Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Defenisi Konsep

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Persepsi Masyarakat Dalam Pelayanan Pembuatan SIM C” Studi pada kantor Satlantas Polresta Tebing tinggi Kota Tebing tinggi

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Dalam Pelayanan Pembuatan SIM C yang dilakukan Polisi Satlantas Polresta Tebing Tinggi”

1.3 Tujuan Penelitian

Suatu riset dalam Ilmu Pengetahuan yang empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan Sutrisno Hadi, 1980:3. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat dalam pelayanan pembuatan SIM C di Kantor Satlantas Polresta Tebing tinggi . 2. Untuk Mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat terhadap kualitas pelayanan umum dalam hal ini pengurusan SIM C . 3. Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan masyarakat terhadap berbagai aturan dalam pembuatan SIM C. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis, bagi penulis penelitian ini merupakan wahana untuk melatih dan mengembangkan pengetahuan melalui karya ilmiah. 2. Secara praktis, bagi Kepolisian khususnya Kantor Satlantas Polresta Tebing tinggi Kotamadya Tebing tinggi kiranya penelitian ini dapat menjadikan sebagai masukan untuk dapat lebih mengadaptasikan diri terhadap pelayanan khusus nya pelayanan dalam pembuatan SIM. 3. Secara akademis, bagi masyarakat yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, penelitian ini diharapkan mampu menyumbangkan khasanah ilmiah dan pengetahuan di bidang pelayanan khususnya pelayanan oleh Polri dalam pembuatan SIM C, karena di lingkungan FISIP-USU masih sedikit melakukan penelitian tentang Kepolisian.

1.5 Kerangka Teori

Sebagai titik tolak landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu, disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstrak, defenisi dan proporsisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep Singarimbun,1995:37. Kerangka teori adalah merupakan landasan berfikir untuk melaksanakan penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bagian ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan, yang akan menjadi titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini. 1.5.1. Persepsi Masyarakat Bahwa kehidupan seseorang tidak akan lepas dari lingkungannya. Sejak lahir secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya dan menerima rangsangan dari luar dirinya, dimana hal ini berkaitan dengan persepsi.. Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Thoha, 1994: 138. Dimana persepsi tersebut menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak Mahmud, 1990: 41. Persepsi merupakan pengamatan secara global, belum disertai kesadaran, sedang subjek dan objeknya belum terbedakan satu dari lainnya baru ada proses “memiliki” tanggapan. Kemudian ada juga appersepsi, yaitu mengungkapkan tanggapan-tanggapan yang lama dengan yang baru. Kartono, 1996: 61. Sarwono menyebutkan bahwa persepsi akan terjadi jika sejumlah penginderaan disatukan dan di koordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi otak sehingga manusia bisa mengenali dan menilai objek-objek. Sarwono, 1992: 45. Rakhmat 1991: 51 mendefenisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan defenisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang itu dapat memberikan interprestasinya terhadap objek yang menarik perhatiannya. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang : 1. Diri orang tersebut, apabila seseorang melihat sesuatu apa yang dilihatnya dan berusaha memberikan interprestasinya tentang apa yang dilihanya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut berpengaruh. 2. Sasaran persepsi tersebut, sasaran tersebut mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat atau bentuk sasaran itu yang mempengaruhi terhadap orang yang melihatnya. 3. Faktor situasi, persepsi harus melihat secara konseptual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul dan perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan factor yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang. Mengenai defenisi masyarakat, ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang disebutkan Maclver dan Page yang mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dan kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah- laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Soekanto, 1990: 24. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan buku sosial. Dan masyarakat selalu berubah. Dalam buku yang sama disebutkan, masyarakat menurut Ralph Linton, masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri, dan mereka Universitas Sumatera Utara menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Masyarakat adalah suatu sistem tentang kebiasaan dan prosedur tentang kekuasaan dan bentuk timbal balik, tentang kelompok dan pembagian, tentang perilaku pengawasan manusia dan kebiasaanya. Masyurdin, 1994: 40. Menurut Sadeli dalam Masyurdin, 1994: 43 masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mepengaruhi satu sama lainnya. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Universitas Sumatera Utara Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat Negara. Jadi dapat penulis simpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam wilayah tertentu dimana terdapat kesadaran bahwa mereka adalah satu kesatuan dan memiliki sistem kehidupan dan sistem kebudayaan sendiri selalu berubah. Jika kita melihat dari ilmu psikologi dan ilmu komunikasi, maka kita akan dapat teori tentang persepsi yang biasa disebut dengan teori S-O-R. SOR adalah singkatan dari Stimulus, Organism, Response. Menurut stimulus reponse ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsure-unsur dalam model ini adalah a. Pesan Stimulus, S b. Komunikan Organism, O c. Efek Respose, R Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek perubahan sikap adalah aspek how bukan what dan why. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Effendi, 1993: 254. Dapat digambarkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Sumber : Effendi, 1993: 255 Bila kita sesuaikan dengan teori ini, ada tiga element penting dalam penelitian ini, yaitu : 1. Stimulus : Hasil implementasi pelayanan pembuatan SIM C 2. Organism : Masyarakat Kota Tebing Tinggi . 3. Respons : Bagaimana persepsi masyarakat Kota Tebing Tinggi tersebut terhadap pelaksanaan dan pelayanan pembuatan SIM C oleh Satlantas Polresta Tebing Tinggi. Jadi, persepsi masyarakat adalah suatu proses dimana kelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu berpendapat tentang sesuatu yang menarik perhatiannya, dalam hal ini objek tersebut adalah upaya Polri dalam meningkatkan pelayanan yang prima khusus pelayanan pembuatan SIM C di wilayah Kota Tebing Tinggi.

1.5.2 Polri

Kepolisian sebenarnya ada dan tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya peradaban manusia. Setiap kelompok yang mulai merasakan perlunya keamanan, ketentraman dan mempertahankan RESPONS Perubahan Sikap STIMULUS ORGANISM:  Perhatian  Pengertian  Penerimaan Universitas Sumatera Utara kehidupannya, pada saat itulah sebenarnya fungsi polisi itu ada, tumbuh dan berkembang. Fungsi polisi itu tumbuh dan berkembang semakin jelas mana kala ancaman terhadap kelompok itu semakin nyata. Ancaman itu tidak hanya berupa bahaya yang datang dari luar kelompok itu , tetapi juga berupa ancaman yang ada dalam kelompok itu sendiri. Asal kata Polisi Kata polisi berasal dari kata politea, suatu judul buku yang ditulis oleh Plato. Buku itu berisi tentang teori dasar polis atau Negara kota. Kelompok dalam satu kota itu membuat benteng-benteng yang merupakan pagar, pertahanan ancaman dari luar. Untuk menjaga agar ketentraman dalam kota tersebut dapat terwujud dibuatlah norma-norma yang disepakati bersama dan melahirkan aturan- aturan yang disepakati bersama. Agar aturan-aturan yang telah disepakati itu dapat tetap terwujud dan untuk mengantisipasi ancaman dari luar, maka lahirlah polisi dengan fungsi polisi. Kamus Belanda Kramers, menulis pengertian kata politie itu adalah : 1. Tata pemerintahan yang menjamin tata tertib umum dan keselamatan dari orang perorangan dengan segala milik-miliknya. 2. Suatu korps pegawai Negara yang ditugaskan untuk itu. 3. Dalam pemerintahan Negara atau kota, yang menyelenggarakan ketertiban rakyat yang ditujukan kepada ketertiban rakyat yang ditujukan kepada ketertiban, keamanan dan keselamatan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata polisi adalah: 1. Badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum menagkap orang yang melanggar hukum dan sebagainya. 2. Anggota badan pemerintahan pegawai negeri yang bertugas menjaga keamanan dsd selanjutnya diberikan rincian penjelasan. Dari contoh-contoh pengertian di atas nampak jelas masing-masing Negara beda dalam menginterpretasikan pengertian polisi. Hal ini semata-mata dipengaruhi oleh budaya yang dianut. Eropa daratan lebih terpengaruh kepada teori kenegaraan dari politeai itu sendiri, sedangkan Anglo Saxon termasuk Indonesia dipengaruhi oleh kenyataan kegiatan yang dilakukan oleh polisi dan nampak terlepas dari konteks teori kenegaraan. Namun jika dicermati pada intinya bahwa polisi utamanya bertanggungjawab atas keamanan dan ketertiban umum. Sejarah polisi yang merupakan salah satu sumber etika dan profesionalisme polisi yang kemudian akan mendorong perkembangan polisi telah melahirkan banyak pemikiran. Salah satu pemikiran perkembangan kepolisian yang diuraikan Prof. Soejipto Rahardjo, SH, yang mengutip pendapat Coates 1972, membagi tiga klasifikasi polisi : 1. The Legalistic Abusive Officer Polisi yang berperan sebagai penjaga, pelindung masyarakat serta nilai- nilai masyarakat, dan dengan cepat menggunakan kekuatan dan sangat otoriter. 2. The Task Officer Polisi yang menjalankan tugasnya tanpa menggunakan nilai-nilainya sendiri dan hanya menjalankan hukum. Universitas Sumatera Utara 3. The Community Service Officer Polisi yang tidak menerapkan hukum dan bertindak sebagai penegak hukum, melainkan berusaha membantu dan memecahkan persoalan masyarakat.

1.5.3 Pelayanan Pembuatan SIM C

1.5.3.1 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat, di daerah, BUMN dan BUMND dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku KEPMENPAN 8193. Sejalan dengan hal tersebut Christhoper 1992 menyatakan bahwa pelayanan pelanggan dapat diartikan sebagai suatu sistem manajemen, diorganisir untuk menyediakan hubungan pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dengan waktu barang dan jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan harapan pelanggan dalam jangka panjang. Dukungan kepada pelanggan dapat bermakna sebagai suatu bentuk pelayanan yang meberikan kepuasan bagi pelanggannya, selalu dekat dengan pelanggannya, sehingga kesan yang menyenangkan senantiasa di ingat oleh para pelanggannya. Indikator Kualitas Pelayanan Publik Yang Ideal Salah satu produk organisasi pubik adalah pelayanan publik. Menurut Lenvine pelayanan publik di dalam Negara demokrasi paling tidak harus memenuhi tiga indikator yakni : Universitas Sumatera Utara 1. Responsiveness atau responsivitas adalah daya tanggap penyedia layanan terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan. 2. Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip atau ketentuan-ketentuan administrasi dan organisasi yang bnar dan telah ditetapkan. 3. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan kepentingan stakeholders dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat. Dwiyanto, 2005: 147. Sementara itu Gibson, Ivancevich dan Donnelly 1996 memasukkan dimensi waktu, yaitu menggunakan ukuran jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dalam melihat kinerja organisasi publik. Dalam hal ini kinerja pelayanan publik terdiri dari : 1. Produksi adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan organisasi untuk menunjukkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan keluaran yang dibutuhkan oleh lingkungannya. 2. Mutu adalah kemampuan organisasi untuk memenuhi harapan pelanggan dan clients. 3. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara keluaran output dan masukan input. 4. Fleksibilitas adalah ukuran yang menunjukkan daya tanggap organisasi terhadap tuntutan perubahan internal dan eksternal. Universitas Sumatera Utara 5. Kepuasan menunjuk pada perasaan karyawan terhadap pekerjaan dan peran mereka di dalam organisasi. 6. Persaingan menggambarkan posisi organisasi di dalam berkompetisi dengan organisasi lain yang sejenis. 7. Pengembangan adalah ukuran yang mencerminkan kemampuan dan tanggungjawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk berkembang melalui investasi sumberdaya. 8. Kelangsungan hidup adalah kemampuan organisasi untuk tetap eksis di dalam menghadapi segala perubahan.

1.5.3.2 Pembuatan SIM C

Menurut Pasal 18 ayat 1 UU No.14 Tahun 1992, Surat Izin Mengemudi SIM adalah bukti registrasi dan identifikasi Regident yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki SIM. Dasar Hukum SIM : 1. UU No. 2 Th. 2002 a. Pasal 14 ayat 1 b b. Pasal 15 ayat 2 c 2. Peraturan Pemerintah No. 441993 Pasal 216 Fungsi dan Peranan SIM : 1. Sebagai sarana identifikasijatidiri seseorang 2. Sebagai alat bukti. 3. Sebagai sarana upaya paksa Universitas Sumatera Utara 4. sebagai sarana pelayanan masyarakat Setiap pengemudi kenderaan bermotor wajib memiliki SIM , Pasal 181 UU No.14 Th 1992 tentang “Setiap kenderaan bermotor di wilayah wajib memiliki Surat Izin Mengemudi SIM” Dalam Pasal 59 ayat 1 UU No.14 Tahun 1992 mengatakan, Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor dan tidak dapat menunjukkan SIM di pidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.2.000.000,- dan Pasal 59 ayat 2 UU No.14 Tahun 1992 yang juga mengatakan Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor dan tidak memiliki SIM di pidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda setinggi- tingginya Rp.6.000.000,-. Penggunaa Golongan SIM : 1. Golongan SIM A Untuk Ranmor Roda 4 dengan berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 kg. 2. Golongan SIM B1 Untuk Ranmor dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 kg. 3. Golongan SIM B2 Untuk Ranmor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 kg 4. Golongan SIM A Khusus Untuk Ranmor Roda 3 dengan karoseri mobil Kajen VI yang digunakn untuk angkutan orang barang bukan sepeda motor dengan kereta samping Universitas Sumatera Utara 5. Golongan SIM C Untuk Ranmor Roda 2 yang dirancang dengan kecepatan lebih dari 40 kmjam Golongan SIM C berdasarkan Pasal 211 ayat 2 PP 4493 : a. Untuk kendaraan bermotor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1000 kg. b. untuk kendaraan bermotor roda 2 yang dirancang untuk kecepatan lebih dari 40 KmJam. Persyaratan pemohon SIM C berdasarkan Pasal 217 ayat 1 PP 4493 : 1. Permohonan tertulis. 2. Bisa baca tulis. 3. Memiliki pengetahuan peraturan lalu lintas jalan dan teknik dasar kendaraan bermotor. 4. Batas usia: 16 tahun untuk SIM C 5. Trampil mengemudikan kendaraan bermotor. 6. Sehat jasmani dan rohani. 7. Lulus ujian teori dan praktek. SIM dinyatakan tidak berlaku Pasal 230 PP 44 93 : a. SIM habis masa berlakunya b. Digunakan oleh orang lain c. Diperoleh dengan cara tidak sah d. Data yang ada pada SIM dirubah Universitas Sumatera Utara

1.6 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak: mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social. Singarimbun, 1995: 33. Untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas mengenai variabel- variabel yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan : a. Persepsi adalah pandangan atau tanggapan terhadap objek atau peristiwa tertentu yang diransang oleh situasi tertentu. Kemudian masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal di wilayah tertentu dan mempunyai budaya tertentu. Jadi persepsi masyarakat adalah pandangan atau tanggapan sekelompok manusia terhadap objek atau peristiwa yang ada di sekitarnya. b. Polisi Republik Indonesia Polri adalah alat Negara yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. c. Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat, di daerah, BUMN dan BUMND dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. d. Surat Izin Mengemudi SIM adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan Universitas Sumatera Utara administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. e. Pelayanan Pembuatan SIM C adalah tugas yang dilakukan oleh Polri dalam kaitannya dengan pelayanan pembuatan SIM C dengan tujuan agar supaya pelayanan memiliki kualitas yang lebih baik di daerah Kota tersebut.

1.7 Defenisi Operasional

Dokumen yang terkait

Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Medan)

17 148 127

Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan

1 92 197

Pengaruh Profesionalisme Kerja Pegawai Terhadap Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Kota Medan

2 52 197

Kajian Yuridis Tindak Pidana Pemalsuan Surat Izin Mengemudi (Study Putusan Nomor 600/PID.B/2009/PN.Mdn)

10 96 95

KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PERPANJANGAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) A, B, C DAN D MELALUI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI SATUAN LALU LINTAS (SATLANTAS) POLRES JOMBANG.

0 0 145

EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) DALAM PERSPEKTIF PENGGUNA PELAYANAN DI KEPOLISIAN RESORT MOJOKERTO.

30 77 134

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) DI KEPOLISIAN RESORT MOJOKERTO.

0 0 105

Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan Publik (Studi Pelayanan Pembuatan Surat Izin Mengemudi di Kantor Satuan Lalu Lintas Polresta Medan)

0 0 13

EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) DALAM PERSPEKTIF PENGGUNA PELAYANAN DI KEPOLISIAN RESORT MOJOKERTO

1 1 19

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA TERHADAP KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) DI KEPOLISIAN RESORT MOJOKERTO

0 0 22