Membaca Dongeng Aktif Berbahasa Indonesia Kelas 7 Dewi Indrawati Didik Durianto 2008

10 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMPMTs Bacalah cerita di bawah ini, kemudian ceritakanlah secara urut 300 Tael perak Oleh Rina Ruslaini Dahulu kala, di daratan Cina tinggalah Kakek dan Nenek Chen. Mereka tidak mempunyai anak. Hidup mereka sehari-hari hanya mencari kayu bakar di hutan. Kayu itu nantinya dijual Kakek Chen ke kota. Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat anak burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon. Aduh, kasihan sekali anak burung ini, kata Nenek sambil mengangkat merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati. Kita rawat saja ya Kek, ujar nenek, Kakek Chen mengangguk setuju. Sore harinya setiba di rumah, Nenek Chen merawat anak burung itu dengan hati-hati. Nenek memberinya makanan dan meletakkannya di atas kain perca di dalam kardus. Setelah beberapa minggu, akhirnya burung itu sembuh dan mulai terbang di sekeliling rumah. Nenek amat gembira. Lihat Kek, anak burungnya sudah sehat Dia pasti mampu terbang kembali ke hutan Kakek Chen melihat sambil tersenyum. Lalu melanjutkan pekerjaannya membelah kayu. Setelah melihat anak burung itu terbang pergi, Nenek Chen kembali ke kamar dan mulai merapikan kamar. Tiba-tiba ia melihat benda berkilauan di balik seprai. Alangkah terkejutnya Nenek Chen saat melihat tumpukan uang perak di atas kasur. Kek, Kakek, kemari Kek seru Nenek Chen. Tergopoh-gopoh Kakek Chen masuk ke kamar. Ia sama terkejutnya dengan Nenek saat melihat tumpukan uang itu. Mari kita hitung jumlahnya, Nek, kata Kakek. Ternyata jumlah uang itu banyak juga, tiga ratus tael. Aduh Kek, uang ini dari mana ya? Kita apakan, ya? Nenek takut… kalau dicuri bagaimana? Ujar nenek bingung. Kakek Chen berpikir keras. Ah, kita taruh di guci kecil, lalu kita kubur di halaman saja ya Nek, usul Kakek gembira. Nenek pun setuju. Di saat hari mulai gelap, Kakek menggali di halaman. Ia mengubur 300 tael itu di sana. Dua hari kemudian, Nenek masih merasa gelisah. Ia berkata, Kek bagaimana kalau kita lupa dengan tempat penyimpanan uang itu? Halaman kita begitu luas. Sekarang saja aku sudah bingung. Apalagi bulan depan Iya, ya Nek. Apalagi kita sudah mulai pikun. Ah Bagaimana kalau tempat penyimpanan uang kita beri tanda agar kita tidak lupa? Peristiwa 11 Nenek Chen setuju. Malam harinya, Kakek langsung melaksanakan idenya itu. Keesokan paginya, Nenek terbangun karena suara-suara ribut di luar. Tanpa membangunkan Kakek, ia segera beranjak ke luar. Betapa terkejutnya Nenek saat melihat para tetangga sedang berkerumun di halaman rumahnya. Mereka menunjuk-nunjuk palang yang ditancapkan Kakek tadi malam. Di palang itu tertulis : TIDAK ADA UANG 300 TAEL DI SINI. Nek, Nenek menyimpan uang di sini ya? tanya seorang tetangga begitu melihat Nenek. Uhmmm, Nenek bingung. Tiba-tiba ia melihat anak burung merpati terbang di sekeliling halamannya. Itu anak burung merpati yang pernah dirawatnya dulu. Burung itu masuk ke dalam rumah, lalu berubah wujud menjadi seorang peri cantik. Nenek yang baik, terima kasih karena kau telah merawatku sampai sembuh. Uang itu aku berikan sebagai tanda terima kasihku padamu. Tapi rupanya kalian tidak siap menerima pemberianku. Aku akan mengambil kembali uang itu, ujar peri lembut. Saat itu juga, guci kecil berisi uang yang ditanam Kakek Chen muncul di tangan peri itu. Palang yang tertancap di halaman juga lenyap. Para tetangga kembali ke rumah masing-masing. Nenek masih terpaku karena kaget dan bingung. Saat akan bicara, tiba-tiba peri itu menghilang. Yang ada hanya asap putih dan cahaya warna-warni dari pakaian sang peri. Lama Nenek terdiam. Tiba-tiba ia melihat benda berkilauan di tempat peri tadi berdiri. Nenek memungut. Ternyata benda yang berkilauan itu adalah uang perak sebanyak 10 tael. Tiba-tiba terdengar sebuah suara, Aku tinggalkan uang itu, gunakanlah dengan baik. Tak lama terdengar suara Kakek yang mengagetkan Nenek. Ada apa Nek? Kenapa wajahmu pucat sekali? Nenek Chen memperlihatkan uang 10 tael di telapak tangannya. Lalu menceritakan peristiwa tadi. Kakek tersenyum sabar, Kita jadi tidak repot mencari tempat menyimpan uang, kan … Dongeng dari Cina Sumber: Bobo, 28 Desember 2006 Setelah membaca cerita berjudul 300 Tael Perak tersebut, dapatkah kamu menemukan hal yang menarik? Adakah hal yang tidak menarik? Perhatikan contoh di bawah ini a. Hal yang menarik: Anak burung merpati dapat berubah menjadi seorang peri. b. Hal yang tidak menarik: Kakek dan Nenek yang kebingungan menyimpan uangnya. 12 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMPMTs Latihan 1.4 Tugas 1.5 1. Tentukan hal yang menarik dan hal yang tidak menarik dari cerita 300 Tael Perak selain contoh yang telah ada 2. Setelah kamu membaca cerita tersebut, ceritakanlah kembali secara urut di depan teman kelasmu atau anggota keluargamu Gunakanlah bahasa yang menarik, usahakanlah untuk membuat pendengar memahami cerita dongeng tersebut 1. Carilah sebuah cerita dongeng yang dimuat dalam media cetak 2. Carilah hal-hal yang menarik, tulislah seperti pada kolom berikut. No. Hal-Hal yang Menarik Hal-Hal yang Tidak Menarik 3. Ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri D Menulis Pantun Tujuan pembelajaran: Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat membuat pantun dengan benar. Apakah pengertian pantun? Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu yang sampai sekarang masih dikembangkan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Pantun juga dapat berarti sindiran. Zaman dahulu, pantun digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan. Pantun dikenal di berbagai daerah, namun dengan nama yang berbeda. Di Jawa Tengah dikenal dengan parikan, di Toraja dikenal bolingoni, di Jawa Barat dapat ditemukan Peristiwa 13 pantun dalam bentuk nyanyian doger, di Surabaya ludruk , di Banjarmasin tirik dan ahui , gandrung di Banyuwangi, dan di Makassar kelong-kelong. Selain merupakan ungkapan perasaan, pantun dipakai untuk menghibur orang.

1. Ciri-ciri pantun

Pantun memiliki ciri-ciri tersebut, antara lain: a. mempunyai bait dan isi, b. setiap bait terdiri atas baris-baris, c. jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas, d. setiap bait terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Perhatikan contoh di bawah ini Pantun dua baris Anjing hutan suka melolong sampiran Jangan suka bicara bohong isi Pintu diketuk ada tamu sampiran Rajin membaca bertambah ilmu isi Pantun empat baris Desa sawah mulai menghijau Di tengah ada pematang sampiran Apa arti bertindak maju Kalau tanpa pemikiran matang isi e. Bersajak ab ab

2. Bentuk dan jenis pantun

Pantun yang sering dipakai adalah pantun dua baris dan empat baris. Bentuk pantun bermacam-macam, misalnya: pantun anak-anak, pantun jenaka, pantun suka cita, pantun kiasan, pantun nasehat, pantun duka cita, pantun budi pekerti, pantun agama, dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut Pantun anak Enak nian buah belimbing Mencari ke pulau sebrang Main bola ada pembimbing Binatang apa berhidung panjang? Pantun jenaka Orang mudik bawa barang Pakai kain jatuh terguling Kamu senang dilirik orang Setelah sadar ternyata juling       14 Aktif Berbahasa Indonesia Kelas VII SMPMTs Indah nian sinar mentari Purnama datang tak berbelah Melihat orang malas berlari Ternyata sandal tinggi sebelah Pantun sukacita Gurih nian ikan gurami Tambah nikmat dengan kacang Alangkah senang hati kami Panen raya telah datang Pantun kiasan Luas nian samudra raya Pagi-pagi nelayan melaut Tak berguna memberi si kaya Bagai menebar garam di laut Pantun nasihat Jalan-jalan ke Semarang Bawa bandeng tanpa duri Belajar mulai sekarang Untuk hidup kemudian hari Pantun dukacita Beras miskin disebut raskin Yang mendapat tak semua Aku ini anak miskin Harta benda tak kupunya Pantun budi pekerti Siapa yang tak simpatik Melihat bunga dahlia Kulit putih berwajah cantik Sudah ayu berhati mulia Pantun agama Minum susu di pagi hari Tambah nikmat tambah cokelat Pandai-pandai membawa diri Siapa tahu kiamat sudah dekat