METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penulisan skripsi yang bejudul “Peranan Laksamana Cheng Ho dalam Penyebaran Agama Islam di Jawa pada abad ke-15” ini dilakukan dengan studi pustaka, studi terhadap literatur-literatur sumber yang sesuai dengan objek penelitian.
Adapun tempat-tempat yang digunakan sebagai objek penelitian adalah sebaga berikut:
a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta
b. Perpustakaan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
c. Perpustakaan Program Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta
d. Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta
f. Kelenteng Sam Po Kong Semarang
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejak pengajuan judul skripsi yaitu bulan Juli 2008 dan ditargetkan dapat selesai sampai dengan bulan Desember 2008. Adapun kegiatan penelitian secara rinci tampak pada tabel berikut:
Bulan
No Jenis Kegiatan
Oktob Nove Dese
1 Pengajuan Judul
2 Perijinan
3 Proposal
4 Pengumpulan Data X X
5 Analisis Data
6 Penulisan Laporan
Gambar 1. Tabel waktu penelitian
B. Metode Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian historis, sehingga penelitian ini menggunakan metode historis. Pemilihan metode historis didasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji yaitu peristiwa sejarah masa lampau. Menurut Koentjaraningrat (1977:16) kata metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti jalan atau cara. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah-masalah kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Helius Sjamsuddin (1996: 12) metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses atau tekhnik yang sistematis dalam penelitian suatu ilmu tertentu untuk mendapatkan suatu bahan yang diteliti. Husnaini Usman (1996 :42) menyebutkan bahwa metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah (historis). Menurut Louis Gottschlak (1985: 32) metode historis adalah suatu cara yang meliputi kegiatan untuk mengumpulkan, menguji serta menganalisa data yang diperoleh dari peninggalan masa lalu untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah serta untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan masa yang akan datang.
Hadari Nawawi (1985: 67) mengatakan bahwa metode sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data peninggalan masa lampau untuk memahami masa sekarang dalam hubungannya dengan masa lampau. Sedangkan Sartono Kartodirjo (1992: 37) berpendapat bahwa metode penelitian sejarah adalah prosedur dari cara kerja para sejarawan untuk menghasilkan kisah masa lampau berdasarkan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh masa lampau tersebut. Penelitian sejarah harus membuat rekonstruksi suatu kegiatan yang disaksikan sendiri, karena secara mutlak ia tidak mungkin mengalami lagi fakta yang diselidikinya. Mohammad Nazir (1985: 33) mengatakan bahwa:
Metode penelitian sejarah merupakan suatu usaha untuk memberikan interaksi dari bagian trend yang naik turun dari suatu status generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan sejarah, membandingkan Metode penelitian sejarah merupakan suatu usaha untuk memberikan interaksi dari bagian trend yang naik turun dari suatu status generalisasi yang berguna untuk memahami kenyataan sejarah, membandingkan
Berdasar pandangan-pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode historis adalah suatu kegiatan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menguji dan menelitinya secara kritis mengenai peninggalan masa lampau sehingga menghasilkan suatu cerita sejarah. Dalam penelitian ini diusahakan pembuatan rekonstruksi peristiwa sejarah tentang bagaimana peranan Laksamana Cheng Ho dalam penyebaran agama Islam di Jawa pada abad ke-15. Pertimbangan yang mendasar digunakannya metode historis dikarenakan metode ini lebih sesuai dengan data yang dikumpulakan, diuji dan dianalisis secara kritis sumber-sumber sejarah yang terkait.
C. Sumber Data
Data dapat diartikan sebagai suatu fakta atau prinsip yang diberikan atau ditampilkan, sesuatu yang menjadi dasar suatu argumen dalam setiap susunan sistem intelektual, materi yang menjadi dasar untuk diskusi, penetapan suatau kebijakan atau setiap informasi rinci (Helius Sjamsuddin, 1996: 1). Menurut Moh. Nazir (1988: 57), data sejarah adalah sumber-sumber sejarah yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah.
Menurut Helius Sjamsuddin (1996: 74), sumber sejarah dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, yaitu: (a) kontemporer (contemporary) dan lama (remote), (b) formal (resmi) dan informal (tidak resmi), (c) pembagian menurut asal (dari mana asalnya), (d) isi (mengenai apa), (e) tujuan (untuk apa), yang masing-masing dibagi lebih lanjut menurut waktu, tempat, dan cara atau produknya. Pembagian tersebut berkaitan dengan beberapa aspek dari sumber dan dapat membantu dalam mengevaluasai sumber sejarah. Untuk kepentingan praktis, sumber sejarah dapat dibagi atau diklasifikasi secara garis besar menjadi dua macam, yaitu peninggalan-peninggalan (relics atau remains) dan catatan- catatan.
Menurut Moh. Nazir (1988: 58 - 59) sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah Menurut Moh. Nazir (1988: 58 - 59) sumber sejarah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber sekunder yang berupa data maupun buku-buku serta tuisan-tulisan di majalah atau surat kabar yang relevan. Adapun sumber data sejarah sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara , tulisan Slamet Mulyana (2) Semarang Riwayatmu dulu , tulisan Amen Budiman (3) Arus China Islam Jawa, tulisan Al Qurtuby (4) Laksamana Cheng Ho dan Kelenteng Sam Po Kong, tulisan Ahmad Fauzan Hidayatullah dan lain lain.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan, yaitu memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data (Moh. Nazir, 1988: 211).
Koentjaraningrat (1983: 3) menyatakan bahwa dalam metode sejarah, teknik pengumpulan data disebut heuristik. Pengumpulan data (heuristik) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian. Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam melakukan pengumpulan data digunakan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan dalam perpustakaan. Kartini Kartono (1983:28) mengungkapkan bahwa penelitian dengan menggunakan studi Koentjaraningrat (1983: 3) menyatakan bahwa dalam metode sejarah, teknik pengumpulan data disebut heuristik. Pengumpulan data (heuristik) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian. Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam melakukan pengumpulan data digunakan teknik studi pustaka. Teknik studi pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan dalam perpustakaan. Kartini Kartono (1983:28) mengungkapkan bahwa penelitian dengan menggunakan studi
Kentungan menggunakan studi pustaka yaitu memperdalam kerangka teoritis yang digunakan sebagai landasan pemikiran, memperdalam pengetahuan akan masalah yang akan diteliti, mempertajam konsep yang digunakan sehingga mempermudah dalam perumusan dan menghindari pengulangan penelitian (Koentjaraningrat,1986: 19)
Berdasarkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan teknik studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan data tertulis dengan membaca buku-buku literature, majalah dan bentuk pustaka lainnya. Untuk memperoleh data – data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti melakukan studi mengenai sumber- sumber sekunder.
Adapun kegiatan studi pustaka yang dilakukan yaitu dengan mengumpulkan sumber-sumber sekunder yang yang berupa buku-buku literaur, ensiklopedia maupun majalah yang berkaitan dengan tema peranan Laksamana Cheng Ho dalam penyebaran agama Islam di Jawa pada abad ke-15. Kegiatan pengumpulan sumber tersebut dilakukan antara lain di berbagai perpustakaan di lingkungan civitas akademika Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Kelenteng Sam Po Kong Semarang. Kegiatan berikutnya dengan membaca, mencatat, meminjam maupun mengcopy sumber-sumber tertulis yang dianggap penting dan relevan dengan tema penelitian sehingga diperoleh data-data yang akan digunakan dalam penulisan skripsi.
E. Teknis Analisis Data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti tidak akan berguna jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagaian yang sangat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Moh. Nazir, 1988:405)
Berdasar metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode historis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data historis. Analisis data historis adalah analisis yang mengutamakan pada ketajaman dalam melakukan intepretasi sejarah menjadi fakta sejarah. Intepretasi dilakukan karena fakta-fakta tidak dapat berbicara sendiri, fakta mempuyai sifat yang kompleks sehingga fakta tidak dapat dimengerti atau dilukiskan oleh fakta itu sendiri (Sartono Kartodirjo, 1992: 63).
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data sejarah didalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan data yang kemudian diklasifikasikan sesuai tema penelitian. Dalam menganalisis sebuah sumber diperlukan adanya kritik intern dan kritik ekstern untuk menentukan kredibilitas dan otentisitas sumber yang didapatkan. Langkah ini berguna untuk mengetaui sumber yang benar-benar diperlukan dan relevan dengan permasalahan yang diteliti. untuk mendapatkan data yang kredibel dilakukan dengan mengidentifikasi gaya bahasa, ejaan, tata bahasa, lingkungan dan pola pikir yang berkembang pada masa penulisan dilakukan. Data-data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian diseleksi atau dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh fakta sejarah yang benar-benar relevan. Langkah selanjutnya adalah merangkaikan fakta-fakta tersebut, untuk mengetahui hubungan sebab – akibat antar peristiwa satu dengan peristiwa lainnnya, kegiatan ini disebut kegatan interpretasi. Fakta – fakta yang sudah didapatkan dan dihubungkan untuk disusun menjadi sebuah karya yang menyeluruh.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langah penelitian yang harus dijalani seorang peneliti sebagai proses dalam penulisan skripsi yang Prosedur penelitian merupakan langkah-langah penelitian yang harus dijalani seorang peneliti sebagai proses dalam penulisan skripsi yang
Berdasar prosedur diatas dapat digambarkan skema metode historis adalah sebagai berikut:
Historiogr afi
Peristiwa Sejarah
Fakta Sejarah
Keterangan:
1. Heuristik
Langkah pertama dan merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah adalah dengan mencari atau mengumpulkan sumber dan bukti-bukti sejarah yang relevan. Kegiatan inilah yang disebut dengan heuristik. Sumber sejarah tersebut yang akan menuntun peneliti untuk mendapatkan gambaran tentang kehidupan masa lampau yang telah ditinggalkan manusia.
Pada tahap ini penulis berusaha untuk mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan perkembangan agama Islam pada abad ke-
15 khususnya di pulau Jawa serta golongan pembawa agama Islam di Jawa pada abad ke-15. Data-data tersebut diperoleh dari beberapa perpustakaan diantaranya Perpustakaan Program Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra UNS, dan perpustakaan lainnya. Selain itu proses pencarian data juga dilakukan di Kelenteng Sam Po Kong Semarang.
2. Kritik
Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, tahap selanjutnya yaitu langkah kritik atau verifikasi sumber. Kritik ini dimaksudkan untuk menentukan sumber-sumber yang dipilih apakah sumber tersebut memiliki keabsahan tentang kredibilitas (kesahihan sumber) dan otentisitas sumber. Kritik terhadap sumber dapat dilakukan dengan dua cara yaitu krik intern dan kritik ekstern.
Kritik ekstern adalah kritik yang meliputi apakah data itu otentik, yaitu kenyataan identitasnya, bukan tiruan, turunan, palsu, kesemuanya dilakukan dengan meneliti bahan yang dipakai, ejaan, tahun terbit, jabatan penulis. Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan kritik ekstern yaitu peneliti melakukan penyelidikan pada bentuk sumber, yaitu dilakukan dengan melihat tanggal, bulan, dan tahun sumber. Selain itu penulis juga memandang pengarang, pihak yang membuat dan pihak yang mengeluarkan sumber tersebut misalnya, catatan-catatan dari Kelenteng Sam Po Kong berasal dari bahasa mandarin kemudian di tulis Poortman yang merupakan seorang pejabat Belanda dan di tulis oleh Mangaraja Onggang Parlindungan dalam bukunya Tuanku Rao ke dalam bahasa Indonesia. Kritik intern adalah kritik yang berkaitan dengan isi pernyataan yang disampaikan oleh sejarawan. Kritik intern juga menyangkut apakah sumber tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Setelah sumber dinilai keasliannya kemudian dilakukan kritik intern untuk dapat memastikan kebenaran isi sumber yang dapat ditempuh dengan cara membandingkan sumber sejarah yang satu dengan sumber sejarah yang lain. Kebenaran isi dari sumber tersebut dapat dilihat dari isi pernyataan dan berita yang ditulis dari sumber yang satu dengan sumber yang lain. Sebagai contoh dalam buku Muslim Tionghoa Cheng Ho karangan Kong Yuanzhi disebutkan penyebaran agama Islam di Indonesia mula-mula berhubungan erat dengan perdagangan, dengan sendirinya usaha penyebaran
agama Islam pada masa itu telah mendorong maju usaha perekonomian dan perdagangan di Indonesia. Sedangkan usaha armada Cheng Ho tidak terpisahkan dengan perdagangan dan penyebaran agama Islam dalam rangka pelayaran. Hal ini dibandingkan dengan buku Laksamana Cheng Ho dan Kelenteng Sam Po Kong karangan Ahmad Fauzan Hidayatullah, kegiatan penjelajahan samudera yang dipimpin Laksamana Cheng Ho ini tidak sekedar bermuatan politik dan ekonomi belaka, tetapi juga menyimpan agenda tersembunyi berupa islamisasi. Berdasarkan dua informasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kedatangan armada Cheng Ho ke Pulau Jawa telah memberi manfaat yang begitu besar, selain membawa kemajuan dalam bidang perdagangan dan ekonomi tetapi juga mempunyai peran yang cukup besar dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara Khusunya di Pulau Jawa.
3. Interpretasi
Intepretasi merupakan kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dari data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan analisis data. Interpretasai harus didasarkan pada obyektifitas yang besar dan menekan subektifitas semaksimal mungkin.
Interpretasi yang dilakukan dalam penelitian adalah kegiatan dalam metode sejarah untuk menghubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain sehingga dapat diketahui mengenai peranan Laksamana Laksamana Cheng Ho dalam penyebaran agama Islam di Jawa pada abad ke-15 yang menjadi objek penelitian.
Interpretasi yang dilakasanakan dalam penelitian ini adalah membaca buku-buku yang berisi tentang peristiwa yang berkaitan dengan penelitian, membandingkan dengan sumber yang lain sehingga penulis dapat memilih fakta- fakta yang relevan dan menyingkirkan fakta-fakta yang tidak relevan. Kemudian penulis menghubungkan fakta yang satu dengan yang lain, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat antara peristiwa satu dengan lainnya. dan yang terakhir penulis melakukan penafsiran semua hasil data yang telah dibuat untuk dihubungkan antara data yang satu dengan yang lain sehingga menjadi satu Interpretasi yang dilakasanakan dalam penelitian ini adalah membaca buku-buku yang berisi tentang peristiwa yang berkaitan dengan penelitian, membandingkan dengan sumber yang lain sehingga penulis dapat memilih fakta- fakta yang relevan dan menyingkirkan fakta-fakta yang tidak relevan. Kemudian penulis menghubungkan fakta yang satu dengan yang lain, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat antara peristiwa satu dengan lainnya. dan yang terakhir penulis melakukan penafsiran semua hasil data yang telah dibuat untuk dihubungkan antara data yang satu dengan yang lain sehingga menjadi satu
4. Historiografi
Historiografi merupakan langkah terakhir di dalam prosedur penelitian historis, historiografi merupakan karya sejarah dari hasil penelitian, dipaparkan dengan bahasa ilmiah dengan seni yang khas menjelaskan apa yang ditemukan beserta argumentasinya secara sistematis. Dalam historiografi seorang penulis tidak hanya menggunakan keterampilan teknis, penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga dituntut menggunakan pikiran kritis dan analisis (Helius Sjamsudin,1992: 153).
Untuk menyampaikan fakta sejarah dalam bentuk penulisan sejarah berdasarkan bukti berupa sumber-sumber data sejarah, dilakukan kritik serta interpretasi. Dalam penelitian ini bentuk dari historiografi diwujudkan berupa karya ilmiah skripsi dengan judul “Peranan Laksamana Cheng Ho dalam penyebaran Agama Islam di Jawa pada abad ke-15”