Gaya komunikasi Organisasi Komunikasi

e. The Relinguishing style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan sender mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang- orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. 21 f. The Withdrawal style Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. 22

5. Hambatan-Hambatan Terhadap Komunikasi yang Efektif Di Dalam

Organisasi. a. Hambatan Teknis Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru 21 Ibid, hal. 36 22 Effendy, Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1989. H. 21 dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi. Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis hambatan teknis dari komunikasi. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas, Kurangnya informasi atau penjelasan, Kurangnya ketrampilan membaca, Pemilihan media saluran yang kurang tepat. b. Hambatan Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian komunikator dan komunikan, tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol kata dan apa yang disimbolkan arti atau penafsiran, dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata- kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya. 23 23 Effendy, Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1989. H. 22 c. Hambatan Manusiawi Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang

6. Model Komunikasi dalam Organisasi

Terdiri tiga bagian penting yaitu : 1 Pengirim 2 Pesan 3 Penerima Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu : 1 Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol- simbol. 2 Disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima, penerima menangkap symbol-simbol diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan. 3 Mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim. Sumber source atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, dan lain sebagainya. 24

7. Struktur jaringan komunikasi

Salah satu faktor yang memengaruhi faktor situasional adalah jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi dibagi menjadi lima aitu bentuk roda, rantai, Y, lingkaran dan bintang seperti pada gambar di bawah ini : . 1 Struktur lingkaran Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya. 25 24 Dalam Harsono Suwadi, Peranan Pers dalam Politik di Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993,h.28 25 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi Jakarta Bumi Aksara, 2007