Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Teoritis

diikuti perubahan dari penerapan hukum Islam menjadi hukum negara-negara Eropa. 7 7 Sukran Vahide, Biografi Intelektul Bediuzzaman Said Nursi; Tranformasi Dinasti Usmani Menjadi Republik Turki . Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2007 hal; xviii. . Mustafa Kemal Ataturk sangat dikenal dikalangan luas terutama di negara Turki karena keberhasilannya membangun sebuah negara Republik yang menggantikan Dinasti Turki Utsmani dengan prinsip sekularisme, modernisme dan nasionalisme dan hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelaahan terhadap perjuangan Mustafa Kemal Ataturk dalam usahanya mendirikan negara Republik Turki.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana peranan Mustafa Kemal Ataturk dalam upaya mendirikan Negara Republik Turki”.

C. Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisa ini, yang pertama, bersifat formal akademis dan yang kedua bersifat ilmiah. Adapun tujuan yang bersifat formal akademis adalah untuk mencapai gelar sarjana di Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Di samping itu sebagai sumbangan kepada almamater sebuah tulisan ilmiah tentang peran dari seorang tokoh pendiri Republik Turki serta tokoh Modernisasi. Universitas Sumatera Utara Adapun tujuan yang bersifat ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui sosok pribadi Mustafa Kemal Ataturk sebagai seorang proklamator Negara Republik Turki. 2. Mengetahui pemkiran dan gerakannya. 3. Membahas gerakannya dalam upaya mendirikan Negara Republik Turki.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis bertujuan untuk meningkatkan serta mengembangkan kemampuan berpikir dan menulis serta mampu untuk lebih mendalami fenomena yang tejadi didunia khususnya negara Turki. 2. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemikiran politik.

E. Kerangka Teoritis

Untuk membahas permasalahan yang telah diuraikan diatas, dikemukakan teori yang relevan sesuai dengan permasalahannya. Teori adalah serangkaian konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena pada umumnya 8 Sedangkan F.N Kerlinger menyatakan bahwa teori adalah sebuah konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari fenomena 9 Teori sebagai perangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksi, yaitu yang mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu . 8 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey,LP3ES.Jakarta, 1997, hal 37 9 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineke Cipta, 1997 hal 20 Universitas Sumatera Utara dengan yang lainnya dengan data dasar sehingga dapat diamati dan dapat berfungsi sebagai wahana untuk menjelaskan fenomena yang diamati. 10 Seorang pemimpin biasanya adalah seorang yang memiliki banyak ide yang bagus dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan sesuatu demi mencapai tujuan. Pemimpin akan hadir bila beberapa individu berkumpul membentuk kelompok. Dalam banyak fakta, seorang pemimpin lahir dalam proses pergulatan politik di banyak negara. Contohnya dari kelompok kulit hitam di Afrika Selatan, muncullah Nelson Mandela yang menjadi pemimpin pemberontakan kaumnya. Di dalam penulisan ini akan digunakan teori kepemimpinan untuk menjelaskan fenomena secara ilmiah. 1. Definisi Kepemimpinan 11 Teori ini berpandangan bahwa kepemimpinan merupakan karakteristik individual atau dibawa sejak lahir. Teori ini berpandangan bahwa orang-orang seperti Plato dan ahli filsuf Yunani kuno memang terlahir sebagai seorang Dalam memahami kepemimpinan, banyak ahli yang sudah mempelajari faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti keadaan sosial dan bahkan secara genetis. Banyak ahli yang telah mengemukakan definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh Hogg. Kepemimpinan adalah mengarahkan orang lain yang ada di kelompok untuk mencapai tujuan bersama kelompok. 2. Teori-teori Kepemimpinan a. Teori Orang Besar 10 Glenn E Smellbecker dan Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, PT Remaja Rosda Karya, tt. hal; 61 11 Micheal A Hogg dan G. M Vaughan Social Pshicology London; Pears on Education Limited, 2002 hal; 309. Universitas Sumatera Utara pemimpin. Di abad 19, ahli medis Francis Galton juga percaya bahwa seorang pemimpin dilahirkan, bukan dibentuk. Carlyle dan House berpendapat bahwa seseorang yang terlahir sebagai pemimpin adalah mereka yang terlahir dengan kharisma. Ahli-ahli lain mencoba meneliti tentang karakteristik pemimpin, dan didapatkan bahwa kecerdasan yang tinggi dan aktif berbicara adalah dua karakteristik umum yang ada pada pemimpin. 12 Menurut teori ini, kepemimpinan bukan karakteristik personal. Kepemimpinan muncul karena ada situasi yang mendukung. Ada beberapa pandangan pada teori ini, yang pertama mengemukakan bahwa pemimpin bukan lahir dari pengaruh pribadi. Pemimpin akan lahir dari situasi yang mempengaruhi massa, bukan individu. Menurut penelitian Simonton 1980 seseorang yang berjiwa pemimpin memang memiliki peran dalam menghadapai suatu situasi, seperti penelitian yang dilakukan di medan perang. Pandangan kedua mengemukakan bahwa kepemimpinan akan lahir dari seorang yang memang memiliki peran penting dalam kelompoknya. Berdasarkan penelitian Bales 1950 kepemimppinan akan lebih sering muncul dari seseorang yang memang sudah memiliki bekal yang cukup dalam menangani persoalan didalam kelompok. Secara umum dapat dikatakan bahwa kepemimpinan hadir sebagai fungsi dari tanggung jawab atau tuntutan situasi dan bukan merupakan sepenuhnya karakteristik personal, meskipun kualitas personal tetap memiliki peran dalam hadirnya karakter kepemimpinan. b. Teori Situasi 13 12 Ibid, hal; 310-311 13 Ibid, hal; 311-312 Universitas Sumatera Utara c. Teori Perilaku Kepemimpinan Teori ini berpandangan bahwa kepemimpinan bisa terbentuk dengan melakukan prilaku tertentu. Dari perilaku-perilaku tertentu itu muncul tiga tipe pemimpin, 14 1. Pemimpin Autokratik, berjalan dengan cara pemberian perintah dari atasan ke bawahan. yaitu : 2. Pemimpin Demokratik, berjalan melalui konsultasi dan persetujuan dari bawahan atau seluruh anggota kelompok. 3. Pemimpin Laisses-faire, berjalan dengan seminimal mungkin melakukan pengawasan kepada bawahan atau seluruh anggota kelompok. d. Teori Kontingensi Teori ini berpandangan bahwa kepemimpinan yang efektif akan lahir bila ada interaksi yang cocok antara tipe kepemimpinan tertentu dan situasi yang ada. Dalam teori ini ada dua tipe pemimpin, 15 1. Pemimpin socio-emotional, lebih mengutamakan hubungan antara anggota kelompok dalam proses mencapai tujuan. yaitu : 2. Pemimpin task-oriented, lebih memprioritaskan tugas kelompok secara keselurukan dan mengabaikan hubungan antar anggota kelompoknya. 3. Kepemimpinan Mustafa Kemal Berdasarkan uraian tentang kepemimpinan, penulis mencoba membahas gaya kepemimpinan Mustafa Kemal. Mustafa Kemal lahir dari keluarga 14 Ibid. hal; 312-315. 15 Ibid. hal; 315-319 Universitas Sumatera Utara sederhana, dimana ayahnya merupakan seorang pegawai kecil di kantor bea cukai, yang meninggal dunia pada saat Mustafa berusia 7 tahun dan kemudian ia dibesarkan sendiri oleh ibunya. Pada usia 12 tahun Mustafa disekolahkan ibunya di sekolah militer. Dengan pendidikan yang didapat dari kemiliteran, Mustafa terdidik untuk bersikap tegas dan mandiri. Dari riwayat hidupnya, penulis menyimpulkan Mustafa adalah seorang yang memiliki kharisma serta cerdas, hal ini dibuktikan dari pemberian nama Kemal oleh gurunya yang berarti kesempurnaan sebagai pengakuan kecerdasan Mustafa Kemal. Selain itu kemunduran dinasti Utsmani menjadikan Mustafa Kemal bertindak untuk melakukan pembaharuan di segala bidang dan menjadi pemimpin dalam pendirian negara Republik Turki menggantikan dinasti Utsmani.

F. Tinjauan Pustaka