Pengajaran berbasis motivasi Motivation based teaching

Proses belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu yang berupa kemampuan pada tiga ranah yang menjadi tujuan pendidikan pembelajaran, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Selain itu, belajar adalah proses untuk mendapat ilmu, hendaknya diniati untuk beribadah. Artinya, belajar sebagai manifestasi perwujudan rasa syukur manusia sebagai seorang hamba kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan akal. Lebih dari itu, hasil dari proses belajar- mengajar yang berupa ilmu kemampuan dalam tiga ranah tersebut, hendaknya dapat diamalkan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan diri dan manusia. Buah ilmu adalah amal. Pengamalan serta pemanfaatan ilmu hendaknya dalam koridor keridhaan Allah, yakni untuk mengembangkan dan melestarikan agama Islam dan menghilangkan kebodohan, baik pada dirinya maupun orang lain. Inilah buah dari ilmu yang menurut al-Zarnuji akan dapat menghantarkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat kelak. Para guru harus memiliki perangai yang terpuji. Guru disyaratkan memiliki sifat wara’ meninggalkan hal-hal yang terlarang, memiliki kompetensi kemampuan dibanding muridnya, dan berumur lebih tua usianya serta memiliki “kedewasaan” baik ilmu maupun umur.

2.2 BENTUK-BENTUK IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

Pengajaran yang efektif berlangsung dalam suatu proses brkesinambungan, terarah berdasarkan perecanaan yang matang. Proses pengajaran itu dilandasi oleh prinsip-prinsip yang fundamental yang akan menentuekan apakah pengajaran berlangsung secara wajar dan berhasil.

2.2.1 Pengajaran berbasis motivasi Motivation based teaching

Motivasi adalah perubahan energi pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Ada tiga unsur dalam motivasi yang saling berkaitan yaitu : 1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. 2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal 3. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. 9 Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam inner component, dan komponen luar outer component. Motivasi dapat dibagi jadi dua jenis : 1. Motivasi intrinsik 2. Motivasi ekstrinsik Motivasi mempunyai prinsip-prinsip, antara lain: Kenneth H. Hover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut. 1. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. 2. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis yang bersifat dasar tertentu yang harus mendapat kepuasan. 3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar. 4. Terhadap jawaban perbuatan yang serasi sesuai dengan keinginan perlu dilakukan usaha pemantauan. 5. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. 6. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi. 7. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru. 8. Pujian-pujian yang datangnya dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. 9. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat murid. 10. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh murid adalah bersifat ekonomis. 11. Kegiatan-kegiatan yang akan dapat merangsang minat murud-murid yang kurang mungkin tidak ada artinya kurang berharga bagi para siswa yang tergolong pandai. 12. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar. 13. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik. 14. Apabila tugas tidak terlalu besar dan apabila tidak ada maka frustasi secara cepat menuju kedemoralisasi. 15. Tiap murid mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang berlainan. 16. Tekanan kelompok murid pergrup kebanyakan lebih efektif dalam motivasi daripada tekananpaksaan dari orang dewasa. 17. Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreatifitas murid. 10

2.2.2 Pengajaran berbasis perbedaan individual