Desain Penelitian KONSEP DIRI ANAK PANTI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH DI KEBUMEN

Metode alamiah berdasarkan hal ini maka dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan mendalam mengenai suatu fenomena, dalam penelitian ini ialah mengenai konsep diri anak panti asuhan di Panti Asuhan Aisyiyah di Kebumen.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah panti asuhan yatim p utri „Aisyiyah “Hj. Alfiatun Ihsan” Kebumen, yang berlokasi di jalan pemuda no. 106 kebumen, kelurahan kebumen, kecamatan kebumen. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut dengan pertimbangan bahwa dipanti asuhan tersebut usia anak yang tinggal di panti tersebut masih tergolong usia remaja yang masih dalam proses tumbuh dan berkembang dan masih butuh banyak perhatian dari orang tua dan lingkungan agar terbentuk konsep diri yang positif serta anak panti asuhan tersebut lebih sering berinteraksi dengan anak panti dan pengurus panti dibandingan dengan orang tua kandung karena mereka hanya bertemu dengan orang tua kandung hanya satu bulan satu hari. Hasil dari observasi dan fenomena yang ada di panti tersebut pada akhirnya dijadikan judul oleh peneliti yaitu konsep diri anak panti dan latar belakang pembentukan konsep diri anak panti asuhan di panti asuhan aisyiyah di kebumen.

3.3 Desain Penelitian

Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah studi kasus case study di mana penelitian ini bertujuan untuk mengeetahui lebih dalam mengenai konsep diri anak panti asuhan di panti asuhan aisiyah. Metode ini dipilih karena menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari suatu peristiwa. Studi kasus merupakan sebuah metode yang mengacu pada penelitian yang mempunyai unsur how dan why pada pertanyaan utama penelitiannya dan meneliti masalah-masalah kontemporer masa kini serta sedikitnya peluang peneliti dalam mengontrol peritiswa kasus yang ditelitinya Yin, 2008:1. Selain itu, peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, sekelompok, individu, kasus-kasus dibatasi oleh waktu, aktivitas, peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan Stake 1995 dalam Cresweell 2014: 20. Daymond Holloway dalam Tohirin 2012: 19-21 menyatakan studi kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai sumber bukti terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi ruang dan waktu. Selain itu dalam penelitian ini peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, kasus-kasus sekelompok, kasus individu, yang dibatasi oleh waktu dan aktivitas, peneliti juga mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan Stake 1995 dalam Cresweell 2014: 20. Yin terdapat 4 tahap dalam penyelenggaraan studi kasus, yaitu: 1 persiapan pengumpulan data; 2 pelaksanaan pengumpulan data; 3 analisis bukti studi kasus; 4 penulisan laporan studi kasus. Untuk lebih jelasnya Yin 2008:61 menggambarkan pola pelaksanaan studi kasus sebagai berikut Gambar 3.1 Pola Pelaksanaan Kasus Berdasarkan pola pelaksanaan atau langkah-langkah dalam penelitian studi kasus di atas, maka peneliti menjelaskan pola pelaksanaan yang akan dilakukan saat penelitian sebagai berikut: Pada tahap pertama ini peneliti melakukan persiapan pengumpulan data awal, dalam hal ini alat untuk pengumpulkan data yang peneliti gunakan adalah dengan observasi awal di panti asuhan Aisyiyah di Kebumen, kemudian setelah melakukan obsevasi peneliti menyimpulkan hasil dari observasi awal dan didapat hasil yaitu mengenai konsep diri anak panti asuhan. Yang selanjutnya diangkat sebagai kasus yang akan diteliti. Kemudian peneliti mengembangkan teori sesuai dengan hasil dari observasi awal yaitu mengenai konsep diri anak panti asuhan, teori yang dikembangan tersebut kemudian diambil salah satu bagian dari teori untuk dikembangan kembali menjadi sebuah kisi-kisi dan instrumen yang digunakan untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini teori yang dikembangkan adalah mengenai dimensi konsep diri. Selanjutnya peneliti menentukan teknik pengumpulan data teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian kali ini ada 3, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti membuat protocol penelitian yang dimana dalam penelitian ini disebut dengan pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima anak yang tinggal di panti tersebut lima anak tersebut diambil berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan oleh peneliti, dari setiap subjek akan dilakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dan akan didapat hasil dari setiap subjek. Hasil dari pengumpulan data tersebut akan dicatat sesuai objek masing-masing yang kemudian akan dianalisis sesuai dengan metode yang telah ditentukan. Pada tahap ketiga ini peneliti mulai mengolah berbagai data dan disesuaikan kembali dengan teori, dimana analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul untuk mengetahui penjelasan atas fenomena yang terjadi dan menyatakan keabsahan data. Peneliti akan melakukan analisis data yang telah terkumpul dan melakukan pengecekan serta pemeriksaan atas keabsahan data yang terkumpul. Setelah itu, peneliti melakukan analisis dan menyimpulkan yang selanjutnya mulai mempersiapkan untuk menyajikan hasil. Laporan pada penelitian konsep diri anak panti asuhan aisiyah tersebut ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga seluruh informasi penting mudah untuk dipahami. Laporan ini diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.

3.4 Subjek dan Objek Penelitian