Kurs, suku bunga SBI, IHSG, Error Corection Model ECM. Kata Pegantar Assalamu’alaikum Wr Wb. Segala Puji Syukur penulis hanturkan kepada kehadirat Allah SWT, Sang Raja Manusia yang mengajari manusia dengan perantaraan kalam. Dialah Tuhan pengasih, Tuhan penyayang, Tuhan segala agama. Saya ingin memulai ucapan terima kasih dengan mengucap syukur atas segala sesuatu yang dianugrahkan Allah, yang tak terbatas, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kekuatan spiritual yang menakjubkan telah membawa saya untuk mewujudkan skripsi ini. Tak lupa pula Shalawat dan Salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dalam suatu kebaikan dan perdamaian melalui perbaikan akhlak kepada seluruh umat manusia. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tersusunnya skripsi ini bukan merupakan satu hasil dari usaha segelintir orang, karena setiap keberhasilan manusia tidak pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang telah memberikan masukan yang berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1. Teristimewa untuk kedua orang tua ku, Ibu Mujiati dan Bapak Marsono, terima kasih atas segala kasih sayang, do’a dan Ridhanya dari kalian, Mama, aku teringat oleh pesan yang pernah diucapkan untukku “jalani hidup dengan hati yang tulus” kalimat tersebut memberikan makna dari kehidupan yang aku jalani selama ini, aku akan selalu berbakti dan membanggakan Mama selamanya. Bapak, terima kasih atas semua pengorbanan yang telah bapak berikan kepada saya, mulai dari hal yang terkecil sampai yang terbesar. Bapak rela berkorban, untuk memberikan pendidikan yang terbaik buat saya sampai saat ini. 2. Mba Nur, kakak ku tercinta dan Lek Ngadino. Terima kasih atas dukungan baik moril maupun materilnya disaat aku kuliah. Semangat dan dorongan yang kalian berikan, selalu menjadi motivasi untuk aku. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan berdiskusi, perhatian, semangat dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari awal penulisan penelitian ini sampai pada akhir. 5. Ibu Utami Baroroh, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, semangat dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat kepada saya, demi selesainya skripsi ini dengan baik. 6. Bapak Dr. Lukaman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. 7. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. selaku dosen penguji ahli juga sebgai pengagas sinlammim 319913616 dan dosen pengampu ekonomi moneter 2. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu- ilmu yang bermanfaat buat saya, sungguh mulia mendidik dan membangun mencerdaskan anak bangsa. Juga staff karyawan yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada setiap mahasiswa, khususnya di Jurusan IESP. 9. Keluarga Besar HMI KAFEIS, Wasis Handoko, Adi Komba, M. Fauzi, Aditya Rhamadan, AT. Sony, Dendy S, Chairul Irfani, Bang Taka, Bang Ojie dan Kakanda Sugih Waluyo. Semoga kita semua kader HMI menjadi kualitas INSAN CITA yang baik sesuai dengan Tujuan HMI. Yakin Usaha Sampai. 10. Keluarga besar IESP 2007. konsetrasi Moneter, Pembangunan dan Syariah. kenangan bersama kalian takan terlupakan olehku. Didalam kelas kita pernah bertukar pikiran, saling mengeluarkan pendapat dan saling menciptakan kebersamaan. Sukses selalu untuk semuanya 11. Terimakasih untuk Kak Wastriati yang sudah meluangkan waktunya untuk mengajari saya dalam olah data di Eviews 6.0 EG-ECM. 12. Teman terbaikku JB.Sugma, Reza, Rizi, Ahmad, Syamsul, Fahmi dan Muiz L. terkadang kita selalau berbeda pendapat, tetapi kebersamaan kita tetap selalu ada setiap saat. Sukses ya untuk Kita. 13. Teman-teman seperjuangan di kelas Ekonomi Moneter, Rahmad, Afaqa, Nowo, Danang, Mario, Alisah, Ulie, Hery, Darso, Milad, Tika, Fenny, Arini, Anin dan Aria. “MEMO HOLIC 07”. Teman-teman IESP B 2007 Rizka, Hikmah, Yunie, Edo, Aldi, Regina, Dini dan lainnya. Semoga kalian semua Sukses. 14. Bude Par dan Pakde Broto selaku Ibu dan Bapak KOS, terimakasih semangat, do’a dan motivasi kalian. Sehingga saya bisa bersemangat untuk menyelesaikan studi di UIN. 15. Teman kosan Astriadi Setrawandana, kita selalu berdiskusi bareng tentang pengembangan karakter Pria Idaman untuk menjadi menarik dimata wanita. Kapan-kapan kita Sharging dan Approach barenglah. Saya berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi serta menambah pustaka dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para pembaca, untuk skripsi ini sangatlah diharapkan. Terimakasih Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum. Wr. Wb Jakarta, 16 Juni 2011 Slamet Widodo DAFTAR ISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP i ABSTRACT iii ABSTRAK iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1 A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Rumusan Masalah

11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 11 1. Tujuan Penelitian 11 2. Manfaat Penelitian 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14

A. Pasar Modal

14 1. Jenis Pasar Modal 16 2. Instrumen Pasar Modal 17 B. Indeks Harga Saham 18 C. Gross Domestic Product GDP 23 1. PDB Nominal 25 2. PDB Riil 25 D. Inflasi 26 1. Teori Inflasi 28 2. Jenis Inflasi 30 3. Klasifikasi Inflasi 36 4. Dampak Inflasi 37 E. Nilai Tukar Rupiah KURS 39 1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah 39 2. Sistem Kurs Valas 41 3. Penentuan Kurs Mata Uang 44 F. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia 47 1. Pengertian Sertifikat Bank IndonesiaSBI 48 2. Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI 48 G. Penelitian Terdahulu 49

H. Keterkaitan Antar Variabel

57 I. Kerangka Pemikiran 59

J. Hipotesis

62

BAB III METODE PENELITIAN

63 A. Ruang lingkup Penelitian 63 B. Metode Penentuan Sampel 63

C. Metode Pengumpulan Data

64 D. Metode Analisis Data 65 1. Uji Linieritas 66 2. Uji Akar Unit 67 3. Uji Drajat Integrasi 69 4. Uji Kointegrasi 70 5. Uji Asumsi Klasik 71 6. Uji Error Corection Model ECM 75 7. Uji Error Corection Term ECT 77

E. Operasional Variabel

78

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

82 A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian 82 1. Sejarah Pasar Modal Indonesia 82 2. Deskripsi Variabel Penelitian 87 a. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 87

b. Gross Domstict Product GDP 90

c. Inflasi 91

d. Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD KURS 93 e. Suku Bunga SBI 95

B. Analisis Data

96 1. Uji Linieritas 97 2. Uji Akar Unit 98 3. Uji Derajat Integrasi 100 4. Uji Kointegrasi 101 5. Uji Asumsi Klasik 102 6. Uji Error Corection Model ECM 104 C. Interpretasi Data 107 1. Konstanta 107 2. GDP terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 108 3. Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 108 4. Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 109 5. SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 110

D. Pembahasan Analisis Statistik

111 1. Analisis Jangka Pendek 111 2. Analisis Jangka Panjang 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

115 A. Kesimpulan 115

B. Saran

116 DAFTAR PUSTAKA 118 LAMPIRAN 123 DAFTAR TABEL No. Keterangan Halaman 1.1. Data Perkembangan IHSG 2001-2008 5 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu 54 3.1. Matriks Operasional Variabel Pengaruh Variabel Ekonomi Makro 81 4.1. Uji Ramsey RESET 97 4.2. Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat Level 98 4.3. Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat First Difference 99 4.4. Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat Second Difference 100 4.5. Uji Kointegrasi 101 4.6. Uji Lagrange Multiple Test 103 4.7. Uji White Heteroskedasticity 104 4.8. Hasil Regresi Error Corection Model ECM 105 4.9. Hasil Regresi ECM 107 DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Halaman 1.1. Perkembangan IHSG Januari 2006-Desember 2010 6 2.1. Demand-Pull Inflation 32 2.2. Cost-Push Inflation 33 2.3. Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian Secara Keseluruhan 61 3.1. Statistik d Durbin-Watson 73 4.1. Grafik Perkembangan IHSG 88 4.2. Grafik Gross Domestic Product GDP 90 4.3. Grafik Laju Inflasi 92 4.4. Grafik Kurs 94 4.5. Grafik Tingkat SBI 95 4.6 Uji Normalitas Jarque-Bera 102 DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1 Data Variabel Makro Ekonomi Indonesia periode 2006.1 s.d 2010.12 123 2 Uji Stasioner Tingkat LEVEL 125 3 Uji Stasioner Tingkat 1’st Different 128 4 Uji Stasioner Tingkat 2’nd Different 131 5 Uji Kointegrasi 134 6 Uji Ramsey RESET Test 135 7 Uji Lagrange Multiple Test 136 8 Uji White Heteroskedasticity 137 9 Hasil Regresi Error Correction Model 138

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Globalisasi perdagangan bebas di seluruh dunia secara langsung berpengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu negara. Persaingan global mendorong pemerintah lebih memperhatikan berbagai aspek, khususnya aspek ekonomi. Era globalisasi sendiri merupakan suatu yang positif. Dalam pengertian sebagai proses dimana ekonomi semua negara saling berinteraksi secara timbal balik satu sama lain dan dengan demikian memberikan peluang bagi masing-masing negara untuk mengembangkan dan meningkatkan ekonominya. Salah satu ciri inheren sekaligus sebagai kebutuhan utama sebuah negara yang mengikuti persaingan global dan berpartisipasi sebagai price taker dalam pasar modal adalah ketersediaan modal. Sehingga setiap negara yang akan membangun pasti memerlukan modal. Modal yang digunakan dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Dalam teori pembangunan ekonomi neo klasik yang dipelopori oleh Robert Solow menyatakan pendapatnya, ditegaskan secara implisit tentang peranan modal dalam proses pembangunan. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap perekonomian terhadap angkatan kerja. Semakin tinggi modal yang yang tersedia dalam perekonomian, semakin tinggi pula kemampuan perekonomian tersebut menyerap tenaga kerja. Di era globalisasi ini, hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri capital flight bukan hanya merupakan dampak merosotnya nilai rupiah atau tingginya inflasi dan rendahnya suku bunga di suatu negara, tetapi karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh lebih tinggi. Keadaan ini terjadi sebagai konsekuensi dari terbukanya pasar saham terhadap investor asing Paulus Situmorang, 2008:7. Negara Indonesia bisa dikatakan masuk dalam kategori negara berkembang di kancah internasional, pastinya membutuhkan adanya modal atau dana dalam jumlah yang besar sebanding dengan pertumbuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini pasar modal mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian Indonesia, pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi indonesia yang dapat menjadi penggerak ekonomi nasional melalui peranannya sebagai wahana sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para pemodal. Pasar modal diharapkan dunia usaha memperoleh sebagian atau bahkan seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Pasar modal merupakan lahan untuk mendapatkan modal investasi, sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan uangnya. Setiap investor dalam mengambil keputusan investasi selalu dihadapkan pada sejumlah alternatif, apakah ia akan menginvestasikan dananya dalam bentuk asset real seperti membeli peralatan produksi dan mengoperasikannya untuk mendapatkan keuntungan, atau memilih melakukan investasi dalam bentuk asset financial dengan membeli sekuritas yang berpendapatan tetap seperti deposito pasar uang, obligasi pasar modal, Sertifikat Bank Indonesia SBI atau membeli sekuritas yang berpendapatan tidak tetap seperti saham pasar modal. Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada indeks harga saham Pananda Pasaribu, 2008. Indeks harga saham merupakan bagian paling penting dalam pembicaraan mengenai pasar modal, karena indeks ini merupakan indikator dari berbagai hal dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang ekonomi makro, ekonomi mikro, moneter dan kebijakan lainya Paulus Situmorang, 2008:133. Selain itu, menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti 2008:110, pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum menunjukan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan hal ini biasanya akan diikuti dengan kegiatan pasar modal yang bergairah. Indeks harga saham bisa dikatakan sebgai barometer kesehatan ekonomi suatu negara dan sebagai pasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir current market. Sebagaimana diketahui bahwa, saham sebagai bukti kepemilikan perusahaan yang merupakan surat berharga atau efek yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di bursa go public. Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka kemungkinan besar bahwa deviden yang dibayarkan relatif tinggi, hal ini akan berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa, dan investor akan tertarik untuk membelinya. Akibat permintaan akan saham tersebut meningkat, sehingga akhirnya harga nya juga meningkat. Peningkatan harga saham ini akan menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya Abdul Halim, 2005:12 Sejak didirikan pada tahun 1912, Bursa Efek Indonesia Indonesian Stock Exchange atau BEI sebagai pasar modal terbesar di indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, bila melihat indikator ekonomi beberapa tahun yang lalu setelah krisis moneter tahun 1998 yang melanda indonesia, gejala pemulihan kepercayaan masyarakat mulai tampak. Dapat dilihat pada Tabel 1.1 Data Perkembangan IHGS tahunan. Tabel 1.1. Data Perkembangan IHSG 2001-2008 Sumber data : www.jsx.co.id Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa, pada September 2004, IHSG mencapai 820,1 dan sampai Desember 2005 telah mencapai 1.162,63. Ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan mengingat IHSG pada tahun 2001, 2002, dan 2003 baru mencapai 392,03, 424,94, dan 679,3. Kemudian sepanjang periode bulan Januari 2006 – Januari 2008, PT Bursa Efek Indonesia BEI terus menerus berupaya menciptakan pasar yang semakin likuid, wajar, teratur dan transparan. Sepanjang periode di atas, bursa telah menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan. Salah satunya ditunjukkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG BEI yang berhasil mencatat rekor tertinggi pada tanggal 11 Januari 2008 di level 2.830.263 poin www.jsx.co.id. Tahun IHSG point 2001 392,03 2002 424,94 2003 679,3 2004 820,1 2005 1.162,63 2006 1.553,062 2007 1.805,23 2008 2.830,263 Indeks harga saham mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi yang telah melanda indonesia pada tahun 1998. Hal ini di tunjukan dari perkembangan nilai IHSG dan nilai transaksi. Nilai IHSG mengalami peningkatan hingga 400 persen dari tahun 2000 hingga 2008. Kondisi ini juga diikuti nilai transaksi yang terus semakin meningkat. Nilai IHSG yang semakin tinggi merupakan bentuk kepercayaan investor atas kondisi ekonomi indonesia semakin kondusif Adler Manurung, 2008:1. Perkembangan yang cukup pesat juga dialami pergerakan IHSG setelah terjadi krisis ekonomi global, melihat beberapa tahun yang lalu IHSG terkena dampak krisis global pada akhir tahun 2008 yang melanda Amerika. Dapat dilihat pada Gambar 1.1 Perkembangan IHSG bulanan. Gambar 1.1. Perkembangan IHSG Januari 2006-Desember 2010 Sumber : Bursa Efek Indonesia BEI Berdasarkan Gambar 1.1. dapat dilihat bahwa IHSG mengalami peningkatan yang cukup drastis dari awal tahun 2006 sampai dengan awal tahun 2008. Namun di pertengahan tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global yang berasal dari Amerika Serikat telah meruntuhkan perekonomian benua Eropa dan Asia. Khususnya neraga berkembang, seperti Indonesia terkena dampak dari krisis finansial global tersebut sehingga telah mendorong jatuhnya nilai indeks harga saham sebesar 50 dalam kurun waktu yang relatif singkat satu tahun IHSG terus mengalami penurunan, dan puncaknya terjadi pada awal bulan Oktober 2008, dimana IHSG terkoreksi sebesar 10,38 hingga menyentuh level 1.451,669. Hal tersebut mendorong BEI men- suspend perdagangan efek bersifat ekuitas dan derivatif diseluruh pasar hingga dibuka kembali pada tanggal 13 Oktober 2008. Tujuan suspensi tersebut adalah untuk memberikan perlindungan kepada investor dan pasar secara lebih luas. Pada tiga bulan terkhir di tahun 2008 IHSG terus menurun yang diikuti dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar di BEI. Hal tersebut menyebabkan pada akhir tahun 2008, IHSG ditutup pada level 1.340,892 atau turun sebesar 51,17 dari level penutupan di tahun 2007 sebesar 2.745,826. Memasuki tahun 2009 IHSG kembali mengalami penguatan dimana pada bulan Oktober telah mecapai level 2.528,14. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya menurunnya harga minyak dunia, menguatnya nilai tukar rupiah, serta sentimen regional yahoo.finance.com. Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup besar dari krisis finansial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk meredam pengaruh buruk dari krisis, mulia dari menaikan tingkat suku bunga, menaikan harga bahan minyak, maupun memperketat lalu lintas mata uang asing Pananda Pasaribu, 2008:2. Pergerakan indeks saham disuatu negara tidak lepas dari kondisi perekonomian negara itu sendiri secara makro Budi Frensidy, 2009:1. Variabel makro yang digunakan dalam penelitian ini yang dianggap mempengaruhi indeks harga saham adalah pertumbuhan ekonomi GDP, inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan suku bungan SBI. Variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap peluang untuk berbisnis di suatu negara. Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu akan lebih menarik investor dibanding dengan negara yang pertumbuhan ekonominya lambat Budi Raharjo, 2009:69. Jika kinerja ekonomi memburuk maka harga- harga saham juga akan memburuk sehingga indek harga saham akan menurun, demikian sebaliknya. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi akan mempengaruhi daya beli masyarakat investor sekaligus kinerja perusahaan yang listed di pasar modal sehingga demand dan supply saham juga terpengaruh yang pada akhirnya akan mempengaruhi indeks harga saham Hendrie Anto 2008:4. Pertumbuhan investasi pasar modal di suatu negara salah satunya akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi GDP di negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal Laporan Tahunan BI, 2001. Inflasi menunjukkan arus harga secara umum Samuelson, 1992. Inflasi sangat terkait dengan penurunan kemampuan daya beli, Meningkatnya inflasi diukur dari kenaikan harga konsumen secara umum dan terus-menerus, yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen Consumer Price Index. Inflasi yang tinggi akan membuat investor menilai rendah undervalue pada saham. Semakin tinggi inflasi maka indeks harga saham akan turun, sehingga terdapat hubungan yang negatif antara tingkat inflasi dengan indeks harga saham. Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat mempengaruhi iklim investasi di dalam negeri, khususnya pasar modal. Terjadinya apresiasi kurs rupiah terhadap dolar misalnya, akan memberikan dampak terhadap perkembangan pemasaran produk Indonesia di luar negeri, terutama dalam hal persaingan harga. Apabila hal ini terjadi, secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap neraca perdagangan, karena menurunnya nilai ekspor dibandingkan dengan nilai impor. Seterusnya, akan berpengaruh pula kepada neraca pembayaran Indonesia. Dan memburuknya neraca pembayaran tentu akan berpengaruh terhadap cadangan devisa. Berkurangnya cadangan devisa akan mengurangi kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, yang selanjutnya menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal sehingga terjadi capital outflow . Selanjutnya bila terjadi penurunan kurs yang berlebihan, akan berdampak pada perusahaan-perusahaan go public yang menggantungkan faktor produksi terhadap barang-barang impor. Besarnya belanja impor dari perusahaan seperti ini bisa mempertinggi biaya produksi, serta menurunnya laba perusahaan. Selanjutnya dapat ditebak, harga saham perusahaan itu akan anjlok Ana Oktavia, 2007:32. Suku bunga SBI, sebagai prime rate dijadikan tingkat keuntungan bebas resiko, sehingga investor akan menjadikan bunga SBI sebagi tingkat keuntungan minimum dalam investasi lainya. Kenaikan tingkat suku bunga dapat meningkatkan beban perusahaan emiten yang lebih lanjut dapat menurunkan harga saham. Kenaikan ini juga potensial mendorong investor mengalihkan dananya ke pasar uang atau tabungan maupun deposito sehingga investasi di lantai bursa turun dan selanjutnya dapat menurunkan harga saham. Hal ini telah dibuktikan oleh Deddy Azhar Mauliano 2009: 2 bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, Pergerakan IHSG yang cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi GDP, tingkat inflasi, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, dan tingkat suku bunga SBI menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk menelaah lebih lanjut mengenai variabel ekonomi makro, apakah sebenarnya berpengaruh, baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap IHSG dari perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Indeks Harga Saham : Studi Kasus IHSG Periode Januari 2006 – Desember 2010”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah yang bersangkutan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia adalah : 1. Bagaimana pengaruh jangka pendek variabel ekonomi makro yang meliputi pertumbuhan ekonomi GDP, Inflasi, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Januari 2006 – Desember 2010? 2. Bagaimana pengaruh jangka panjang variabel ekonomi makro yang meliputi pertumbuhan ekonomi GDP, Inflasi, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Januari 2006 – Desember 2010?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek variabel ekonomi makro yang meliputi pertumbuhan ekonomi GDP, Inflasi, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Januari 2006 – Desember 2010? 2. Untuk menganalisis pengaruh jangka panjang variabel ekonomi makro yang meliputi pertumbuhan ekonomi GDP, Inflasi, Kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Januari 2006 – Desember 2010?

2. Manfaat Penelitian

Dengan melaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak terkait diantaranya : 1. Bagi lembaga moneter seperti Bank Indonesia dan Pasar Modal, penelitian ini dapat dijadikan refrensi dalam menetapkan kebijakan maupun mengambil keputusan ekonomi. 2. Sebagai informasi bagi para investor dan calon investor yang berinvestasi di pasar modal Indonesia khususnya pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, agar mempertimbangkan variabel ekonomi makro indonesia, supaya dijadikan pertimbangan dalam menentukan apakah akan menjual, membeli, ataukah menahan saham yang mereka miliki berkenaan dengan pertumbuhan ekonomi GDP, perubahan inflasi, kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan tingkat suku bunga SBI. 3. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat membuka cakrawala baru. Bahwa faktor-faktor ekonomi makro juga berpotensi mempengaruhi kinerja bursa saham, jadi tidak hanya faktor-faktor internal bursa itu sendiri saja. 4. Sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai pengaruh ekonomi makro suatu negara terhadap indeks harga saham tertentu di sebuah negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal

Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau organisasilembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya. “A stock market or equity market is a public market for the trading of company stock and derivatives at an agreed price, these are securities listed on a stock exchange as well as those only traded privately ” Jhon Wiley, 2001:41. Pasar modal sebagai pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang atau dana yang jatuh tempo lebih dari satu tahun dan merupakan pasar yang konkrit Ahamad Rodoni, 2008:40. Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67. Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. Menurut UU. No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangakan efek diantara mereka. Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right, dengan menggunakan jasa perantara, komisioner, dan underwriter BLKL 2 – Pasar Modal hal.2 Pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Menurut Suad Husnan 1994, pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang obligasi maupun modal sendiri saham yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta. Pasar modal sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal jangka panjang bagi dunia usaha khususnya perusahaan yang go public dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat Farid Harianto dan Siswanto Sudomo, 1998. Kepemilikan saham oleh masyarakat melalui pasar modal, dapat menjadikan masyarakat bisa menikmati keberhasilan perusahaan melalui pembagian deviden dan peningkatan harga saham yang diharapkan. Kepemilikan saham oleh masyarakat juga dapat memberikan pengaruh positif terhadap pengelolaan perusahaan melalui pengawasan langsung oleh masyarakat dan dampaknya akan memberikan hal positif terhadap perekonomian secara makro, walaupun tidak secara langsung dalam prosesnya. 1. Jenis Pasar Modal Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel.

a. Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh

perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.

b. Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar

perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek tersebut. Bagi efek yang dapat memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek.

c. Bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Bagi

perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel diselenggarakan oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek-efek PPUE. 2. Instrumen Pasar Modal Saham Salah satu efek yang pasar umum yang dijual di pasar modal bursa efek adalah saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas PT. Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah sebagai berikut : a. Deviden : bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham. b. Capital gain : keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual saham. c. Manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas perusahaan. Saham yang diterbitkan emiten ada 2 macam, yaitu saham biasa common stock dan saham istimewa preffered stock. Perbedaan saham ini berdasarkan pada hak yang melekat pada saham tersebut. Hak ini meliputi hak atas menerima deviden, memperoleh bagian kekayaan jika perusahaan dilikuidasi setelah dikurangi semua kewajiban-kewajiban perusahaan. Ciri-ciri saham istimewa adalah : a. Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunyai hak terlebih dahulu dalam hal menerima deviden. b. Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi. c. Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap. d. Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu. e. Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan deviden, maka perusahaan harus membayarkan deviden terutang tersebut sebelum membagikannya kepada pemegang saham biasa.

B. Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham adalah salah satu indikator utama yang ada di pasar modal, yang menunjukan pergerakan perekonomian sehingga saham digunakan sebagai ukuran. Secara sederhana, indeks harga saham adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan suatu peristiwa lainnya. Angka indeks pada dasarnya merupakan satu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat di pergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama produksi, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang yang beredar dan lainnya dalam dua waktu yang berbeda. Abdul 2006: 12, menyatakan bahwa Indeks Harga Saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang kejadian-kejadian ekonomi. Seperti halnya IHSG, di tentukan dengan mengunakan seluruh yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, dimana senantiasa digunakan tanggal 10 Agustus 1982 sebagai nilai dasar IHSG. Jogiyanto 1998:268 berpendapat bahwa angka indeks atau sering disebut indeks adalah angka yang adapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama dalam waktu yang berbeda. Saat ini di Bursa Efek Jakarta BEJ terdapat 11 sebelas jenis indeks, sebagai berikut www.jsx.co.id :

1. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG atau juga dikenal dengan