Motif Pemakaian Istilah KOMUNIKASI POLITISI DALAM MELAKUKAN TINDAKAN KORUPSI

“Intip-intip Poltek” dengan maksud adalah “APBNP kegiatan Rumah sakit Pendidikan. 13 d. Keterangan Gerhana sianipar Saksi merupakan pekerja dari PT Ersatek Teknologi Utama sebuah perusahaan konsorsium dari Gedung Tower Permai, saksi menerangkan mengenal kurir-kurir mindo Rosalina manulang, seperti Lutfi Ardiansyah. Menurut keteranganya Lutfi Ardiansya pernah mendatanginya dan mengatakan “Bu, paketnya mau di kasih ke ibu, di masukkan ke mobil atau kemana” dan Lutfi mengatakan lagi dengan mendekatkan mobilnya dan berk ata “ini ada support mau di masukkan ke mobil atau gimana” dan gerhana sianipar menjawab karena Faham maksud dari “Paket” atau “Support” adalah uang untuk mnggolkan proyek dan saksi merasa itu salah kirim, kemudian saksi kirim pesan “uang untuk siapa dan kenapa di kirim kesaya” dan kemudian di jawab oleh mindo Rosalina manulang “kok di antar ke kamu sih, ya sudah lutfi saya telfon” dan kemudian di suruhlah lutfi pergi karena saksi tidak tau uang itu untuk siapa. 14 Saksi juga membenarkan bahwa maksud BAP No 31 bahwa mengenai konten BBM tanggal 19 Nopember dari PIN BB 256FF48D kepada PIN BB 220B3F22 “Uang yang merapi ya, Punya Artis, Bu ini nomer rekening sumbangan merapi 1 360… atas nama M. Lindina 13 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54Pid.BTPK2012PN.JKT.PST, h. 135. 14 Putusan sidang Jakarta pusat Nomor 54Pid.BTPK2012PN.JKT.PST, h. 133. Wulandari Bank Mandiri Pakai uang kasmu dulu” dan yang di maksud “Artis” adalah Angelina sondakh. Dalam kasus korupsi yang dilakukan oleh anggota DPR RI Angelina Sondakh serta Permai Group, motif pemakaian istilah-istilah tertentu tersebut dilakukan dalam rangka agar pembicaraan yang ia lakukan tidak dimengerti oleh orang lain. Dengan penggunaan istilah- istilah tertentu, diharapkan, jika suatu saat ada pemeriksaan dari pihak berwajib, tidak akan dicurigai. Begitu juga ketika ada orang lain yang tidak tahu-menahu dengan urusan yang sedang dikerjakan, orang tersebut tidak akan mengerti sepenuhnya, Bahkan dalam komunikasi yang di lakukan Anas Urbaningrum dengan Nazaruddin menggunakan Handphon anti sadap menurut keterangan Nazaruddin dalam BAP. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Ketua DPR RI, Marzuki Alie, beliau mengatakan bahwa motif seorang anggota DPR RI menggunakan istilah-istilah tertentu dalam berkomunikasi adalah kemungkinan dalam rangka agar tidak ada orang yang mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Dengan demikian, pembicaraan mereka, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui telepon seluler dan pesan instan, tidak akan dipahami oleh orang lain. Hal ini bisa dianalogikan dengan sandi-sandi yang sering digunakan oleh pihak militer dalam berkomunikasi. Sandi-sandi tersebut biasanya digunakan untuk menyebut suatu operasi, sehingga ketika orang mendengar kata atau istilah tersebut, orang tidak akan mengerti. 15 Hanya pihak militer saja yang mengerti. Seperti yang disampaikan kepada penulis: “Saya kira kalau ada anggota dewan yang menggunakan bahasa- bahasa tertentu dalam berkomunikasi, terutama untuk tujuan yang tidak baik, hal tersebut dilakukan dalam rangka agar apa yang mereka bicarakan tidak diketahui oleh orang lain. Semacam bahasa rahasia atau sandi lah. Ini kan kita kenal misalnya yang sering digunakan oleh militer dalam melakukan suatu operasi atau saat berkomunikasi melalui HT handy talky. Entah itu kijang, rusa, atau semacamnya. Karena dengan penggunaan bahasa-bahasa tertentu tersebut, maka orang yang tidak paham tentu tidak akan mengerti. Tapi kalau sudah paham, ya bisa berkomunikasi dan menangkap pesan yang ingin disampaikan. Begitu juga dengan anggota dewan, mereka main rahasia-rahasiaan, biar tidak ada yang ngerti dengan urusan ya ng sedang mereka lakukan.” 16 Demikian juga pendapat yang disampaikan oleh Selina Gita, SH. Anggota Komisi X DPR-RI saat di wawancara Menurutnya, motif orang menggunakan bahasa tertentu adalah agar apa yang hendak disampaikan dapat terjaga, tidak diketahui oleh orang banyak. Apalagi sekarang zaman yang sudah sangat canggih, di mana percakapan baik melalui telepon atau pesan singkat, dengan mudah dapat dilacak. Tentu saja kalau ada niat baik, 15 Wawancara pribadi dengan ketua DPR bapak Marzuki Alie Jalan Widya Chandra III, Jakarta pada tanggal 20 maret 2014. 16 Wawancara pribadi dengan ketua DPR bapak Marzuki Alie Jalan Widya Chandra III, Jakarta pada tanggal 20 maret 2014. seseorang tidak akan menggunakan bahasa biasa yang dimengerti oleh orang banyak. Seperti yang disampaikan kepada penulis: “ya pada intinya, mereka melakukan komunikasi dengan penggunaan simbol-simbol atau istilah tertentu agar tidak diketahui saja. Sekarang ini kan zaman sudah canggih ya, kalau Cuma rekaman telepon atau jejak yang ada di BBM maupun SMS sangat mudah ditelusuri. Makanya saya kira itu tergantung individunya, kalau memang dia tidak ada niat untuk berbuat jahat, kenapa harus pakai istilah-istilah tertentu. Bicara seperti apa adanya saja.” 17 Mengenai motif penggunaan istilah tertentu ini, Gungun Heriyanto menganggap bahwa hal tersebut bisa dilihat dari motif orang melakukan tindak pidana korupsi. Empat motif tersebut adalah untuk kepentingan pragmatis, penyesuaian diri, eksternalisasi diri, dan pertahanan diri. seperti yang disampaikan kepada penulis: Saya melihat motifnya itu paling tidak ada empat: satu, motif untuk kepentingan pragmatis orang atau kelompok. Artinya, misalnya untuk kebutuhan pemilu. Karena dibutuhkan dana besar, High Coast deomcracy, secara pragmatis dia kemudian melakukan atau turut berpartisipasi dalam tindakan korup. Contohnya seperti kasus Century, mungkin di situ nanti. Atau kasus Hambalang. Kedua, penyesuaian diri. Ada beberapa anggota DPR yang sebelumnya tidak niat, tapi karena lingkungan di situ sangat kuat perilaku korupsinya, kemudian dia menyesuaian diri dengan 17 Wawancara dengan Selina Gita dilakukan di Jl. Pondok Hijau II No. 2 RT 005 RW 013 Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada tanggal 23 April 2014 mainstream. Karena tidak mau dianggap sebagai deviant. Misalnya semua menerima amplop tapi dia tidak menerima, kemudian dianggap menyimpang. Ketiga, motif eksternalisasi diri. Misalnya dia berada di fase yang berbeda dari sebelumnya. Mungkin sebelumnya dia masyarakat biasa, masuk ke sistem, pola hidup dia berubah. Ini bukan untuk membiayai partai, tapi untuk semacam eksis. Eksis kan butuh dana, dan dana itu kerap kali lahir dari dana-dana rakyat yang dia korup. Ada juga mekanisme pertahanan diri. Dia korup karena sebetulnya semacam dengan tindakan korupsi itu mempertahankan diri. Misalnya sistem di situ memang sudah korup, kemudian dia kalau tidak ikut justru dia menjadi bagian yang dikorbankan. Dia menjadi bagian dari mekanisme pertahnaan diri. Termasuk untuk menutup korupsi lain, dia melakukan tindakan krosup lain. Untuk menutup aparat hukum, dia punya modal dari korupsi lain. Saya melihat seperti itu. Kasus Angelina Sondakh adalah eksternalisasi diri dan penyesuaian diri. Jadi empat motif ya. 18

C. Analisis

Dari hasil penyajian data pada sub bab sebelumnya, selanjutnya penulis akan melakukan analisa terhadap data-data tersebut. Analisa dilakukan dengan menggunakan teori-teori dan Struktur Jaringan Komunikasi yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Analisa ini dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengnai komunikasi yang 18 Wawancara dengan Gungun Heriyanto dilakukan di Kampus UIN Jakarta pada tanggal 5 Juni 2014. dilakukan oleh anggota dewan dalam melakukan tindak pidana korupsi. Dalam hal ini, kasus yang dijadikan sebagai bahan penelitian adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh Angelina Sondakh serta peran Angelina Sondakh dalam mengatur kinerja antara Mindo Rosalina Manulang, Alex sebagai Kurir, Serta I Wayan Koster selaku penerima Uang. Sebagaimana telah disebutkan dalam bab sebelumnya, bahwa unsur- unsur komunikasi terdiri dari sumber, pesan, media, penerima, dan efek feedback. Berdasarka Gambar di atas dan data yang diperoleh, maka sumber dari komunikasi dalam penelitian ini adalah Angelina Sondakh. Untuk kasus korupsi yang dilakukan oleh Angelina Sondakh, Angelina Sondakh berperan sebagai sumber komunikasi dan Mindo Rosalina Manulang sebagai pihak penerima pesan, Mindo Rosalina bisa berkomunikasi kepada Angelina Mindo Rosalina Manulang Permai Group I Wayan Koster Banggar DPR RI Angelina Sondakh Alex Kurir Haris Iskandar Kemendi kbud Sondakh mengenai dana-dana yang harus di siapkan oleh Permai Group. Tapi tidak bisa berkomunikasi dengan I Wayan Koster untuk membicarakan mengenai kapan dan di mana uang bisa di antar, Angelina berkomunikasi dengan kurir untuk mengantarkan Uang tapi kurir tidak berkomunikasi dengan I Wayan Koster, Hanya mengantar di ruangan ataupun Alex Hanya menerima Uang sesuai Perintah, Haris Iskandar hanya berkomunikasi dengan Angelina Sondakh mengenai Informasi-Informasi yang ada di Kemendikbud. Maka penulis menyimpulkan Bahwa Stuktur Jaringan yang di gunakan oleh Angelina Sondakh masuk dalam Struktur Roda. Temuan lain dalam kasus Angelina Sondakh antara lain pemakaian istilah apel Washington, apel Malang satu kilo, Artis, support, si kuning, ketua besar, boss besar, menggiring, fight dan lain sebagainya Dalam kasus Angelina Sondakh, pembicaraan lebih sering menggunakan bahasa tulisan dengan menggunakan perantara Blackberry Messenger BBM PIN 20E342D9 sedangkan PIN BB mindo rosalina manulang 256FF48D Keduanya jarang melakukan komunikasi langsung. Komunikasi yang mereka lakukan sangat sesuai dengan rujukan dengan menguji Teori Bormann menyatakan bahwa Teori Konvergensi Simbolik adalah teori umum general theory yang mengupas tentang fenomena pertukaran pesan yang memunculkan kesadaran kelompok yang beimplikasi pada hadirnya makna, motif dan perasaan bersama Hirokawa dan Poole, 1986; 219. Yakni teori ini berusaha menerangkan bagaimana orang-orang secara kolektif membangun kesadaran simbolik bersama melalui suatu proses pertukaran pesan. Kesadaran simbolik yang terbangun dalam proses tersebut kemudian menyediakan semacam makna, emosi, dan motif untuk bertindak bagi orang-orang atau kumpulan orang yang terlibat didalamnya. Sekumpulan individu ini dapat berasal dari kelompok orang yang telah saling mengenal dan berinteraksi dalam waktu yang relatif lama atau orang-orang yang tidak saling mengenal dan memiliki cara berbeda dalam menafsirkan lambang yang digunakan tapi mereka kemudian saling berkomunikasi sehingga terjadi konvergensi yang pada gilirannya menciptakan realitas simbolik bersama . Dengan demikian proses konvergensi dapat muncul bukan hanya dalam kelompok kecil yang relatif saling mengenal, tapi juga dapat terjadi dalam rapat akbar, atau saat seseorang mendengarkan ceramah atau ketika kita menikmati film dan iklan politik ditelevisi. Dalam teori ini, Bormann 1990:106 mengartikan istilah konvergensi convergence sebagai suatu cara dimana dunia simbolik pribadi dari dua atau lebih individu menjadi saling bertemu, saling mendekati satu sama lain atau kemudian saling berhimpitan the way in which the private symbolic worlds of two or more people begin come together or overlap. Sedangkan istilah simbolik sendiri terkait dengan kecenderungan manusia untuk memberikan penafsiran dan menanamkan makna kepada berbagai lambang, tanda, kejadian yang tengah dialami, atau bahkan tindakan yang dilakukan manusia Bormann, 1986: 221. Dalam kaitan ini Bormann juga menyatakan bahwa manusia adalah symbol-users dalam arti bahwa manusia menggunakan symbol dalam komunikasi secara umum dan dalam storytelling bercerita. Lewat simbol-simbol inilah manusia saling mempertemukan pikiran mereka.