Kinerja Dinas Kesehatan dalam Pelaksanaan Program PKMS
1. Kinerja Dinas Kesehatan dalam Pelaksanaan Program PKMS
Di dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian tentang kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam Pelaksanaan Program PKMS. Untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS digunakan empat indikator pengukuran kinerja yaitu responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas dan efektivitas.
a. Indikator Responsivitas
Reponsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat ditunjukkan dengan adanya komunikasi yang baik antara masyarakat dengan pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Hal ini mengingat bahwa keluhan, tuntutan, kritik dan saran dari masyarakat akan membantu Dinas untuk lebih responsif dalam mengenali kebutuhan masyarakat. Dengan demikian untuk mengetahui kebutuhan masyarakat diperlukan adanya komunikasi antara Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan masyarakat secara langsung. Komunikasi tersebut dilaksanakan antara lain melalui pertemuan rutin. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasubag TU PKMS sebagai berikut :
“Dalam mengenali kebutuhan masyarakat kami melakukan beberapa pertemuan rutin dengan beberapa warga untuk membahas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. dalam pertemuan tersebut pihak kami berusaha mendengarkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
commit to user
65
Dalam diskusi atau pertemuan tersebut dibahas mengenai masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Di dalam pertemuan atau diskusi tersebut pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta mendengarkan aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat mengenai permasalahan yang mereka hadapi. Dengan dilakukannya pertemuan atau diskusi tersebut Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Kami mengadakan pertemuan rutin guna membahas apa yang dibutuhkan masyarakat. Di dalam pertemuan itu juga kami juga mengundang warga untuk membahas masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Semua aspirasi atau keluhan yang disampaikan oleh masyarakat dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Temuan ini dibenarkan oleh penuturan salah seorang peserta PKMS serta pernyataan dari Kepala Kelurahan Semanggi berikut ini : “Saya pernah diajak oleh beberapa warga untuk menghadiri
pertemuan di keluruhan dengan pihak Dinkes guna membahas permasalahan yang dihadapi oleh warga sini terutama di bidang kesehatan.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
“Saya pernah memperoleh undangan untuk hadir dalam pertemuan warga dengan pihak Dinkes. Di dalam pertemuan tersebut pihak dinas mendengarkan setiap aspirasi yang disampaikan oleh warga.” (hasil wawancara tanggal 19 Agustus 2011)
Namun didalam pertemuan yang dilakukan antara Dinas Kesehatan kota Surakarta dengan pihak masyarakat seringkali ada juga dari mereka yang enggan datang dalam forum atau pertemuan yang diadakan. Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dirasa
commit to user
66
masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh sebagian dari mereka merasa tidak peduli akan apa yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh salah seorang peserta PKMS sebagai berikut:
“Saya pernah diajak oleh tetangga saya untuk menghadiri pertemuan kampung di kelurahan dengan pihak Dinkes terkait kesulitan apa yang dihadapi masyarakat di bidang kesehatan. Tetapi, saya tidak datang karena mungkin sudah ada perwakilan dari kampung yang datang ke pertemuan tersebut.” (hasil wawancara tanggal 19 Agustus 2011)
Dengan adanya pertemuan yang dilakukan antara pihak Dinas dengan masyarakat maka dapat diketahui apa masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Dari pertemuan yang dilakukan tersebut diperoleh hasil bahwa masyarakat dihadapkan pada permasalahan pemenuhan kebutuhan kesehatan. Masyarakat terutama yang berasal dari kalangan atau keluarga miskin seringkali kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dikarenakan terbentur biaya. Mereka kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit dikarenakan biaya untuk berobat cukup mahal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Dari pertemuan yang dilakukan tersebut diperoleh hasil bahwa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yaitu masalah pemenuhan kebutuhan kesehatan. Masyarakat butuh pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau seiring dengan semakin mahalnya biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
commit to user
67
Dari hasil diskusi atau pertemuan yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan masyarakat kemudian diambil suatu keputusan bahwa masyarakat dihadapkan pada permasalahan yaitu membutuhkan suatu pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut maka segara dibuat perencanaan guna penyusunan suatu kebijakan. Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Setelah dilakukan diskusi dan pertemuan dengan masyarakat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat butuh pelayanan
Kami segera menindaklanjuti permasalahan tersebut. Kami segera melakukan analisa dan membuat perencanaan terkait dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Data-data atau informasi yang telah diperoleh akan dijadikan sebagai acuan untuk menyusun agenda atau perencanaan diperoleh dari berbagai sumber. Data atau informasi yang diperoleh menggambarkan kondisi atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat khususnya masyarakat miskin di kota Surakarta. Hal tersebut diperlukan agar data- data yang diperoleh tersebut dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kasubag TU PKMS sebagai berikut :
“Dalam menyusun rumusan kebijakan kami selalu memprioritaskan kepentingan masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Kami mendasarkan pada temuan atau data-data yang diperoleh dari berbagai sumber baik berasal dari data atau temuan dari Rumah Sakit, Puskesmas maupun RSUD. Data atau temuan di lapangan tersebut dianalisa dan segera dibuat perencanaan untuk selanjutnya dibuat kebijakan.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
commit to user
68
Dari data-data atau temuan yang diperoleh dilapangan tersebut kemudian mendapat tindaklanjut. Dinas Kesehatan Kota Surakarta kemudian membentuk team yang berperan dalam perumusan kebijakan tersebut. Team koordinasi tersebut bertugas menyusun draft atau rumusan kebijakan dan detailnya. Dari proses perumusan tersebut maka dihasilkan suatu rumusan kebijakan yang nantinya diajukan kepada walikota untuk disahkan, baru kemudian bisa diimplementasikan. Hal ini diungkapkan oleh Kasubag TU PKMS bahwa :
“Dari hasil temuan tersebut kemudian dibuat perencanaan atau perumusan kebijakan. Rumusan kebijakan yang telah dibuat kemudian kami ajukan kepada Badan Hukum, Bappeda, DPPKA,
Dispendukcapil.
Ini
diperlukan untuk
mengkroscekkan datanya,
bagaimana perencanaannya, keuangannya dan hukumnya dan apa saja yang mau diajukan.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Data-data dan informasi yang ditemukan di lapangan tersebut digodok sedemikian rupa untuk dibuat suatu rumusan kebijakan. Rumusan kebijakan tersebut berupa peraturan (Perwali). Rumusan kebijakan yang telah dibuat tersebut kemudian kami ajukan ke walikota untuk mendapatkan persetujuan atau disahkan agar bisa dilaksanakan.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Berdasar pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat diketahui bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan baru di bidang kesehatan yaitu program PKMS yang mana kebijakan tersebut ditujukan bagi seluruh masyarakat khususnya mayarakat miskin dan
commit to user
69
tidak mampu di kota Surakarta. Dalam pelaksanaannya berada dibawah kewenangan Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Dalam rangka mengembangkan dan memperkenalkan program PKMS kepada masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta memiliki beberapa kegiatan untuk mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada masyarakat. Kegiatan sosialisasi dilakukan ke beberapa tempat seperti kecamatan dan kelurahan. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan program PKMS. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasubag TU PKMS sebagai berikut:
“Kami dalam mendukung pelaksanaan program PKMS ini memiliki program seperti Turba (Turun ke Bawah). Yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan seperti Juge dan Buge. JUGE yaitu kegiatan jalan jalan pagi ke rumah warga yang dilakukan oleh pegawai Dinkes Kota Surakarta untuk mempromosikan program PKMS langsung kepada masyarakat. Sedangkan BUGE yaitu kegiatan saresehan pada malam hari bersama sejumlah masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan program PKMS kepada masyarakat.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang petugas dari Puskesmas Gajahan serta penuturan salah seorang peserta PKMS yang mengatakan bahwa :
“Kami pernah mengadakan sosialisasi dengan sejumlah warga baik di tingkat RT, RW di kelurahan untuk sharing mengenai cara pendaftaran dan pelayanan kesehatan apa saja yang dapat dinikmati oleh warga jika menjadi peserta PKMS dikarenakan masih ada sejumlah warga yang belum paham.” (hasil wawancara tanggal 19 Agustus 2011)
commit to user
70
“Kampung saya pernah didatangi petugas dari Dinkes dalam rangka mensosialisasikan program PKMS kepada masyarakat. Pada waktu itu dijelaskan mengenai bagaimana supaya masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan melalui program PKMS dan pelayanan kesehatan apa saja yang bisa diperoleh warga jika menjadi peserta PKMS.” (hasil wawancara tanggal 19 Agustus 2011)
Namun didalam memperkenalkan program PKMS tersebut masih ada kendala yaitu ada sebagian masyarakat yang tidak datang dalam pertemuan tersebut sehingga proses penyampaian informasi kepada masyarakat sedikit terhambat. Hal tersebut tercermin dalam penuturan salah seorang peserta warga peserta PKMS sebagai berikut :
“Saya tahu kalo ada sosialisasi mengenai PKMS, namun saya tidak bisa datang karena saya masih sedang bekerja. Tapi saya sudah tahu apa itu PKMS. Saya bisa memperoleh pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit dengan memakai kartu PKMS.” (hasil wawancara tanggal 19 Agustus 2011)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa meskipun warga sudah mengetahui ada kegiatan sosialisasi program PKMS, mereka enggan datang dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Mereka menganggap itu hanyalah program biasa yang nantinya akan mudah dimengerti setelah mendaftar menjadi peserta dan ketika menggunakan layanan kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam memperkenalkan program PKMS juga dilaksanakan secara tidak langsung. Informasi-informasi terkait dengan program PKMS disampaikan melalui berbagai media. Hal ini diutarakan oleh Kasi Manajemen Informasi Kesehatan sebagai berikut :
commit to user
71
“Pihak kami telah menyampaikan sejumlah informasi seputar PKMS dengan memberitahukannya dan mencantumkannya lewat internet melalui website (PKMS.surakarta.go.id) dan kami sampaikan juga melalui selebaran atau leflet yang ditempelkan pada beberapa tempat seperti kelurahan, kecamatan, puskesmas, apotek dan rumah sakit. Didalamnya berisi informasi mengenai prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa mendapatkan pelayanan PKMS.” (hasil wawancara tanggal 15 Agustus 2011)
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Kasubag TU PKMS dan pernyataan salah seorang peserta PKMS sebagai berikut :
“Informasi seputar PKMS kami beritahukan melalui leflet dan spanduk yang ditempel pada beberapa mobil Puskesmas keliling milik kami serta kami juga memperkenalkan program PKMS tersebut melalui siaran radio.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
“Saya rasa informasi yang disampaikan oleh Dinas terkait dengan program PKMS sudah cukup jelas. Saya tahu program PKMS dari selebaran yang ditempel di papan pengumuman yang berada di depan kelurahan dekat rumah saya. Didalamnya berisi prosedur dan persyaratan jika ingin menjadi peserta PKMS.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam memperkenalkan program PKMS telah melakukan kegiatan sosialisasi dan menyampaikan informasi seputar PKMS secara terbuka. Informasi-informasi seputar PKMS disampaikan kepada masyarakat baik melalui pertemuan- pertemuan rutin dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat secara langsung maupun disampaikan secara tidak langsung melalui siaran radio, selebaran, spanduk, leflet dan web atau internet.
Dengan adanya sosialisasi atau penyuluhan tersebut pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta berharap agar masyarakat menjadi sadar akan
commit to user
72
pentingnya pemenuhan kebutuhan kesehatan. Hal ini dikarenakan kesehatan sekarang mahal harganya. Oleh karena itu dengan adanya program PKMS ini dapat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau.
Sebagai pihak penyelenggara pelayanan publik di bidang kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta harus mampu menanggapi semua keluhan dari masyarakat dengan tangan terbuka. Keluhan dari masyarakat dapat dijadikan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan atau program selanjutnya yang lebih baik. Keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terkait dengan program PKMS kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta diungkapan oleh Kasi Manajemen Informasi Kesehatan dan Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terkait dengan PKMS yaitu alur pelayanan PKMS. Berjenjang dalam arti jika mereka sakit mereka berobat ke puskesmas dahulu apabila penyakitnya tidak dapat ditangani oleh pihak puskesmas maka baru akan dibuat surat rujukan ke rumah sakit atau RSUD. Masyarakat tahunya kalo sakit mereka langsung saja periksa ke Rumah Sakit.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
“Keluhan atau aspirasi yang pernah disampaikan oleh masyarakat kepada pihak kami kaitannya dengan PKMS yaitu pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit tidak sesuai dengan apa yang diharapkan peserta PKMS yang berobat.” (hasil wawancara tanggal 15 Agustus 2011
Hal tersebut kemudian dibenarkan oleh pernyataan dua peserta PKMS sebagai berikut :
“Saya pernah waktu itu berobat ke rumah sakit. Pikir saya dengan berobat disana dengan pakai kartu PKMS saya bisa mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Akan tetapi ternyata pelayanannya tdak sesuai yang saya harapkan. Mereka
commit to user
73
terkesan mengabaikan pasien yang berobat dengan PKMS dan pelayanannyapun dibeda-bedakan antara peserta PKMS dengan masyarakat umum atau terkesan adanya diskriminatif dalam pemberian layanan kesehatan.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
“Ketika saya periksa di Rumah Sakit dengan memakai kartu PKMS, ternyata pihak Rumah Sakit tidak bisa melayani, karena harus disertai surat rujukan dulu dari Puskesmas. Akibatnya saya harus bolak balik ke Puskesmas lalu ke Rumah Sakit.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011).”
Responsivitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta ditunjukkan dalam menanggapi setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat terkait dengan pelaksanaan PKMS yaitu dengan menyediakan sarana atau tempat untuk menampung keluhan dari masyarakat tersebut. Setiap keluhan atau aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat akan ditampung dan akan mendapatkan tindak lanjut dari pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Kami telah menyediakan tempat untuk menampung keluhan kaitannya dengan PKMS. Kami menyediakan kotak saran yang terletak didepan kantor dan juga bisa disampaikan kepada UPTD secara langsung atau via telepon.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Kasi Manajemen Informasi Kesehatan dan dibenarkan salah seorag peserta PKMS sebagai berikut :
“Setelah laporan mengenai keluhan tersebut masuk kemudian kami tidak langsung menanggapinya. Kami terlebih dahulu melakukan verifikasi apakah keluhan yang disampaikan tersebut benar adanya. Kami mencari data-data dan informasi terkait dengan keluhannya tersebut kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelayanan program PKMS. Jadi informasi-
commit to user
74
informasi yang didapat diperoleh dari berbagai sumber sehingga dapat dicari solusi atau pemecahan yang terbaik atas keluhan yang disampaikan sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan nantinya.” (hasil wawancara tanggal 15 Agustus 2011)
“Memang disini sudah disediakan kotak saran sebagai tempat pengaduan keluhan, akan tetapi saya belum pernah menggunakannya untuk menyampaikan keluhan seputar PKMS.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah menyediakan tempat untuk menyampaikan keluhan masyarakat seputar PKMS, meskipun demkian masih belum digunakan semaksimal mungkin oleh masyarakat. Keluhan yang disampaikan oleh masyarakat diterima secara terbuka oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan segera mendapatkan tindaklanjut. Dengan demikian keluhan atau masukan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atau perbaikan program selanjutnya.
Mengacu pada upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai wujud responsivitasnya terhadap masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa secara umum Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah dapat dikatakan responsif terutama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menanggapi setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat. Namun demikian tetap diperlukan adanya peningkatan daya tanggap dari seluruh aparat Dinas Kesehatan Kota Surakarta agar masyarakat semakin puas terhadap pelayanan yang diberikan.
commit to user
75
b. Indikator Responsibilitas
Responsibilitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan program PKMS tersebut sesuai dengan ketentuan atau aturan serta prinsip-prinsip administrasi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dalam melakukan tugasnya sebagai pihak yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan bagi masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai beberapa pedoman atau acuan yang digunakan dalam memberikan pelayanan terkait dengan program PKMS. Sebagaimana disampaikan oleh Kasubag TU PKMS sebagai berikut :
“Disamping ketentuan-ketentuan dalam pemberian pelayanan kesehatan pada umumnya, dalam melaksanakan tugas pelayanan, acuan yang kami gunakan ada banyak mas, antara lain keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 417/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin, UU RI No 36 Tahun 2009 tentang upaya pembangunan kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan tradisional. Serta juga ada Perwali (Peraturan Walikota) No 3 B Tahun 2011 perubahan peraturan sebelumya No 25 tahun 2010.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Dengan demikian dapat diketahui Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam pelaksanaan program PKMS selalu berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS sudah diatur dalam Perda No. 8 Tahun 2007 tentang retribusi
commit to user
76
pelayanan kesehatan, yang di dalamnya berisi ketentuan mengenai biaya atau tarif pelayanan.
Pelaksanaan program PKMS sesuai dengan ketentuan yang berlaku tersebut dikemukakan oleh Kepala UPTD PKMS dan Kasi Manajemen Informasi Kesehatan sebagai berikut :
“Acuan hukum yang kami gunakan sabagai dasar pelaksanan program PKMS sekarang yaitu Perda No 8 Tahun 2007 tentang retribusi pelayanan kesehatan. Kami sering menggunakan aturan itu mas dalam pelaksanaan pelayanan program PKMS.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
“Dalam pemberian pelayanan kami selalu menerapkannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan prosedur yang telah ditetapkan, serta adanya kejelasan mengenai tata cara, persyaratan, dan biaya pelayanan.” (hasil wawancara tanggal 15 Agustus 2011)
Dari beberapa pernyataan yang dikemukakan diatas maka dapat dilihat bahwa dalam pemberian pelayanan program PKMS, pihak Dinas Kesehatan selalu berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Hal ini diperlukan agar proses pemberian pelayanan dapat berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam mendukung pelaksanaan program PKMS membuat pedoman atau tata laksana program PKMS. Tata laksana dalam pelaksanaan program PKMS mengacu pada program Jamkesmas yang terlebih dahulu diinstruksikan oleh pemerintah. Dengan demikian pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta
commit to user
77
dalam memberikan pelayanan harus berpedoman pada ketentuan atau aturan yang telah ditetapkan.
Berdasar pada program Jamkesmas yang diinstruksikan oleh Pemerintah maka tata pelaksanaan kepesertaan PKMS meliputi :
1) Peserta program PKMS adalah setiap orang miskin dan tidak mampu yang tinggal di wilayah Surakarta dibuktikan dengan KTP/KK yang belum termasuk dalam program Askes PNS, Askes swasta, Askeskin atau Asuransi Kesehatan yang lainnya.
2) Jumlah sasaran peserta Program PKMS ditetapkan oleh SK Walikota bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS).
3) Untuk mendapatkan peserta sesuai data BPS, diperlukan tim sinkronisasi dan kelengkapan data melalui tim sinkronisasi di kabupaten/kota.
4) Tim sinkronisasai sebagaimana dimaksud di atas, dibentuk oleh Walikota yang terdiri dari unsur kependudukkan, Pemda, Dinas Kesehatan, BPS serta unsur terkait lainnya. Untuk kelancaran pelaksanaan sinkronisasi dan kelengkapan data mekanismenya diatur dan menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan.
5) Setelah data tersebut lengkap, Walikota menerbitkan surat keputusan tentang nama dan alamat masyarakat miskin sebagai sasaran Program PKMS.
6) Pemerintah daerah mempunyai tanggungjawab penuh terhadap
penerbitan SKM.
commit to user
78
7) Penerbitan dan distribusi kartu menjadi tanggungjawab Dinas
Kesehatan.
8) Kartu PKMS tersebut hanya berlaku dalam jangka waktu 1 tahun setelah itu warga harus memperpanjangnya jika ingin mendapatkan pelayanan melalui program PKMS.
Dengan adanya tata laksana kepesertaan PKMS diatas maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam memberikan pelayanan PKMS selalu mengacu pada ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Tanggapan masyarakat terkait dengan tata pelaksanaan program PKMS yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta dituturkan oleh salah seorang peserta PKMS bahwa :
“Saya sudah paham mengenai tata pelaksanaan program PKMS yang ditetapkan Dinas. Tata pelaksanaan PKMS yang ditetapkan oleh Dinas tersebut berisi aturan dalam menentukan kepesertaan PKMS.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Dalam mendukung pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan bagi masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga menyusun prosedur tetap dalam pengajuan PKMS. Dengan adanya prosedur tetap dalam pengajuan PKMS maka masyarakat dapat mengetahui bagaimana prosedur yang harus dilalui masyarakat yang mengajukan PKMS. Program PKMS itu sendiri terbagi kedalam dua kategori yaitu PKMS gold dan PKMS silver. PKMS gold diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang terdaftar di Keputusan Wali Kota tentang penetapan masyarakat miskin tetapi belum tertampung di Program ASKESKIN
commit to user
79
Pemerintah Pusat. Sedangkan untuk PKMS silver diperuntukkan bagi semua masyarakat kota Surakarta yang mendaftar sebagai peserta PKMS. Oleh karenanya prosedur dalam pengajuan PKMS baik gold maupun silver yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta pun berbeda.
Berdasar ketentuan Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengenai prosedur tetap dalam pengajuan PKMS maka prosedur atau tahapan yang harus diikuti oleh masyarakat yang hendak mengajukan PKMS silver yaitu :
1. Masyarakat datang ke tempat pendaftaran PKMS di Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kota Surakarta dengan membawa persyaratan pendaftaran PKMS silver.
2. Melengkapi persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan :
a. Membawa fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan
menunjukkan aslinya.
b. Membawa fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan menunjukkan
aslinya.
c. Membawa surat keterangan domisili 3 tahun dari RT, RW dan
Kelurahan
d. Membawa 2 lembar foto ukuran 2 x 3
e. Membayar biaya 1000.-
3. Dilakukan proses verifikasi berkas persyaratan dan verifikasi
kepesertaan dan proses input data.
commit to user
80
4. Apabila lolos dari verifikasi masyarakat dapat langsung ke proses
cetak kartu PKMS (sehari langsung jadi).
Prosedur atau tahapan yang yang harus diikuti oleh masyarakat yang ingin mengajukan PKMS gold sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu
1. Masyarakat datang ke tempat pendaftaran PKMS di UPT PKMS Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan membawa persyaratan pendaftaran PKMS gold.
2. Melengkapi persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan :
a. Membawa foto copy kartu PKMS Silver yang masih berlaku
dan membawa aslinya
b. Membawa foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang
masih berlaku dan menunjukkan aslinya
c. Membawa foto copy Katu Keluarga (KK) dan menunjukkan
aslinya
d. Foto kuran 2 x 3 cm sebanyak 2 lembar
e. Membawa surat keterangan domisili 3 tahun, surat keterangan miskin dari RT, RW dan Kelurahan dan denah lokasi rumah untuk di survey.
3. Dilakukan proses verifikasi persyaratan dan dilakukan survei atau kunjungan ke rumah peserta pendaftar baru PKMS. Verifikasi di lapangan tersebut dilakukan maksimal dalam waktu 7 hari. Dalam verifikasi lapangan dilihat apakah masyarakat tersebut berhak atau
commit to user
81
memenuhi syarat atau kriteria miskin yang ditentukan oleh pihak Dinas.
4. Apabila yang bersangkutan memenuhi syarat atau kriteria miskin yang ditentukan oleh Dinas maka dapat langsung ke tahap cetak kartu PKMS.
Prosedur atau tahapan dalam pengajuan PKMS yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah dinyatakan dengan jelas. Dengan adanya prosedur tetap serta persyaratan yang harus dipenuhi masyarakat dalam pengajuan PKMS diharapkan akan mempermudah masyarakat yang hendak mengajukan PKMS. Dengan demikian masyarakat dapat paham dan mengerti bagaimana prosedur mengajukan PKMS yang baik dan benar.
Prosedur dalam pengajuan PKMS tersebut pada umumnya telah jelas dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Berikut tanggapan masyarakat berkaitan dengan prosedur pengajuan PKMS yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Seperti yang dikemukakan oleh dua orang peserta PKMS sebagai berikut :
“Prosedur pelayanan pengajuan PKMS yang ditetapkan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena saya yakin pihak sini telah berusaha untuk memberikan pelayanan yang maksimal.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
“Saya rasa prosedur pelayanan pengajuan PKMS cukup sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan dalam pelayanan untuk mendapatkan kartu PKMS tidak berbelit- belit.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
commit to user
82
Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat tanggapan masyarakat terhadap prosedur pelayanan dalam pengajuan PKMS yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta bahwa prosedur yang ditetapkan cukup sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat yang ingin mengajukan PKMS. Dinas Kesehatan dalam pelaksanaan program PKMS juga menetapkan alur pelayanan yang harus diikuti oleh masyarakat peserta PKMS yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan melalui PKMS baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. Alur pelayanan kesehatan tersebut ditetapkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku. Alur pelayanan tersebut dijadikan acuan pihak pemberi layanan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta PKMS.
Berdasar ketentuan Dinas Kesehatan Kota Surakarta mengenai alur pelayanan kesehatan. Alur pelayanan yang harus diikuti oleh masyarakat peserta PKMS yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit meliputi :
1) Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan datang berkunjung
ke puskesmas dan jaringannya.
2) Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan peserta harus menunjukkan kartu PKMS. Dalam masa transisi, peserta masih dapat menggunakan SKTM/Kartu Sehat/Kartu SLT/Kartu Gakin.
commit to user
83
3) Apabila peserta memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka peserta yang bersangkutan dapat dirujuk dengan disertai surat rujukan dan semua persyaratan yang ditunjuk sejak awal berobat.
4) Pelayanan rujukan diatas meliputi :
a) Pelayanan rawat jalan spesialistik di puskesmas
b) Pelayanan rawat inap/persalinan di puskesmas
c) Pelayanan rawat jalan lanjutan di rumah sakit
d) Pelayanan rawat inap kelas III di rumah sakit
e) Pelayanan kesehatan spesimen dan penunjang diagnosik
5) Pada kondisi gawat darurat, peserta tidak diwajibkan atau
diharuskan menggunakan surat rujukan.
Alur pelayanan dalam dalam pelaksanaan program PKMS diatas merupakan tata cara yang harus diikuti oleh masyarakat pemegang kartu PKMS yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan adanya alur pelayanan, diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan melalui program PKMS secara cepat dan tidak melalui birokrasi yang berbelit-belit. Tanggapan masyarakat peserta PKMS bahwa alur pelayanan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta sudah lumayan bagus. Hal ini dikemukakan oleh dua orang peserta PKMS sebagai berikut :
“Kalau pakai PKMS bisa mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan saya. Kalau soal pelayanan ya sudah cukup baik lah karena sudah ada ketentuan yang mengaturnya. (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
commit to user
84
“Karena saya sudah lama berobat disini, pelayananannya ya sudah lumayan bagus kok, mas. Kalau pakai kartu PKMS ya bisa dapat pelayanan disini dan biayanya murah. Kalo di Puskesmas sini kan bisa juga minta surat rujukan ke Rumah Sakit.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa alur pelayanan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan cukup jelas. Alur pelayanan tersebut juga dapat dijadikan acuan bagi pihak-pihak pemberi pelayanan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta PKMS. Dengan demikian telah terjadi kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan tanggapan atau respon yang diberikan oleh masyarakat.
Berdasar pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa responsibilitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS telah dilakukan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut terlihat dari telah ditetapkannya prosedur pengajuan PKMS, tata pelaksanaan PKMS dan alur pelayanan PKMS sesuai dengan ketetntuan dan aturan yang ditetapkan oleh organisasi. Dengan adanya prosedur, tata laksana dan alur pelayanan tersebut, sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pelayanan PKMS yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta .
c. Indikator Akuntabilitas
Dalam penelitian ini, akuntabilitas digunakan sebagai indikator yang menunjukkan kesesuaian antara pelaksanaan program PKMS yang
commit to user
85
dilakukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta dengan nilai dan norma yang berkembang di masyarakat. Akuntabilitas publik dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar kebijakan atau program Dinas Kesehatan Kota Surakarta tersebut dapat konsisten dengan harapan masyarakat sebagai pihak yang dilayani.
Dalam kaitannya dengan pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka semua pihak baik yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus bekerja dengan penuh profesionalitas dan kedisiplinan.
Hal di atas perlu ditekankan mengingat tugas besar yang dibebankan kepada Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai satu- satunya pihak yang menjadi pelopor dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Surakarta memegang peranan penting dalam menjalankan tugasnya tersebut. Dalam menjalankan tugasnya, Dinas Kesehatan Kota Surakarta harus mempunyai laporan yang bisa dipertanggungjawabkan. Laporan pertanggungjawaban tersebut sebagai bukti pelaksanaan tugasnya dalam kurun waktu tertentu.
Laporan pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS telah dilakukan secara berkala. Hal ini diungkapkan oleh Kasubag TU PKMS dan Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
commit to user
86
“Disini telah dilakukan pelaporan pertanggungjawaban atas kinerja kami. Setiap seksi-seksi melaporkan pelaksanaan tugasnya, setelah terkumpul baru dijadikan satu dengan seksi- seksi lainnya. Tidak hanya itu mas, setiap program yang kami laksanakan pasti kita buat laporannya. Jadi dari laporan itu, nantinya akan diketahui hasil yang dicapai maupun hambatan- hambatan yang dihadapi sehingga selanjutnya dapat dilakukan perbaikan untuk program selanjutnya.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustusi 2011)
“Begini mas, suatu organisasi publik dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Surakarta merupakan organisasi publik yang memberikan pelayanan kepada publik dalam bidang kesehatan dan Dinas ini ada karena ada kewenangan dari pemerintah. Oleh karenanya perlu adanya laporan pertanggungjawaban kepada pemberi mandat.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
bahwa untuk mempertanggungjawabkan kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam
dibuat laporan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan program-program berikutnya.
Laporan pertanggungjawaban atas kinerja Dinas dalam pelaksanaan program PKMS dilakukan tiap bulan dan di akhir tahun. Hal ini diperlukan agar pemerintah mengetahui bagaimana perkembangan pelaksanaan program PKMS. Hal ini dikemukakan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Pelaporan pertanggungjawaban atas kinerja kami dalam pelaksanaan program PKMS ini berupa laporkan bulanan dan laporan pada akhir tahun.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Dari semua laporan pertanggungjawaban yang telah dibuat oleh Dinas selanjutnya akan dilaporkan secara langsung kepada pihak yang
commit to user
87
memberi mandat. Pihak pemberi mandat disini adalah Walikota Surakarta. Hal ini diungkapkan oleh Kepala UPTD PKMS dan Kasubag TU PKMS bahwa :
“Pertanggungjawaban dari semua program maupun kegiatan yang kami lakukan langsung pada Walikota, yang berupa laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (Lakip) dan laporan-laporan keuangan. Hal ini dikarenakan Walikota yang memberi mandat kepada kami untuk melaksanakan program tersebut.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustusi 2011)
“Pengawasan langsung dilakukan oleh Walikota sebagai pihak yang memberi mandat. Seluruh laporan pertanggungjawaban atas kinerja kami dalam pelaksanaan PKMS, kami laporkan langsung kepada pihak yang memberi mandat yaitu walikota.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustusi 2011)
Respon atau tanggapan dari Walikota yaitu berupa laporan perbaikan atas kinerjanya dalam pelaksanaan program PKMS yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Hal ini dikemukakan oleh Kepala UPTD PKMS bahwa :
“Respon atau tanggapan pihak yang memberi mandat yaitu laporan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja. Secara intern kepala dinas kemudian melakukan evaluasi dengan mengadakan rapat koordinasi dalam jangka waktu tertentu. Dengan rapat tersebut dapat diketahui pekerjaan-pekerjaan yang belum mencapai target, pekerjaan-pekerjaan yang sudah terlaksana sejauh mana, sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa pelaksanaan program PKMS oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta telah dapat dipertanggungjawabkan kepada Walikota Surakarta, disini pihak yang memberikan wewenang dan mandat. Dengan adanya laporan pertanggungjawaban Dinas kepada Walikota maka dapat dilihat sejauh
commit to user
88
mana kinerjanya, sehingga apabila masih ada kekurangan maka Dinas dapat segera melakukan evaluasi atau perbaikan atas kinerjanya.
Pelaporan pertanggungjawaban atas kinerja yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebatas dilaporkan kepada pihak pemberi mandat atau walikota Surakarta. Dinas Kesehatan Kota Surakarta tidak melaporkan hasil dari kinerjanya dalam pelaksanaan program PKMS kepada masyarakat. Temuan ini didasarkan pada pernyataan KepalaUPTD PKMS dan Kasi Manajemen Informasi Kesehatan bahwa :
“Wujud pertanggungjawaban mengeni hasil kinerja kami selama ini, hanya kami laporkan kepada pihak yang memberi mandat yaitu walikota, sedangkan pertanggungjawaban Dinas kepada masyarakat hanya sebatas pada penyampaian informasi yang berkaitan dengan PKMS, bukan pelaporan hasil kinerja kami dalam pelaksanaan program PKMS.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
“Kami tidak melaporkan hasil kinerja kami dalam pelaksanaan program PKMS kepada masyarakat, dikarenakan tidak semuanya dilaporkan kepada publik. Publik sebatas mengetahui informasi-informasi yang berkaitan dengan program PKMS saja.” (hasil wawancara tanggal 15 Agustus 2011)
Berdasar pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa akuntabilitas Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS telah dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pihak yang memberi mandat. Namun demikian Dinas hanya melaporakannya kepada
pemberi mandat
saja, pelaporan pertanggungjawaban kepada publik tidak dilakukan mengingat pelaporan kinerja Dinas sifatnya tertutup hanya kepada pemerintah atas.
commit to user
89
Publik hanya sebatas mengetahui informasi yang berkaitan dengan PKMS. Dapat dikatakan pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Kota Surakarta kepada publik tidak dilakukan secara transparan.
d. Indikator Efektivitas
Efektivitas dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat apakah kinerja suatu organisasi itu baik atau buruk, dalam hal ini efektivitas diukur dari perbandingan antara target yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut dengan hasil yang telah dicapai. Apabila hasil yang dicapai organisasi telah sesuai dengan target yang ditetapkan, maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif, sedangkan jika hasil yang dicapai oleh organisasi belum sesuai dengan target yang ditentukan maka organisasi tersebut belum efektif. Demikian halnya dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, sebagai sebuah organisasi publik, Dinas Kesehatan Kota Surakarta juga mempunyai target-target yang ingin dicapai. Target-target yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta tercantum dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2006-2010.
Dalam penelitian ini konsep efektivitas dilihat dari tercapainya tujuan organisasi. Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam organisasi publik untuk mengukur efektivitas dapat dilakukan dengan membandingkan target yang telah ditetapkan dengan hasil atau capaian yang diperoleh oleh organisasi
commit to user
90
dalam kurun waktu tertentu. Efektivitas dalam penelitian ini dapat dipahami dengan mengkaji sejauh mana kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS, yang dilakukan dengan cara membandingkan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan hasil atau capaian organisasi sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Sebagai instituis pelayanan publik yang bergerak di bidang peningkatan derajat kesehatan masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam hal pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi Dinas Kesehatan Kota Surakarta yaitu menjadi lembaga penggerak pembangunan kesehatan guna terwujudnya budaya hidup bersih yang sehat serta mutu pelayanan menuju Solo Sehat 2010. Dalam rangka mewujudkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta mutu pelayanan dalam menyongsong Solo Sehat 2010, Dinas Kesehatan Kota Surakarta berupaya memaksimalkan kinerjanya agar dapat meraih tujuan dengan baik. Hal ini diungkapan oleh Kasi Manajemen Informasi Kesehatan dan Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Tujuan yang ingin kami capai dengan adanya program PKMS yaitu memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat kota Surakarta terutama bagi masyarakat miskin yang berupa pelayanan pengobatan baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.” (hasil wawancara tanggal 15 Agustus 2011)
commit to user
91
“Dengan adanya program PKMS ini dapat memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat yang mana dilakukan melalui berbagai upaya baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.” (hasil wawancara tanggal
16 Agustus 2011) Hal tersebut dibenarkan oleh penyataan salah seorang peserta PKMS bahwa
“Dulu sebelum ada PKMS untuk berobat saya harus pinjam uang saudara. Setelah ikut PKMS, saya tidak harus lagi membayar biaya berobat alias gratis karena biayanya sudah ditanggung dengan kartu PKMS.” (hasil wawancara tanggal 18 Agustus 2011)
Dari pernyataan yang dikemukakan diatas maka dapat diketahui bahwa tujuan diluncurkannya program PKMS adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan pola hidup bersih dan sehat, terjaminnya kesehatan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau. Dengan demikian dapat diketahui bahwa program PKMS yang diluncurkan oleh pemerintah Kota Surakarta sangat mendukung dalam rangka pencapaian target organisasi.
Sebagai bukti pelaksanaan dan pencapaian target atau sasaran dalam program PKMS dapat dilihat dari jumlah peserta PKMS yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai berikut :
commit to user
92
Tabel IV. 1
Jumlah Target atau Sasaran PKMS Di Kota Surakarta
Jenis Kartu
PKMS
Jumlah Sasaran hingga 30 September
2011
Jumlah Sasaran/ Target tahun 2011
PKMS Silver PKMS Gold
(Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta)
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah peserta PKMS yang tercatat pada akhir bulan September 2011 sebesar 222.031. Jumlah sasaran atau target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebanyak 320.000 peserta yang mencakup peserta PKMS silver dan PKMS gold. Namun pada tahun ini pencapaian target Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS baru tercapai kurang lebih 69 %. Hal ini berarti bahwa pencapaian target atau sasaran Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS masih kurang atau belum mencapai target yang telah ditetapkan. Kondisi ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala UPTD PKMS sebagai berikut :
“Kami memiliki sasaran dalam pelaksanaan program PKMS yaitu sebanyak 320.000 peserta. Sasaran ini ditetapkan berdasarkan hasil pendataan masyarakat atau penduduk oleh Badan Pusat Statistik. Yang berhak ikut dalam program PKMS adalah semua penduduk asli Surakarta yang tidak mampu, dibuktikan dengan KK/ KTP dan belum termasuk dalam Program Askes PNS, Askes Swasta, Jamkesmas atau Asuransi Kesehatan lainnya. Namun demikian, jumlah peserta PKMS yang sudah tercatat disini sampai dengan bulan september
commit to user
93
2011 sebesar 222.031 peserta.” (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2011)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta belum efektif dalam pelaksanaan program PKMS. Hal ini dibuktikan dengan masih belum tercapainya target atau sasaran kepesertaan masyarakat dalam pelaksanaan program PKMS. Dari keseluruhan 320.000 peserta, baru sekitar 222.031 masyarakat yang tercatat sebagai peserta PKMS atau pencapaian sasaran baru tercapai +
70 %. Dengan membandingkan hasil pencapaian target sekarang dengan sebelumnya maka dapat diketahui bahwa Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam penyelenggaraan program PKMS masih belum efektif dikarenkan belum tercapainya target atau sasaran kepesertaan PKMS sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengukuran dari masing-masing indikator penilaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS yaitu responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas dan efektivitas dapat diketahui bahwa kinerja Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam pelaksanaan program PKMS sudah cukup baik.
commit to user
94