Teori sibernetik menekankan bahwa belajar adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang
dipelajari. Bagaimana proses belajar akan berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi dari pesan tersebut. oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi
bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi.
Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi encoding, diikuti dengan penyimpanan informasi storage, dan diakhiri
dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan retrieval. Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan
proses penulusuran bergerak secara hirakhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang
diinginkan diperoleh. Konsepsi landa dengan model pendekatannya yang disebut algoritmik dan
heuristik mengatakan bahwa belajar algoritmik menuntut siswa untuk berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear , menuju pada target tujuan tertentu, sedangkan
belajar heuristic menuntut siswa untuk berpikir devergan, menyebar ke beberapa target tujuan sekaligus.
Aplikasi teori pengolahan informasi dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam teori Gagne dan Briggs yang mempreskripsikan adanya 1
kapabilitas belajar, 2 peristiwa pembelajaran dan 3 pengorganisasian atau urutan pembelajaran.
2.1.7 Teori Revolusi-Sosiokultural
Pandangan yang dianggap lebih mampu mengakomodasi tuntunan sosiocultural-revolution adalah teori belajar yang dikembangkan oleh Vygotsky.
dikemukakan bahwa peningkatan fungsi-fungsi mental seseorang terutama berasal dari kehidupan social atau kelompoknya, dan bukan sekedar dari individu itu
sendiri. teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut pendekatan ko- konstruktivisme.
6
Konsep-konsep penting dalam teorinya yaitu genetic low of development, zona of proxsimal development, dan mediasi, mampu membuktikan bahwa jalan
pikiran seseorang harus dimengerti dari latar social budaya dan sejarahnya. perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang seturut dengan teori
sociogenesis. dimensi kesadaran social bersifat primer sedangkan dimensi individual bersifat sekunder.
Berdasarkan teori Vygotsky maka dalam kegiatan pembelajaran hendaknya anak memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan zona
perkembangan proxsimalnya atau potensinya melalui belajar dan berkembang. guru perlu menyediakan berbagai jenis dan tingkatan bantuan yang dapat memfasilitasi
anak agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. bantuan dapat dalam bentuk contoh, pedoman, bimbingan orang lain atau teman yang lebih
kompeten. bentuk-bentuk pembelajarn kooperatif –kolaboratif serta belajar kontekstual sangat tepat digunakan. sedngkan anak yang telah mampu belajar
sendiri perlu ditingkatkan tuntutannya, segingga tidak perlu menunggu anak yang berada di bawahnya dengan demikian diperlukan pemahaman yang tepat tentang
karaktristik siswa dan budayanya sebagai pijakan dalam pembelajaran.
2.1.8 Teori Kecerdasan Ganda
Kecerdasan ganda yang dikemukakan oleh Gardner yang kemudian dikembangkan oleh para tokoh lain, terdiri dari kecerdasan verbalbahasa,
kecerdasan logikamatematik, keserdasan visualruang, kecerdasan tubuhgerak tubuh, kecerdasan musicalritmik, keceedasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan eksistensial, perlu dilatihkan dalam rangka mengembangkan keterampilan hidup.
semua kecerdasan ini sebagai satu kesatuan yang utuh dan terpadu. komposisi keterpaduannya berbeda-beda pada masing-masing orang dan pada masing-masing
budaya, namun secara keseluruhan semua kecerdasan tersebut dapat diubah dan ditingkatkan. kecerdasan yang paling menonjol akan mengontrol kecerdasan-
kecerdasan lainnya dalam memecahkan masalah.
7
Para pakar kecerdasan sebelum Gardner cenderung memberikan tekanan terhadap kecerdasan hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah
tereduksi menjadi sekedar komponen kognitif. Gardner melakukan hal yang berbeda, ia memandang manusia tidak hanya sekedar komponen kognitif, namun
suatu keseluruhan. melalui teori kecerdasan ganda ia berusaha menghindari adanya penghakiman terhadap manusia dari sudut pandang kecerdasan inteligensi. tidak
ada manusia yang sangat cerdas dan tidak cerdas untuk seluruh aspek yang ada pada dirinya. yang ada adalah ada manusia yang memiliki kecerdasan tinggi pada salah
satu kecerdasan yang dimilikinya. mungkin seseorang memiliki kecerdasan tinggi untuk kecerdasan logika-matematika tetapi tidak untuk kecerdasan music atau
kecerdasan bidy-kinestetik. Srategi pembelajaran kecerdasan ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat
berkembang. strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan 1 membangunkanmemicu kecerdasan, 2 memperkuat kecerdasan, 3 mengajarkan
dengan untuk kecerdasan, dan 4 mentransfer kecerdasan.
2.1.9 Teori Pembelajaran Menurut Islam