Peran dan Eksistensi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian KSEI di Pasar Modal

BAB III PERANAN DAN EKSISTENSI LEMBAGA PENYIMPANAN DAN

PENYELESAIAN KSEI SEBAGAI SALAH SATU LEMBAGA DI PASAR MODAL

A. Peran dan Eksistensi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian KSEI di Pasar Modal

Fungsi pertama dari KSEI adalah penyimpanan, artinya semua aset pasar modal disimpan dalam bentuk elektronik. Fungsinya yang kedua adalah penyelesaian, yakni melaksanakan pemindahbukuan antara rekening atau kas uang atas perintah pemiliknya yaitu anggota bursa, kliring dan kustodian. Sebagai lembaga penyimpanan, KSEI berfungsi sebagai gudang informasi. Lembaga tersebut harus mempunyai kredibilitas yang tinggi karena fungsinya sangat terkait dengan upaya penciptaan rasa aman bagi pemodal dan sangat strategis dalam memelihara kepercayaan pemodal. 80 Sesuai fungsinya, KSEI memberikan layanan jasa yang meliputi penyimpanan efek dalam bentuk elektronik, administrasi rekening efek, penyelesaian transaksi efek, distribusi hasil corporate action dan jasa-jasa terkait lainnya seperti Post Trade Processing PTP dan penyediaan laporan-laporan jasa kustodian sentral. 81 Transaksi yang terjadi di pasar modal berbeda dengan transaksi yang terjadi di pasar lainnya, yakni tidak bertemunya secara langsung antara pihak 80 Jusuf Anwar, Op.cit., hal. 133. 81 Iswi Hariyani dan R.Serfianto, Op.cit., hal. 56. Universitas Sumatera Utara penjual dengan pihak pembeli. Transaksi yang terjadi di pasar modal selalu diwakilkan kepada pihak-pihak penyelenggara kegiatan pasar modal, salah satunya adalah LPP yang dalam kegiatannya berperan untuk melakukan penyimpanan atas efek. 82 LPP adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek dan Pihak lain. LPP menyediakan jasa bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek dan Pihak lain. Di dalam penjelasan pasal demi pasal dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tidak disebutkan siapakah yang termasuk dalam kategori pihak lain tersebut. Namun berdasarkan definisi dari LPP dapat dilihat bahwa jasa yang diberikan olehnya adalah kegiatan kustodian sentral, sementara pihak penyelenggara kegiatan kustodian selain LPP adalah Bank Kustodian dan Perusahaan Efek. Dengan demikian “Pihak lain” yang dimaksud disini adalah pihak-pihak penyelenggara kegiatan pasar modal yang lingkup tugasnya terdapat kegiatan kustodian. Terlihat jelas bahwa LPP adalah sebagai lembaga yang menghimpun berbagai lembaga-lembaga kegiatan pasar modal yang dalam lingkup tugasnya terdapat fungsi kustodian. 83 KSEI bertugas melayani pemegang rekening, yang terdiri atas Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Pemegang rekening mencatat data subrekening efek milik investor yang menjadi nasabahnya sehingga Emiten dapat memantau secara langsung kepemilikan masing-masing efek yang disimpan di KSEI. Hal ini menunjukkan adanya transparansi dan perlindungan bagi para investor di pasar modal Indonesia. Selain pemegang rekening, Emiten yang efeknya terdaftar di 82 Irfan Iskandar, Op.cit., hal. 46. 83 Ibid. Universitas Sumatera Utara KSEI juga menggunakan jasa KSEI untuk memperoleh data pihak yang menjadi pemegang efeknya dan untuk distribusi corporate action. Manajer investasi juga dapat menggunakan layanan jasa KSEI, yaitu melalui fasilitas PTP yang telah diimplementasikan oleh KSEI sejak tahun 2004. 84 Dalam menjalani komunikasi antara KSEI dengan pemegang rekening, digunakan private network provider yang memadukan faktor kecepatan dan keamanan. Sejak 6 Oktober 2009, pemegang rekening telah dapat menggunakan dua penyedia jaringan dalam mengakses C-BEST, yaitu PT.Pasifik Satelit Nusantara dan PT.First Media,Tbk. Pemakai jasa dapat memilih salah satu private network provider sebagai rekanan penyedia jaringan data yang terhubung ke KSEI. Dengan adanya dua private network provider tersebut, diharapkan kualitas, performa dan keamanan jaringan data pemakai jasa KSEI dapat lebih ditingkatkan. 85 Oleh karena itu, jasa kustodian yang tersedia di KSEI harus lengkap seperti: 86 1. Bidang penatausahaan rekening efek untuk menyimpan kas dan efek; 2. Penerimaan dan distribusi dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus dan hak-hak lainnya; 3. Pemindahan efek keluar dan masuk penitipan kolektif; 4. Pemindahan efek dari satu rekening ke rekening lainnya berdasarkan instruksi atau tanpa pembayaran; 84 Iswi Hariyani dan R.Serfianto, Op.cit., hal. 55. 85 Iswi Hariyani dan R.Serfianto, Op.cit., hal. 57. 86 M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Loc.cit., hal. 150. Universitas Sumatera Utara 5. Penjualan hak atau pecahannya dan pelaksanaan hak yang timbul dari pemilikan efek; dan 6. Pembayaran pajak maupun penerimaan restitusi pajak. Di samping itu, KSEI juga dapat memberikan jasa-jasa lain seperti: 87 a. Penyampaian laporan mengenai jasa-jasa lain yang perlu diketahui oleh pemegang; b. Pelaksanaan pemberian kuasa-kuasa untuk hadir dan memberikan suara dalam RUPS; dan c. Pemberian informasi kepada emiten mengenai kepemilikan efek dalam penitipan kolektif dan pelaporan kegiatan rekening efek; Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, KSEI senantiasa bertindak memberikan layanan terbaik. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, seluruh kegiatan KSEI dioperasikan melalui sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan berteknologi tinggi. Sistem yang dinamakan The Central Depository and Book Entry Settlement System atau C-BEST ini merupakan platform elektronik terpadu yang terhubung dengan terminal komputer pemegang rekening dan atau sarana lain yang ditentukan oleh KSEI serta mendukung penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar modal Indonesia. Sejak Juni 2002, KSEI menuntaskan program konversi seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek dari warkat menjadi tanpa warkat scriptless trading. 88 87 Ibid. 88 Iswi Hariyani dan R.Serfianto, Loc.cit., hal. 56. Universitas Sumatera Utara Dalam ketentuan pasal 14 ayat 2 disebutkan bahwa LPP didirikan dengan tujuan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien. 89 Untuk mencapai tujuannya, KSEI melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 90 1. Melakukan kegiatan transaksi efek, baik dengan warkat atau sertifikat efek maupun secara pemindahbukuan; 2. Melakukan kegiatan penitipan kolektif dan pemindahbukuan efek; 3. Memberikan jasa pemenuhan hak dan administrasi kepada Emiten; 4. Memberikan jasa penyelesaian transaksi bursa secara internasional melalui negara lain dan atau transaksi dari negara lain; 5. Memberikan jasa lain berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Bapepam; 6. Membangun dan mengembangkan prasarana yang dapat mendukung kegiatan pasar uang, di samping kegiatan pasar modal Indonesia; 7. Menjalankan segala kegiatan dalam usaha untuk mencapai dan yang selaras dengan maksud dan tujuan di atas. LPP termasuk salah satu diantara 3 tiga lembaga di pasar modal yang dalam menjalankan kegiatan usahanya mempunyai wewenang untuk membuat peraturannya sendiri, dan peraturan tersebut harus ditaati oleh para pengguna jasanya. Namun peraturan tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Bapepam sebelum dinyatakan berlaku. Wewenang tersebut dikenal dengan istilah Self Regulatory Organization SRO. Dalam melaksanakan kewenangan sebagai SRO, KSEI menetapkan peraturan mengenai layanan jasa kustodian 89 Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 90 Adrian Sutedi, Op.cit., hal. 28. Universitas Sumatera Utara sentral yaitu Keputusan Direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI No.Kep-015KSEI0500 tertanggal 15 Mei 2000 tentang Jasa Kustodian Sentral. Keputusan ini memperoleh persetujuan Bapepam pada tanggal 15 Mei 2000. 91 Dalam melaksanakan kegiatan atau usahanya, KSEI bertindak sebagai perusahaan yang tidak mencari keuntungan nirlaba. Besarnya biaya atas pemakaian jasa LPP harus disesuaikan dengan kebutuhan dana penyelenggaraan dan pengembangan lembaga tersebut setelah mempertimbangkan kepentingan pemakai jasa. 92 B. Peran Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian KSEI dalam Penyelesaian Transaksi Tanpa Warkat Scriptless Trading di Pasar Modal Sesuatu hal yang baru, jika ingin menerapkannya, maka tentulah karena hal tersebut dipandang akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik atau menguntungkan dari hal sebelumnya. Demikian juga dengan pelaksanaan scriptless trading. Karena seiring dengan perkembangan zaman, maka perdagangan dengan sistem manual tidak lagi menjadi pilihan yang tepat. 93 Sistem scriptless trading ini dimulai di Indonesia pada tahun 2000, yang didasari oleh Surat dari Bapepam Nomor S-1687PM2000 tertanggal 10 Juli 2000 tentang Pelaksanaan Scriptless Trading Tahap Awal yang ditujukan kepada PT. Bursa Efek Jakarta, PT. Bursa Efek Surabaya, PT. Kliring Penjaminan Efek 91 Ibid., hal. 29. 92 Paulus Situmorang, Loc.cit., hal. 36. 93 http:www.repository.usu.ac.idbitsream123456789152251equ-feb2005-4.pdf, Scriptless Trading dan Prinsip Keterbukaan Menciptakan Pasar yang Efisien dan Mengurangi Resiko Investasi, diakses tanggal 13 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara Indonesia dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan Surat Bapepam Nomor S-406PM2000 tertanggal 03 Maret 2000 tentang Imobilisasi Saham. 94 Istilah scriptless berasal dari kata scrip dan less. Scrip mempunyai makna sebagai surat saham sementara, sedangkan less mempunyai makna tanpa. 95 Sementara itu yang dimaksudkan dengan trading adalah perdagangan. 96 Jika kata-kata tersebut digabung menjadi satu dalam kalimat scriptless trading, maka akan bermakna sebagai perdagangan tanpa surat saham, atau menurut istilah Peter Mahmud 97 , sebagai perdagangan tanpa warkat efek. Sementara Munir Fuady mengartikannya dengan perdagangan saham tanpa warkat. 98 Menurut Indra Safitri, scriptless trading atau perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan yang memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik. Salah satu tujuan mengapa scriptless trading menjadi sangat penting untuk segera diterapkan di pasar modal, karena hal ini menyangkut sebuah mekanisme yang dapat menciptakan efisiensi dan keamanan dalam melakukan transaksi. 99 Sistem perdagangan tanpa warkat scriptless trading merupakan sistem perdagangan efek tanpa sertifikat fisik, dan penyelesaian transaksi dilakukan 94 Imobilisasi saham maksudnya adalah suatu metode yang menghilangkan pergerakan atau perpindahan saham secara fisik dalam proses pengalihan suatu saham. 95 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.cit., hal. 204. 96 Ibid. 97 Ibid. 98 Munir Fuady, Op.cit., hal. 29. 99 http:business.fortunecity.comgoogle, Aspek Yuridis Scriptless Trading di Indonesia, diakses tanggal 23 Januari 2011. Universitas Sumatera Utara dengan cara pemindahbukuan book entry settlement 100 Pengalihan saham akan terjadi pada saat pertemuan antara transaksi jual dan transaksi beli match order. Dalam hal ini match order dapat dianalogikan sebagai kesepakatan mengenai jumlah dan jenis saham, harga, serta tanggal penyelesaian transaksi bursa. Pengalihan saham dengan sistem scriptless trading hanya berupa pemindahbukuan kode-kode yang melambangkan saham sesuai dengan ISIN CODIFICATION SYSTEM. , yang berarti pemenuhan hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat adanya transaksi bursa yang dilaksanakan dengan cara mengurangi efek dari rekening efek yang satu dan menambahkan efek dimaksud pada rekening efek yang lain pada Kustodian, yang dalam hal ini dapat dilakukan secara elektronik. Sistem tersebut sama seperti halnya di perbankan, yakni pemindahbukuan antar rekening. Seluruh proses penyelesaian tersebut harus dilakukan pada hari yang sama agar tidak terjadi missmatch. Selain itu, KSEI selaku pihak yang memegang peranan dalam seluruh proses transaksi juga harus memonitor jumlah dana yang ada dalam rekening anggota bursa pembeli agar tidak terjadi gagal serah akibat tidak adanya atau tidak cukup dana untuk melakukan transaksi efek tersebut. 101 Melalui sistem ini, kepemilikan atas suatu saham tidak lagi berwujud lembaran sertifikat saham, melainkan hanya berupa catatan rekening, sehingga dalam proses transaksi tidak diperlukan lagi membawa sertifikat saham, dan 100 Penjelasan Pasal 55 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 101 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Op.cit., hal. 167. Universitas Sumatera Utara dalam penyelesaian transaksi tidak lagi diperlukan pergerakan saham secara fisik, melainkan cukup melalui pemindahbukuan. 102 Selain itu, investor akan terhindar dari kerepotan menyimpan saham atau obligasi sehingga akan terhindar dari resiko kehilangan. Investor juga akan terhindar dari resiko pemalsuan saham, sebab saham tidak pernah berpindah tangan secara fisik sehingga mengurangi kemungkinan orang jahat melakukan pemalsuan saham. Keuntungan lainnya, saham atau obligasi tidak perlu diserahkan kepada investor, maka sertifikat saham tidak perlu dicetak. Dengan demikian, akan mengurangi biaya pencetakan saham oleh emiten sehingga emiten bisa lebih efisien dan biaya go public menjadi lebih ringan serta meningkatkan keuntungannya untuk dibagi sebagai dividen atau bunga kepada investor. 103 Tujuan diterapkannya sistem perdagangan tanpa warkat scriptless trading ini adalah untuk: 104 1. Proses penyelesaian transaksi dengan tanpa warkat; 2. Meningkatkan kualitas jasa pelayanan dalam penyelesaian transaksi; 3. Meminimalkan risiko; dan 4. Meningkatkan likuiditas sistem perdagangan pasar modal Indonesia. Perubahan kepemilikan efek dari yang bersifat warkat menuju kepemilikan rekening efek, dapat mengurangi berbagai bentuk risiko, seperti saham hilang, palsu, cacat, dan berbagai keterlambatan proses penyelesaian lainnya. 105 102 Ibid., hal. 137. 103 Sawidji Widoatmodjo, Op.cit., hal. 207. 104 M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit., hal. 140. 105 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Loc.cit., hal. 137. Universitas Sumatera Utara Keberadaan scriptless trading di bidang pasar modal merupakan produk teknologi bisnis atau setidak-tidaknya merupakan produk dari suatu sistem baru dan modern, sehingga sepatutnyalah jika menempatkan fenomena keterkaitan hukum dengan teknologi tersebut terhadap eksistensi scriptless trading di bidang pasar modal ini. Maksudnya adalah realita menunjukkan bahwa bagaimana sistem perdagangan efek yang canggih secara scriptless tersebut dapat didayagunakan oleh hukum, khususnya hukum di bidang pasar modal, sehingga akan dapat membawa manfaat yang maksimal untuk bidang hukum, produk hukum atau pranata hukum, termasuk dampaknya terhadap perkembangan pranata hukum berupa efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. 106 Perdagangan saham tanpa warkat scriptless trading yang ditargetkan untuk diimplementasikan pada akhir tahun 2000 telah berjalan. Persiapan untuk itu telah dilakukan sejak tahun 1995. 107 Di Bursa Efek Jakarta sendiri, pertama kali perdagangan tanpa warkat dimulai pada tanggal 11 Juli 2000. Ketika itu dimulai dengan empat saham, yaitu saham PT. Multipolar, PT. Suparma, PT. Sari Husada, dan PT. Dankos Laboratories. Saat ini perdagangan saham di Bursa Efek telah sepenuhnya menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat. 108 106 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.cit., hal. 205. 107 M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Loc.cit., hal. 140. 108 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Op.cit., hal. 138. Dengan scriptless trading diharapkan akan tercipta pasar modal yang efisien, proses penyelesaian transaksi yang lebih cepat, penyebaran informasi yang lebih merata. Dengan demikian kualitas iklim investasi akan lebih kondusif, karena kepercayaan dari seluruh pihak yang terkait demikian tinggi. Universitas Sumatera Utara Penerapan sistem perdagangan tanpa warkat scriptless trading ini, telah melahirkan suatu konstruksi hukum baru, yaitu adanya kegiatan penitipan kolektif pada LPP. 109 Konsep penitipan kolektif bukanlah hal yang baru lagi di dunia pasar modal. Keberadaanya sejak lama telah dikenal dalam Undang-Undang Pasar Modal yaitu pada pasal 56 sampai pasal 63 dalam rangka penmgimplementasian sistem perdagangan efek tanpa warkat. Definisi penitipan kolektif menurut pasal 1 angka 16 Undang-Undang Pasar Modal adalah jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian. 110 Efek yang berada dalam penitipan kolektif dianggap sepadan dan dapat dipertukarkan antara yang satu dengan yang lain untuk jenis dan kualifikasi yang sama yang diterbitkan oleh Emiten. Konsep ini disebut juga sebagai kesepadanan efek fungibility. Dalam hal ini efek memiliki sifat yang sama seperti uang, misalnya apabila seseorang hendak mencairkan uang dari rekeningnya, maka yang bersangkutan tidak dapat menuntut atau mensyaratkan kepada bank agar uang yang dicairkan tersebut adalah fisik uang yang dahulu disetorkan nasabah tersebut kepada bank. Pemegang rekening hanya dapat menuntut berdasarkan jumlah, jenis dan kelas efek. Maksudnya efek tersebut dimiliki oleh lebih dari satu pihak dan tercatat atas nama Kustodian. 111 Secara sederhana, konsep penitipan kolektif dapat digambarkan sebagai berikut, sebelum memulai kegiatan transaksi di bursa, investor diwajibkan 109 Gunawan Widjaja, Op.cit., hal. VI. 110 Pasal 1 butir 16 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 111 www.lontar.ui.ac.id, Skripsi “Konstruksi Hukum Penyimpanan Efek dalam Penitipan Kolektif menurut Undang-Undang Pasar Modal dan Praktek Pelaksanaanya oleh LPP KSEI”, diakses tanggal 15 Juni 2011. Universitas Sumatera Utara membuka rekening efek terlebih dahulu dengan menjadi nasabah pada Perusahaan Efek. 112 Kemudian Perusahaan Efek atau Bank Kustodian akan membuka rekening efek pada LPP sebagai pusat penyimpanan efek kustodian sentral atas nama Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Setiap bentuk transaksi efek yang terjadi di bursa, dilakukan dengan cara pemindahbukuan antar rekening efek yang tercatat pada LPP. Dengan demikian, KSEI sebagai LPP, yang didirikan dengan tujuan menyediakan jasa kustodian sentral akan mempunyai rekening-rekening efek dari: Oleh karena pada scriptless trading tidak ada lagi bentuk fisik berupa warkat, maka investor yang memilki efek berbentuk warkat harus menitipkan efek tersebut dalam penitipan kolektif pada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Rekening efek tersebut merupakan bukti bahwa investor telah menempatkan efek yang dimilikinya dalam lembaga penitipan kolektif. 113 1. Perusahaan Efek, sebagai perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan atau jual beli efek melalui bursa maupun tidak; 2. Bank Kustodian, sebagai lembaga yang memberikan jasa penitipan kolektif, berdasarkan perjanjian antara pemilik efek dengan Bank Kustodian sebagaimana ditentukan dalam pasal 44 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal. Kepentingan yang diwakili oleh Kustodian dalam hal ini adalah berkenaan dengan pencatatan kepemilikan efek serta penerimaan hak-hak yang melekat pada 112 M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit., hal. 134. 113 Gunawan Widjaja, Op.cit., hal. 170. Universitas Sumatera Utara efek tersebut, yang dibagikan oleh Emiten kepada investor melalui LPP, dalam hal ini PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI. 114 Hal ini dipertegas kembali dalam rumusan Pasal 56 ayat 2 Undang- Undang Pasar Modal yang berisi: “Efek dalam penitipan kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening efek pada LPP dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.” 115 Selanjutnya rekening efek pada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek adalah rekening efek yang tercatat atas nama investor yang merupakan nasabah dari Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek tersebut. Penitipan kolektif dan pencatatan dalam rekening efek tersebut tidak memberikan pengaruh atas kepemilikan efek oleh pemilik efek yang merupakan investor pemilik rekening efek pada Perusahaan Efek maupun Bank Kustodian. 116 Penjelasan Pasal 58 ayat 2 Undang-Undang Pasar Modal secara tegas dan jelas menyatakan sebagai berikut: “Walaupun LPP atau Bank Kustodian tercatat dalam buku daftar pemegang efek Emiten, pemegang rekening pada LPP atau Bank Kustodian dapat menginstruksikan LPP atau Bank Kustodian agar namanya atau pihak lain yang ditunjuk oleh yang bersangkutan dicatat dalam buku daftar pemegang efek Emiten. LPP atau Bank Kustodian yang menerima instruksi tersebut wajib melaksanakannya dengan memerintahkan Emiten agar mencatatkan nama pihak tersebut atau pihak lain yang ditunjuk oleh yang 114 Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman, Op.cit., hal. 214. 115 Pasal 56 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 116 Gunawan Widjaja, Op.cit., hal. 171. Universitas Sumatera Utara bersangkutan dalam buku daftar pemegang efek Emiten. Emiten yang menerima instruksi tersebut wajib melaksanakannya sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat ini.” 117 Di era scriptless trading atau perdagangan tanpa warkat yang pada saat ini tengah berjalan, maka peran KSEI akan menjadi semakin besar karena LPP akan berfungsi penuh sebagai kustodian sentral yang mana semua efek akan disentralisasi dalam bentuk catatan elektronik. Sejak Juni 2000, KSEI menuntaskan program konversi seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek dari warkat menjadi scriptless tanpa warkat melalui sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan berteknologi tinggi. Sistem ini dinamakan Central Depository and Book Entry Settlement System C-BEST. Fungsi utama dari C-BEST adalah melakukan pencatatan sertifikat efek yang telah dikonversi dan melakukan pemindahbukuan antar rekening efek terhadap kegiatan transaksi bursa maupun di luar bursa. Dengan sistem demikian, yang telah tercatat adalah rekening efek, maka penyelesaian transaksi akan menjadi lebih efektif dan efisien karena penyelesaian transaksi cukup dilakukan dengan sistem pemindahbukuan book entry settlement dari rekening yang satu ke rekening yang lainnya. 118 Dalam pelaksanaan sistem book entry settlement, seluruh efek yang ditransaksikan wajib disimpan dalam rekening efek elektronik di KSEI yang dikelola secara terpusat. Oleh karena itu, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian wajib membuka rekening efek di KSEI berdasarkan data rekening efek yang telah 117 Penjelasan Pasal 58 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 118 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Op.cit., hal.18. Universitas Sumatera Utara dibuka oleh setiap nasabah di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian tersebut. Bukti kepemilikan efek dalam penitipan kolektif adalah konfirmasi tertulis yang diberikan KSEI selaku kustodian sentral kepada pemegang rekening Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. 119 C. Kedudukan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian KSEI sebagai Self Regulatory Organization SRO di Pasar Modal Kemudian Perusahaan Efek dan Bank Kustodian masing-masing wajib memberikan konfirmasi tertulis kepada pemilik efek sebagai tanda bukti pencatatn efek dalam rekening efek. Pasar modal merupakan salah satu industri yang mendapat pengaturan sangat komplit highly-regulated industry, baik dalam bentuk aturan yang dikeluarkan oleh otoritas pasar modal pusat, maupun oleh masing-masing Bursa Efek sebagai konsekuensi dari lembaga tersebut sebagai suatu SRO. 120 Bagi orang yang bukan pelaku di pasar modal, istilah SRO mungkin merupakan istilah yang asing, namun tidak demikian halnya bagi pelaku atau mereka yang terlibat di pasar modal. 121 Untuk meningkatkan disiplin para pelaku di pasar modal dalam batas- batas yang dipedomani oleh peraturan perundang-undangan serta memberikan fleksibilitas kepada para pelaku tersebut untuk menciptakan aturan main diantara mereka sesuai dengan kebutuhan yang ada maka perlu diciptakan SRO. 122 119 M.Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op.cit., hal.151. 120 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia , Bandung: Alumni, 2008, hal. 155-156. 121 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Op.cit., hal. 41. 122 Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Op.cit., hal. 171. Universitas Sumatera Utara Downes memberikan definisi yang relatif lengkap mengenai pengertian SRO dimaksud. Dikatakannya bahwa SRO “principal means contemplated by the federal securities laws for the enforcement of fair, ethical, and effiecient practices in the securities and commodities futures industries. It is these organizations are being reffered to when “industry rules” are mentioned, as distinguished from the regulatory agencies such as the Securities and Exchange Commission or the Federal Reserve Board. The SROs include all the national SECURITIES AND COMMODITIES EXCHANGE as well as the NATIONAL ASSOCIATION OF SECURITIES DEALERS NASD, which represents all the firms operating in the over the counter market, and the Municipal Securities Rulemaking Board, created under the Securities Acts Amendements of 1975 to regulate brokers, dealers and banks dealing in municipal securities. Rules made by the MSRB are subject to approved by the SEC and are reforced by the NASD and bank regulatory agencies”. 123 Kewenangan lembaga untuk menetapkan peraturannya sendiri dikenal sebagai lembaga SRO. Dalam Dictionary of Banking Terms by Ritch R, yang dimaksud dengan SRO adalah : “business organization that sets its own rules for fair conduct, licences, or approves firm engaging in market making activities, and supervises the activities of market participants”. 124 123 Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Loc.cit., hal. 171. 124 Adrian Sutedi, Op.cit., hal. 29. Universitas Sumatera Utara Federal Securities Code of Canada memberikan definisi SRO secara lebih tegas dengan menyebutkannya sebagai “… an Association of Securities Firms, a Clearing Agency and a Security Exchange”. 125 Undang-Undang Pasar Modal tidak secara tegas menyatakan keberadaan SRO. Tidak satupun pasalnya dalam batang tubuh mengisyaratkan hal serupa. Meskipun demikian, dalam beberapa pasal dan dalam penjelasan pasal tertentu pada Bab III UUPM yang mengatur tentang Bursa Efek, LKP, serta LPP mengisyaratkan adanya SRO. 126 UUPM memberikan kewenangan kepada beberapa lembaga yang ikut berperan dalam kegiatan pasar modal untuk membuat peraturan agar pasar modal Indonesia menjadi lebih teratur, wajar dan efisien. Lembaga-lembaga tersebut adalah Bursa Efek, LKP serta LPP. 127 Disebut SRO karena ketiga lembaga tersebut diberi wewenang untuk membuat peraturan-peraturan yang mengikat badan atau organisasi yang terlibat dengan fungsinya tersebut. Peraturan-peraturan tersebut dapat diimplementasikan setelah mendapat persetujuan dari Bapepam sebagai otoritas tertinggi di pasar modal. 128 125 Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Op.cit., hal. 173. 126 Penjelasan pasal 16 ayat 2 UUPM menyatakan bahwa “Agar kepentingan para pihak yang terkait dengan kegiatan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian terlindungi, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian wajib menerbitkan peraturan mengenai hak dan kewajiban pemakaian jasa Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.” 127 Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Loc.cit., hal. 173. 128 Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Loc.cit., hal. 41. Universitas Sumatera Utara Kepala Bapepam-LK, Fuad Rahmany, menyatakan reformasi SRO harus dirancang sebaik mungkin agar ada sistem yang benar, transparan dan ada peraturan yang mengikat. 129 Dalam melakukan kegiatannya, KSEI selaku LPP yang merupakan salah satu SRO yang diwajibkan dan diberi wewenang oleh UUPM untuk membuat atau menetapkan peraturan mengenai jasa kustodian sentral dan jasa penyelesaian transaksi efek, termasuk ketentuan mengenai biaya pemakaian jasa. Peraturan KSEI mulai berlaku setelah memperoleh persetujuan dari Bapepam. 130 Peraturan KSEI mengenai layanan jasa kustodian sentral yang di dalamnya mengatur mengenai penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan, adalah sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT. KSEI Nomor: KEP- 015DIRKSEI0500 tanggal 15 Mei 2000 tentang Jasa Kustodian Sentral. Keputusan ini telah memperoleh persetujuan dari Bapepam pada tanggal 15 Mei 2000. Peraturan KSEI tersebut untuk selanjutnya akan disebut Peraturan Jasa Kustodian Sentral. 131 Peraturan jasa kustodian sentral KSEI terdiri atas 6 enam bab, yaitu: 132 Bab IV tentang Penyimpanan untuk Obligasi Bab I tentang Ketentuan Umum Bab II tentang Pendaftaran Efek di KSEI Bab III tentang Penyimpanan untuk Efek bersifat Ekuitas 129 http:www.inilah.com, Manuver Reformasi Pasar Modal, diakses tanggal 15 Maret 2011. 130 http:www.elib.ub.ac.id, Peranan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian LPP dalam Transaksi Efek di Pasar Modal Indonesia, diakses tanggal 15 Juni 2011. 131 Ibid. 132 Ibid. Universitas Sumatera Utara Bab V tentang Penyelesaian Transaksi Efek Bab VI tentang Komite Kerja Sebelum berlakunya peraturan di atas, KSEI telah memberlakukan beberapa peraturan, yakni: 133 1. Peraturan Nomor 1 tentang Jasa Penitipan Kolektif untuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD, yang merupakan lampiran Keputusan Direksi KSEI Nomor: KEP-009DIRKSEI0399 tanggal 30 Maret 1999; 2. Peraturan Nomor 2 tentang Ketentuan Pendaftaran Emiten untuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yang merupakan lampiran Keputusan Direksi KSEI Nomor: KEP-004DIRKSEI0100 tanggal 4 Januari 2000; dan 3. Peraturan Nomor 3 tentang Komite Kerja KSEI, yang merupakan lampiran Keputusan Direksi KSEI Nomor: KEP-022DIRKSEI 0799 tanggal 7 Juli 1999. Peraturan tersebut merupakan peraturan masa transisi menjelang diberlakukannya perdagangan efek tanpa warkat scriptless trading dan pemberian jasa kustodian sentral oleh KSEI. Oleh sebab itu, setelah diberlakukannya Peraturan KSEI tentang Jasa Kustodian Sentral, maka ketiga peraturan di atas dinyatakan tidak berlaku lagi. 134 Bursa Efek, LKP dan LPP adalah tiga lembaga utama pasar modal Indonesia yang disebut juga SRO. Bursa Efek beroperasi di “kantor depan” atau front office yang berhubungan langsung dengan transaksi jual-beli efek, 133 Ibid. 134 Ibid. Universitas Sumatera Utara sedangkan LKP dan LPP beroperasi di “kantor belakang” atau back office dan bertugas mendukung kegiatan transaksi di Bursa Efek. 135 Bursa Efek sebagai SRO dengan persetujuan Bapepam diberikan kewenangan untuk mengeluarkan peraturan atas persetujuan Bapepam dan menegakkan peraturan yang berhubungan dengan kegiatannya, diantaranya peraturan mengenai pencatatan efek, keanggotaan bursa, perdagangan efek, kesepadanan efek, kliring dan penyelesaian transaksi bursa maupun pengenaan biaya dan iuran yang berkenaan dengan jasa yang diberikan. Bursa Efek wajib menyediakan sarana perdagangan yang efisien dan aman serta melaksanakan pengawasan terhadap para anggotanya. Saham Bursa Efek hanya dapat dimiliki oleh Perusahaan Efek yang menjadi anggota Bursa Efek yang bersangkutan. 136 Berkaitan dengan LKP, peraturan harus dibuat dengan memperhatikan pendapat dari para pemakai jasa LKP, Bursa Efek, LPP serta pihak-pihak yang berkepentingan. Peraturan tersebut meliputi kegiatan kliring dan penjaminan termasuk peraturan mengenai besarnya biaya pemakaian jasa, hak dan kewajiban pemakainya. 137 Demikian pula dengan LPP, mengingat peran dari LPP maka perlu adanya suatu ketentuan mengenai hak dan kewajiban baik bagi LPP itu sendiri ataupun bagi pihak-pihak penyelenggara kegiatan pasar modal lain yang menggunakan jasa LPP. LPP menyediakan jasa yang dapat digunakan oleh pihak Bank Kustodian, Perusahaan Efek atau Pihak lain guna terciptanya penyelesaian 135 Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Op.cit., hal. 35-36. 136 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia Op.cit., hal. 171. 137 Jusuf Anwar, Pasar Modal sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Op.cit., hal. 174. Universitas Sumatera Utara transaksi yang teratur, wajar dan efisien. Bagi pihak pengguna jasa LPP mengharuskan adanya suatu kondisi yang selalu dapat melindungi kepentingannya yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak pemegang rekening pada lembaga tersebut karena sebagai pihak pemegang efek. Kepentingan kedua belah pihak ini dapat tercakup dalam suatu peraturan yang memuat tentang kegiatan LPP. Peraturan tersebut meliputi kegiatan kustodian sentral dan penyelesaian transaksi bursa, termasuk peraturan mengenai besarnya biaya pemakaian jasa serta hak dan kewajiban pemakainya. 138 Bursa Efek, LKP dan LPP diberi wewenang untuk membuat peraturan yang mengikat para anggotanya dengan terlebih dahulu memperoleh persetujuan Bapepam. Hal ini bertujuan agar peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh ketiga lembaga SRO di atas sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 atau peraturan pelaksanaannya. 139 Lembaga SRO ini diharapkan mampu membenahi diri serta menegakkan aturan-aturan yang dibuat untuk menciptakan mekanisme pasar yang lebih efisien dan fair, sehingga Bapepam sebagai lembaga pengawas tidak terlalu jauh ikut campur dalam aktivitas pasar. Selain lembaga SRO, semua lembaga yang terkait seperti lembaga dan profesi pasar modal harus benar-benar melakukan fungsi masing-masing sesuai dengan peraturan. Dengan demikian, transaksi pasar modal benar-benar tercipta atas mekanisme pasar. 140 138 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia Op.cit., hal. 183. 139 Pasal 11 dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta penjelasannya. 140 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia Loc.cit., hal.183. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HUBUNGAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KSEI