Indonesia, kini diketahui oleh masyarakat. Sebelum kasus ini terbongkar, tentu tidak banyak yang tahu maksud dari penggunaan istilah tersebut.
Pemakaian istilah-istilah yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu sudah berlangsung sejak lama dan terjadi di berbagai strata, golongan, dan profesi
masyarakat. Seperti misalnya di kalangan pekerja salon, mahasiswa, dokter, arsitek, bahkan di kalangan para pencopet atau perampok. Mereka masing-
masing memiliki istilah-istilah tersendiri dalam rangka untuk menjaga eksklusivitas dan kerahasiaan informasi yang mereka miliki.
Semasa orde baru korupsi dilakukan oleh orang-orang di sekitar pemegang kekuasaan. Kecenderungan sekarang melebar ke lembaga-lembaga
legislatif dari tingkat daerahkota propinsi hingga pusat, hampir semua jabatan memerlukan pengesahan dari legislatif sudah punya tarif.
8
Dalam skripsi ini penulis bermaksud untuk meneliti fenomena pemakaian istilah-istilah tertentu dalam komunikasi para pelaku tindak pidana
korupsi, dalam rangka untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam. Dengan harapan, hal tersebut dapat dijadikan pelajaran dan
pemahaman bagi penulis sendiri, serta masyarakat pada umumnya, terkait dengan pola komunikasi yang dipakai oleh para pelaku korupsi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul
“Pola Komunikasi Politisai Dalam Perilaku Korupsi Di Lembaga Legislative Studi Kasus Pola Komunikasi
Angelina Sondakh ”.
8
Leden Marpaung, Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan Pencegahan, Jakarta: Djambatan, 2001, h. 27
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah pada penelitian ini, Difokuskan hanya pada Pola Komunikasi Perilaku Korupsi Angelina
Sondakh Di Lembaga Legislatif, dengan mengambil beberapa contoh unsur komunikasi simbolis di Komisi X Periode 2009-2014.
Mengingat begitu luasnya cakupan dan bidang-bidang yang ditangani oleh masing-masing komisi di DPR, dalam penelitian ini penulis membatasi
lembaga legislatif pada Komisi X yang meliputi pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, keseniaan dan kebudayaan terkait korupsi pembangunan
sarana olahraga berupa Wisma Atlet di Palembang. Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, penelitian ini akan
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana Pola Komunikasi yang di lakukan Angelina sondakh dalam
perilaku korupsi di lembaga Legislatif ?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui kasus korupsi yang memiliki pola komunikasi simbolis.
b. Untuk mendapatkan gambaran, bagaimana komunikasi dilakukan di
antara para pelaku korupsi di lembaga legislatif. c.
Untuk mengetahui motif penggunaan komunikasi tertentu dari Angelina sondakh dalam korupsi di lembaga legislatif.
2. Manfaat penelitian
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat, yaitu :
a. Sebagai pengetahuan bagi masyarakat secara umum, serta bagi
penulis secara khusus tentang pola komunikasi perilaku korupsi Angelina soundakh di lembaga legislatif.
b. Untuk menambah wawasan tentang pola komunikasi, sehingga dapat
berguna di kemudian hari.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif-analitis, yaitu pengumpulan fakta melalui interprestasi yang tepat dan di tujukkan untuk
mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat dan situasi tertentu.
Yang fungsinya untuk memberikan gambaran umum tentang data yang diperoleh dan menitik beratkan pada observasi serta suasana alamiah
natural setting, peneliti bertindak sebagai pengamat. 2.
Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah
pendekatan kualitatif dengan studi kasus, di mana penelitian kualitatif menekankan bahwa setiap temuan sementara dilandaskan pada data,
sehingga temuan itu semakin tersahihkan sebelum dinobatkan sebagai teori.
9
Sementara Studi Kasus merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi aspek fisik dan psikologis
individu dengan tujuan memperoleh pemahaman secara mendalam. 3.
Teknik Pengumpulan Data a.
Observasi Sebuah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Dalam subyek penelitian dengan
cara meminta hasil putusan sidang Angelina Sondakh ke pengadilan Jakarta pusat.
b. Wawancara
Wawancara secara langsung dengan para informan yaitu Penulis melakukan wawancara dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
komisi X Selina Gita serta ketua DPR Marzuki Ali untuk mendapatkan gambaran dan pendapat mereka tentang perilaku korupsi yang ada di
lembaga parlemen. Serta dengan Gun Gun Heriyanto sebagai informan ahli komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
mendapatkan data tambahan. c.
Dokumentasi Dalam proses pengumpulan data penulis mengumpulkan data
melalui catatan-catatan yang berkaitan dengan subjek penelitian. Dokumentasi ini penulis mengambil dari buku-buku, majalah-majalah,
dan foto-foto yang penulis ambil saat observasi serta dokumen- dokumen atau arsip yang berisi data-data yang berkaitan dengan
9
A. Chaidar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif; Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif,
Jakarta: Pustaka Jaya, 2002, Cet. Ke-1, hal. 102
subyek penelitian yang penulis dapat dari pengadilan negeri Jakarta pusat. Semua ini penulis lakukan demi memperkuat dan mendukung
proses analisis data penelitian. 4.
Tempat dan Waktu penelitian Penelitian di pada tanggal 04 Februari sampai 05 Juni 2014
bertempat di Rumah DPR RI Widya candra III10 Jakarta saat melakukan wawancara kepada Marzuki Alie. Sedangkan pada saaat mewawancarai
selina Gita di lakukan di Jl. Pondok Hijau II No. 2 RT 005 RW 013 Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada tanggal 23 April 2014. Serta Gun
Gun Heriyanto 05 Mei 2014 di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.
5. Tehnik analisa data
Seluruh data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dan di inpterprestasikan. Adapun metode yang di gunakan dalam menganalisa
data, peneliti menggunakan analisis deskriptif yakni berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Dimana peneliti mengungkapkan data dan fakta yang apa adanya secara ilmiah tanpa sedikitpun mempengaruhi subjek ataupun objek penelitian.
6. Tehnik pengolahan data
Dalam pengolahan data, peneliti menggabungkan tiga proses pengumpulan data dengan mengolah data hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi menjadi sebuah data yang bisa saling melengkapi sehingga dapat di deskriptifkan.