3 Pendanaan PKMS Di Kota Surakarta
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Organisasi publik dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik bagi masyarakat, seringkali dihadapkan pada faktor-faktor tertentu yang mana dapat mempengaruhi kinerja suatu organisasi atau instansi publik terutama dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi publik terutama dalam memberikan pelayanan publik. Menurut Soesilo (dalam Hessel Nogi, 2005:180-181) mengemukakan bahwa kinerja suatu organsiasi atau birokrasi publik di masa depan dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya :
1. Struktur organsiasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan
fungsi yang menjalankan aktivitas organsasi
2. Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi
3. Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk
bekerja dan berkarya secara optimal
4. Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan database untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi
commit to user
32
5. Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi. Atmosoeprapto (dalam Hessel Nogi, 2005:181-182) mengemukakan
bahwa kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal :
1. Faktor eksternal terdiri dari:
a) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal.
b) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang lebih besar.
c) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang ditengah masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.
2. Faktor internal terdiri dari :
a) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin
diproduksi oleh suatu organisasi.
b) Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.
commit to user
33
c) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.
d) Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.
C. Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS)
PKMS adalah suatu Program Pemeliharaan Kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang berwujud bantuan pengobatan rawat jalan di Puskesmas dan RSD Surakarta maupun rawat inap di Puskesmas rawat inap, RSD Surakarta dan Rumah Sakit yang ditunjuk. Pemberian pemeliharaan pelayanan kesehatan ini meliputi kegiatan pelayanan kesehatan yang sifatnya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan oleh Pemerintah bagi masyarakat kota Surakarta pemegang kartu PKMS. Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) ini mulai diluncurkan oleh Pemerintah Kota Surakarta pada awal tahun 2008 sebagai wujud kepedulian Pemerintah Kota Surakarta terhadap kesehatan masyarakat baik dari pelayanan yang didapat maupun dari segi pembiayaan.
PKMS merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah kota Surakarta untuk mengakomodasi warga masyarakat Surakarta yang belum termasuk dalam program asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan. PKMS ini merupakan semacam asuransi kesehatan yang berhak diperoleh masyarakat
commit to user
34
Surakarta dalam hal pelayanan kesehatan. Jenis kartu kepesertaan PKMS ada dua yaitu gold card dan silver card. Peserta gold card adalah masyarakat miskin yang terdaftar di Keputusan Walikota tentang penetapan masyarakat miskin tetapi belum tertampung di Program ASKESKIN Pemerintah Pusat (di luar kuota dan masyarakat miskin yang belum masuk Surat Keputusan Wali Kota dengan pernyataan dari kelurahan dan disahkan oleh Tim Verifikasi Tingkat Kota, tim verifikasi adalah pegawai dari UPTD PKMS yang berada di bawah dinas Kesehatan Kota Surakarta. Peserta silver card adalah semua masyarakat kota Surakarta yang mendaftar sebagai peserta PKMS.
Program PKMS diselenggarakan untuk pembelajaran masyarakat dalam rangka mewujudkan jaminan pemeliharaan kesehatan yang menyeluruh bagi penduduk Kota Surakarta. Penyelenggaraan PKMS mengacu pada prinsip prinsip:
1. Pengelolaan dana amanat dan nirlaba dengan pemanfaatan dana semata- mata untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Pelayanan kesehatan bersifat menyeluruh (komprehensif) sesuai standar pelayanan medik yang cost effective dan rasional.
3. Pelayanan kesehatan dilakukan dengan prinsip terstruktur dan berjenjang:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health services), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat
commit to user
35
kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
adalah pelayanan kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tersedianya tenaga tenaga spesialis.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih komplek dan umumya diselenggarakan oleh tenaga tenaga subspesialis.
4. Mekanisme asuransi kesehatan sosial dengan iuran peserta dibayar oleh Pemerintah Kota
5. Transparansi dan akuntabilitas.
Cara menjadi anggota PKMS dengan mendapatkan kartu PKMS melalui pendaftaran diri ke UPTD PKMS di Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan syarat :
1. Membayar Rp. 1000 (Gratis bagi masyarakat miskin, dengan SKTM)
2. Membawa KTP atau KK
3. Membawa Foto 2X3, 2 lembar
Jenis pelayanan yang disediakan dalam program PKMS baik di unit Puskesmas, Puskesmas Rawat Inap, UPTD Rumah Sakit Daerah, maupun Rumah Sakit Pemerintah/Swasta yang ditunjuk oleh Pemkot antara lain:
1. Jenis layanan di Puskesmas
a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
commit to user
36
b. Pelayanan laboratorium
c. Tindakan medis
d. Pemeriksaan dan pengobatan gigi
e. Pemeriksaan ibu hamil/ ibu nifas/ menyusui, bayi, balita
f. Pemberian obat
2. Jenis layanan di Puskesmas Rawat Inap
a) Akomodasi rawat inap
b) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
c) Tindakan medis
d) Pemeriksaan dan pengobatan gigi
e) Pemberian obat
f) Pertolongan persalinan
g) Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan kesehatan rujukan di UPTD Rumah Sakit Daerah
a) Pelayanan rawat jalan
b) Pelayanan rawat inap dengan fasilitas kelas III
c) Pelayanan persalinan
4. Pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit Pemerintah/Swasta yang
ditunjuk oleh Pemkot (MOU)
a) Akomodasi rawat inap kelas III
b) Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan
c) Penunjang diagnosis : laboratorium klinik, radiologi dan
elektromedik
commit to user
37
d) Tindakan medis kecil dan sedang
e) Pemberian obat sesuai formularium PKMS
f) Operasi kecil dan sedang
g) Pelayanan gawat darurat
D. Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam Pelakasanaan Program PKMS
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam Pelaksanaan Program PKMS adalah kemampuan yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi masyarakat sehingga dapat mewujudkan budaya hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat 2010.
Sebagai organisasi publik yang bertanggungjawab dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Surakarta dituntut untuk selalu tanggap dalam mengenali kebutuhan masyarakat yang menginginkan akses pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Dinas Kesehatan Kota Surakarta diharapkan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat serta melaksanakan setiap program atau kegiatan dengan efektif khususnya dalam peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui program PKMS. Disamping itu juga Dinas Kesehatan Kota Surakarta harus melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam pelaksanaan program PKMS kepada pihak-pihak yang berhak memperoleh pertanggungjawaban. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas
commit to user
38
Kesehatan Kota Surakarta dalam rangka pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan bagi publik dapat tercapai.
E. Penelitian Terdahulu
Agus Razikin (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Pelayanan Publik PDAM Kota Surakarta di Kecamatan Jebres”. Penelitian ini memiliki kesamaan dari segi metode penelitan yang dipakai seperti jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, validitas data dan analisis data dengan metode penelitian yang dipakai untuk mengukur Kinerja Dinas Kesehatan kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Sedangkan terdapat perbedaan dalam penggunaan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya. Penelitian ini menggunakan 5 indikator seperti produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Kelima indikator tersebut relevan dengan masalah yang diteliti yaitu mengukur kinerja pelayanan PDAM Kota Surakarta di Kecamatan Jebres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi produktivitas, responsibilitas dan akuntabilitas kinerja PDAM Kota Surakarta dalam pelayanannya dirasa telah cukup menampakkan hasil yang baik. Namun dari segi responsivitas dan kualitas layanan yang diberikan oleh Pihak PDAM kota Surakarta di kecamatan Jebres belum mampu meberikan pelayanan yang diharapkan masyarakat ditunjukkannya masih banyaknya keluhan yang belum mendapatkan tanggapan dari pihak PDAM sendiri.
Adi Nugraha (2010) melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Aparatur Rumah Sakit dalam Pelayanan SIMRS di kota Bandung”. Penelitian
commit to user
39
ini memiliki kesamaan dari segi metode penelitan yang dipakai seperti jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, validitas data dan analisis data dengan metode penelitian yang dipakai untuk mengukur Kinerja Dinas Kesehatan kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Sedangkan terdapat perbedaan dalam penggunaan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya. Penelitian ini menggunakan 5 indikator seperti produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Kelima indikator tersebut relevan dengan masalah yang diteliti yaitu mengukur Kinerja Aparatur Rumah Sakit dalam pelayanan SIMRS di kota Bandung. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari indikator produktivitas, kualitas layanan, responsibilitas dan akuntabilitas dalam pelayanan SIMRS sudah baik dan memuaskan. Namun dari indikator responsivitas belum menunjukkan hasil yang maksimal dikarenkan kemampuan aparat rumah sakit yang belum memadai.
Kurnia Saniadi (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Kantor Pelayanan Terpadu dan Perijinan kabupaten Grobogan”. Metode penelitian yang digunakan untuk mengukur kinerjanya disini berbeda dengan metode penelitian yang dipakai untuk mengukur kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pada : jenis penelitian ini merupakan penelitian survei, teknik pengambilan sampelnya dengan insidental sampling, teknik pengumpulan datanya dengan wawancara, studi kepustakaan atau dokumentasi ditambah dengan kuesioner dan teknik analisa data yang digunakan dalam
commit to user
40
penelitian ini yaitu analisa data secara kuantitatif. Disamping itu juga terdapat perbedaan indikator-indikator yang dipakai untuk mengukur kinerja kantor Pelayanan Terpadu dan Perijinan Kabupaten Grobogan dengan indikator yang dipakai untuk mengukur kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Indikator yang dipakai di dalam penelitian ini meliputi
responsivitas,
responsibilitas, akuntabilitas,
keadaptasian, kelangsungan hidup, keterbukaan, empaty, efektivitas, produktivitas, efisiensi, kepuasan dan keadilan. Hasil yang diperoleh dari penelitian di lapangan maka keseluruhan indikator-indikator kinerja menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dikategorikan kedalam tingkat sedang.
Hesti Dwi Cahyaningrum (2010) melakukan penelitian dengan judul “Kinerja Dispendukcapil Kota Surakarta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan”. Penelitian ini memiliki kesamaan dari segi metode penelitan yang dipakai seperti jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, validitas data dan analisis data dengan metode yang dipakai untuk mengukur Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Sedangkan terdapat perbedaan dalam penggunaan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya. Penelitian ini menggunakan beberapa indikator seperti produktivitas, responsivitas dan akuntabilitas. Ketiga indikator tersebut dirasa sudah cukup mewakili beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu organisasi publik. Ketiga indikator yang dipilih tersebut relevan atau sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik dari segi responsivitas,
commit to user
responsibilitas dan akuntabilitas telah menunjukkan hasil yang cukup baik. Disamping tu juga tanggapan positif masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Dispendukcapil Kota Surakarta dalam pelaksanaan adminitrasi kependudukan.
Ali Haryanto (2009) melakukan penelititan dengan judul “Kinerja Kantor Lingkungan Hidup Kota Surakarta dalam pengendalian pencemaran sungai akibat limbah industri”. Penelitian ini memiliki kesamaan dari segi metode penelitan yang dipakai seperti jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, validitas data dan analisis data dengan metode penelitian yang dipakai untuk mengukur Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Sedangkan terdapat perbedaan dalam penggunaan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya. Penelitian ini menggunakan indikator-indikator seperti produktivitas, efektivitas, responsivitas dan responsibilitas. Keempat indikator tersebut sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu mengukur kinerja Kantor Lingkungan Hidup dalam pengendalian pencemaran sungai akibat limbah industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi produktivitas dan efektivitas dalam pengendalian pencemaran sungai masih belum menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan dari segi responsivitas dan responsibilitas Kantor Lingkungan Hidup dalam pengendalian pencemaran sungai sudah cukup baik. Ini dilihat dari tanggapan positif masyarakat terhadap upaya yang telah dilakukan oleh pihak Kantor.
ka
an
Tabel II. 2
.u n s.
c.
Matriks Penelitian-Penelitian Terdahulu Mengenai Kinerja Organisasi Publik
id
No Judul Penlitian
Nama
Metode
Hasil Penlitian
1. Dimensi produktivitas, pihak PDAM Kota Surakarta, telah Pelayanan Publik
1 Analisis Kinerja
Agus Razikin
1. Jenis Penelitian : Deskriptive kualitatif
menerapkan asas, sederhana, tepat waktu, ekonomis dan PDAM Kota Surakarta
2. Teknik pengambilan sample :
terbuka dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan di Kecamatan Jebres
Purposive sampling
3. Teknik pengumpulan data :
baru atau pelanggan lama
Wawancara, Obeservasi, Studi
2. Dimensi kualitas layanan PDAM Kota Surakarta belum
Dokumentasi
mampu memenuhi harapan pelanggan,hal ini terlihat pada
4. Validitas data : Trianggulasi sumber
Bulan Nopember 2009 ada 458 pelanggan yang melaporkan
5. Teknik anlisis data : Analisis interaktif
air yang diproduksi masih kotor dan berbau, kadang air
6. Indikator yg dipakai :
mati, sehingga merugikan dan mengecewakan pelanggan
a) Produktivitas
dan mengganggu kesehatan pelanggan.
it
b) Kualitas Pelayanan
3. Dimensi responsifitas, Nampak belum memenuhi harapan
c) o Responsivitas t
pelanggan, hal ini terlihat pada Bulan Nopember 2009
d) Responsiblitas
sebanyak 751 pengaduan ,yang belum direspon sebanyak
ser
e) Akuntabilitas
312 pengaduan.
4. Dimensi responsibilitas, pihak PDAM Surakarta telah
mengeluarkan kebijakan one day service dan one week service bagi para pelanggan baru, sehingga pelanggan yang memerlukan sambungan baru sepanjang persyaratan telah dilengkapi dapat terlayani dengan baik. Permasalahan,yang muncul pada dimensi ini justru terlihat pada pelanggan lama seperti masih ditemukan belum jelasnya biaya dan waktu yang dibebankan kepada pelanggan 5. Dimensi akuntabilitas, pada dimensi ini pihak PDAM Surakarta berkomitmen bahwa apa yang dilakukan tidak
semata-mata berorientasi kepada kepentingan pofit saja,
tetapi juga memperhatikan masalah-masalah sosial seperti
ig
untuk MCK umum, rumah ibadah,dan lembaga pendidikan
2 ilib .u n
biaya relative murah.
s.
c. id c. id
an
2 Kinerja Aparatur
Adi Nugraha
1. Jenis Penelitian : Deskriptif kualitatif
1. Segi produktivitas dikatakan sudah terjalin pelayanan yang
.u
Rumah Sakit dalam
2. Teknik Pengambilan Sampel :
baik diantara aparatur dan pasien.
s.
Pelayanan SIMRS di
Purposive sampling
2. Begitu pula dari segi kualitas pelayanan yang diberikan
c.
kota Bandung
3. Teknik Pengumpulan data :
sudah efektif karena dilakukan secara cepat dan akurat.
Obeservasi, wawancara, dokumentasi
3. Segi responsivitas dirasa belum cukup baik karena masih
id
4. Validitas data : Trianggulasi Sumber
belum memadainya kemampuan dari aparatur rumah sakit
5. Teknik analisis data : Analisis
dalam mengoperasikan SIMRS.
interaktif
4. Segi responsibilitas dan akuntabilitas dirasa cukup baik
6. Indikator-Indikator :
karena meskipun terbatasnya jumlah peralatan atau fasilitas
a) Produktifitas
dalam pelayanan SIMRS namun didukung dengan adanya
b) Kualitas layanan
SDM yang memadai serta adanya pelaporan berbentuk teks
c) Responsivitas
dokumen yang diserahkan kepada Direktur Rumah Sakit di
d) Responsibilitas
Kota Bandung dan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi
e) Akuntabilitas
Jawa Barat
1. it Kinerja organisasi Kantor Pelayanan Terpadu dan Perijinan
3 Analisis Kinerja Kantor
Kurnia
1. Jenis Penelitian : Penelitian Survei
Pelayanan Terpadu dan
Saniadi
2. Teknik pengambilan sampel :
Kabupaten Grobogan termasuk dalam kriteria rendah.
2. u Kinerja organisasi dari aspek proses yang diukur melalui
Perijinan kabupaten
Insidental sampling
ser akuntabiltas,
Grobogan
3. Teknik Pengumpulan data :
Wawancara, kueisoner, studi
keadaptasian,kelangsungan hidup, keterbukaan/transparansi,
kepustakaan dan dokumentasi
empati masing-masing termasuk dalam kriteria sedang.
4. Teknik analisa data : analisis data
3. Kinerja organisasi dari aspek hasil yang diukur melalui
kuantitatif
indikator efektivitas, produktivitas, efisiensi, kepuasan,
5. Indikator-indikator :
keadilan masing-masing termasuk dalam kriteria sedang.
a. Responsivitas h. Empaty
4. Dari keseluruhan indikator yang dipakai untuk mengukur
b. Responsibilitas i. Produktivitas
kinerja Kantor Pelayanan dan Perijinan Terpadu baik itu
c. Akuntabilitas j. Efisiensi
responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas, keadaptasian,
d. Keadaptasian k. Kepuasan
kelangsungan hidup, keterbukaan, empaty, efektivitas,
e. Keterbukaan l.Keadilan
produktivitas maka berdasarkan hasil penelitian yang f. Efektivitas diperoleh di lapangan keseluruhan indikator-indikator
g. Kelangsungan hidup
kinerja menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dikategorikan
ig
kedalam tingkat sedang.
4 3 ilib .u
n s.
c. id c. id
an
4 Kinerja Dispendukcapil
Hesti Dwi
1. Jenis Penelitian : Deskriptive kualitatif 1. Segi produktivitas, Terpenuhinya target penerbitan dokumen
.u
Kota Surakarta dalam
Cahyaningrum 2. Teknik pengambilan sample :
kependudukan pada tahun 2009 yaitu lebih dari 90%.
s.
pelaksanaan
(2010)
Purposive sampling
berjalannya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
c.
administrasi
3. Teknik pengumpulan data :
(SIAK) sehingga penerbitan dokumen lebih cepat.
kependudukan Wawancara, Obeservasi, Dokumentasi 2. Segi reponivitas Memberikan kesempatan pada masyarakat
id
4. Validitas data : Trianggulasi sumber
untuk secara langsung menyampaikan keluhannya. Mengadakan
5. Teknik anlisis data : Analisis interaktif
pertemuan secara rutin setiap dua bulan sekali dengan
6. Indikator-indikator :
masyarakat di setiap kelurahan. Melakukan sosialisasi dan
a) Produktivitas
penyuluhan pada masyarakat mengenai prosedur dan persyaratan
b) Responsivitas
penerbitan dokumen serta pentingnya dokumen kependudukan.
c) Akuntabilitas
3. Segi akuntabilitas adanya laporan pertanggungjawaban berupa laporan
Laporan pertanggungjawaban tersebut langsung disampaikan pada
pertiga bulan
dan laporan
tahunan.
co
Walikota Kota Salatiga. Prosedur dan pemungutan biaya/tarif
penerbitan dokumen kependudukan dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
it o t
1. u Segi produktifitas masih relative rendah karena karena
5 Kinerja Kantor
Ali Haryanto
1. Jenis Penelitian : Deskriptive
ser keterbatasan jumlah pengawas.
Lingkungan Hidup
(2009)
kualitatif
Kota Surakarta dalam
2. Teknik pengambilan sample :
2. Segi efektivitas pengendalain pencemaran sungai masih dirasa
pengendalian
belum efektif karena masih banyaknya sungai yang mengandung pencemaran sungai
Purposive sampling
zat-zat kimia dari limbah industri yang masih diatas ambang akibat limbah industri
3. Teknik pengumpulan data :
Wawancara, Obeservasi, Dokumentasi
batas baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Validitas data : Trianggulasi sumber
3. Segi reponsivitas dapat dikatakan baik karena sudah adanya
5. Teknik anlisis data : Analisis interaktif
sosialisai dan pemberitahaun kepada masyarakat atas informasi
6. Indikator-indikator :
pencemeran sungai.
a) Produktivitas
4. Segi responsibilitas cukup baik karena pelaksanaan kegiatan
b) Efektivitas
telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
c) Responsivitas
terutama pada kegiatan pengawasan, pemantauan dan penertiban.
d) Responsiblitas
5. Terdapat faktor pendukung dan penghambat baik dari segi SDM, dukungan masyarakat sasaran dan komunikasi dalam
ig
upaya pengendalain dan pencemaran sungai.
4 4 ilib .u n
s.
c. id
commit to user
45
F. Kerangka Pemikiran
Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan salah satu badan daerah yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan khususnya di Kota Surakarta. Hal ini mengingat perannya sebagai badan daerah yang mempunyai tugas di bidang urusan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Surakarta. Sesuai dengan visi yang diemban oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu pembangunan kesehatan Kota Surakarta yang diwujudkan dengan budaya hidup bersih dan sehat serta tercipta mutu pelayanan menuju Solo sehat 2010. Dalam mencapai tujuannya tersebut Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki misi yang diemban agar pencapaian tujuan dapat berjalan dengan baik yaitu memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, meningkatkan upya kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau serta membangun manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel.
Seiring mahalnya biaya kesehatan, membuat masyarakat miskin pada khususnya di Kota Surakarta kesulitan untuk memperoleh layanan kesehatan yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan karena terbentur masalah biaya. Setelah mengetahui kebutuhan masyarakat miskin akan pelayanan kesehatan, maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta berusaha merespon tuntutan dan harapan masyarakat yaitu dengan mengeluarkan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (PKMS)
Dalam penelitian kali ini untuk menilai kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan Program PKMS digunakan 4 indikator, yaitu
commit to user
46
responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas dan efektivitas. Keempat indikator tersebut digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS. Keberhasilan kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjanya baik faktor penghambat maupun faktor pendukung kinerja dalam mencapai tujuannya. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerjanya maka dapat dilakukan perbaikan atas kinerjanya secara lebih terarah dan sistematis sehingga akhirnya Dinas Kesehatan mampu mewujudkan tujuannya dalam pelaksanaan program PKMS yaitu terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara merata dan menyeluruh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :
commit to user
47
Gambar II. 3 Kerangka Pemikiran
Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam Pelaksanaan Program PKMS
Kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam Pelaksanaan Program PKMS
Visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
Keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS
commit to user 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong, 2002:3) yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena sosial tertentu. Penelitian ini menjelaskan tentang kinerja Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan program PKMS dengan rincian mengenai masing-masing indikator pengukuran sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang berada di Jalan Jendral Sudirman nomor 2 Surakarta Kode Pos 57111. Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan instansi yang berwenang dan bertanggungjawab dalam melaksanakan program PKMS. Deskripsi detail tentang lokasi penelitian dijabarkan dalam bab IV.
C. Jenis Data
Data merupakan fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
commit to user
49
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang mempunyai posisi tertentu dan memiliki informasi yang dapat dipercaya terkait dengan permasalahan yang diteliti (Azwar, 2007:36). Data primer ini diperoleh dari narasumber atau informan yang memiliki informasi yang dapat dipercaya terkait dengan program PKMS.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui dokumen, arsip, laporan, catatan statistik, buku-buku dan data lain yang berkaitan dengan penelitian (Azwar, 2007:36).
D. Teknik Penentuan Informan
Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu peneliti memiliki kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (HB. Sutopo, 2002:56). Peneliti cenderung memilih informan yang benar-benar dianggap mengetahui betul mengenai pelaksanaan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS). Informan dalam penelitian ini meliputi :
1. Kepala UPTD PKMS
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha PKMS
3. Kasi Manajemen Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota
Surakarta
4. Petugas dari Puskesmas Gajahan
commit to user
50
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau informasi dengan bertanya langsung pada informan atau narasumber. Menurut Lexy J. Moleong (2002:135), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Untuk mempermudah dalam proses wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara yang memuat garis-garis pokok pertanyaan dan apabila dianggap perlu, peneliti dapat mengajukan pertanyaan diluar pedoman wawancara tersebut. Pedoman wawancara disusun berdasar pada kisi-kisi instrument penelitian. Kisi- kisi yang dimaksud merupakan penyusunan variabel penelitian, indikator serta pengukuran pada masing-masing indikator dengan berdasar pada teori yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari asip dan dokumen, baik yang berada di tempat penelitian maupun yang berada di luar tempat penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Studi dokumentasi ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian (HB. Sutopo, 2002:54).
commit to user
51
Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah dokumen resmi, referensi- referensi, foto-foto dan rekaman kaset. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan bahkan meramalkan jawaban dari fokus permasalahan yang diteliti. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitan ini antara lain :
1) Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2009
2) Pedoman pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Surakarta
3) Arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian :
a. UU No. 8 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan
b. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
c. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 3B tahun 2011 tentang Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta
3. Observasi
Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan (lokasi Penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan. Obserrvasi non partisipan adalah pengamatan mengenai fenomena-fenomena yang diteliti dengan tidak ikut dalam peristiwa atau kegiatan yang diamati secara langsung (Lexy J. Moleong, 2002:125). Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan yang dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya wawancara.
commit to user
52
F. Validitas Data
Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2002:178) Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam teknik trianggulasi yaitu trianggulasi sumber, metode, teori dan penyidik (peneliti). Penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi sumber. Menurut HB. Sutopo (2002:79) Trianggulasi sumber dilakukan dengan membandingkan data yang sama pada informan yang berbeda, artinya apa yang diperoleh dari narasumber satu, dapat lebih teruji kebenarannya jika dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari narasumber lain sehingga keakuratan data dapat dipertanggungjawabkan. Trianggulasi sumber yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menanyakan kembali informasi yang diperoleh dari sumber utama (informan) kepada masyarakat. Konfirmasi kepada masyarakat pengguna layanan dilakukan untuk mengetahui keakuratan informasi yang diperoleh.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif dari Miles dan Huberman (dalam HB. Sutopo, 2002:96). Dalam analisis ini ada tiga komponen utama dalam analisis data yaitu: reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya. Tiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis.
commit to user
53
Proses analisis data dalam penelitian ini diawali dengan reduksi data yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote . Proses ini dimulai dengan menyusun kerangka kerja konseptual. Kerangka kerja konseptual berisi pokok-pokok dari keseluruhan penelitian yang dilakukan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan program PKMS. Dalam menyusun kerangka konseptual, peneliti melakukan pemilihan kasus yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian, menyusun pertanyaan penelitian atau pedoman wawancara dengan berdasara pada kisi-kisi instrumen penelitian yang dijadikan acuan nantinya dalam proses pengumpulan data maupun informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta menentukan waktu dan cara pengumpulan data atau informasi yang yang akan digunakan.
Data atau informasi yang telah terkumpul supaya mudah dibaca maka dilakukan proses penyajian data. Penyajian data yang dilakukan berdasar pada hasil pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan narasumber atau informan yang berkaitan dengan program PKMS. Proses penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini, dengan merakit kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis dalam penelitian ini sangat ditentukan oleh kelengkapan penyajian datanya..
Proses penarikan kesimpulan akhir dan verifikasi. Dalam proses ini peneliti harus memahami betul apa arti dari berbagai hal yang ia temui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, arahan sebab akibat, dan berbagai proposisi sehingga kesimpulan akhir dapat
commit to user
54
dibuat. Kesimpulan akhir dalam penelitian ini mengacu pada hasil analisis pengukuran dari masing-masing indikator yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Simpulan akhir yang diperoleh dalam penelitian ini, perlu diverifikasi agar dapat diuji kebenarannya dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Apabila proses penarikan kesimpulan dirasa kurang mantap dikarenakan kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka peneliti dapat melakukan pengumpulan data lagi untuk melengkapi kekurangan. Proses analisis data dala penelitian ini, menggunakan model analisis interaktif, yang mana dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar II.1 Model Analisis Interaktif
(H.B. Sutopo, 2002: 96)
Pengumpulan data
Reduksi data
Sajian data
Penarikan simpulan/verifikasi
commit to user 55
BAB IV