Jenis-Jenis Modal Kerja Working Capital Turnover WCT

e. Sikap Perusahaan Terhadap Likuiditas dan Profitabilitas. Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.

4. Jenis-Jenis Modal Kerja

Riyanto 2001:61 mengutip pendapat Taylor membagi modal kerja menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan ke dalam: 1 Modal Kerja Primer Primary Working Capital yaitu modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelancaran usahanya. 2 Modal Kerja Normal Normal Working Capital yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal dinamis. Universitas Sumatera Utara b. Modal Kerja Variabel Variabel Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dapat dibedakan menjadi: 1 Modal Kerja Musiman Seasonal Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi musim. 2 Modal Kerja Siklis Cyclical Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan fluktuasi konyungtur. 3 Modal Kerja Darurat Emergency Working Capital yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.

5. Working Capital Turnover WCT

Kemampuan manajemen modal kerja setiap perusahaan tidak sama, maka ada kebutuhan untuk mengukur efektivitasnya. Efektivitas modal kerja mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi perputaran dari Operating Asset Riyanto, 2001:62. Efektivitas modal kerja ditunjukkan dengan rasio perputaran modal kerja, yang memperlihatkan adanya keefektivan modal kerja dalam pencapaian penjualan. Semakin tinggi Working Capital Turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin 2004:48, yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran turnover dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam Universitas Sumatera Utara mendapatkan laba atas dana yang ditanam. Tingkat Working Capital Turnover WCT dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut Riyanto, 2001:335: kali x s Liabilitie Current Assets Current Sales WCT 1 − = Perputaran modal kerja ini menunjukkan jumlah rupiah penjualan netto yang diperoleh bagi setiap rupiah modal kerja. Dari hubungan antara penjualan netto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya perputaran persediaan dan piutang yang tinggi. Tidak cukupnya modal kerja mungkin disebabkan banyaknya hutang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja netto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga. Universitas Sumatera Utara

C. Hutang 1. Pengertian Hutang