Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas VI
24
Agama Hindu berkembang di Kutai, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Temuan berupa prasasti Batu Yupa di tepi sungai Mahakam di
Kalimantan Timur menyebutkan di samping berdirinya kerajaan Kutai, diketahui berdiri juga kerajaan Funan yang merupakan kerajaan Hindu
tertua di Asia Tenggara. Pada abad ke-5 diketemukan tujuh buah prasasti di Jawa Barat. Prasasti tersebut adalah prasasti Ciaruteun, Kebonkopi,
Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu, dan Lebak. Prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan berhuruf Pallawa. Prasasti tersebut berisi
bahwa Raja Purnawarman adalah Raja Tarumanegara beragama Hindu. Beliau adalah raja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya
disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu.
Perkembangan agama Hindu di Jawa Tengah, dilihat dari peninggalan candi. Di Jawa Tengah ditemukan Candi Kidal, Candi Prambanan, Candi
Arjun dan Srikandi di Wonosobo. Di Jawa Timur juga terdapat Candi Badut. Candi Badut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang
sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu.
Di Jawa Timur muncullah kerajaan Kediri sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu.
Misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari
tahun 1222-1292 yang berakhir di abad ke-13.
Runtuhnya kerajaan Singosari diikuti dengan munculnya kerajaan Majapahit. Majapahit merupakan kerajaan besar yang menguasai seluruh
Nusantara. Masa keemasan Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan
dengan berdirinya Candi Penataran. Candi Penataran yaitu bangunan
Gambar 2.6
Candi Arjuna merupakan peninggalan bernuansa Hindu. Selain candi, prasasti-prasasti Hindu juga banyak ditemukan terutama di Jawa Barat.
Sumber
: www.deviantart.com, 2010
Sumber
: www.museumprasasti.com, 2010
Perkembangan Agama Hindu Setelah Kemerdekaan
25
1. Pembentukan Departemen Agama
Kalian tentu ingat tanggal berapakah hari kemerdeka- an negara kita, bukan? Ya betul, 17 Agustus adalah hari
kemerdekaan kita. Kemerdekaan itu diperoleh dengan perjuangan keras bangsa Indonesia terhadap penjajah.
Sejak kemerdekaan itu negara kita mengatur negara- nya sendiri berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal
ini memengaruhi aktivitas kehidupan beragama yang dulunya berbeda-beda pada setiap wilayah kerajaan.
Apakah kalian ingat pasal berapa yang mengatur tentang kehidupan beragama? Betul, pasal 29 mengatur
tentang hak-hak warga negara dalam melaksanakan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Departemen
Agama lahir sebagai bentuk nyata jaminan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
WARTA
Dalam struktur kerajaan Hindu di Indonesia dike-
nal adanya pendamping dan penasehat Raja.
Mereka berasal dari ka- langan pendeta. Pendam-
ping dan penasehat terse- but dikenal dengan nama
Kasewan dan Kasogatan. Raja beserta pendam-
ping dan penasehatnya- lah yang menangani peng-
aturan tata kehidupan agama masyarkat waktu
itu. suci Hindu terbesar di Jawa Timur. Selain bangunan candi, perkembangan
agama Hindu juga ditandai dengan adanya buku Negara-kertagama. Di Kabupaten Muaro Jambi, juga terdapat beberapa candi, diantara-
nya adalah Candi Astano, Candi Tinggi, dan Candi Gumpang, Candi Kembar Aru, Candi Gedong, Candi Kedaton, dan Candi Kota Mahligai.
Bentuk bangunan candi dan sisa artikel bersejarah yang dijumpai di Muaro Jambi menunjukkan bahwa bangunan ini berlatar belakang
Hinduisme dan diperkirakan dibangun pada abad ke-4 sampai dengan abad ke-5. http:history1978.wordpress.compengetahuan-candicandi-
di-sumatr a
Agama Hindu terus berkembang sampai ke Bali. Keberadaan agama Hindu di Bali merupakan kelanjutan dari agama Hindu di Jawa. Agama
Hindu yang datang ke Bali diikuti pula oleh kedatangan agama Bud- dha, hingga akhirnya keduanya melebur dan dikenal sebagai Çiwa Bud-
dha. Kehidupan agama Hindu mencapai zaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha Dwijendra di abad ke-16. Jasa beliau
sangat besar di bidang sastra, agama, dan arsitektur. Setelah kerajaan- kerajaan di Bali mengalami keruntuhan, pembinaan kehidupan ke-
agamaan sempat mengalami kemunduran.
B. Perkembangan Agama Hindu Setelah Kemerdekaan
Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas VI
26
Departemen Agama berdiri pada tanggal 3 Januari 1946. Departe- men ini bertugas mengatur dan membenahi pelaksanaan dan kehidupan
beragama. Keinginan untuk membentuk Badan Keagamaan diharapkan dapat
menggantikan peranan raja-raja di Bali yang sejak tahun 1957 tidak ada lagi. Kekuasaannya diganti oleh para bupati di tiap-tiap daerah bagian.
Hal ini tidak termasuk menggantikan peranan di bidang keagamaan.
Para pemuda Hindu saat itu ingin membentuk sebuah wadah atau organisasi. Hal ini disebabkan karena ketidakteraturan dan ketidak-
tertiban dalam melaksanaan kegiatan agama. Organisasi ini berguna untuk membina, menata, dan mengayomi pelaksanaan kegiatan ke-
agamaan dan kehidupan beragama.
Walaupun Departemen Agama telah terbentuk, agama Hindu pada saat itu belum mendapat pengakuan. Berkat perjuangan yang terus
dilakukan, agama Hindu mendapat pelayanan dari pemerintah. Akhirnya di tahun 1955 terbentuklah Dinas Agama otonomi Daerah Bali. Dinas
ini terus berjuang agar agama Hindu segera mendapat pengakuan dari pemerintah.
Pada tahun 1963 berdasarkan keputusan Menteri Agama No. 100 tahun 1962 Agama Hindu akhirnya diakui secara Nasional. Sejak
kemerdekaan itu usaha untuk membina kehidupan beragama di Bali khususnya agama Hindu terus ditingkatkan.
Bahkan pada tanggal 19 Januari 1983, Hari Raya Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hal ini juga diputuskan berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesian Nomor 3 tahun 1983. Pengakuan ini akhirnya didapatkan setelah dua belas tahun lamanya.
2. Pendirian Parisada Hindu Dharma
Gambar 2.7
SMP Dwijendra dijadikan tempat pesamuan agung yang kelima.
Tanggal 21 sampai dengan 23 Februari 1959 di- adakan pertemuan atau pesamuan agung. Pertemuan
tersebut dihadiri oleh pejabat pemerintah Provinsi dan Kabupaten, Kepala Kantor Agama Kabupaten serta
pemimpin Organisasi dan Yayasan yang bercorak kehinduan. Pesamuan tersebut diadakan di Gedung
Fakultas Sastra Universitas Udayana Denpasar.
Dalam pesamuan agung itu diputuskan suatu dewan yang bernama “Parisada Hindu Dharma Bali”.
Tugas pengurus adalah mengatur, memupuk dan mengembangkan kehidupan beragama di Bali. Sedang-
kan tujuan didirikannya Parisada adalah mempertinggi kesadaran hidup keagamaan di kemasyarakatan umat
Hindu.
Sumber:
www.smp-dwijendra.com, 2010