Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian
tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan basil yang lebih baik dari sebelumnya.
B. Subyek penelitian
Populasi menurut Suharsimi Arikunto 1998 : 108 Menjelaskan bahwa populasi
adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 8 kelas VII, Bandar Lampung tahun ajaran 20102011.
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Suharsimi Arikunto 1998 : 109 sedangkan menurut Sudjana 1996 : 184 sample adalah sebagian dari populasi
yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun subjek yang digunakan adalah siswa Kelas VII C SMP Negeri 8
Bandar Lampung.
C. Tempat dan Waktu.
a. Tempat Penelitian.
Di lapangan SMP N 8 Bandar Lampung. b.
Pelaksanaan Penelitian
Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
D. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Hubungan keempat komponen
tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus
berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut :
1. Siklus Pertama
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup. 2.
Menyiapkan peralatan senam untuk proses pembelajaran, seperti matras. 3.
Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama, yaitu alat bantu menggunakan matras yang digulung. Serta instrumen untuk
pengamatan proses pembelajaran. 4.
Menyiapkan alat untuk dokumentasi kamera . 5.
Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa melakukan pemanasan unum dan khusus, selanjutnya
siswa melakukan pemanasan khusus yaitu belajar step by step dalam melakukan gerakan kayang,
a. kayang dari posisi tidur, posisi awal badan telentang, kedua lutut ditekuk dan kedua tumit mendekati pinggul, kedua telapak tangan
disamping telinga, secara perlahan-lahan angkat badan hingga melenting, selanjutnya badan kembali ke posisiawal.
b. kayang dari kaki lebih tinggi, kayang dengan kaki lebih tinggi merupakan upaya lebih ringan beban dan tuntutan kelentukan dari
pada kayang pada permukaan yang rata. Dengan melakukan kayang dari posisi kaki lebih tinggi sehingga memberikan tekanan pada bahu
dan sedikit pada pingang, ini berguna untuk meningkatkan kelentukan bahu.
3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk
latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.
4. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan kayang yang
benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu matras yang di gulung.
Pelaksanaan Pada Siklus 1 :
a Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki di buka
selebar bahu, kedua tangan di samping badan. b
Pelaksanaan :Bersamaan dengan mengayunkan kedua tangan ke atas arah belakang, lentingkan
badan ke belakang pelan-pelan, kepala ditengadahkan mengikuti gerakan badan melenting
ke belakang, selanjutnya rebahkan badan padamatras yang digulung, hingga kedua telapak
tangan mengenai lantai. Pada waktu melentingkan badan ke belakang kedua kaki diusahakan tetap
lurus, kepala tetap tengadah ke depan dan kedua tangan tetap lurus.
c Sikap Akhir : Posisi badan melengkung bagai
busur. Setelah dapat dilakukan, selanjutnya berusaha kembali ke sikap permulaan.
5. Setiap siswa melakukan gerakan kayang sebanyak
20 kali pengulangan. 6.
Diberikan pengulangan gerakan kayang secara berurutan.
7. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan
setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes instrument kayang.
8. Pada pertemuan ke empat di ambil penilaian gerakan
kayang dengan alat bantu matras yang digulung.
Gambar 3.
Kayang Dengan Menggunakan Alat Bantu
Matras Yang Telah Digulung.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi oleh 3 testor untuk
mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi :
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan dengan guru pendidikan jasmani.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
1
2 3
3. Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan bantuan teman.
2. Siklus Kedua
a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti,
dan penutup. 2.
Menyiapkan peralatan senam untuk proses pembelajaran, seperti matras. 3.
Menyiapkan bantuan yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan bantuan teman sekelas.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi kamera
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
kedua.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa melakukan pemanasan unum dan khusus, selanjutnya siswa melakukan pemanasan khusus yaitu belajar step by step dalam melakukan
gerakan kayang, a. kayang dari posisi tidur, posisi awal badan telentang, kedua lutut ditekuk
dan kedua tumit mendekati pinggul, kedua telapak tangan disamping telinga, secara perlahan-lahan angkat badan hingga melenting, selanjutnya
badan kembali ke posisiawal. b. kayang dari kaki lebih tinggi, kayang dengan kaki lebih tinggi merupakan
upaya lebih ringan beban dan tuntutan kelentukan dari pada kayang pada
permukaan yang rata. Dengan melakukan kayang dari posisi kaki lebih tinggi sehingga memberikan tekanan pada bahu dan sedikit pada pingang,
ini berguna untuk meningkatkan kelentukan bahu. b. belajar kayang salah satu kaki diangkat keatas, latihan ini berguna untuk
meningkatkan otot lengan saat bertumpu hanya satu kaki, jadi titik berat tubuh bertumpu padakedua tangan.
3. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus kedua , yaitu posisi dari sikap awal,
pelaksanaan dan sikap akhir. 4. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan
kayang dengan batuan teman yang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dengan bantuan teman dan mempertahankan sikap akhir dan
kembali ke bentuk semula.
Pelaksanaan Pada Siklus 2 :
a Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki di buka selebar bahu,
kedua tangan di samping badan.
b Pelaksanaan : Lengkungkan badan ke belakang dengan dibantu oleh dua
teman yang saling bergandengan tangan, topangkan badan pada kedua tangan teman yang saling gandengan,
perlahan-lahan turunkan badan hingga tangan bertumpu di lantai. Pada waktu melentingkan badan ke belakang
kedua kaki diusahakan tetap lurus, kepala tetap tengadah ke depan dan kedua tangan tetap lurus.
c Sikap Akhir : Posisi badan melengkung bagai busur. Setelah
dapat dilakukan, selanjutnya berusaha kembali ke sikap permulaan.
4. Setiap siswa melakukan gerakan kayang sebanyak 20 kali pengulangan. 5. Diberikan pengulangan gerakan kayang secara berurutan.
6. Kegiatan tindakan dilkukan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan setelah 3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan tes instrument kayang.
7. Pada pertemuan ke empat di ambil penilaian gerakan kayang dengan bantuan dua teman.
Gambar 4. Kayang Dengan bantuan Dua Teman.
1
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas
dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes senam lantai pada teknik kayang didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa
melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan PTK Penelitian Tindakan Kelas disetiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir
1997 : 58 .Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK Penelitian Tindakan Kelas dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Alat itu berupa indikator
– indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa matras yang digulung, bantuan teman serta penilaian gerak dasar
kayang. Format indikator instrumen dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 68.
2 3
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :
P =
� �
� Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997
Keterangan : P : Prosentase keberhasilan.
f :Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar. n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang dibuat skala penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.
Tabel 1. penetapan KKM Aspek yang dianalisis
Kriteria dan skala penilaian Kompleksitas
Tinggi 65
Sedang 65-79
Rendah 80-100
Daya Dukung Tinggi
80-100 Sedang
65-79 Rendah
65 Intake Siswa
Tinggi 80-100
Sedang 65-79
Rendah 65
Tabel 2. PoinSkor pada setiap Kriteria yang ditetapkan Aspek yang dianalisis
Kriteria Pensekoran Kompleksitas
Tinggi 1
Sedang 2
Rendah 3
Daya Dukung Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1
Intake Siswa Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1
Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi, dan intakepeserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ;
+ + 9
� =
, Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM maka siswa yang
dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah menca pai nilai ≥ 67 atau persentase ketercapaian 67
secara perorangan. 2.
Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 siswa yang
telah mendapat nilai ≥ 67 Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79.
Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari
pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi
persentase peningkatan hasil belajar siswa.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat bantu matras yang telah digulung pada siklus pertama dapat
meningkatkan hasil pembelajaran dengan nilai hasil penelitian adalah nilai rata-rata 67,00, dari 36 siswa sebanyak 23 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-
rata kelas atau prosentase keberhasilan 63,89, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebanyak 13 orang atau 36,11. Selanjutnya jika
dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 36 siswa sebanyak 23 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 67 atau prosentase keberhasilan 63,89,
sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah 67 sebanyak 13 orang atau 36,11 dan memperbaiki keterampilan gerak dasar kayang pada senam lantai pada siswa
kelas VII-C di SMP Negeri 8 Bandar Lampung. Kesulitan yang dialami siswa pada siklus 1 ini adalah pada pelaksanaan gerak dasar kayang siswa mengalami kusulitan
pada posisi tangan dan kaki yang seharusnya lurus tetapi tangan dan kaki siswa tidak lurus, selajutnya kesulitan siswa yang lain yaitu posisi badan melengkung bagai busur
pada posisi ini siswa hanya mampu melengkungkan badan dan siswa belum mampu membentuk badan bagai busur dan kesulitan yang terakhir adalah siswa tidak mampu
kembali keposisi awal.
2. Dengan menggunakan bantuan dua teman pada siklus kedua dapat meningkatkan hasil
pembelajaran gerak dasar kayang dengan Hasil penelitian menunjukkan dengan nilai rata-rata 82,22. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 36 siswa