Menurut Azis 2009 Perawat perlu memahami tentang Tehnik komunikasi terapeutik kepada orang tua yang anaknya dirawat di ruang ICU, salah satu
penyebab klien tidak patuh terjadi karena orang tua tidak mendapat fasilitas berupa percakapan antara dirinya dengan petugas kesehatan dokter atau perawat,
kepatuhan juga meningkat jika perawat memahami tehnik komunikasi pada orang tua.
Adapun tehnik komunikasi pada orang tua yang anaknya dirawat oleh seorang perawat memiliki jenis diantaranya komunikasi verbal dan non verbal,
tetapi yang perlu ditekankan perawat memang harus mampu menguasai jenis komunikasi ini dengan memadukan tehnik-tehnik pada komunikasi terapeutik,
adapun tehnik-tehnik itu adalah sebagai berikut: Memberi kesempatan orang tua untuk berbicara, mendengar dengan aktif apa yang disampaikan orang tua, diam,
empati, anticipary guidance dimana perawat memperluas pemberian informasi, sehingga keluarga dapat menggunakan informasi sesuai pengembangan
kemampuan yang akan datang. Jika hal ini dipahami tenaga kesehatan khususnya perawat dan dokter maka kecemasan akan dapat diturunkan Damaiyanti, 2008.
2.3.1 Perubahan Respon Terhadap Tingkat Kecemasan pada Orang Tua
yang Anaknya Dirawat di Ruang ICU
Jika orang tua mengalami kecemasan pada saat anak sedang dirawat diruang Intensive maka perubahan respon yang terjadi adalah sebagai berikut:
1.
Kecemasan Ringan
a. Respon fisiologis: Lemas, Sesekali nafas pendek, jantung berdebar, nadi
dan TD naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir
bergetar, banyak bertanya, ingin selalu dekat dengan anak pada saat anak
dirawat diruang intensive.
b. Respon kognitif: Lapang persepsi meluas, mampu menerima rangsangan
yang kompleks, sukar konsentrasi pada masalah, biasa pada tingkat kecemasan ini orang tua lebih sulit menyelesaikan masalah secara efektif
ditambah dengan keadaan ekonomi, jika ekonomi orang tua rendah maka kecenderungan orang tua akan selalu memikirkan biaya perawatan
diruang ICU yang terbilang mahal.
c. Respon perilaku dan emosi: Tidak dapat duduk tenang, tidak dapat tidur,
tremor halus pada tangan, kekawatiran yang berlebih, suara kadang-
kadang meninggi.
2.
Kecemasan Sedang
a. Respon fisiologis: Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
sering menarik nafas dalam, mulut kering, anoreksia, buang air kecil
sedikit, gelisah.
b. Respon kognitif: Lapang persepsi sempit, selalu berfirasat buruk, tidak
mampu menerima rangsangan dari luar, daya ingat menurun.
c. Respon perilaku dan emosi: Meremas tangan, bicara lebih cepat, susah
tidur, perasaan tidak nyaman, tidak dapat fokus, sering bermimpi buruk,
sering menangis.
3. Kecemasan Berat
a. Respon fisiologis: Nafas pendek, nadi dan TD naik, berkeringat dan sakit
kepala, penglihatan kabur dan bingung.
b. Respon kognitif: Lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu
menyelesaikan masalah. c.
Respon perilaku dan emosi: Perasaan terancam meningkat, bicara cepat, perasaan tidak nyaman, rasa mau pingsan.
4. Panik
a. Respon fisiologis: Nafas pendek sesak nafas, rasa tercekik, palpitasi,
diare, sering buang air besar, nyeri dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah, sakit kepala.
b. Respon kognitif: Lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir
logis. c.
Respon perilaku dan emosi: Agitasi, sering pingsan, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak, kehilangan kendalikontrol diri, persepsi kacau,
tidak mampu berpikir positif, menjauh dari orang lain Ikram, 2007.
2.4 Cemas Hospitalisasi dan Reaksi Anak