Stresor dan Reaksi Orang Tua Terhadap Anak yang Dirawat di Rumah Sakit

Sp 4 1 Melakukan tehnik lima jari dengan menggunakan satu persatu jari anda, pertama, ibu jari ke jari telunjuk bayangkan ketika anda sehat, yang ke dua ibu jari ke jari tengah, bayangkan ketika saat terindah dalam hidup terjadi, yang ke tiga ibu jari ke jari manis bayangkan ketika anda mendapat pujian yang berkesan dan yang terakhir ibu jari kejari kelingking bayangkan tempat terindah yang pernah anda kunjungi Sumber: Keliat dkk, 2006

2.4.2. Efek Hospitalisasi Pada Anak

Anak-anak dapat bereaksi terhadap stres dan cemas hospitalisasi sebelum mereka masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pemulangan. Konsep sakit yang dimiliki anak bahkan lebih penting dibandingkan usia dan kematangan intelektual dalam memperkirakan tingkat kecemasan sebelum hospitalisasi Carson dkk, 1999. Hal ini bisa saja dipegaruhi oleh durasi kodisi dan sebelum hospitalisasi, bisa juga tidak. Oleh karena itu, perawat tidak boleh berlebihan memperkirakan konsep sakit dan pengalaman sebelumnya Wong, 2004.

2.4.3 Stresor dan Reaksi Orang Tua Terhadap Anak yang Dirawat di Rumah Sakit

Krisis penyakit dan hospitalisai pada masa anak-anak mempengaruhi setiap anggota keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka bergantung pada keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya meskipun faktor-faktor yang paling mungkin mempengaruhi respon mereka tidak dapat diprediksi. Hampir semua orang tua berespon terhadap penyakit dan hospitalisasi terhadap anak mereka dengan reaksi yang luarbiasa konsisten. Pada awalnya orang tua dapat bereaksi dengan tidak percaya, terutama jika penyakit tersebut muncul tiba-tiba dan serius. Setelah relalisasi penyakit, orang tua bereaksi dengan marah atau merasa bersalah atau kedua-duanya. Mereka dapat menyalahkan diri mereka sendiri atas penyakit anak tersebut atau marah pada orang lain karena beberapa kesalahan. Bahkan pada kondisi penyakit anak yang paling ringan sekalipun, orang tua dapat mempertanyakan kelayakan diri mereka sendiri sebagai pemberi perawatan dan membahas kembali segala tindakan atau kelalaian yang dapat mencegah atau menyebabkan penyakit tersebut. Jika hospitalisasi diindikasikan, rasa bersalah orang tua semakin menguat karena orang tua merasa tidak berdaya dalam mengurangi nyeri fisik dan emosional anak. Takut, cemas dan frustasi merupakan perasaan yang banyak diungkapkan orang tua. Takut dan cemas dapat berkaitan dengan keseriusan penyakit dan jenis prosedur medis yang dilakukan. Sering kali kecemasan yang paling besar berkaitan dengan trauma dan nyeri yang terjadi pada anak. Perasaan frustasi sering berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur dan pengobatan, ketidak tahuan tentang aturan dan peraturan rumah sakit, rasa tidak terima oleh petugas, atau takut mengajukan pertanyaan. Frustasi di unit pediatrik dapat dikurangi jika orang tua mengetahui apa yang akan terjadi dan apa yang diharapkan dari mereka, dianjurkan untuk berpartisipasi dalam perawatan anak, dan dianggap sebagai kontributor paling utama terhadap kesehatan total anak. Orang tua akhirnya akan bereaksi dengan beberapa tingkat depresi atau kecemasan. Biasanya terjadi ketika krisis akut sudah berlalu, seperti setelah pemulangan atau pemulihan yang sempurna. Ibu sering mengungkapkan perasaan kelelahan fisik dan mental setelah anggota keluarga beradaptasi dengan krisis. Orang tua juga merasa khawatir dan merindukan anak-anak mereka yang lain yang mungkin ditinggal dalam perawatan keluarga, teman, atau tetangga. Alasan lain untuk cemas berkaiatan dengan kekawatiran akan masa depan anak, termasuk dampak negatif dari hospitalisasi, dan beban keuangan akibat hospitalisasi tersebut Wong, 2004. 24 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Efektifitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi.

1 48 100

Tingkat Kecemasan Orang Tua Terhadap Pemasangan Infus Pada Anak Usia Prasekolah Di Ruang III RSUD Dr. Pirngadi Medan

42 227 87

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Tingkat Stres Hospitalisasi Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di Ruang III RSUD Dr. Pirngadi Medan

6 26 102

Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Orangtua Anak Yang Dirawat Di Ruang Picu Dan Nicu Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung.

0 0 2

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ORANGTUA ANAK YANG DIRAWAT DI RUANG PICU DAN NICU RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG.

0 0 1

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat terhadap Tingkat Stres Hospitalisasi Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) di Ruang III RSUD Dr. Pirngadi Medan

0 1 11

Efektifitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi.

0 0 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Komunikasi Terapeutik - Efektifitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi.

0 0 16

Efektifitas Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi.

0 0 12

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG PICU RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Komunikasi Terapeutik terhadap Tingkat Kecemasan pada Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang

0 0 17