PENDEKATAN PENELITAN METODE PENELITIAN

42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. PENDEKATAN PENELITAN

Penelitian ilmiah pada dasarnya menggabungkan berpikir rasional, sistematis, dan empiris. Artinya, penelitian yang dirumuskan di satu pihak dapat diterima dengan akal sehat, kemudian penelitian dilakukan secara sistematis, teratur, serta dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris. Penelitian dimulai apabila muncul suatu permasalahan problem. Masalah yang dihadapi merupakan rangsangan kepada penelitian. Akal yang dirangsang oleh masalah, akan berpikir dan menganalisis suatu masalah Iskandar 2008: 8. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu metode kualitatif, artinya permasalahan yang dibahas bertujuan untuk menggambarkan dan menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan keadaan atau status fenomena yang tidak berkenaan dengan angka-angka Moleong, 1994: 103. Metode kualitatif dalam penelitian pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan Jawa sebagai proses pembentukan nilai Cinta budaya menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu pendekatan yang berorientasi untuk memahami, menggali, menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial yang alamiah nature, digunakan sebagai sumber data, berdasarkan kenyataan lapangan Iskandar 2008: 204. Bodgan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati serta diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik utuh. Dari beberapa kajian mengenai definisi pendekatan kualitatif tersebut, Moleong menyintesiskan bahwa penelitian kualitalif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2007: 4 Dengan demikian, metode kualitatif pada penelitian mengenai pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan Jawa dan dampak yang dapat ditimbulkan setelah Tumbuhnya nilai Cinta budaya pada anak menjadi langkah pertama pengamatan. Kemudian nantinya akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan. Dalam hal ini, peneliti berusaha menelusuri, memahami, menggambarkan, dan menjelaskan tentang pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan Jawa untuk meningkatkan di SD Antonius 01 Semarang. Selain itu, peneliti juga akan mengkaji beberapa faktor-faktor yang menghambat pembelajaran ekstrakurikuler seni karawitan Jawa.

3.2. PROSEDUR PENELITIAN