Turki. Ketiga adalah sekolah yang didirikan dan didanai oleh beberapa millet
68
Sejumlah perkembangan menyebabkan timbulnya krisis di Usmani. Pembukaan Terusan Suez tahun 1869 berarti bahwa Mesir yang menjadi fokus
perhatian kekuatan-kekuatan utama, Inggris dan Perancis. Kekalahan yang jelas dan tak diharapkan di pihak Prancis dalam perang tahun 1870 berarti perubahan
dalam keseimbangan kekuasaan di Eropa. Prancis, kekuatan yang dikaitkan paling ,
dan keempat adalah sekolah yang diurus oleh misi Katolik dan Protestan luar negeri dan oleh Alliance Israelite Universelle Yahudi, yang juga diikuti oleh
anak-anak Muslim dalam jumlah kecil, namun terus bertambah.
C.2.6. Perubahan Kultural
Perubahan kultural masyarakat Usmani terjadi disebabkan banyaknya warga Usmani yang melakukan pendidikan di negara-negara Eropa. Hal ini
terlihat dari para pegawai pemerintahan yang mendominasi negara pada masa Tanzimat adalah orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan Eropa.
Mereka menggunakan jubah an pakaian yang dipakai oleh masyarakat Eropa. Gaya hidup baru ini bahkan mempengaruhi para sultan, yang kini mau menghadiri
pertemuan-pertemuan sosial dan diplomatik, memperlihatkan diri kepada penduduk ibukota dan bahkan mau untuk melakukan perjalanan ke Perancis dan
Inggris tahun 1867 yang ini dilakukan oleh sultan Abdul Aziz. Hal ini merupakan sesuatu yang benar-benar baru, karena baru pertama kalinya penguasa Usmani
menginjakkan kaki di negeri asing.
D. Krisis di Turki Usmani dan Masa Pemberlakuan Konstitusi
68
Millet adalah bangsa atau komunitas dhimmi umat Kristen dan Yahudi yang dilindungi di suatu negeri Muslim
Universitas Sumatera Utara
erat dengan para reformis Usmani sejak perang Crimea, sementara sedang pudar. Hal ini dengan sendirinya memperkuat pihak para partisan kekuatan yang otoriter
dan konservatif terutama Rusia di Istambul. Kekeringan dan banjir menimbulkan bencana kelaparan di Anatolia tahun
1873 dan 1874. Bencana ini menyebabkan kematian ternak dan depopulasi daerah-daerah pedesaan karena kematian dan migrasi ke kota-kota. Selain
penderitaan manusia, akibat lainnya adalah jatuhnya pendapatan dari pajak, yang diupayakan untuk diatasi oleh pemerintah melalui penaikan pajak terhadap
penduduk yang masih hidup, yang dengan demikian menambah pederitaan warga. Sebagaimana sudah dilakukan sejak perang Crimea, pemerintah berpaling ke
pasar-pasar Eropa untuk mendapatkan pinjaman, namun tidak berhasil. Dengan tekanan pajak yang meningkat, huru-hara di provinsi Balkan bereskalasi menjadi
pemberontakan berskala luas di kalangan kaum petani Kristen, pertama-tama di Bosnia dan Herzegovina, dan sejak bulan April 1876 juga meletus di Bulgaria.
Ketika pasukan Usmani menumpas pemberontakan itu, membunuh antara 12.000 sampai 15.000 orang Bulgaria, gelombang keterkejutan mengguncang Eropa,
yang akhirnya mengabaikan pembunuhan berskala luas atas umat Muslim oleh umat Kristen yang juga merupakan bagian dari situasi ini.
69
Dalam kekacauan politik dan finansial yang terjadi di Usmani, sekelompok politisi Usmani terkemuka, diantaranya, Husein Avni Pasha menteri
Austria masih memandang kelangsungan hidup kesultanan Usmani sebagai kepentingan vital.
Selain itu, para pejabat militernya berupaya untuk menguasai Bosnia- Herzegovina, seandainya kontrol pemerintah Usmani di sana lemah.
69
Muhammad Ali, Op Cit, Hal 120-121
Universitas Sumatera Utara
perang, Sulaiman Pasha direktur akdemi militer, dan Syeihulislam Hayrullah Effendi, melakukan kudeta, menjatuhkan sultan Abdul Azis pada tanggal 30 Mei
1876. sebagai gantinya, putra mahkota, Pangeran Murad, naik tahta menjadi sultan Murad V. Sebelum naik tahta, Murad berjanji mengumumkan konstitusi
sesegera mungkin, dan tampaknya program konstitusi dan parlementer kini akan diimplementasikan sepenuhnya. Sebelum hal itu dapat diimplementasikan, Murad
V mengalami sakit dan kondisinya terus menurun. Setelah para medis memeriksa kondisi Murad, kabinet memutuskan bahwa dia tidak layak untuk dapat
melanjutkan pemerintahan. Pada akhirnya sultan Murad dipecat dan menggantikannya dengan adiknya Hamid yang naik tahta sebagai Abdul Hamid II
pada tanggal 1 September 1876.
70
Sementara itu, situasi di Balkan semakin memburuk. Serbia menyatakan perang terhadap pemerintahan Usmani pada tanggal 30 Juni 1876 namun
dihadapkan pada kekuatan superior Usmani yang mendesaknya untuk mengadakan gencatan senjata pada bulan September. Rusia merasa kecewa
dengan Serbia, sehingga negara itu memusatkan perhatiannya pada Bulgaria. Rusia mendesak Istambul agar melakukan reformasi besar-besaran dan
memberikan otonomi yang menguntungkan di daerah-daerah yang di huni warga Bulgaria dan mengancam akan melakukan perang dengan kesultanan jika
tuntutannya tidak dipenuhi. Sementara Inggris mencoba meredam konflik yang sedang memuncak itu dengan mengusulkan diadakannya konferensi internasional
mengenai Balkan. Ketika konferensi itu diadakan untuk pertama kalinya di Istambul pada tanggal 23 Desember 1876, delegasi Usmani mengeluarkan
70
Erik J. Zurcher, Op Cit, hal 88-89.
Universitas Sumatera Utara
pernyataan bahwa konstitusi sudah diumumkan. Konstitusi itu pada dasarnya berdasarkan konstitusi Belgia tahun1831, namun sejumlah pasalnya dihapus
sehingga menjadikan konstitusi itu berkarakter lebih otoriter dan memberi hak- hak prerogatif kepada sultan yang kemudian dimanfaatkan untuk mengacaukan
pemerintahan konstitusional.
71
Dalam masa ini, terdapat dua upaya bersenjata untuk menggulingkan Abdul Hamid dan menggantikannya kembali dengan Murad V yang di kabarkan
telah sehat namun hal tersebut gagal.
D.1. Revolusi Turki Muda
Kelemahan utama Abdul Hamid adalah kegagalannya dalam menanamkan loyalitas generasi baru kaum birokrat dan perwira. Generasi-generasi baru yang
dididik di sekolah-sekolah seperti Akademi Pegawai Sipil dan Akademi Perang semakin tertarik pada ide-ide liberal dan konstitusional, serta patriotisme orang-
orang Turki muda yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
72
Sebagian dari anggota kelompok tersebut berhasil ditahan oleh pihak kepolisian Usmani dan sebagian lagi berhasil
melarikan diri ke luar negeri khususnya ke Paris. Di Paris mereka menemukan sekelompok kecil pelarian Usmani yang konstitusionalis. Kelompok tersebut
kemudian mendirikan komite kecil yang bernama Komite Persatuan dan Kemajuan KPK, kemudian kelompok tersebut menamakan diri sebagai Turki
Muda.
73
71
Erik J. Zurcher, ibid, hal 89-90.
72
Achmad Syalabi, Imperium Turki Usmani, Jakarta: Kalam Mulia, 1988, hal 164.
73
Binnaz Toprak, Islam dan Perkembangan Politik Turki, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1999 hal 142-143.
Pergerakan Turki Muda diarahkan kepada penggulingan sultan Abdul Hamid.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1902 di Paris, diadakan Kongres Kaum Liberal Usmani yang didalamnya terdiri dari semua kebangsaan yang ada di dalam wilayah Usmani.
Kongres yang dilaksanakan menghasilkan pertentangan antara dua kelompok, salah satu dari kelompok tersebut menyatakan bahwa kekerasan dan intervensi
langsung oleh luar negeri di Turki Usmani diperbolehkan sebagai sarana untuk menjatuhkan Abdul Hamid untuk mengembalikan konstitusional pernah dibuat.
74
Pembaharuan yang dilakukan oleh sultan Abdul Hamid atas dukungan Usmani muda tidak memuaskan sejumlah pemikir yang tergabung dalam Turki
Muda. Turki Muda berhasil melaksanakan revolusi melalui partai KPK. Peristiwa penting setelah revolusi adalah pemilihan umum pertama. Satu-satunya organisasi
yang ikut serta dalam pemilihan umum, yaitu KPK dan partai Kaum Liberal Usmani. Namun demikian, setelah revolusi dan setelah pemilihan umum
kekuasaan istana mulai dipersempit namun bukan dihilangkan, dan kaum birokrat terkemuka di Porte tampil kembali sebagai faktor politik independen untuk yang
pertama kalinya sejak 1878, sementara KPK berfungsi umtuk mengendalikan pemerintahan melalui mayoritas kursi partainya di parlemen.
Pergerakan itu pada akhirnya menghasilkan revolusi konstiusional seperti yang diharapkan oleh kelompok Turki Muda.
75
Setelah berkuasa, Turki Muda terbagi kedalam dua kelompok, yang pertama, Turki Muda Liberal yang menghendaki sistem pemerintahan otonomi
bagi daerah-daerahnya desentralisasi, dan kedua, kelompok Turki Muda yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan yang sentralistik.
76
74
Achmad Syalabi, Log Cit.
75
Erik J. Zurcher, Op Cit, hal 117-118.
76
Siti Maryam, dkk, ed, Op Cit. hal 179.
Universitas Sumatera Utara
Dalam keadaan yang kacau, wilayah-wilayah di bawah Turki Usmani mulai melepaskan diri. Bulgaria menyatakan kemerdekaannya, Creta
menggabungkan diri dengan Yunani, Bosnia dan Herzegovina menggabungkan diri dengan Austria. Pada bulan April 1909, terjadi pemberontakan oleh kelompok
yang menyatakan diri sebagai pejuang yang setia kepada syariat dan menuduh Turki Muda sebagai kelompok yang telah meruntuhkan syariat dan khilafah.
77
Akhirnya sultan Abdul Hamid diturunkan dari jabatanya oleh syaykh al-Islam karena dianggap memperovokasi pemberontakan tersebut.
78
Mulai tahun 1911, krisis diplomatik melanda Turki. Mulai dari konflik Tripoli dengan Italia, dan perang dunia I melawan Prancis dan Inggris. Di masa
inilah terjadi genocide Armenia yang terkenal itu, tepatnya pada tahun 1915. Genocide ini ditujukan untuk menghindari dukungan suku Armenia pada Rusia
yang juga masuk ke dalam konflik dengan Turki. Tahun 1916, ketika Erzurum jatuh ke tangan Rusia, giliran milisi Armenia yang melakukan pembalasan pada
muslim Turki.
79
. Antara tahun 1918-1919, sebagian wilayah Turki berada di bawah kontrol kekuatan asing, yakni Inggris, Prancis, dan Italia. Sultan
Vahideddin Mehmed VI berada di bawah pengaruh kekuatan asing ini. Pada tahun 1919, Yunani ikut menduduki wilayah Turki, yang merupakan pukulan besar.
Pukulan lain kemudian muncul tahun 1920, ketika sultan menandatangani perjanjian Sevres, yang akan membatasi kekuasaan Turki hanya pada daerah
Anatoli Sentral.
80
Akhirnya, pada tahun 1924, dinasti Turki Usmani berakhir.
77
Erik J. Zurcher, Op Cit, hal 119.
78
Achmad Syalabi, Op Cit, hal 110-111
79
Erik J. Zurcher, Op Cit, hal 144-145
80
Muhammad Ali, Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Usmaniyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2003, hal 232
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PERAN MUSTAFA KEMAL ATATURK DALAM MENDIRIKAN