LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Slamet Widodo No. Induk Mahasiswa
: 107084003679 Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Jurusan
: Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1.
Tidak  mengunakan  ide  orang  lain  tanpa  mampu  mengembangkan  dan mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebut sumber asli atau
tanpa ijin pemilik karya. 4.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertangung jawab atas karya ini.
Jikalau  di  kemudian  hari  ada  tuntutan  dari  pihak  lain  atas  karya  saya,  dan  telah melalui  pembuktian  yang  dapat  dipertangung-jawabkan,  ternyata  memang
ditemukan  bukti  bahwa  saya  telah  melanggar  peryataan  di  atas,  maka  saya  siap dikenai  sanksi  berdasarkan  aturan  yang  berlaku  di  Fakultas  Ekonomi  dan  Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 16 Juni 2011 Yang Menyatakan,
Slamet Widodo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Slamet Widodo
Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 23 Maret 1989
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : JL.H.Djari RT.01302 No.66 Rawa Buaya Jak-Bar
Agama : Islam
SukuKebangsaan : JawaIndonesia
Email : spykers_esweyahoo.co.id
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan Formal
TK Raudatul Jannah Jakarta 1994-1995
MI Shiraturrahman I Jakarta 1995-2001
MTS Al-Zaytun Indramayu 2001-2004
MA Al-Zaytun Indramayu 2004-2007
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2011
Pendidikan Non  Formal
Basic Training LK-1 Himpunan Mahasiswa Islam, Ciputat        2008
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Marsono
Ibu : Mujiati
Alamat : JL.H.Djari RT.01302 No.66 Rawa Buaya Jak-Bar
Anak ke : 3 tiga dari 3tiga bersaudara
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
2010 – 2011
: Dept. Pendidikan dan Pelatihan DPP Partai Reformasi Mahasiswa PARMA, UIN Jakarta
2010 – 2011
:  Majelis  Pengawas  Dan  Konsultasi  Pengurus Komisariat  MPK-PK  Himpunan  Mahasiswa  Islam,
Komisariat  Fakultas  Ekonomi    Bisnis,  Cabang Ciputat
2009 – 2010
:  Direktur  Eksekutif  Forum  Studi  Sinar  Cendekiawan Sin-Can  Himpunan  Mahasiswa  Islam,  Komisariat
Fakultas Ekonomi  Bisnis, Cabang Ciputat 2009
– 2010 : Ketua  Bidang  Kewirausahaan  dan  Pengembangan
Profesi KPP
Himpunan Mahasiswa
Islam, Komisariat  Fakultas  Ekonomi    Bisnis,  Cabang
Ciputat 2009
– 2010 : Dept.  Pengembangan  Profesi  Himpunan  Mahasiswa
Islam,  Komisariat  Fakultas  Ekonomi    Bisnis, Cabang Ciputat
2007 – 2009
: Dept. Kerohanian Karang Taruna Rawabuaya, Cengkareng Jakarta Barat.
Abstract
The  objectives  of  this  study  are  to  analyze  the  short  and  long  run relationship  between  four  macro  economic  variables,  exchange  rate,  money
supply,  inflation,  GDP  and  Jakarta  Composite  JKSE.  The  data  sample  used  in this  study  are  montly  time  series  data  from  period  January  2006  to  December
2010.  A  method  of  analiysis  in  this  study  are  Error  Corection  Model  ECM developed by Engle-Granger.
The  research  shows  that  there  are  a  relationship  between  variable inflation,  exchange  rates  Rupiah  to  US  dollar  and  SBI  discount  rate  to   Jakarta
Composite  JKSE  in  the  long  term,  There  is  a  relationship  only  between  GDP and    Jakarta  Composite  JKSE  in  the  longer  term.
It’s  mean  that  inflation, exchange  rates  and  SBI  discount  rate  influence  the
Jakarta  Composite  JKSE. But  in  the  short  term,  there  are  no  relationship  between  GDP  and  inflation  to
Jakarta  Composite  JKSE,  There  are  a  relationship  only  on  .exchange  rates Rupiah  to  US  dollar  and  SBI  discount  rate    to  Jakarta  Composite  JKSE
. It’s mean that exchange rates Rupiah to US dollar and SBI discount rate influence the
Jakarta Composite JKSE in the short term. Keywords:  GDP,  Inflation,  Exchange  Rate  Rupiah  to  US  dollar,  SBI  discount
rate, Jakarta Composite JKSE, Error Corection Model ECM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dalam jangka pendek dan jangka  panjang  antara  variabel  makroekonomi  yaitu  :  GDP,  Inflasi,  nilai  tukar
rupiah  Kurs,  suku  bunga  SBI  terhadap  Indeks  Harga  Saham  Gabungan IHSG.  Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  bulanan  periode
Januari  2006 –  Desember  2010.  Metode  analisis  mengunakan  Error  Corection
Model ECM yang dikembangkan oleh Engel-Granger.
Hasil penelitian dengan mengunakan alat analisis diatas adalah : i Dalam jangka  panjang  variabel  Inflasi,  nilai tukar  rupiah  kurs  dan  tingkat  suku  bunga
SBI  mempunyai  pengaruh  terhadap  IHSG,  sedangkan  variabel  GDP  tidak mempunyai  pengaruh  terhadap  IHSG.  hal  ini  membawa  implikasi  bahwa  dalam
jangka panjang variabel Inflasi, Kurs dan suku bunga SBI dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan Indeks IHSG dan GDP bukan merupakan indikator yang
baik  untuk  memprediksi  pergerakan  Indeks  IHSG.  ii  Dalam  jangka  pendek variabel  GDP  dan  Inflasi  tidak  terdapat  pengaruh  terhadap  IHSG,  sedangkan
variabel Kurs dan suku bunga SBI yang mempengaruhi IHSG. Hal ini membawa implikasi bahwa dalam jangka pendek variabel GDP dan Inflasi bukan merupakan
indikator yang baik untuk memprediksi pergerakan Indeks IHSG. Tetapi Kurs dan suku  bunga  SBI  dapat  digunakan  untuk  memprediksi  pergerakan  Indeks  IHSG
dalam jangka pendek. Kata Kunci : GDP, Inflasi, Kurs, suku bunga SBI, IHSG, Error Corection Model
ECM.
Kata Pegantar
Assalamu’alaikum Wr Wb. Segala Puji Syukur penulis hanturkan kepada kehadirat Allah SWT, Sang
Raja Manusia yang mengajari manusia dengan perantaraan  kalam. Dialah Tuhan pengasih,  Tuhan  penyayang,  Tuhan  segala  agama.  Saya  ingin  memulai  ucapan
terima  kasih  dengan  mengucap  syukur  atas  segala  sesuatu  yang  dianugrahkan Allah,  yang  tak  terbatas,  sehingga  skripsi  ini  dapat  terselesaikan.  Kekuatan
spiritual  yang  menakjubkan  telah  membawa  saya  untuk  mewujudkan  skripsi  ini. Tak  lupa  pula  Shalawat  dan  Salam  selalu  tercurahkan  kepada  Nabi  besar
Muhammad  SAW,  yang  telah  membawa  risalah  dalam  suatu  kebaikan  dan perdamaian melalui perbaikan akhlak kepada seluruh umat manusia.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk  mencapai  gelar  Sarjana  Ekonomi  Jurusan  Ilmu  Ekonomi  dan  Studi
Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis  menyadari  sepenuhnya  bahwa  tersusunnya  skripsi  ini  bukan merupakan  satu  hasil  dari  usaha  segelintir  orang,  karena  setiap  keberhasilan
manusia  tidak  pernah  lepas  dari  bantuan  orang  lain.  Oleh  karena  itu  dengan ketulusan  dan  kerendahan  hati,  penulis  mengucapkan  terima  kasih  yang  telah
memberikan  masukan  yang  berarti  dalam  proses  penelitian  dan  penyusunan skripsi  ini.  Untuk  itu,  ucapan  terima  kasih  dan  penghargaan  penulis  sampaikan
kepada : 1.  Teristimewa  untuk  kedua  orang  tua  ku,  Ibu  Mujiati  dan  Bapak  Marsono,
terima  kasih  atas  segala  kasih  sayang,  do’a  dan  Ridhanya  dari  kalian, Mama,  aku  teringat  oleh  pesan  yang  pernah  diucapkan  untukku
“jalani hidup dengan hati yang tulus”  kalimat tersebut memberikan makna dari
kehidupan  yang  aku  jalani  selama  ini,  aku  akan  selalu  berbakti    dan membanggakan  Mama  selamanya.  Bapak,  terima  kasih  atas  semua
pengorbanan  yang  telah  bapak  berikan  kepada  saya,  mulai  dari  hal  yang terkecil  sampai  yang  terbesar.  Bapak  rela  berkorban,  untuk  memberikan
pendidikan yang terbaik buat saya sampai saat ini. 2.  Mba Nur, kakak ku tercinta dan Lek Ngadino. Terima kasih atas dukungan
baik moril maupun materilnya disaat aku kuliah. Semangat dan dorongan yang kalian berikan, selalu menjadi motivasi untuk aku.
3.  Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.  Bapak  Prof.  Dr.  Ahmad  Rodoni  selaku  pembimbing  I  yang  telah memberikan  bimbingan,  arahan  berdiskusi,  perhatian,  semangat  dan
kemudahan  dalam  penyusunan  skripsi  ini,  mulai  dari  awal  penulisan penelitian ini sampai pada akhir.
5.  Ibu  Utami  Baroroh,  M.Si,  selaku  pembimbing  II  yang  telah  memberikan bimbingan,  arahan,  perhatian,  semangat  dan  memberikan  banyak  ilmu
yang bermanfaat kepada saya, demi selesainya skripsi ini dengan baik. 6.  Bapak Dr. Lukaman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan. 7.  Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, MM. selaku dosen penguji ahli
juga  sebgai  pengagas  sinlammim  319913616  dan  dosen  pengampu ekonomi moneter 2.
8.  Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu- ilmu  yang  bermanfaat  buat  saya,  sungguh  mulia  mendidik  dan
membangun  mencerdaskan  anak  bangsa.  Juga  staff  karyawan  yang  telah memberikan  pelayanan  terbaik  kepada  setiap  mahasiswa,  khususnya  di
Jurusan IESP. 9.  Keluarga  Besar  HMI  KAFEIS,  Wasis  Handoko,  Adi  Komba,  M.  Fauzi,
Aditya  Rhamadan,  AT.  Sony,  Dendy  S,  Chairul  Irfani,  Bang  Taka,  Bang Ojie  dan  Kakanda  Sugih  Waluyo.  Semoga  kita  semua  kader  HMI
menjadi  kualitas  INSAN  CITA  yang  baik  sesuai  dengan  Tujuan  HMI. Yakin Usaha Sampai.
10. Keluarga  besar  IESP  2007.  konsetrasi  Moneter,  Pembangunan  dan Syariah. kenangan bersama kalian takan terlupakan olehku. Didalam kelas
kita  pernah  bertukar  pikiran,  saling  mengeluarkan  pendapat  dan  saling menciptakan kebersamaan. Sukses selalu untuk semuanya
11. Terimakasih untuk Kak Wastriati yang sudah meluangkan waktunya untuk mengajari saya dalam olah data di Eviews 6.0 EG-ECM.
12. Teman  terbaikku  JB.Sugma,  Reza,  Rizi,  Ahmad,  Syamsul,  Fahmi  dan Muiz  L. terkadang kita selalau berbeda pendapat, tetapi kebersamaan kita
tetap selalu ada setiap saat. Sukses ya untuk Kita. 13. Teman-teman  seperjuangan  di  kelas  Ekonomi  Moneter,  Rahmad,  Afaqa,
Nowo,  Danang,  Mario,  Alisah,  Ulie,  Hery,  Darso,  Milad,  Tika,  Fenny, Arini,  Anin dan Aria. “MEMO  HOLIC  07”. Teman-teman IESP B 2007
Rizka,  Hikmah,  Yunie,  Edo,  Aldi,  Regina,  Dini  dan  lainnya.  Semoga kalian semua Sukses.
14. Bude  Par  dan  Pakde  Broto  selaku  Ibu  dan  Bapak  KOS,  terimakasih semangat,  do’a  dan  motivasi  kalian.  Sehingga  saya  bisa  bersemangat
untuk menyelesaikan studi di UIN. 15. Teman kosan Astriadi Setrawandana, kita selalu berdiskusi bareng tentang
pengembangan  karakter  Pria  Idaman  untuk  menjadi  menarik  dimata wanita. Kapan-kapan kita Sharging dan Approach barenglah.
Saya  berharap  skripsi  ini  dapat  memberikan  kontribusi  serta  menambah pustaka dan referensi bagi semua  pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan
dari para pembaca, untuk skripsi ini sangatlah diharapkan. Terimakasih Billahi Taufik Wal Hidayah
Wassalamualaikum. Wr. Wb Jakarta, 16 Juni 2011
Slamet Widodo
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
i
ABSTRACT iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1 A.
Latar Belakang Penelitian 1
B. Rumusan Masalah
11 C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 11
1.  Tujuan Penelitian 11
2.  Manfaat Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14
A. Pasar Modal
14 1.  Jenis Pasar Modal
16 2.  Instrumen Pasar Modal
17 B.
Indeks Harga Saham 18
C.   Gross Domestic Product GDP 23
1.  PDB Nominal 25
2.  PDB Riil 25
D.   Inflasi 26
1.  Teori Inflasi 28
2.  Jenis Inflasi 30
3.  Klasifikasi Inflasi 36
4.  Dampak Inflasi 37
E. Nilai Tukar Rupiah KURS
39
1.  Pengertian Nilai Tukar Rupiah 39
2.  Sistem Kurs Valas 41
3.  Penentuan Kurs Mata Uang 44
F. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia
47 1.
Pengertian Sertifikat Bank IndonesiaSBI 48
2. Tujuan Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI
48 G.
Penelitian Terdahulu 49
H. Keterkaitan Antar Variabel
57 I.
Kerangka Pemikiran 59
J. Hipotesis
62
BAB III METODE PENELITIAN
63 A.   Ruang lingkup Penelitian
63 B.
Metode Penentuan Sampel 63
C. Metode Pengumpulan Data
64 D.
Metode Analisis Data 65
1.  Uji Linieritas 66
2.  Uji Akar Unit 67
3.  Uji Drajat Integrasi 69
4.  Uji Kointegrasi 70
5.  Uji Asumsi Klasik 71
6.  Uji Error Corection Model ECM 75
7.  Uji Error Corection Term ECT 77
E. Operasional Variabel
78
BAB IV  ANALISIS DAN PEMBAHASAN
82 A.
Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian 82
1.  Sejarah Pasar Modal Indonesia 82
2.  Deskripsi Variabel Penelitian 87
a.  Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 87
b.  Gross Domstict Product GDP 90
c.  Inflasi 91
d.  Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD KURS 93
e.  Suku Bunga SBI 95
B. Analisis Data
96 1.  Uji Linieritas
97 2.  Uji Akar Unit
98 3.  Uji Derajat Integrasi
100 4.  Uji Kointegrasi
101 5.  Uji Asumsi Klasik
102 6.  Uji Error Corection Model ECM
104 C.
Interpretasi Data 107
1.  Konstanta 107
2.  GDP terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 108
3.  Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 108
4.  Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 109
5.  SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG 110
D. Pembahasan Analisis Statistik
111 1.  Analisis Jangka Pendek
111 2.  Analisis Jangka Panjang
112
BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN
115 A.
Kesimpulan 115
B. Saran
116
DAFTAR  PUSTAKA
118
LAMPIRAN 123
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
1.1.  Data Perkembangan IHSG 2001-2008 5
2.1.  Ringkasan Penelitian Terdahulu 54
3.1.  Matriks Operasional Variabel Pengaruh Variabel Ekonomi Makro 81
4.1.  Uji Ramsey RESET 97
4.2.  Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat Level 98
4.3.  Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat First Difference 99
4.4.  Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada tingkat Second Difference 100
4.5.  Uji Kointegrasi 101
4.6.  Uji Lagrange Multiple Test 103
4.7.  Uji White Heteroskedasticity 104
4.8.  Hasil Regresi Error Corection Model ECM 105
4.9.  Hasil Regresi ECM 107
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
1.1.  Perkembangan IHSG Januari 2006-Desember 2010 6
2.1.  Demand-Pull Inflation 32
2.2.  Cost-Push Inflation 33
2.3.  Diagram Kerangka Pemikiran Penelitian Secara Keseluruhan 61
3.1.  Statistik d Durbin-Watson 73
4.1.  Grafik Perkembangan IHSG 88
4.2.  Grafik Gross Domestic Product GDP 90
4.3.  Grafik Laju Inflasi 92
4.4.  Grafik Kurs 94
4.5.  Grafik Tingkat SBI 95
4.6  Uji Normalitas Jarque-Bera 102
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
1 Data Variabel Makro Ekonomi Indonesia periode 2006.1  s.d
2010.12 123
2 Uji Stasioner Tingkat LEVEL
125 3
Uji Stasioner Tingkat 1’st Different 128
4 Uji Stasioner Tingkat 2’nd Different
131 5
Uji Kointegrasi 134
6 Uji Ramsey RESET Test
135 7
Uji Lagrange Multiple Test 136
8 Uji White Heteroskedasticity
137 9
Hasil Regresi Error Correction Model 138
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Globalisasi  perdagangan  bebas  di  seluruh  dunia  secara  langsung berpengaruh  terhadap  kondisi  perekonomian  suatu  negara.  Persaingan  global
mendorong pemerintah lebih memperhatikan berbagai aspek, khususnya aspek ekonomi.  Era  globalisasi  sendiri  merupakan  suatu  yang  positif.  Dalam
pengertian  sebagai  proses  dimana  ekonomi  semua  negara  saling  berinteraksi secara timbal balik satu sama lain dan dengan demikian memberikan peluang
bagi  masing-masing  negara  untuk  mengembangkan  dan  meningkatkan ekonominya.
Salah  satu  ciri  inheren  sekaligus  sebagai  kebutuhan  utama  sebuah negara  yang  mengikuti  persaingan  global  dan  berpartisipasi  sebagai  price
taker dalam  pasar  modal  adalah  ketersediaan  modal.  Sehingga  setiap  negara
yang akan membangun pasti memerlukan modal. Modal yang digunakan dapat berasal  dari  dalam  negeri  maupun  luar  negeri.  Dalam  teori  pembangunan
ekonomi  neo  klasik  yang  dipelopori  oleh  Robert  Solow  menyatakan pendapatnya,  ditegaskan  secara  implisit tentang  peranan  modal  dalam  proses
pembangunan. Akumulasi modal sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap  perekonomian  terhadap  angkatan  kerja.  Semakin  tinggi  modal  yang
yang  tersedia  dalam  perekonomian,  semakin  tinggi  pula  kemampuan perekonomian tersebut menyerap tenaga kerja.
Di  era  globalisasi  ini,  hampir  semua  negara  menaruh  perhatian  besar terhadap  pasar  modal  karena  memiliki  peranan  strategis  bagi  penguatan
ketahanan  ekonomi  suatu  negara.  Terjadinya  pelarian  modal  ke  luar  negeri capital flight bukan hanya merupakan dampak merosotnya nilai rupiah atau
tingginya  inflasi  dan  rendahnya  suku  bunga  di  suatu  negara,  tetapi  karena tidak tersedianya alternatif investasi yang menguntungkan di negara tersebut,
atau  pada  saat  yang  sama,  investasi  portofolio  di  bursa  negara  lain menjanjikan  keuntungan  yang  jauh  lebih  tinggi.  Keadaan  ini  terjadi  sebagai
konsekuensi  dari  terbukanya  pasar  saham  terhadap  investor  asing  Paulus Situmorang, 2008:7.
Negara  Indonesia  bisa  dikatakan  masuk  dalam  kategori  negara berkembang  di  kancah  internasional,  pastinya  membutuhkan  adanya  modal
atau  dana  dalam  jumlah  yang  besar  sebanding  dengan  pertumbuhan  yang ditargetkan.  Dalam  hal  ini  pasar  modal  mempunyai  peranan  yang  strategis
dalam  perekonomian  Indonesia,  pasar  modal  merupakan  salah  satu  pilar ekonomi  indonesia  yang  dapat  menjadi  penggerak  ekonomi  nasional  melalui
peranannya  sebagai  wahana  sumber  pembiayaan  bagi  perusahaan  dan alternatif investasi bagi para pemodal.
Pasar  modal  diharapkan  dunia  usaha  memperoleh  sebagian  atau bahkan  seluruh  pembiayaan  jangka  panjang  yang  diperlukan.  Pasar  modal
merupakan  lahan  untuk  mendapatkan  modal  investasi,  sementara  investor pasar  modal  merupakan  lahan  untuk  menginvestasikan  uangnya.  Setiap
investor  dalam  mengambil  keputusan  investasi  selalu  dihadapkan  pada
sejumlah  alternatif,  apakah  ia  akan  menginvestasikan  dananya  dalam  bentuk asset  real
seperti  membeli  peralatan  produksi  dan  mengoperasikannya  untuk mendapatkan  keuntungan,  atau  memilih  melakukan  investasi  dalam  bentuk
asset  financial dengan  membeli  sekuritas  yang  berpendapatan  tetap  seperti
deposito pasar uang, obligasi pasar modal, Sertifikat Bank Indonesia SBI atau  membeli  sekuritas  yang  berpendapatan  tidak  tetap  seperti  saham  pasar
modal. Pasar  modal  memegang  peranan  penting  dalam  perekonomian
Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dapat menjadi leading  indicator  economic
pada  suatu  negara.  Pergerakan  indeks  sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun
global.  Adanya  informasi  baru  akan  berpengaruh  pada  ekspektasi  investor yang akhirnya akan berpengaruh pada indeks harga saham Pananda Pasaribu,
2008.  Indeks  harga  saham  merupakan  bagian  paling  penting  dalam pembicaraan  mengenai  pasar  modal,  karena  indeks  ini  merupakan  indikator
dari  berbagai  hal  dan  dapat  dijadikan  sebagai  bahan  pertimbangan  dalam membuat  kebijakan-kebijakan  dibidang  ekonomi  makro,  ekonomi  mikro,
moneter  dan  kebijakan  lainya  Paulus  Situmorang,  2008:133.  Selain  itu, menurut  Pandji  Anoraga  dan  Piji  Pakarti  2008:110,  pertumbuhan  ekonomi
yang  baik  secara  umum  menunjukan  tingkat  perbaikan  kesejahteraan masyarakat,  dan  hal  ini  biasanya  akan  diikuti  dengan  kegiatan  pasar  modal
yang bergairah.
Indeks  harga  saham  bisa  dikatakan  sebgai  barometer  kesehatan ekonomi  suatu  negara  dan  sebagai  pasar  melakukan  analisis  statistik  atas
kondisi pasar terakhir current market. Sebagaimana diketahui bahwa, saham sebagai  bukti  kepemilikan  perusahaan  yang  merupakan  surat  berharga  atau
efek  yang  diterbitkan  oleh  perusahaan  yang  terdaftar  di  bursa  go  public. Fluktuasi  harga  saham  ditentukan  oleh  kemampuan  perusahaan  dalam
memperoleh laba. Apabila laba yang diperoleh perusahaan relatif tinggi, maka kemungkinan besar bahwa deviden yang dibayarkan relatif tinggi, hal ini akan
berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa, dan investor akan tertarik untuk  membelinya.  Akibat  permintaan  akan  saham  tersebut  meningkat,
sehingga  akhirnya  harga  nya  juga  meningkat.  Peningkatan  harga  saham  ini akan  menimbulkan  capital  gain  bagi  para  pemegangnya  Abdul  Halim,
2005:12 Sejak  didirikan  pada  tahun  1912,  Bursa  Efek  Indonesia  Indonesian
Stock  Exchange atau  BEI  sebagai  pasar  modal  terbesar  di  indonesia  telah
mengalami  perkembangan  yang  cukup  pesat,  bila  melihat  indikator  ekonomi beberapa  tahun  yang  lalu  setelah  krisis  moneter  tahun  1998  yang  melanda
indonesia,  gejala  pemulihan  kepercayaan  masyarakat  mulai  tampak.  Dapat dilihat pada Tabel 1.1 Data Perkembangan IHGS tahunan.
Tabel 1.1. Data Perkembangan IHSG 2001-2008
Sumber data : www.jsx.co.id Berdasarkan  tabel  1.1  dapat  dilihat  bahwa,  pada  September  2004,
IHSG  mencapai  820,1  dan  sampai  Desember  2005  telah  mencapai  1.162,63. Ini  merupakan  peningkatan  yang  cukup  signifikan  mengingat  IHSG  pada
tahun  2001,  2002,  dan  2003  baru  mencapai  392,03,  424,94,  dan  679,3. Kemudian  sepanjang  periode  bulan  Januari  2006
–  Januari  2008,  PT  Bursa Efek  Indonesia  BEI  terus  menerus  berupaya  menciptakan  pasar  yang
semakin likuid, wajar, teratur dan transparan. Sepanjang periode di atas, bursa telah  menunjukkan  prestasi  yang  sangat  menggembirakan.  Salah  satunya
ditunjukkan  dengan  Indeks  Harga  Saham  Gabungan  IHSG  BEI  yang berhasil  mencatat  rekor  tertinggi  pada  tanggal  11  Januari  2008  di  level
2.830.263 poin www.jsx.co.id.
Tahun IHSG point
2001 392,03
2002 424,94
2003
679,3
2004 820,1
2005
1.162,63
2006
1.553,062
2007
1.805,23
2008
2.830,263
Indeks harga saham mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis  ekonomi  yang  telah  melanda  indonesia  pada  tahun  1998.  Hal  ini  di
tunjukan  dari  perkembangan  nilai  IHSG  dan  nilai  transaksi.  Nilai  IHSG mengalami  peningkatan  hingga  400  persen  dari  tahun  2000  hingga  2008.
Kondisi  ini  juga  diikuti  nilai  transaksi  yang  terus  semakin  meningkat.  Nilai IHSG  yang  semakin  tinggi  merupakan  bentuk  kepercayaan  investor  atas
kondisi ekonomi indonesia semakin kondusif Adler Manurung, 2008:1. Perkembangan  yang  cukup  pesat  juga  dialami  pergerakan  IHSG
setelah terjadi krisis ekonomi global, melihat beberapa tahun yang lalu IHSG terkena  dampak  krisis  global  pada  akhir  tahun  2008  yang  melanda  Amerika.
Dapat dilihat pada Gambar 1.1 Perkembangan IHSG bulanan.
Gambar 1.1. Perkembangan IHSG Januari 2006-Desember 2010
Sumber : Bursa Efek Indonesia BEI
Berdasarkan  Gambar  1.1.  dapat  dilihat  bahwa  IHSG  mengalami peningkatan  yang  cukup  drastis  dari  awal  tahun  2006  sampai  dengan  awal
tahun  2008.  Namun  di  pertengahan  tahun  2008  terjadi  krisis  ekonomi  global yang  berasal  dari  Amerika  Serikat  telah  meruntuhkan  perekonomian  benua
Eropa  dan  Asia.  Khususnya  neraga  berkembang,  seperti  Indonesia  terkena dampak  dari  krisis  finansial  global  tersebut  sehingga  telah  mendorong
jatuhnya  nilai  indeks  harga  saham  sebesar  50  dalam  kurun  waktu  yang relatif singkat satu tahun IHSG terus mengalami penurunan, dan puncaknya
terjadi  pada  awal  bulan  Oktober  2008,  dimana  IHSG  terkoreksi  sebesar 10,38 hingga menyentuh level 1.451,669. Hal tersebut mendorong BEI men-
suspend perdagangan efek bersifat ekuitas dan derivatif diseluruh pasar hingga dibuka  kembali  pada  tanggal  13  Oktober  2008.  Tujuan  suspensi  tersebut
adalah untuk memberikan perlindungan kepada investor dan pasar secara lebih luas. Pada tiga bulan terkhir di tahun 2008 IHSG  terus menurun  yang diikuti
dengan  penurunan  nilai  kapitalisasi  pasar  di  BEI.  Hal  tersebut  menyebabkan pada akhir tahun 2008, IHSG ditutup pada level 1.340,892 atau turun sebesar
51,17  dari  level  penutupan  di  tahun  2007  sebesar  2.745,826.  Memasuki tahun 2009 IHSG kembali mengalami penguatan dimana pada bulan Oktober
telah  mecapai  level  2.528,14.  Hal  ini  disebabkan  oleh  beberapa  faktor diantaranya menurunnya harga minyak dunia, menguatnya nilai tukar rupiah,
serta sentimen regional yahoo.finance.com. Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup
besar  dari  krisis  finansial  global.  Berbagai  kebijakan  diambil  pemerintah
untuk meredam pengaruh buruk dari krisis, mulia dari menaikan tingkat suku bunga, menaikan harga bahan minyak, maupun memperketat lalu lintas mata
uang asing Pananda Pasaribu, 2008:2. Pergerakan  indeks  saham  disuatu  negara  tidak  lepas  dari  kondisi
perekonomian  negara  itu  sendiri  secara  makro  Budi  Frensidy,  2009:1. Variabel  makro  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  yang  dianggap
mempengaruhi  indeks  harga  saham  adalah  pertumbuhan  ekonomi  GDP, inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dan suku bungan SBI. Variabel
tersebut sangat berpengaruh terhadap peluang untuk berbisnis di suatu negara. Negara  dengan  tingkat  pertumbuhan  ekonomi  yang  tinggi  tentu  akan  lebih
menarik  investor  dibanding  dengan  negara  yang  pertumbuhan  ekonominya lambat Budi Raharjo, 2009:69. Jika kinerja ekonomi memburuk maka harga-
harga saham juga akan memburuk sehingga indek harga saham akan menurun, demikian  sebaliknya.  Pertumbuhan  ekonomi  dan  inflasi  akan  mempengaruhi
daya  beli  masyarakat  investor  sekaligus  kinerja  perusahaan  yang  listed  di pasar modal sehingga  demand dan supply saham juga terpengaruh yang pada
akhirnya akan mempengaruhi indeks harga saham Hendrie Anto 2008:4. Pertumbuhan investasi pasar modal di suatu negara salah satunya akan
dipengaruhi  oleh  pertumbuhan  ekonomi  GDP  di  negara  tersebut.  Semakin baik  tingkat  perekonomian  suatu  negara,  maka  semakin  baik  pula  tingkat
kemakmuran  penduduknya.  Tingkat  kemakmuran  yang  lebih  tinggi  ini umumnya
ditandai dengan
adanya kenaikan
tingkat pendapatan
masyarakatnya.  Dengan  adanya  peningkatan  pendapatan tersebut, maka akan
semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat  dimanfaatkan  untuk  disimpan  dalam  bentuk  tabungan  atau
diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal Laporan Tahunan BI, 2001.
Inflasi  menunjukkan  arus  harga  secara  umum  Samuelson,  1992. Inflasi sangat terkait dengan penurunan kemampuan daya beli,  Meningkatnya
inflasi diukur dari kenaikan harga konsumen secara umum dan terus-menerus, yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen Consumer Price Index. Inflasi
yang tinggi akan membuat investor menilai rendah undervalue pada saham. Semakin tinggi inflasi maka indeks harga saham akan turun, sehingga terdapat
hubungan yang negatif antara tingkat inflasi dengan indeks harga saham.
Fluktuasi nilai rupiah terhadap mata uang asing yang stabil akan sangat mempengaruhi  iklim  investasi  di  dalam  negeri,  khususnya  pasar  modal.
Terjadinya  apresiasi  kurs  rupiah  terhadap  dolar  misalnya,  akan  memberikan dampak  terhadap  perkembangan  pemasaran  produk  Indonesia  di  luar  negeri,
terutama  dalam  hal  persaingan  harga.  Apabila  hal  ini  terjadi,  secara  tidak langsung  akan  memberikan  pengaruh  terhadap  neraca  perdagangan,  karena
menurunnya  nilai  ekspor  dibandingkan  dengan  nilai  impor.  Seterusnya,  akan berpengaruh  pula  kepada  neraca  pembayaran  Indonesia.  Dan  memburuknya
neraca  pembayaran  tentu  akan  berpengaruh  terhadap  cadangan  devisa. Berkurangnya  cadangan  devisa  akan  mengurangi  kepercayaan  investor
terhadap  perekonomian  Indonesia,  yang  selanjutnya  menimbulkan  dampak negatif  terhadap  perdagangan  saham  di  pasar  modal  sehingga  terjadi  capital
outflow .  Selanjutnya  bila  terjadi  penurunan  kurs  yang  berlebihan,  akan
berdampak  pada  perusahaan-perusahaan  go  public  yang  menggantungkan faktor  produksi  terhadap  barang-barang  impor.  Besarnya  belanja  impor  dari
perusahaan  seperti  ini  bisa  mempertinggi  biaya  produksi,  serta  menurunnya laba perusahaan. Selanjutnya dapat ditebak, harga saham perusahaan itu akan
anjlok Ana Oktavia, 2007:32.
Suku  bunga  SBI,  sebagai  prime  rate  dijadikan  tingkat  keuntungan bebas  resiko,  sehingga  investor  akan  menjadikan  bunga  SBI  sebagi  tingkat
keuntungan  minimum  dalam  investasi  lainya.  Kenaikan  tingkat  suku  bunga dapat  meningkatkan  beban  perusahaan  emiten  yang  lebih  lanjut  dapat
menurunkan  harga  saham.  Kenaikan  ini  juga  potensial  mendorong  investor mengalihkan dananya ke pasar uang atau tabungan maupun deposito sehingga
investasi di lantai bursa turun dan selanjutnya dapat menurunkan harga saham. Hal ini telah dibuktikan oleh Deddy Azhar Mauliano 2009: 2 bahwa tingkat
suku  bunga  SBI  berpengaruh  signifikan  terhadap  Indeks  Harga  Saham Gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Pergerakan IHSG yang cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi GDP, tingkat inflasi, pergerakan nilai tukar
Rupiah  terhadap  Dollar  AS,  dan  tingkat  suku  bunga  SBI  menjadi ketertarikan  bagi  peneliti  untuk  menelaah  lebih  lanjut  mengenai  variabel
ekonomi makro, apakah sebenarnya berpengaruh, baik jangka pendek maupun jangka  panjang  terhadap  IHSG  dari  perusahaan  yang  listing  di  Bursa  Efek
Indonesia.  Oleh  karena  itu,  dalam  skripsi  peneliti  mengambil  judul
“Pengaruh  Variabel  Makroekonomi  Terhadap  Indeks  Harga  Saham  : Studi Kasus IHSG Periode Januari  2006
– Desember 2010”.
B. Rumusan Masalah
Dari  latar  belakang  di  atas,  dapat  diambil  beberapa  rumusan  masalah yang  bersangkutan  terhadap  Indeks  Harga  Saham  Gabungan  di  Bursa  Efek
Indonesia adalah : 1.  Bagaimana  pengaruh  jangka  pendek  variabel  ekonomi  makro  yang
meliputi  pertumbuhan  ekonomi  GDP,  Inflasi,  Kurs  Rupiah  terhadap Dollar AS dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
periode Januari 2006 – Desember 2010?
2.  Bagaimana  pengaruh  jangka  panjang  variabel  ekonomi  makro  yang meliputi    pertumbuhan  ekonomi  GDP,  Inflasi,  Kurs  Rupiah  terhadap
Dollar AS dan suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan periode Januari 2006
– Desember 2010?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :
1.  Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek variabel ekonomi makro yang  meliputi    pertumbuhan  ekonomi  GDP,  Inflasi,  Kurs  Rupiah
terhadap  Dollar  AS  dan  suku  bunga  SBI  terhadap  Indeks  Harga Saham Gabungan periode Januari 2006
– Desember 2010? 2.  Untuk menganalisis pengaruh jangka panjang variabel ekonomi makro
yang  meliputi    pertumbuhan  ekonomi  GDP,  Inflasi,  Kurs  Rupiah terhadap  Dollar  AS  dan  suku  bunga  SBI  terhadap  Indeks  Harga
Saham Gabungan periode Januari 2006 – Desember 2010?
2. Manfaat Penelitian
Dengan  melaksanakan  penelitian  ini,  diharapkan  dapat  memberikan manfaat bagi pihak- pihak terkait diantaranya :
1.  Bagi  lembaga  moneter  seperti  Bank  Indonesia  dan  Pasar  Modal, penelitian  ini  dapat  dijadikan  refrensi  dalam  menetapkan  kebijakan
maupun mengambil keputusan ekonomi. 2.  Sebagai  informasi  bagi  para  investor  dan  calon  investor  yang
berinvestasi  di  pasar  modal  Indonesia  khususnya  pada  Indeks  Harga Saham  Gabungan  di  Bursa  Efek  Indonesia,  agar  mempertimbangkan
variabel  ekonomi  makro  indonesia,  supaya  dijadikan  pertimbangan dalam  menentukan  apakah  akan  menjual,  membeli,  ataukah  menahan
saham  yang  mereka  miliki  berkenaan  dengan  pertumbuhan  ekonomi GDP, perubahan inflasi, kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan tingkat
suku bunga SBI.
3.  Bagi  peneliti  sendiri,  penelitian  ini  dapat  membuka  cakrawala  baru. Bahwa  faktor-faktor  ekonomi  makro  juga  berpotensi  mempengaruhi
kinerja  bursa  saham,  jadi  tidak  hanya  faktor-faktor  internal  bursa  itu sendiri saja.
4.  Sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai pengaruh  ekonomi  makro  suatu  negara  terhadap  indeks  harga  saham
tertentu di sebuah negara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Pasar  modal  sama  seperti  pasar  pada  umumnya,  yaitu  tempat bertemunya  antara  penjual  dan  pembeli.  Di  pasar  modal,  yang
diperjualbelikan  adalah  modal  berupa  hak  pemilikan  perusahaan  dan  surat pernyataan  hutang  perusahaan.  Pembeli  modal  adalah  individu  atau
organisasilembaga  yang  bersedia  menyisihkan  kelebihan  dananya  untuk melakukan  kegiatan  yang  menghasilkan  pendapatan  melalui  pasar  modal,
sedangkan  penjual  modal  adalah  perusahaan  yang  memerlukan  modal  atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.
“A stock market or equity market is a public market for the trading of company  stock  and  derivatives  at  an  agreed  price, these  are  securities  listed
on  a  stock  exchange  as  well  as  those  only  traded  privately ”  Jhon  Wiley,
2001:41. Pasar  modal  sebagai  pasar  keuangan  untuk  dana-dana jangka  panjang
atau  dana  yang  jatuh  tempo  lebih  dari  satu  tahun  dan  merupakan  pasar  yang konkrit Ahamad Rodoni, 2008:40.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976  tentang  Pasar  Modal  menyebutkan  bahwa  Pasar  Modal  adalah  Bursa
Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 Lembaran Negara
Tahun  1952  Nomor  67.  Menurut  UU  tersebut,  bursa  adalah  gedung  atau
ruangan  yang  ditetapkan  sebagai  kantor  dan  tempat  kegiatan  perdagangan
efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi,  serta  surat  bukti  lainnya  yang  lazim  dikenal  sebagai  efek.  Menurut
UU.  No.  8  tahun  1995  tentang  pasar  modal,  bursa  efek  adalah  pihak  yang menyelenggarakan
dan menyediakan
sistem atau
sarana untuk
mempertemukan  penawaran  jual  beli  efek  pihak-pihak  lain  dengan  tujuan memperdagangakan efek diantara mereka.
Pasar  modal  adalah  pasar  yang  dikelola  secara  terorganisir  dengan
aktivitas perdagangan surat berharga, seperti saham, obligasi, option, warrant, right,
dengan  menggunakan  jasa  perantara,  komisioner,  dan  underwriter BLKL 2
– Pasar Modal hal.2 Pasar  modal  merupakan  alternatif  penghimpunan  dana  selain  sistem
perbankan.  Menurut  Suad  Husnan  1994,  pasar  modal  adalah  pasar  dari berbagai instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual
belikan,  baik  dalam  bentuk  hutang  obligasi  maupun  modal  sendiri  saham yang  diterbitkan  pemerintah  dan  perusahaan  swasta.  Pasar  modal  sebagai
salah  satu  sumber  pembiayaan  eksternal  jangka  panjang  bagi  dunia  usaha khususnya  perusahaan  yang  go  public  dan  sebagai  wahana  investasi  bagi
masyarakat Farid Harianto dan Siswanto Sudomo, 1998. Kepemilikan  saham  oleh  masyarakat  melalui  pasar  modal,  dapat
menjadikan  masyarakat  bisa  menikmati  keberhasilan  perusahaan  melalui pembagian  deviden  dan  peningkatan  harga  saham  yang  diharapkan.
Kepemilikan saham oleh masyarakat juga dapat memberikan pengaruh positif terhadap  pengelolaan  perusahaan  melalui  pengawasan  langsung  oleh
masyarakat  dan  dampaknya  akan  memberikan  hal  positif  terhadap perekonomian  secara  makro,  walaupun  tidak  secara  langsung  dalam
prosesnya. 1.  Jenis Pasar Modal
Dalam  menjalankan  fungsinya,  pasar  modal  dibagi  menjadi  tiga macam, yaitu pasar perdana, pasar sekunder, dan bursa paralel.
a.  Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan  yang  menerbitkan  efek  sebelum  efek  tersebut  dijual melalui  bursa  efek.  Pada  pasar  perdana,  efek  dijual  dengan  harga
emisi,  sehingga  perusahaan  yang  menerbitkan  emisi  hanya memperoleh dana dari penjualan tersebut.
b.  Pasar  sekunder  adalah  penjualan  efek  setelah  penjualan  pada  pasar
perdana  berakhir.  Pada  pasar  sekunder  ini  harga  efek  ditentukan berdasarkan  kurs  efek  tersebut.  Naik  turunnya  kurs  suatu  efek
ditentukan  oleh  daya  tarik  menarik  antara  permintaan  dan  penawaran efek  tersebut.  Bagi  efek  yang  dapat  memenuhi  syarat  listing  dapat
menjual efeknya di dalam bursa efek, sedangkan bagi efek yang tidak memenuhi syarat listing dapat menjual efeknya di luar bursa efek.
c.  Bursa  paralel  merupakan  pelengkap  bursa  efek  yang  ada.  Bagi
perusahaan yang menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa  dapat  dilakukan  melalui  bursa  paralel.  Bursa  paralel
diselenggarakan  oleh  Persatuan  Perdagangan  Uang  dan  Efek-efek PPUE.
2.  Instrumen Pasar Modal
Saham  Salah  satu  efek  yang  pasar  umum  yang  dijual  di  pasar
modal bursa efek adalah saham. Saham adalah tanda penyertaan modal pada  suatu  Perseroan  Terbatas  PT.    Manfaat  yang  diperoleh  dari
pemilikan saham adalah sebagai berikut : a.  Deviden  :  bagian  dari  keuntungan  yang  dibagikan  kepada  pemilik
saham. b.  Capital  gain  :  keuntungan  yang  diperoleh  dari  selisih  positif  harga
beli dan harga jual saham. c.  Manfaat  nonfinansial,  yaitu  mempunyai  hak  suara  dalam  aktivitas
perusahaan. Saham  yang  diterbitkan  emiten  ada  2  macam,  yaitu  saham  biasa
common stock dan saham istimewa preffered stock. Perbedaan saham
ini  berdasarkan  pada  hak  yang  melekat  pada  saham  tersebut.  Hak  ini meliputi  hak  atas  menerima  deviden,  memperoleh  bagian  kekayaan  jika
perusahaan  dilikuidasi  setelah  dikurangi  semua  kewajiban-kewajiban perusahaan. Ciri-ciri saham istimewa adalah :
a.  Hak  utama  atas  deviden,  artinya  saham  istimewa  mempunyai  hak terlebih dahulu dalam hal menerima deviden.
b.  Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak menerima  pembayaran  maksimum  sebesar  nilai  nominal  saham
istimewa setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
c.  Penghasilan  tetap,  artinya  pemegang  saham  istimewa  memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap.
d.  Jangka  waktu  yang  tidak  terbatas,  artinya  saham  istimewa  yang diterbitkan mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi
dengan  syarat  bahwa  perusahaan  mempunyai  hak  untuk  membeli kembali saham istimewa tersebut dengan harga tertentu.
e.  Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa tidak mempunyai suara dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham.
Saham  istimewa  kumulatif,  artinya  deviden  yang  tidak dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak
pemegang  saham  istimewa  tersebut.  Jika  suatu  saat  perusahaan  tidak membagikan  deviden,  maka  pada  periode  yang  lain  jika  perusahaan
tersebut  membagikan  deviden,  maka  perusahaan  harus  membayarkan deviden  terutang  tersebut  sebelum  membagikannya  kepada  pemegang
saham biasa.
B. Indeks Harga Saham
Indeks  Harga  Saham  adalah  salah  satu  indikator  utama  yang  ada  di pasar  modal,  yang  menunjukan  pergerakan  perekonomian  sehingga  saham
digunakan sebagai ukuran. Secara sederhana, indeks harga saham adalah suatu angka  yang  digunakan  untuk  membandingkan  suatu  peristiwa  dengan  suatu
peristiwa  lainnya.  Angka  indeks  pada  dasarnya  merupakan  satu  angka  yang dibuat  sedemikian  rupa  sehingga  dapat  di  pergunakan  untuk  melakukan
perbandingan  antara  kegiatan  yang  sama  produksi,  ekspor,  hasil  penjualan, jumlah uang yang beredar dan lainnya dalam dua waktu yang berbeda.
Abdul 2006: 12, menyatakan bahwa Indeks Harga Saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan kompleks dari berbagai macam variabel
yang  berpengaruh,  terutama  tentang  kejadian-kejadian  ekonomi.  Seperti halnya IHSG, di tentukan dengan mengunakan seluruh yang tercatat di Bursa
Efek  Indonesia,  dimana  senantiasa  digunakan  tanggal  10  Agustus  1982 sebagai nilai dasar IHSG.
Jogiyanto  1998:268  berpendapat  bahwa  angka  indeks  atau  sering disebut  indeks  adalah  angka  yang  adapat  digunakan  untuk  melakukan
perbandingan antara kegiatan yang sama dalam waktu yang berbeda.
Saat ini di Bursa Efek Jakarta BEJ terdapat 11 sebelas jenis indeks, sebagai berikut
www.jsx.co.id :
1.  Indeks  Harga  Saham  Gabungan  IHSG  atau  juga  dikenal  dengan