Prabhu Sakti Sang Hyang W idhi Maha Kuasa
11
Cadhu Sakti
Mengetahui para dewa melindungi istrinya, Hiranyakasipu menjadi sangat marah. Ia semakin membenci Dewa Wisnu, dan anaknya sendiri,
Prahlada yang kini menjadi pemuja Wisnu. Namun, setiap kali ia membunuh putranya, ia selalu tak pernah berhasil karena dihalangi oleh
kekuatan gaib yang merupakan perlindungan dari Dewa Wisnu. Ia kesal karena selalu gagal oleh kekuatan Dewa Wisnu, namun ia tidak mampu
menyaksi-kan Dewa Wisnu yang melindungi Prahlada secara langsung. Ia menantang Prahlada untuk menunjukkan Dewa Wisnu. Prahlada men-
jawab, Ia ada dimana-mana, Ia ada di sini, dan Ia akan muncul.
Mendengar jawaban itu, ayahnya sangat marah, mengamuk dan menghancurkan pilar rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara yang meng-
gemparkan. Pada saat itulah Dewa Wisnu sebagai Närasià ha muncul dari pilar
yang dihancurkan Hiranyakasipu. Närasià ha datang untuk menyelamat- kan Prahlada dari amukan ayahnya, sekaligus membunuh Hiranyakasipu.
Namun, atas anugerah dari Brahma, Hiranyakasipu tidak bisa mati apabila tidak dibunuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tepat.
Agar berkah dari Dewa Brahma tidak berlaku, ia memilih wujud sebagai manusia berkepala singa untuk membunuh Hiranyakasipu. Ia juga me-
milih waktu dan tempat yang tepat. Akhirnya, berkah dari Dewa Brahma tidak berlaku. Närasià ha berhasil merobek-robek perut Hiranyakasipu.
Akhirnya Hiranyakasipu berhasil dibunuh oleh Närasià ha, karena ia dibunuh bukan oleh manusia, binatang, atau dewa. Ia dibunuh bukan
pada saat pagi, siang, atau malam, tapi senja hari. Ia dibunuh bukan di luar atau di dalam rumah. Ia dibunuh bukan di darat, air, api, atau udara,
tapi di pangkuan Närasià ha. Ia dibunuh bukan dengan senjata, melainkan dengan kuku.
Begitulah kekuatan Hyang Widhi di dunia ini. Walaupun seseorang memiliki kekuatan yang tidak dapat dikalahkan siapapun, tapi ia tidak
akan pernah mampu menolak kehendak Beliau. Sang Hyang Widhi adalah Maharaja diraja. Segala kelahiran, kehidupan, dan kematian dikuasai
olehNya.
Prabu Sakti berarti Maha Kuasa, dimana Tuhan menguasai ciptaanNya yaitu Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit. Menguasai dalam arti mencip-
takan, memelihara, dan mengembalikan ke asalnya. Lalu bagaimana cara kita mencerminkan sifat Beliau dalam diri kita
sendiri? Satu cara yang dapat kita lakukan adalah menguasai diri sendiri. Dalam arti menciptakan apa yang yang patut diciptakan yaitu yang ber-
guna untuk diri sendiri dan umat. Memelihara apa yang patut dipelihara dalam menuju keharmonisan umat dan mempralina apa yang patut
dipralina, misalnya hal-hal yang mengganggu ketidakharmonisan diri pribadi dan umat perlu dilenyapkan.
Pendidikan Agama Hindu untuk SD Kelas VI
12