Teknik Analisa Data METODE PENELITIAN

45 oleh seorang Bupati pada tahun 1945, yang pada waktu itu Bupati pertama yang menjabat adalah Burhanuddin 1945-1948. Sebelum menjadi Kota Administratif Metro, Metro merupakan suatu wilayah kecamatan yakni kecamatan Metro Raya dengan 6 kelurahan dan 11 desa Kota Metro dalam Angka, 2014:iv. Atas dasar Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1986 tanggal 14 Agustus 1986 dibentuk Kota Administratif Metro yang terdiri dari Kecamatan Metro Raya dan Bantul yang diresmikan pada tanggal 9 September 1987 oleh Menteri Dalam Negeri. Dalam perkembangannya, lima desa di seberang Way Sekampung dibentuk menjadi 1 kecamatan yaitu Kecamatan Metro Kibang dan dimasukkan ke dalam wilayah pembantu Bupati Lampung Tengah wilayah Sukadana sekarang masuk menjadi Kabupaten Lampung Timur. Pada tahun yang sama terbentuk 2 wilayah yaitu Sukadana dan Gunung Sugih. Melihat kondisin dan potensi yang cukup besar serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, Kota Administratif Metro tumbuh pesat sebagai pusat perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan juga pusat pemerintahan. Wajar jika dengan kondisi tersebut Kota Administratif Metro ditingkatkan statusnya menjadi Kota Madya Metro. Harapan untuk memperoleh otonomi daerah terjadi pada tahun 1999, dengan dibentuknya Kota Metro sebagai daerah otonom berdasarkan UU No. 12 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 di Jakarta bersama dengan Kota Dumai Riau, Kota Cilegon dan Kota Depok, Kota Banjarbaru, dan Kota Ternate. Kota Metro pada saat diresmikan terdiri dari 2 kecamatan Kota Metro dalam Angka, 2014:vi. 46 Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 tahun 2000 tentang pemekaran kelurahan dan kecamatan di Kota Metro, wilayah administrasi Pemerintahan Kota Metro dimekarkan menjadi 5 kecamatan yang terdiri dari 22 kelurahan Kota Metro dalam Angka, 2014:vi. Kota Metro memiliki sejarah yang cukup panjang dari jaman penjajahan sampai dengan saat ini, sejarah singkat dari Kota Metro akan dibagi menjadi tiga fase, yaitu: 1. Jaman Belanda Wilayah Kota Metro pada waktu jaman pemerintahan Belanda 1937 merupakan Onder Districk Sukadana yang termasuk dalam Marga Nuban. Masing-masing Onder Districk dikepalai oleh seorang asisten Demang, sedangkan distrik dikepalai oleh seorang Demang. Atasan distrik adalah Onder Afdeling yang dikepalai oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda. Tugas dari asisten Demang mengkoordinir marga yang dikepalai oleh pesirah dan di dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang pembarap wakil pesirah, seorang juru tulis dan seorang pesuruh opas. Pesirah selain kepala marga juga sebagai Ketua Dewan Marga. Pesirah dipilih oleh penyeimbang-penyeimbang kampung dalam marganya masing-masing, Kota Metro dalam Angka, 2014:iii. Marga terdiri dari beberapa kampung yaitu dikepalai oleh kepala kampung dan dibantu oleh beberapa kepala suku. Kepala suku diangkat dari tiap-tiap suku di kampung itu. Kepala kampung dipilih oleh penyimbang-penyimbang dalam kampung. Pada waktu itu kepala kampung harus penyimbang 47 kampung, jika bukan penyimbang kampung tidak dapat diangkat dan kepala kampung adalah anggota dewan marga, Kota Metro dalam Angka, 2014:iii. 2. Jaman Jepang Pada jaman Jepang, Residente Lampoengsche Districten diubah namanya menjadi Lampung Syu, yang dibagi menjadi tiga ken, yaitu: a. Teluk Betung Ken b. Metro Ken c. Kotabumi Ken Wilayah Kota Metro sekarang, pada waktu itu termasuk Metro Ken yang terbagi dalam beberapa gun, son, marga-marga dan kampung-kampung, Kota Metro dalam Angka, 2014:iii. 3. Jaman Indonesia Merdeka Setelah Indonesia merdeka dan dengan berlakunya pasal 2 Peraturan Peralihan UUD 1945, maka Metro Ken menjadi Kabupaten Lampung Tengah, termasuk Kota Metro di dalamnya. Berdasarkan ketetapan Residen Lampung No. 153d1952 tanggal 3 September 1952 yang kemudian diperbaiki pada tanggal 20 Juli 1956 ditetapkan: 1 menghapuskan daerah marga-marga dalam Keresidenan Lampung; 2 menetapkan kesatuan- kesatuan daerah dalam Keresidenan Lampung dengan nama “Negeri”, sebanyak 36 Negeri; 3 hak milik marga yang dihapuskan menjadi milik Negeri yang bersangkutan. Dihapuskannya pemerintahan marga, dengan demikian maka sekaligus sebagai gantinya dibentuk Pemerintahan Negeri, Kota Metro dalam Angka, 2014:iii.