Karir militer Mustafa Kemal

B. Karir militer Mustafa Kemal

Mustafa Kemal masuk ke akademi militer di Manastır pada tahun 1895. Ia lulus dengan pangkat letnan pada tahun 1905 dan ditempatkan di Damaskus. Di Damaskus ia segera bergabung dengan sebuah kelompok rahasia kecil yang terdiri dari perwira-perwira yang menginginkan pembaruan. Kelompok ini kemudian bernama Vatan ve Hürriyet Tanah Air dan Kemerdekaan, dan menjadi penentang aktif rezim Dinasti Usmani. Pada tahun 1907 ia ditempatkan di Selanik dan bergabung dengan Komite Kesatuan dan Kemajuan yang biasa disebut sebagai kelompok Turki Muda 24 Pada tahun 1908 kaum Turki Muda merebut kekuasaan dari Sultan Abdul Hamid II, dan Mustafa Kemal menjadi tokoh militer senior. Pada tahun 1911, ia pergi ke provinsi Libya untuk ikut serta dalam melawan invasi Italia. Pada bagian . Mereka menentang rezim yang dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Mereka mengutuk Sultan karena menekan segala pemikiran liberal yang akan menghancurkan kekuasaan Islam. Mereka tidak bosan-bosan menuduh Islam sebagai penanggungjawab atas keterbelakangan Turki dan melampiaskan perasaan benci mereka kepada Syariah Islam yang mereka anggap kuno dan terhadap tasawuf sebagai bahan ejekan. Anggota-anggota dan perkumpulan ini bersumpah akan menghilangkan kesultanan dan menggantikannya dengan bentuk pemerintahan ala barat lengkap dengan Konstitusi dan Parlemen, menghancurkan kekuasaan Ulama dan menghapuskan Purdah dan Kudung, menyatakan persamaan mutlak antara pria dan wanita. Tidak lama kemudian Mustafa Kemal manjadi pemimpinnya. 24 Acmad munif, 50 Tokoh Politik Legendaris Dunia, Jakarta: Narasi, 2007 Hal 147 Universitas Sumatera Utara pertama dari Perang Balkan Mustafa Kemal terdampar di Libya dan tidak dapat ikut serta, tetapi pada Juli 1913 ia kembali ke Istanbul dan diangkat menjadi komandan pertahanan Dinasti Usmani di wilayah Canakkale di pantai Trakya Thracia. Pada 1914 ia diangkat menjadi atase militer di Sofia, sebagi bagian siasat untuk menyingkirkannya dari ibu kota dan dari intrik politiknya 25 Ketika Dinasti Usmani terjun ke Perang Dunia I yang bersekutu di pihak Jerman, Mustafa Kemal ditempatkan di Tekirdag Laut Marmara. Ia kemudian dipromosikan menjadi kolonel dan ditempatkan sebagai komandan divisi di daerah Gallipoli bahasa Turki: Gelibolu. Ia memainkan peranan kritis dalam pertepuran melawan pasukan sekutu Inggris, Perancis dan ANZAC dalam Pertempuran Gallipoli pada April 1915. Di sini ia berhasil menahan pasukan- pasukan sekutu di Conkbayiri dan di bukit-bukti Anafarta . 26 . Karena keberhasilannya ini, pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal, dan dengan demikian memperoleh gelar Pasha dan memperoleh pengaruh yang semakin luas dalam upaya-upaya peperangan 27 “Para pahlawan yang menumpahkan darahnya dan kehilangan nyawanya ... kalian kini terbaring di tanah dari negara sahabat. Karena itu beristirahatlah dengan damai. Tidak ada perbedaan antara Johnny dan Mehmet di mana mereka kini terbaring berdampingan di negara kita... Kalian, para ibu yang mengirim anak-anaknya ke negara-negara yang jauh, hapuskanlah air matamu. Anak-anakmu kini berbaring di . Mustafa Kemal Pasha memperoleh penghormatan dari bekas lawan- lawannya karena keberaniannya dalam kemenangan. Memorial Mustafa Kemal Atatürk mempunyai tempat terhormat dalam Parade ANZAC Parade di Canberra. Di tugu peringatan ini tertulis kata-katanya: 25 Erik J. Zurcher, Sejarah Modern Turki, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2003 Hal 115-116 26 Ibid. Hal 148-149 27 Mango, Op Cit. Hal 22 Universitas Sumatera Utara haribaanmu di dalam kedamaian. Setelah kehilangan nyawa mereka di negeri ini, mereka pun telah menjadi anak-anak kami” 28 Pada 1917 dan 1918 Mustafa Kemal Pasha dikirim ke front Kaukasus untuk berperang melawan pasukan-pasukan Rusia, yang berhasil dimenangkannya. Ia kemudian ditempatkan di Hejaz, untuk melakukan perlawanan terhadap pemberontakan Arab yang didukung oleh Inggris melawan kekuasaan dinasti Usmani . 29 . Setelah melepaskan jabatannya, akhirnya ia kembali untuk berdinas dalam mempertahankan Palestina, namun gagal. Pada Oktober 1918 Ottoman menyerah kepada Sekutu, dan Mustafa Kemal menjadi salah seorang pemimpin partai yang memilih untuk mempertahankan wilayah yang lebih kurang sama dengan yang dikuasai oleh Turki sekarang, sementara setuju untuk mengundurkan diri dari semua wilayah lainnya 30 Revolusi Mustafa Kemal dimulai dengan penempatannya di Samsun, dan di sana ia diberikan kekuasaan darurat sebagai Inspektur Divisi Militer ke-19. Begitu tiba di Anatolia, ia menafsirkan kekuasaannya secara bebas, dan menghubungi serta mengeluarkan perintah-perintah kepada para gubernur provinsi dan panglima militer daerah. Ia menyuruh mereka untuk melawan pendudukan. Pada Juni 1919 Mustafa Kemal dan teman-teman dekatnya mengeluarkan Deklarasi Amasya yang menggambarkan mengapa wewenang . Sementara pasukan Sekutu mulai menduduki Kekaisaran Ottoman, kaum revolusioner Turki mulai memperlihatkan perlawanan. Mustafa Kemal mengorganisir gerakan-gerakan Kuva-i Milliye Angkatan Nasional yang paling berhasil, yang berkembang menjadi Perang Kemerdekaan Turki. 28 Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani, Jakarta: Kalam Mulia, 1988 Hal 67-68 29 Erik J. Zurcher, Op Cit. Hal 150 30 DR. Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004 Hal 119 Universitas Sumatera Utara Istanbul tidak sah. Para perwira Turki Muda secara politis mempromosikan gagasan bahwa pemerintahan di pengasingan harus dibentuk di suatu tempat di Anatolia. Perintah Istanbul untuk menghukum mati Kemal datang terlambat. Sebuah parlemen baru, Dewan Agung Nasional, dibentuk di Ankara pada April 1920. Dewan ini menganugerahkan kepada Mustafa Kemal Pasha gelar Presiden Dewan Nasional, menolak pemerintahan Sultan di Istanbul dan menolak Perjanjian Sevres 31 Pada Tahun 1938, Mustafa Kemal dalam usia 57 tahun meninggal dunia karena radang hati yang disebabkan oleh kecanduan alkohol. Gaya hidupnya merupakan beban yang sangat hebat bagi tubuhnya. Konsumsi alkohol pada diskusi-diskusi makan malam, merokok, dan kerja keras dalam jangka waktu yang panjang dengan sedikit tidur dan istirahat, serta mengerjakan proyek-proyek dan impiannya telah menjadi gaya hidupnya. Seperti yang telah dikatakan sejarahwan Will Durant, orang yang mengabdikan hidupnya kepada perang, politik, dan kehidupan masyarakat dengan cepat akan rontok, dan ketiganya ini merupakan semangat Atatürk. Di hari terakhir, peti mati Ataturk ditutup bendera Turki: merah, bulan sabit dan bintang putih. Dari Dolmabhache jenazahnya dibawa melintasi Bosporus lewat Jembatan Galata. Lalu diangkut naik kapal perang menuju Izmit. Dari Izmit, rombongan duka itu naik kereta api menuju Ankara. Riwayat Ataturk pun berakhir di bukit Anittep . 32 31 Erik J. Zurcher, Op Cit, Hal 174-175 32 Diakses dari internet : http:id.wikipedia.orgwikiMustafa_Kemal_AtatC3BCrk, terbitan tahun 2000, penulis dari tim Wikipedia Indonesia, diakses pada 14 Februari 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB III KONDISI SOSIAL-POLITIK TURKI USMANI