Unsur Intrinsik dalam Novel 5Cm Karya Donny Dhirgantoro

1. Unsur Intrinsik dalam Novel 5Cm Karya Donny Dhirgantoro

a. Tema

Tema adalah gagasan dasar dari sebuah cerita atau karya sastra yang terkandung di seluruh unsur cerita dan dapat digunakan untuk menjawab makna cerita atau karya sastra tersebut. Ada lima tingkatan tema menurut Shipley (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 80-81), yakni tema tingkat fisik, organik, sosial, egoik, dan divine. Tema novel 5Cm ini terdiri dari tema sosial yaitu tentang persahabatan, cinta, kehidupan serta kepercayaan pada mimpi yang menjadi modal kehidupan para tokohnya.

Persahabatan yang terjalin antara lima tokoh dalam novel ini sangat erat, sehingga dalam keseharian mereka yang selalu bertemu, pergi kemana-mana selalu bersama dan membicarakan hal yang selalu sama setiap kali bertemu, membuat mereka memutuskan untuk berpisah, bukan untuk mengakhiri persahabatan mereka, namun untuk keluar dari intensitas pertemuan mereka yang terlalu sering, sehingga mereka dapat menemukan pengalaman baru, dan menjadi orang yang baru, orang yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Mungkin kita emang harus ngeliat dunia lain di luar tongkrongan kita dulu, jangan berlima melulu kemana-mana.”(5Cm:63)

“Kita keluar sebentar aja, bermimpi lagi masing-masing tentang kita, nanti pas ketemu lagi, pasti lain lagi, lain ceritanya, lain lagi orangnya, mungkin nanti Ian jadi kurus. Jadi enggak perlu nyewa banana boat lagi, tapi getek.”(5Cm: 63)

Tema percintaan juga mewarnai novel 5Cm ini, selain tema persahabatan yang kental. Percintaan yang polos, yang dimiliki oleh tokoh Genta kepada Riani, Tema percintaan juga mewarnai novel 5Cm ini, selain tema persahabatan yang kental. Percintaan yang polos, yang dimiliki oleh tokoh Genta kepada Riani,

Tanpa sadar, tolehan dan gerak tubuh Riani tadi terekam kuat dalam otak Genta. Riani, Riani. Entah untuk yang k berapa kalinya, Genta yang kebetulan duduk diagonal di belakang Riani kembali mengagumi rambut Riani yang digulung membentuk konde cemplon, dipadu tusuk konde warna kuning gading. Beberapa anak rambutnya terlihat liar di sekitar konde kecilnya, pas banget buat leher Riani yang putih. Riani memakai ham putih dengan garis- garis kecil hitam putus-puus dan jins warna gelap, pas banget deh! (5Cm: 16-17)

Zafran masih aja coba lairak-lirik ke kamar Dinda, berharap Dinda keluar dan menaburinya dengan sejuta keindahan. Tapi Dinda nggak pernah muncul... (5Cm:25)

Indy masih rebah di bahu Arial, menikmati keindahan malam di beranda. Sesekali ia menatap wajah Arial yang memandang lurus ke depan. Arial masih belum bisa percaya Indy akhirnya menerimanya, mempercayai genggamannya yang akan menemanuinya mengarungi hari-hari mereka ke depan. Lamunan Arial itu membuat ketidaksadaran dalam tubuhnya untuk memeluk erat tubuh di sebelahnya. Batin Indy pun ikut menikmati kehangatan yang Arial berikan. Sedetik Arial membernamkan hidungnya ke rambut Indy, merasakan penciumannya bercerita tentang semuanya. Malam itu indah sekali....(5Cm:102)

Tema percintaan yang sebenarnya terdapat dalam novel 5Cm ini, tidak hanya terdapat antartokoh-tokohnya, tetapi terdapat pula penggalan novel yang menceritakan betapa besar rasa cinta antara tokohnya dengan tanah air mereka ini. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Saya Ian... saya bangga bisa berada di sini bersama kalian semua. Saya akan mencintai tanah ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apa pun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya “Saya Ian... saya bangga bisa berada di sini bersama kalian semua. Saya akan mencintai tanah ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apa pun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya

Tema persahabatan yang kental, dipadu dengan tema percintaan antartokohnya diselaraskan pula dengan tema kehidupan serta kepercayaan mereka terhadap mimpi yang ingin mereka raih. Banyak sekali peristiwa-peristiwa kehidupan yang disampaikan novel ini, begitu pula tentang mimpi, dan keajaiban yang menyertainya. Tekad mereka berlima untuk selalu menempatkan mimpi di depan kening mereka agar selalu dapat terlihat dan terkejar. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Perlahan tapi pasti, kereta mulai berjalan meninggalkan Stasiun Lempuyangan. Suara peluit dari stasiun dan doa si mbok masih mengisi terlinga mereka berempat. Riani melihat keluar jendela kereta, matanya terkejut, dadanya sesak. Di sepanjang Stasiun Lempuyangan dilihatnya banyak sekali sosok perempuan tua seperti si mbok penjual nasi tadi. Di antara lambatnya kereta, mata Riani memperhatikan muka lelah meraka satu per satu, membayangkan nasib mereka yang mungkin nggak jauh berbeda dengan si Mbok. Matanya terpejam, hatinya nggak kuat lagi, pemandangan di luar seperti memasuki hatinya, tenggorokannya seperti menelan sesuatu yang tidak enak, yang disangkal hatinya.(5Cm:176)

Belum pernah ada bukti-bukti nyata dalam angka dan kalkulasi yang bisa dipecahkan oleh ilmu pengetahuan tentang bagaimana keajaiban sebuah mimpi dan keyakinan bisa membuat begitu banyak perbedaan yang bisa mengubah kehidupan manusia. Belum pernah ada. Hanya mimpi dan keyakinan yang bisa membuat manusia sangat istimewa di mata Sang Penciptanya. Dan,yang bisa dilakukan oleh makhluk bernaman manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya hanya mereka tinggal mempercayainya.(5Cm:378)

Tema persahabatan, percintaan, kehidupan serta kepercayan mereka terhadap keajaiban mimpi yang beragam dan tersusun rapi dalam novel 5Cm tersebut memberikan satu kesatuan yang utuh. Tema-tema tersebut membangun cerita dengan ringan dan mudah dipahami pembacanya sehingga pembaca menikmati setiap kisah-kisah yang diceritakan dalam novel.

Tema persahabatan, percintaan, dan kehidupan masuk pada tingkatan tema Tema persahabatan, percintaan, dan kehidupan masuk pada tingkatan tema

b. Penokohan

Penokohan merupakan unsur yang penting dalam karya fiksi. Suatu peristiwa terjadi karena adanya aksi dan reaksi tokoh-tokoh. Suatu peristiwa cerita tidak mungkin terjadi tanpa adanya tokoh. Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel 5Cm ini dapat digolongkan dalam tokoh protagonis (tokoh utama) dan tokoh tritagonis (tokoh tambahan). Tokoh utama yang terdapat dalam novel 5Cm ini adalah Genta, Riani, Arial, Zafran, Ian, dan Arinda/Dinda. Tokoh tambahan di antaranya adalah Indy, dan Pak Sukonto Legowo. Selain tokoh tersebut, terdapat pula hubungan antartokohnya, yang dipaparkan dsebagai berikut.

1) Genta

Tokoh Genta dalam novel 5Cm ini termasuk dalam tokoh protagonis yang dominan dalam novel. Genta adalah seorang project officer atau pelaksana acara dari sebuah Event Organizer sekaligus orang yang dianggap pemimpin oleh sahabat-sahabatnya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Genta masih duduk sendirian di panggung utama pameran komputer gede- gedean yang dia dan Event Organizernya jalani.(5Cm:137)

Anehnya, keempat temannya paling nurut sama Genta. Kata Riani, Genta itu segalanya yang dibutuhkan sebagai seorang teman (Pacar dong...!). Kalau ngeliat penampilan Genta, yang ada yah gayanya Genta, dengan badan agak gede, dan rambut agak lurus berjambul. Seperti Riani, Genta juga berkacamata, tapi kacamatanya jarang dipakai. Kostum? Yang ada baju itu yah itu yang dipakai, pokoknya Genta orang yang nggak macem-macem, tapi pikirannya penuh dengan macem-macem. Genta adalah seorang asisten dosen favorit di kampus. Jadi sutradara seperti Steven Spielberg adalah impian Genta. Kalau mau tanya film, tanya sama Genta; soal pemasaran, tanya sama Anehnya, keempat temannya paling nurut sama Genta. Kata Riani, Genta itu segalanya yang dibutuhkan sebagai seorang teman (Pacar dong...!). Kalau ngeliat penampilan Genta, yang ada yah gayanya Genta, dengan badan agak gede, dan rambut agak lurus berjambul. Seperti Riani, Genta juga berkacamata, tapi kacamatanya jarang dipakai. Kostum? Yang ada baju itu yah itu yang dipakai, pokoknya Genta orang yang nggak macem-macem, tapi pikirannya penuh dengan macem-macem. Genta adalah seorang asisten dosen favorit di kampus. Jadi sutradara seperti Steven Spielberg adalah impian Genta. Kalau mau tanya film, tanya sama Genta; soal pemasaran, tanya sama

Berdasar kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Genta sangat dominan dalam setiap hubungannya dengan teman-temannya. Dia dianggap pemimpin dan orang yang sangat diandalkan oleh teman-temannya. Dari segi fisik, Genta memiliki badan agak besar, rambut agak lurus berjambul dan berkacamata, seperti dalam kutipan di atas. Dapat dilihat pula Genta adalah sosok yang tidak macam-macam namun memiliki pemikiran brilian sehingga ia menjadi asisten dosen favorit di kampusnya.

Menjadi seorang pemimpin sebuah Event Organizer membuat Genta memiliki sifat yang perfeksionis. Dia selalu ingin semuanya sempurna, dari awal acara yang ia laksanakan hingga akhir dan membuat kliennya puas. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Sejenak Genta membayangkan hari Seninnya yng pasti akan crowded lagi karena bakal ada pameran yang gede-gedean―yang menurut Genta

persiapannya baru 50%, sementara temen-temennya merasa sudah siap 120%. Genta emang orang yang sangat perfeksionis kalo udah nyebur-nyebur ke wilayah costumer intimacy dan service excellent. Genta adalah orang yang selalu ingin orang lain puas sepuas-puasnya, bukan Cuma untuk rekan-rekan bisnisnya, tapi juga dalam hidupnya sehari-hari, apalagi sama teman- temannya.(5Cm:29)

Berdasar kutipan di atas, dapat dilihat juga bahwa Genta sangat mementingkan orang lain. Genta lebih mementingkan kepuasan atau kebutuhan teman-temanya daripada kebutuhan pribadinya. Hal inilah yaang membuat teman- teman Genta menjadikan Genta sebagai pimpinan atau orang yang dipanut dalam persahabatannya. Genta juga memiliki sifat yang sangat bertanggung jawab, oleh Berdasar kutipan di atas, dapat dilihat juga bahwa Genta sangat mementingkan orang lain. Genta lebih mementingkan kepuasan atau kebutuhan teman-temanya daripada kebutuhan pribadinya. Hal inilah yaang membuat teman- teman Genta menjadikan Genta sebagai pimpinan atau orang yang dipanut dalam persahabatannya. Genta juga memiliki sifat yang sangat bertanggung jawab, oleh

“Gue ada urusan penting. Gantian dong, gue pengen refreshing bentar. Kewajiban gue bikin what to do sama check list tetep gue selesain. Tapi selanjutnya lo gantin gue bentar ya, please.”(5Cm:140)

Genta memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang patut dipanut oleh teman- temannya. Akan tetapi, Genta juga memiliki kelemahan, yaitu dia tidak mudah mengungkapkan perasaan. Seperti perasaan cintanya pada Riani yang selalu dia pendam. Genta beranggapan bahwa jika memang jodoh, tidak akan kemana, sehingga Genta tenang-tenang saja, walaupun pertemuan dengan Riani sangat sering dan membuat Genta tersiksa. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Riani dan Genta sedang bertatapan, entah sudah berapa kali mereka berdua mengalami deja vu seperti ini. Oh Riani... suara-suara indah kembali mengisi hati Genta. Akankah... kamu... jadi... tempat... untuk... segenggam harapan yang hampir usang tapi masih terlalu indah buat Genta, batin Genta.

Beracuan pada analisis dan kutipan-kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Genta adalah tokoh utama yang berperan sebagai pemimpin teman-temannya dalam kehidupan persabahatannya, sekaligus sebagai pimpinan dalam sebuah Event Organizer. Genta adalah tokoh protagonis yang dominan dalam cerita. Genta digambarkan memiliki sifat perfeksionis, bertanggung jawab, apa adanya, tetapi memiliki sifat yang tidak mudah untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain, khususnya Riani.

2) Arial

Arial dalam novel ini termasuk tokoh protagonis yang cukup dominan.

Arial adalah seorang mahasiswa yang dideskripsikan memiliki badan besar, hitam, dan tampan, adalah salah satu dari lima sahabat yang diceritakan dalam novel 5Cm ini. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Arial adalah sosok yang paling ganteng di antara mereka. Arial yang satu ini pastinya Arial control B alias Arial bold dan Arial black karena badannya gede dan kulitnya item, kemana-mana selalu pakai sepatu basket. Tinggi dan gede, pokoknya sporty deh, Arial yang rapi, baju kebanggaannya adalah ham, celana kebangsaannya adalah celana permanent press pants. Arial adalah orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia yang bisa tenang, pembawaannya banyak senyum, dan jarang khilaf. (5Cm:7)

Arial kuliah di Fakultas Hukum, tapi dia sama sekali nggak ngerti hukum. Satu hal yang pernah dia obrolin tentenag hukum adalah bahwa seharusnya dia dulu banyak-banyak nonton LA LAW (bukannya 21 Street Jump atau Airwolf). Kenapa? Karena banyak yang bisa dijadikan referensi....(5Cm:7)

Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Arial dalam novel ini memiliki penampilan yang sporty dan memiliki watak yang simpel, banyak senyum dan tidak macam-macam. Akan tetapi, Arial juga beberapa kelemahan, yakni watak yang apa adanya, terlalu patuh pada peraturan, dan lugu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Arial emang yang paling ganteng dibanding cowok-cowok di kelompok pengeksekusi filosofi ini—Riani pun mengakui. Arial yang apa adanya, walau jadi idola toh ia masih jomblo karena terlalu apa adanya sama sesuatu.(5Cm: 58)

“Kan ada tulisannya tuh kalo bayar tol harus pakai uang pas. Ini ada tiga ribu, aku nggak ada lima ratusan.” Kata Arial datar.(5Cm:90)

Arial juga berhenti merokok gara-gara menderita tekanan batin karena di mana-mana ada tulisan “dilarang merokok”. Semua tulisan yang pernah Arial baca, di mana pun, pasti Arial turuti apa adanya. Larangan “dilarang mengeluarkan anggota badan”, Arial pun turuti, nggak kayak teman-temannya yang gembira bergelayutan di pintu bus atau mengeluarkan kepalanya dari jendela. Tulisan “Jagalah kebersihan, buanglah sampah pada tempatnya”, juga dipatuhi Arial dengan mencari tempat sampah. Malah ia juga pernah munguti Arial juga berhenti merokok gara-gara menderita tekanan batin karena di mana-mana ada tulisan “dilarang merokok”. Semua tulisan yang pernah Arial baca, di mana pun, pasti Arial turuti apa adanya. Larangan “dilarang mengeluarkan anggota badan”, Arial pun turuti, nggak kayak teman-temannya yang gembira bergelayutan di pintu bus atau mengeluarkan kepalanya dari jendela. Tulisan “Jagalah kebersihan, buanglah sampah pada tempatnya”, juga dipatuhi Arial dengan mencari tempat sampah. Malah ia juga pernah munguti

Tokoh Arial dalam novel ini juga memiliki sifat posesif, hal ini disebabkan karena watak apa adanya dan telah lama tidak memiliki kekasih. Arial yang menjadi kekasih Indy menjadi terlalu mengekang Indy dalam melakukan sesuatu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Kalo denger dari cerita lo tadi sih iya, menurut gue lo berlebihan. Seharusnya lo nggak terlalu ngekang dia. Biar aja dia bebas.” Riani menjawab pertanyaan Arial.(5Cm:168)

Arial yang berbadan tegap dan apa adanya ini memiliki beberapa kegemaran, antara lain adalah kegemarannya pada olah raga dan kecap. Arial gemar makan apa saja, yang penting harus ada kecap. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

“Udah olahraga tiap pagi, tiap Minggu biar sehat, malah kena tipes... parah banget lo...,” kata Ian sambil nyalain wiper.(5Cm:17)

Arial kalo makan harus ada kecap. Mulanya sih dianggap biasa aja, sampai suatu ketika dia mengejutkan teman-temannya karena makan sayur asem pake kecap (Wuek...).(5Cm:7)

Beracuan pada analisis dan kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Arial adalah tokoh protagonis yang cukup dominan dalam cerita novel. Arial yang apa adanya dan selalu patuh pada peraturan, gemar berolahraga dan makan berlauk kecap, lugu dan kadang posesif. Akan tetapi, Arial merupakan orang yang sangat dibanggakan oleh sahabat-sahabatnya.

3) Riani

Riani merupakan satu-satunya wanita dalam anggota persahabatan di novel ini. Riani adalah tokoh protagonis yang cukup dominan dalam cerita. Secara fisik, Riani dideskripsikan berparas cantik, berkacamata dan memiliki kecerdasan yang di atas rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Riani pakai kacamata, cantik, cerdas, dan seorang N-ACH sejati. Mukanya gabungan antara Lisa Loeb sama Kate Winslet (nah lho?) Bodinya? Persis Kate Winslet. Riani punya inner beauty, kalo dia ngomong pasti orang pada dengerin. Dia punya semacam kharisma yang bisa bikin orang menengok. Selalu dominan dimana-mana, cerewet dan nggak mau kalah sama siapa pun juga. Apa aja dia ikutin. Riani seorang aktivis kampus. Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia banyak baca dan banyak belajar.(5Cm:8)

Riani memiliki kharisma yang menarik orang lain yang ada di dekatnya untuk sekedar menengok dan memperhatikannya, hal ini tidak dimiliki semua orang. Riani juga merupakan seorang N-ACH sejati, yang dalam teori motivasi milik McClelland berarti Riani sangat mengutamakan achievement (prestasi) dalam memenuhi kebutuhannya. Penjelasan ini terdapat dalam kutipan novel sebagai berikut.

.... kalau ada yang pernah baca teori motivasinya McClelland pasti tahu bahwa sesungguhnya manusia memiliki tiga kebutuhan yang akan memotivasinya dalam melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan (Needs) itu adalah Needs of Achievement (N-ACH), Needs of Affiliation (N-AFF), dan Needs of Power (N-POW). Penjelasannya begini, orang-orang N-ACH adalah mereka yang mengutamakan Achievement (prestasi) untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah pengejar prestasi yang akhirnya bermuara ke pengakuan dari orang di sekitarnya. Orang-orang N-POW adalah mereka yang senang jika mempunyai kekuasaan atas segala sesuatu, yang dikejar adalah kuasa atas segala sesuatu. Sedangkan, orang-orang N-AFF adalah mereka yang merasa cukup bila sudah punya banyak hubungan dengan orang lain (senengnya temenan).(5Cm:7-8)

Riani mengejar prestasi dalam hubungannya sehari dengan sahabat- sahabatnya, dikarenakan dia adalah satu-satunya wanita dalam anggota kelima sahabat itu. Riani dianggap paling lemah dan harus dijaga anggota yang lain, oleh Riani mengejar prestasi dalam hubungannya sehari dengan sahabat- sahabatnya, dikarenakan dia adalah satu-satunya wanita dalam anggota kelima sahabat itu. Riani dianggap paling lemah dan harus dijaga anggota yang lain, oleh

Ke mana-mana Riani paling seneng pakai jins, ham, dan sepatu kets yang kinclong. Kalau lagi nggak pakai sepatu, dia penggemar berat sandal jepit nomor satu. Ngobrol sama Riani nggak boleh sok tahu karena dia kayaknya hampir tahu segalanya, tapi kalo ada yang salah suka ngambek sendirian. (5Cm:8-9)

Dari kutipan di atas, Riani memiliki kegemaran pada sandal jepit. Begitu pula pada pakaiannya sehari-hari, yaitu jins, ham dan sepatu kets yang kinclong. Riani adalah orang yang sangat menekuni cita-citanya, hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Cita-citanya adalah bekerja di TV. Itu sebabnya, dia kuliah Broadcasting. Buku favorit Riani adalah Rich Dad Poor Dad-nya Robert T Kiyosaki sama Seven Habbit-nya Stephen Coffey. Ia suka banget sama Alanis Morisette dan Norah Jones; Mocca, sama Padi dia juga suka. Film? Dia paling suka With Honors sama Children of the Lesser Gods. Pacar? Pacarnya adalah organizernya yang isinya janji-janji yang harus ditepatinya. Begitu banyak janji yang dibuatnya sehingga cakep-cakep tapi masih jomblo. Susah deh cewek pinter dapet cowok. Dia maunya yang lebih pinter dari dia, “kalo bisa kayak Matt Damon di Goodwill Hunting,” katanya. Dia suka banget sama lagunya The Brand New Heavies yang judulnya You Are the Universe dan lagu itulah yang sering dia nyanyikan sendiri.(5Cm:9)

Riani memiliki berbagai macam kegemaran, dari segi musik, film, maupun bacaan. Kedisiplinan yang dimiliki Riani membuat organizernya penuh oleh janji- janji yang harus ditepati. Hal itu pula yang membuat Riani masih belum memiliki kekasih, Riani yang sibuk dan sangat cerdas, akan tetapi hatinya telah dia serahkan pada seseorang yang ia sayangi, Zafran.

Terjadi rahasia percintaan antara tiga orang sahabat. Riani, Genta dan Zafran. Riani yang memendam perasaannya kepada Zafran, dengan kenyataan bahwa dia wanita dan tidak seharusnya mengungkapkan perasaannya terlebih Terjadi rahasia percintaan antara tiga orang sahabat. Riani, Genta dan Zafran. Riani yang memendam perasaannya kepada Zafran, dengan kenyataan bahwa dia wanita dan tidak seharusnya mengungkapkan perasaannya terlebih

Mata Genta membesar tak percaya, Genta tersenyum lembut, kekecewaannya luluh melihat kekuatan Riani selama ini melawan semua rasanya ke Zafran. Mata Riani sudah berkaca-kaca, tetapi tak sedikit pun air mata menetes. Entah kenapa kekecewaan Genta malam ini seperti hilang begitu saja.melihat kekuatan di mata Riani berbinar-binar bercerita tentang segala rasanya untuk Zafran, segala impiannya, segala tingkah laku Zafran yang selalu bisa membuat Riani tersenyum... Genta belum pernah melihat Riani sebahagia itu. Keduanya melewati malam yang indah bertaburan bintang di Ranu Kumbolo.(5Cm:367)

Dalam kutipan di atas, Riani sangat tegar dalam mengatakan perasaannya yang sebenarnya tentang Zafran kepada Genta. Akan tetapi, Riani juga seorang wanita yang perasaanya kadang tersentuh lebih dalam. Riani merupakan contoh wanita yang tegar, contoh lain ketegaran Riani adalah saat mereka akan berpisah, keluar dari kenyamanan mereka masing-masing untuk menjadi orang yang baru dan orang yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“14 Agustus... baru kita berlima ketemuan lagi,” dada Riani agak sesak, gejala yang akan membawa sinyal-sinyal maha sempurna ke pupil dan konjungtiva- nya untuk meneteskan sedikit cairan.(5Cm:66)

Walaupun Riani menangis, tapi hatinya bisa tegar untuk berpisah selama tiga bulan dengan teman-temannya, untuk kebaikan mereka dan untuk meraih mimpi-mimpi mereka masing-masing.

Ketegaran yang dimiliki oleh seorang Riani ternyata dilengkapi dengan sifat sensitif yang kadang terjadi tiap bulan. Sifat sensitif ini sudah cukup diingat oleh sahabat-sahabatnya setiap membicarakan gender—karena memang Riani adalah satu-satunya wanita dalam kelompok persahabatan tersebut, maupun saat pertengahan bulan, saat spesial bagi Riani. Hal ini terlihat dari kutipan sebagai Ketegaran yang dimiliki oleh seorang Riani ternyata dilengkapi dengan sifat sensitif yang kadang terjadi tiap bulan. Sifat sensitif ini sudah cukup diingat oleh sahabat-sahabatnya setiap membicarakan gender—karena memang Riani adalah satu-satunya wanita dalam kelompok persahabatan tersebut, maupun saat pertengahan bulan, saat spesial bagi Riani. Hal ini terlihat dari kutipan sebagai

“Nggak-lah, ini nggak segampang itu,” Genta mencoba menengahi dan memberi tatapan yang udah biasa buat Ian yang berjudul ‘makanya njangan debat Riani’ kalau soal gender superiority. Dia suka sensitif sendiri. Tapi nggak biasanya Riani jadi super sensitif kayak gini, suaranya agak keras dan kepalanya jadi agak tinggi, Genta menggumam dalam hati.(5Cm:59)

Genta pun memberi tatapan kepada ketiga teman cowoknya yang berjudul ‘tanggal berapa sekarang’. Makanya, semuanya langsung ngeliat ke HP masing-masing dan sadar kalau sudah pertengahan bulan—tanggal-tanggalnya Riani mendapat nikmat dari Tuhan sebagai seorang wanita normal. Keempat cowok itu ketawa sendiri dan geleng-geleng.(5Cm:59)

Deskripsi kutipan di atas menerangkan bahwa sisi sensitif wanita yang normal pada tokoh Riani pada saat kaumnya terasa terlecehkan maupun ketika mendapatkan kenikmatan pada pertengahan bulan. Sisi wanita lain yang tampak pada diri Riani adalah keramahan dan kelembutannya. Riani tidak memandang seseorang dari kedudukan dan derajatnya. Riani ramah dan lembut pada semua orang, termasuk pada Mbak Jumi, sorang petugas pantry. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Oh iya... Mbak Jumi, tadi aku ada roti dari rapat nggak aku makan. Ini buat Mbak aja. Belum dibuka kok... nih ambil aja. Belum aku buka, bener...!” “Nggak ah mbak... itu kan roti mahal.” “Ámbil aja.....” “Aku udah kenyang Mbak Riani.” “Buat si kecil di rumah.” Mbak Jumi takluk dengan kelembutan Riani.(5Cm:82)

Sambil melihat Riani berjalan dari belakang, diterangi remang lampu mewah dan marmer hitam lantai kantor, Mbak Jumi membatin, Saya sudah kerja di lantai ini selama tiga tahun dan belum ada orang sepenuh Mbak Riani perhatiannya. Bilang terima kasih karena sudah mencuci gelasnya setiap hari, baru hari ini ada yang bilang terima kasih ke saya. Apalagi memanggil sopan dengan sapaan ‘Mbak”, bukan dengan teriakan keras “Jumiii...” yang bikin kaget. Atau kayak beberapa orang yang di sini dipanggil ‘bos’ itu, yang sama sekali nggak pernah ngomong, meski udah tiga tahun gelasnya saya cuci setiap hari....(5Cm:82-83)

Analisis dan kutipan di atas menunjukkan bahwa Riani termasuk tokoh protagonis yag cukup dominan. Walaupun Riani satu-satunya wanita dalam kelompok persahabat yang terdiri dari lima orang ini, Riani memiliki kecerdasan yang melebihi teman-temannya. Watak dan sifat Riani wajar seperti wanita normal yang sensitif namun ramah dan lembut. Terlibatnya Riani dalam kisah percintaan antara tiga orang sahabat dalam novel ini mewarnai kisah persahabatan yang menarik.

4) Zafran

Zafran merupakan tokoh protagonis yang cukup dominan pula dalam novel. Zafran adalah seorang vokalis band dan seorang penyair. Kegemarannya menciptakan lagu atau puisi yang kadang hanya dia sendiri yang tahu maksudnya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Zafran selalu tergila-gila pada “individual post charismatic character” dari dulu, tapi kadang-kadang semuanya tergantung mood-nya. Nama-nama yang pernah jadi idola Zafran, antarlain Kurt Cobain, Damon Albran, Michael Stipe, Roberth Smith, Jarvis Cocker, Billy Corgan, dan Marilyn Manson. Enggak heran, soalnya Zafran adalah seorang vokalis dari sebuah band yang paling sering gonta-ganti personel karena pada nggak kuat Zafran udah narik mereka ke dunianya yang beda sendiri.(5Cm:10)

“Udah dulu ya Dinda, Bang Zafran mau bikin puisi dulu.”

Dari kutipan di atas, Zafran merupakan vokalis unik yang memiliki dunia sendiri. Zafran dideskripsikan memiliki badan yang kurus dan rambut yang berantakan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Badan Zafran kurus, sekurus kapur tulis. Kalau ngeliat potongan rambutnya yang gondrong samping dan depan aja, pasti langsung ngingetin sama potongan rambut Liam Galaggher, vokalis Oasis. Baju sehari-harinya adalah baju modis dari distro terdekat yang bisa dicapai. Di antara modisnya, Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya “standar seniman”. Selain nama-nama vokalis besar tadi, ternyata Zafran adalah pengagum setia Erie Badan Zafran kurus, sekurus kapur tulis. Kalau ngeliat potongan rambutnya yang gondrong samping dan depan aja, pasti langsung ngingetin sama potongan rambut Liam Galaggher, vokalis Oasis. Baju sehari-harinya adalah baju modis dari distro terdekat yang bisa dicapai. Di antara modisnya, Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya “standar seniman”. Selain nama-nama vokalis besar tadi, ternyata Zafran adalah pengagum setia Erie

Zafran memang sosok tokoh yang cukup aneh dalam novel 5Cm ini. Sifatnya yang spontan dan semaunya sendiri, tidak ditemui dalam karakter lain di novel ini. Zafran adalah tipe orang yang akan mengucapkan apapun yang ingin ia ucapkan, dan melakukan apapun yang ingin ia lakukan, dalam batas kewajaran yang dia tetapkan sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Tanpa sadar Zafran mencopot sendalnya dan berjalan nyeker di antara rerumputan yang basah.dingin-dingin air rerumputan di kakinya membuat dia senang dan loncat-loncat. Mata Riani selalu menjadi yang paling setia mengikuti gerakan-gerakan ajaib tubuh kurus Zafran yang dibalut jaket biru gelap, rambut gondrong poninya yang kadang-kadang ikut meloncat-loncat sendiri, dan bagaimana Zafran menarik tangannya untuk membenahi rambutnya supaya nggak nutupin dan menusuk-nusuk matanya. Riani paling seneng kalo udah ngeliat Zafran begini.(5Cm:34)

Kutipan di atas menandakan ketertarikan Riani pada sifat spontan Zafran yang ajaib sekaligus aneh. Sifat spontan yang seperti Zafran ini memang jarang ditemui dan sangat menarik bagi sebagian orang. Akan tetapi, perasaan yang dimiliki Riani tidak tersampaikan kepada Zafran. Zafran lebih memilih Arinda/ Dinda, adik Arial. Zafran sangat gigih dan tak pernah menyerah untuk menarik perhatian Arinda, walaupun sifat Arinda yang hampir sama seperti Arial, yaitu datar dan apa adanya. Kegigihan Zafran ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Adik gue jam segini paling udah tidur, Ple...,” Arial yang udah bisa nangkep maksud Zafran melalui lagu tadi, gatel untuk nyela. “Tuh lampu kamarnya udah mati,” Riani memperkuat Arial sambil menunjuk ke kamar Dinda. “Lampu kamar udah mati kan bukan berarti udah tidur, siapa tau masih tidur- tiduran sambil ngeliat langit malam, dia juga denger suara gue,” Zafran keukeuh.(5Cm:57)

Kegigihan Zafran baru dapat luluh ketika Zafran mengetahui kenyataan bahwa yang mencintai dirinya dengan sungguh-sungguh adalah sosok Riani. Ketika mengetahui bahwa Riani memendam perasaan yang dalam kepadanya, Zafran merasa sangat bersalah karena terlalu terang-terangan menunjukkan perasaannya kepada Arinda di depan Riani. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Mata Zafran terpejam, tapi ia masih mendengar degup di dadanya memukul- mukul semakin cepat. Semua percakapan tadi dia dengar, bagaimana Riani dengan lembut menyebut namanya, ia memejamkan matanya menarik nafas panjang, melihat wajah Arinda yang lembut tertidur di bahu Arial. Hati Zafran masih di situ, di antara senyum lembut Arinda yang selalu mengisi hari- harinya selama ini. Zafran menggeleng-gelengkan kepalanya, menyesal telah berkelakuan terlalu terus terang, tentang perasaannya kepada Arinda di depan Riani yang rupanya menyimpan ukiran rapi nama Zafran di hatinya. Cinta memang bukan untuk dimiliki.(5Cm:367-368)

Dari deskripsi analisis dan juga kutipan-kutipan di atas, dapat dicermati bahwa Zafran adalah tokoh yang lain daripada yang lain. Wataknya yang spontan, unik dan kadang agak-agak aneh ini menjadikannya sahabat yang ajaib bagi temannya yang lain. Kisah percintaan antara Zafran, Genta, Riani, dan Arinda merupakan puncak konflik tema percintaan dalam novel ini.

5) Ian

Ian merupakan salah satu tokoh protagonis yang cukup dominan dalam novel ini. Ian sangat gemar pada sepakbola, tidak hanya pada pertandingan bola, sampai pada permainan tentang sepakbola pun digemarinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Ian salah satu penganut sekte 4-4-2 yang sangat fanatik. Kakaknya bilang karena dulu ari-ari Ian di tanam di lapangan bola, maka jadi deh Ian yang gila bola. Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola, tapi anehnya dia nggak pernah diajak main bola karena memang nggak bisa main bola. Tetapi, kalo Ian sudah main Championship Manager (CM) maka hardisk komputernya bisa teriak-teriak soalnya bisa sampai tiga Ian salah satu penganut sekte 4-4-2 yang sangat fanatik. Kakaknya bilang karena dulu ari-ari Ian di tanam di lapangan bola, maka jadi deh Ian yang gila bola. Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola, tapi anehnya dia nggak pernah diajak main bola karena memang nggak bisa main bola. Tetapi, kalo Ian sudah main Championship Manager (CM) maka hardisk komputernya bisa teriak-teriak soalnya bisa sampai tiga

Ian dideskripsikan berbadan gendut dan berkepala botak. Hal ini yang menyebabkan Ian tidak diajak bermain sepakbola dalam kutipan di atas. Deskripsi tentang Ian ada dalam kutipan sebagai berikut.

Baju bergambar kartun, celana jins, sama Adidas gazelle buluk adalah kostum Ian sehari-hari. Badannya gendut subur, kepalanya botak plontos, katanya biar gampang kalo kramas soalnya hampir tiap hari keramas melulu (tau kan alasannya). Ke mana-mana Ian selalu bawa tas ransel yang isinya stik PS2 dan lain-lainnya yang nggak usah ditanya lagi. Film favorit Ian adalah film bokep semi Emanuelle yang udah ada sekuelnya sampai delapan. Sementara, kata-kata favorit Ian dalam film adalah “you can put it anywhere...,” dari filmnya Sarah Michelle Gelar dan Ryan Phillipe, Cruel Intentions. Baru-baru ini Ian lagi coba-coba bikin usaha sablon baju yang ada foto Happy Salma, Lyra Virna... atau Paris Hilton.(5Cm:12)

Kutipan di atas berisikan salah satu kegemaran Ian yang kurang baik, yaitu mengkoleksi VCD porno. Akan tetapi, kegemaran Ian yang satu ini cukup disukai oleh sahabat-sahabatnya, termasuk Riani. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Salah satu yang disukai rombongan tongkrongan ini dari Ian adalah ternyata Ian mempunyai ritual yang sangat didukung oleh kaum Adam. Ian mempunyai ritual aneh, tapi punya arti banyak bagi kaum laki-laki. Dua minggu sekali Ian percaya bahwa dia harus pergi ke Dusit, Glodok, Mangga Dua dan sekitarnya untuk membeli “Pieces of Lust” katanya, yang kalo diterjemahkan ke bahasa alamiah adalah “VCD Bokep”. Riani adalah salah satu penentang kebiasaan itu, tapi setelah dijelasin oleh yang lain bahwa “Pieces of Lust” akan berguna untuk “menyenangkan suami”, kadang-kadang dia minjem juga. Itung punya itung, VCD bokep Ian kalo disambung- sambung udah bisa memenuhi jarak Jakarta-Bandung, alias banyak banget. (5Cm:12)

Ian juga penyuka produk Indonesia, yaitu Indomie. Setiap bertamu ke rumah teman-temannya, dia pasti memesan Indomie. Ian selalu ditemani Riani yang setia meminta kuah Indomie-nya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebgai Ian juga penyuka produk Indonesia, yaitu Indomie. Setiap bertamu ke rumah teman-temannya, dia pasti memesan Indomie. Ian selalu ditemani Riani yang setia meminta kuah Indomie-nya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebgai

“Yan Indomie lo dateng tuh...,” suara Arial jadi kontras di tengah-tengah lagu. Ian langsung berhenti karena memang perutnya yang selalu lapar sudah menunggu dari tadi. “Kuahnya dong...,” Riani mengambil satu mangkok kosong yang emang udah disiapin oleh pembantu Arial, hasil pengajaran Genta tentang service excellent. Sudah merupakan ritual, kalau Ian minta Indomie, harus ada satu mangkok kosong lagi buat Riani yang apsti minta kuahnya. “Hobi banget sih lo sama Indomie,” Zafran bingung ngliat Ian yang makan Indomie dengan lahap.(5Cm:54)

Ian mempunyai keahlian yang cukup baik dalam bidang tarik suara dan musik. Ian pandai menyanyi dan bermain gitar. Keahliannya ini sering membuat teman-temannya kagum. Selain menyanyi dan bermain gitar, Ian juga pandai memotret, sehinga kadang Genta bekerja sama dengan Ian untuk memotret setiap event yang diadakan oleh Genta. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Ian yang walaupun dari tadi dicela, mempunyai kelebihan dalam bidang tarik suara, bina vokalia, vokal grup, Selekta Pop, Aneka Ria Safari, dan Album Minggu Kita. Ian emang jago main gitar dan suaranya bagus (yang ini bener). Genta berpendapat, bagusan suara Ian daripada suara Zafran sang vokalis. Kontan saja Zafran “si kapur tulis SD”marah-marah, tapi langsung dibelain Riani yang mengatakan bahwa Zafran masih stu tingkat lebih bagus suaranya dibanding Ian. Toh Zafran masih nggak terima, soalnya dia percaya kalau kualitas suaraya seratus tingkat di atas Ian.(5Cm:35-36)

Genta emang suka minta bantuan teman-temannya kalo ada acara. Selain jago masalah ginekologis-XXX, Ian juga jago motret. Jadi Ian paling sering dimintai tolong motret event-event-nya Genta...(5Cm:31)

Ian memiliki sifat yang kocak, selain postur tubuhnya yang memang selalu jadi bahan candaan teman-temannya. Ian kadang mengeluarkan kalimat yang tanpa sadar memiliki struktur yang mengundang tawa sahabat-sahabatnya. Ha l ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

“Lo minta duit kok sama bos. Sama bendahara dong...,” sambung Ian sambil mengais-ngais remah remah singkong keju mencoba sok tahu. Kata

Kata itu membuktikan betapa Ian sangat tidak pernah mengajak otaknya jalan- jalan keliling dunia zaman sekarang, melihat-lihat dunia luar dan menonton berita serta membaca buku yang bermanfaat. “Masa di perusahaan masih ada kata bendahara. Emangnya kita pengurus kelas waktu SD?” Riani ngakak, lalu mencoba ngelempar tisu ke arah Ian. (5Cm:30)

Di balik kekocakan yang dimilikinya, Ian memiliki sebuah masa lalu yang kurang menyenangkan terhadap sahabat-sahabatnya. Ian pernah minder dan belum menemukan jati dirinya, sehingga Ian sibuk menjadi orang lain, yaitu sahabat- sahabatnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Ian tiba-tiba berujar sendiri. “Lo semua pada tau kan gue pernah kayak gitu, tapi sekarang gue udah nggak mau lagi... capek jadi orang lain,” Ian memandang kosong ke depan. .(5Cm:37)

“Iya gue sibuk sendiri, sibuk jadi Genta, sibuk jadi Zafran, sibuk jadi Arial, sibuk suka semua yang kalian suka padahal kan sebenernya ada yang gue nggak suka dan ada yang gue suka sendiri, yang elo pada nggak suka.”(5Cm: 50)

Ian juga memiliki sifat yang tidak mudah menyerah, khususnya dalam mengerjakan skripsinya. Sifat Ian ini tidak lepas dari semangat yang diberikan oleh dosennya Pak Sukonto Legowo. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Selamat siang, Ian. Bisa kok semuanya selesai dalam dua bulan.” Sang dosen pun berdiri dan dengan senyum puas mempersilakan Ian keluar dari ruangannya. “Nanti kamu datang lagi dengan kuesioner yang pastinya udah selesai. Saya yakin kok sama kamu.” Sekeluarnya dari ruangan, tiba-tiba Ian merasa lega. “Pasti gue bisa, gue nggak pernah mau nyerah....”(5Cm:126-127)

Deskripsi analisis tentang Ian di atas menggambarkan sifat-sifat Ian yang kocak dan tidak mudah menyerah. Ian juga memiliki kekurangan yaitu suka mengoleksi VCD porno dan sifat minder serta peniru yang pernah dilakukannya Deskripsi analisis tentang Ian di atas menggambarkan sifat-sifat Ian yang kocak dan tidak mudah menyerah. Ian juga memiliki kekurangan yaitu suka mengoleksi VCD porno dan sifat minder serta peniru yang pernah dilakukannya

6) Arinda/Dinda

Arinda adalah tokoh protagonis yang tidak terlalu dominan dalam novel ini. Arinda atau Dinda ini merupakan saudara kembar Arial. Seperti kakaknya yang ganteng, Arinda juga digambarkan cantik dan memiliki postur yang menawan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Arinda!!!” Mama Arial tiba-tiba teriak. “Ini ada temen-temen Mas Ial nih, turun sebentar...” “Iya, Maa..,” suara teriakan renyah keluar dari lantai atas. Dan, sesosoktubuh dengan paras Andrea Corrs berbodi canggih keluar dari kamar atas. Otak Zafran langsung mengirim sinyal ke tuannya, sinyal indah musikal punya Kenny Loggins.(5Cm:21)

Kutipan di atas menandakan bahwa walaupun Arinda tidak terlalu dominan dalam cerita, namun sangat berpengaruh pada tema percintaan dalam novel ini. Hal ini dapat dilihat karena tokoh Zafran yang sangat menyukai Arinda.

Arinda yang merupakan kembaran Arial juga memiliki sifat yang sama seperti Arial yaitu datar dan apa adanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipa sebagai berikut.

Tak berapa lama, telepon di rumah Dinda pun berbunyi. “Halo selamat sore...kediaman Bapak Arinto dan Ibu Arini, Arial dan Arinda. Ada yang bisa saya bantu?” Dinda mengangkat telepon. Zafran mau ketawa tapi ditahan, masih aja polanya sama, bener-bener sama antara Arial dan Arinda.(5Cm:71)

Di balik sifat datarnya tersebut, Arinda memiliki sifat pengasih dan penyayang. Dia tidak tega melihat seorang Mbok penjual pecel yang masih berjualan hingga malam hari, sehingga dia memberi uang lebih untuk si Mbok tersebut agar lebih banyak beristirahat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai Di balik sifat datarnya tersebut, Arinda memiliki sifat pengasih dan penyayang. Dia tidak tega melihat seorang Mbok penjual pecel yang masih berjualan hingga malam hari, sehingga dia memberi uang lebih untuk si Mbok tersebut agar lebih banyak beristirahat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai

Dinda langsung jongkok di depan si Mbok lalu mengulurkan selembar lima puluh ribuan yang dilipat rapi. Dinda menggenggam tangan si Mbok. “Mbok ini aku kasih lebih ya, buat Mbok. Tapi besok pagi Mbok janji nggak usah ke pasar minta kardus. Mbok tidur aja di rumah. Janji ya, Mbok!” kata Dinda pelan.

Deskripsi analisis di atas menggambarkan sifat yang dimiliki Arinda/Dinda yang walaupun datar tapi masih memiliki rasa pengasih dan penyayang kepada siapa pun. Arinda yang selain memiliki kecantikan fisik, juga memiliki kecantikan hati yang semakin membuat Zafran mencintainya.

7) Indy

Indy adalah tooh tambahan dalam novel ini. Indy hadir dalam penjabaran tentang perjuangan Arial dalam menjadi orang yang baru. Sosok Indy digambarkan sebagai seorang wanita cukup menarik, namun berbeda di ma5ta Arial yang mencintainya, sosok Indy menjadi sangat menarik. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Mobil Arial berjalan perlahan di sebuah kompleks perumahan daerah Cibubur. Dari kejauhan terlihat sosok Indy yang semampai. Wajah Indy yang banyak dideskripsikan oleh kaum laki-lak sebagai “nggak cantik sih, tapi enak aja diliatnya”. Tapi, menurut Arial deskripsi itu perlu sedikit ditambahi kata-kata, “nggak cantik sih, tapi enak aja diliat dan lo nggak bakalan bosen deh ngeliatnya.” Indy serasi sekali sore itu dengan kaos katun ketat biru dan jins boat cut hitam. Rambut lurusnya dipinggirkan membelah keningnya, membuat Arial lupa sama macet.(5Cm:87)

Indy yang dekat dengan Arial, selalu mengingatkan Arial tentang kewajiban beragama. Suatu hal yang membuat Arial semakin mencintai Indy. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Kamu udah asar belum?” tanya Indy pelan sambil menyapuka blast on ke pipinya.

Sekali lagi ini yang Arial suka dari Indy, selalu mengingatkan dirinya untuk salat—suatu kewajiban yang sering dia tinggalkan.(5Cm:88)

Arial yang baru pertama kali memiliki hubungan yang dekat dengan wanita masih terlalu lugu dan polos. Keluguan dan kepolosan yang dimiliki Arial ini diperparah dengan sifat dasarnya yang memang apa adanya sehingga membuat Indy ragu pada Arial. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Indy tertawa sendiri sekaligus agak bete. Selama sebulan ini memang dia udah mulai mengenal Arial yang apa adanya dan “live by the rules”. Indy memang suka sama Arial pada pandangan pertama, tapi kepolosan dan kedataran Arial dianggapnya nggak “rebel” banget. Laki-laki kan seharusnya bandel sedikit lah. Faktor inilah yang membuat Indy sedikit ragu apakah hubungan ini akan dibawa ke tahap yang lebih? Sampai suatu saat Indy membuat keputusan kalau lebih baik Arial jadi temen aja, abis kalau ngomong nyambung dan bisa nggak abis-abis. Tapi kalau Arialnya mau lebih gimana? Ada suara lagi yang muncul di pikiran Indy.(5Cm:90)

Walaupun keraguan sempat mendatangi Indy, pada akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Arial menyatakan cintanya yang tulus dan apa adanya di Puncak selepas menghadiri acara ulang tahun Asri, teman Indy. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Dengan hati yang penuh sesak oleh segala keindahan dan genggaman yang nggak pernah lepas, mereka menjauhi daerah Puncak melalui Jagorawi yang mulai sepi. Semenjak dari beranda vilanya, Arial sedetik pun tidak mau melepas genggamannya dari tangan lembut Indy. Memberontak dari segala aturan dan kepatuhannya. Mengendarai mobil pelan dengan satu tangan. Indy pun membiarkan tangan Arial terus menggenggam tangannya erat sekali, melupakan segala aturan. Dalam genggaman Arial, malam itu Indy senang sekali, ada Arial yang akan selalu memberinya sayap yang akan membawa Indy menikmati masa-masanya. Sayap yang akan membawanya terbang tinggi dengan angin-angin cinta, kerinduan, perhatian, dan mimpi-mimpi yang akan selalu menerpa lembut wajahnya, sayap yang akan selalu menjaganya.(5Cm: 103)

Kenyataan bahwa Arial memang baru pertama kali dekat dengan wanita Kenyataan bahwa Arial memang baru pertama kali dekat dengan wanita

Arial mengakhiri ceritanya dengan menarik napas panjang penuh arti dan berkata pelan, “Sampai hari nini, gue dan dia akhirnya sepakat untuk nggak ngelanjutin hubungan kita dulu. Coba sendiri dulu, kita udah coba berbagai cara, tapi ujung-ujungnya pasti berantem dan gue selalu bikin dia nangis. Gue nggak mau bikin orang yang gue sayang nangis melulu. Akhirnya, kita sepakat untuk sendirian dulu.”(5Cm:167)

Analisis deskripsi di atas menggambarkan bahwa walaupun Indy hanya tokoh tambahan, Indy sangat berpengaruh dalam perkembangan Arial, yang sebelumnya hanya seorang yang apa adanya dan belum mengenal wanita, menjadi orang yang memiliki pengalaman manis dan pahit tentang percintaan.

8) Pak Sukonto Legowo

Pak Sukonto Legowo merupakan seorang dosen pembimbing skripsi Ian. Dalam novel ini, Pak Sukonto hanya seorang tokoh tambahan. Meskipun begitu kehadiran Pak Sukonto ini sangat berpengaruh pada perkembangan karakter Ian. Pak Sukonto digambarkan memiliki keanehan, yaitu selalu ada jeda berbicara selama dua detik setiap kata. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Jadi... kamu... mau...ganti... lagi... semuanya?” “Enggak juga sih, Pak. Judulnya doang dikit, sama hubungan antarvariabelnya, ada juga variabel yang ditambah,” Ian menjawab pertanyan dosen pembimbingnya, sambil membatin, dari dulu dosen pembimbingini pasti alo ngomong ada jeda dua detik perkata, tuh kan mulai lagi nih.... (5Cm:104)

Keanehan yang dimiliki Pak Sukonto ini pada dasarnya karena kekecewaannya pada Ian yang tidak benar-benar berniat menyelesaikan skripsinya, karena hanya Ian mahasiswa bimbingan satu-satunya yang tidak segera lulus. Namun setelah melihat kesungguhan Ian yang ingin segera lulus, Pak

Sukonto berniat membantu, sekaligus keanehan berbicaranya pun menjadi normal. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Iya, mendingan kamu sekarang bertempur dulu, bag-bagi kuisioner, baru nanti kamu olah. Yang penting kamu udah punya data dulu, sementara kamu tunggu kuisioner diisi, kamu bikin Bab III,” dosen ian berujar pelan tapi lancar sambil masih membuka-buka Bab II.(5Cm:117)

Bapak Sukonto Legowo tiba-tiba berdiri, “Sekarang kamu ikut saya, Ian.” “Ke mana, Pak?” “Ke ruangan saya!” “Ngapain, Pak?” “Saya bantu kamu bikin kuisionernya.(5Cm:117)

Sebagai seorang dosen pembimbing yang banyak membantu Ian dalam menyusun skripsi, ternyata Pak Sukonto merupakan seorang teman yang baik sebagai ajang curhat untuk Ian dalam usahanya mengejar waktu sidang skripsinya. Segala hambatan yang ditemui Ian diceritakannya kepada Pak Sukonto, dan segera dicarikan solusi oleh Pak Sukonto. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Dengan lancar dan sedikit kesal, Ian menumpahkan segala masalahnya kepada dosennya—yang ternyata sangat ahli dalam mendengarkan. Ada rasa nyaman yang mengalir di kepalanya. Begitu Ian selesai curhat, tanpa sedikit pun komentar, sang dosen mengambil sebuah company profile.(5Cm:122)

Analisis deskripsi di atas menjelaskan bahwa Pak Sukonto merupakan tokoh tambahan yang sangat berpengaruh bagi Ian. Dengan bantuan semangat maupun bimbingan Pak Sukonto, Ian dapat mengerjakan skripsinya dengan baik dan berhasil. Pak Sukonto telah mengubah Ian menjadi orang yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Albertine Minderop (2005: 6) menjelaskan bahwa dalam menyajikan karakter (watak), pada umumnya pengarang menggunakan dua metode dalam karyanya, yakni metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing).

Dalam novel 5Cm ini, metode yang digunakan adalah metode langsung (telling), karena pengarang menceritakan secara langsung tokoh-tokoh dan masing-masing ceritanya.

Burhan Nurgiyantoro (2005: 176-177) berpendapat bahwa tokoh dibagi menjadi dua macam. Pembagian berdasar pada segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam suatu cerita, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama novel ini adalah Genta, Arial, Riani, Zafran, Ian dan Arinda. Tokoh tambahannya adalah Indy dan Pak Sukonto Legowo.

Berdasar peranannya terhadap jalan cerita, Herman J. Waluyo (2002: 16) mengklasifikasikan tokoh menjadi beberapa macam, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan toh tritagonis. Genta, Arial, Riani, Zafran, Ian dan Arinda merupakan contoh tokoh protagonis, sedangkan Indy dan Pak Sukonto Legowo merupakan contoh tokoh tritagonis.

c. Alur

Wiyatmi (2006: 36) menjelaskan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Hubungan ini mengacu pada keterjalinan antarunsur yang membangun cerita. Peristiwa yang satu dan peristiwa lain saling memengaruhi dan saling terikat karena dibentuk oleh alur. Pada novel 5Cm ini, pada dasarnya menggunakan alur lurus, namun penulis juga mencantumkan alur sorot-balik di beberapa bagian. Contoh alur sorot-balik terdapat pada kutipan sebagai berikut.

Semuanya teringat, tiga tahun yang lalu ketika mereka baru berempat dan belum menjadi “Power Rangers”, Ian adalah ranger terakhir yang masuk ke dalam dunia mereka. Dunia apa adanya mereka, yang kadang-kadang geblek, gila, bodoh sok tahu, sok berfilosofi, dan sok-sok lain yang pada akhirnya Cuma membuat mereka sedikit cerdas dibanding sewaktu masih SD dulu.... (5Cm:38)

Genta yang sepertinya bisa membaca pikiran Arial mengangguk pelan. Memang Cuma Arial yang baru diceritain Genta. Sewaktu pertama kali ke Mahameru, Genta pernah tersesat sendirian hampir satu hari penuh di hutan

Genta bingung harus melangkah ke mana. Kejadian tadi membuat dia sedikit trauma, ingatannya kembali ke tiga tahun yang lalu....(5Cm:290)

Tasrif (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 149) membedakan tahapan plot menjadi lima macam, yakni tahap Situation, generating circumstances, ricing action, climax, dan denouement. Studi analisis tahapan alur dalam novel 5Cm ini dapat dilihat sebagai berikut.

a. Tahap Situation (Tahap Penyituasian)

Tahap situasi berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Cerita dalam novel OOP diawali dengan deskripsi latar. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Pictures of You-nya The Cure terdengar lembut dari tape mobil Ian di sepanjang jalan Diponegoro, Menteng. Ditemani lampu jalan kekuningan yang redup, dan tanpa sengaja berbagi dengan warna-warni lampu mobil serta hiasan jalan. Aspalyang basah sehabis hujan menimbulkan pentulan cahaya kuning pendar yang enak dilihat.(5Cm:15)

Halaman rumah Arial luas dan asri. Kalau diukur-ukur, enam mobil bisa masuk ke situ. Tapi, yang mereka heran kenapa Ian malah parkir paralel dengan rem tangan nggak aktif, lalu ngambil batu buat ganjel mobil, persis kalau lagi parkir di mal yang penuh.(5Cm:19)

Kutipan tersebut menggambarkan pengenalan latar pada awal cerita di dalam mobil milik salah satu tokoh yaitu Ian. Mereka lalu memutuskan untuk mengujungi salah satu rumah tokoh yang lain yaitu Arial, dapat dilihat dari kutipan kedua. Rumah Arial adalah awal dari cerita ini, karena di rumah Arial, semua rentetan cerita akan dimulai.

Selain pengenalan latar, tahap situasi mendeskripsikan tokoh-tokoh dalam cerita. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Cerita berawal dari sebuah tongkrongan lima orang yang mengaku “manusia- manusia agak pinter dan sedkit tolol yang sangat sok tahu” yang sudah kehabisan pokok bahasan di saat-saat nongkrong sehingga akhirnya Cuma

Arial adalah sosok yang paling ganteng di antara mereka. Arial yang satu ini pastinya Arial control B alias Arial bold dan Arial black karena badannya gede dan kulitnya item, kemana-mana selalu pakai sepatu basket. Tinggi dan gede, pokoknya sporty deh, Arial yang rapi, baju kebanggaannya adalah ham, celana kebangsaannya adalah celana permanent press pants. Arial adalah orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia yang bisa tenang, pembawaannya banyak senyum, dan jarang khilaf. (5Cm:7)

Ian salah satu penganut sekte 4-4-2 yang sangat fanatik. Kakaknya bilang karena dulu ari-ari Ian di tanam di lapangan bola, maka jadi deh Ian yang gila bola. Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola, tapi anehnya dia nggak pernah diajak main bola karena memang nggak bisa main bola. Tetapi, kalo Ian sudah main Championship Manager (CM) maka hardisk komputernya bisa teriak-teriak soalnya bisa sampai tiga tuh komputer lembur. Ian sepertinya adalah orang yang tidak peduli sama siapa aja kecuali bola.(5Cm:11)

Pelukisan tokoh dalam novel 5Cm di atas dapat dilihat dari awal cerita yang mengisahkan tokoh utama cerita ini berjumlah orang dengan masing-masing sifat dan karakter. Kutipan (5Cm:7) dan .(5Cm:11) adalah contoh pengenalan tokoh yang lebih spesifik dalam novel ini.

b. Tahap Generating Circumstances (Tahap Pemunculan Konflik)

Tahap ini berisi pemunculan masalah-masalah yang menimbulkan konflik. Deskripsi tentang peristiwa yang memunculkan konflik dalam novel 5Cm adalah sebagai berikut.

Batu-batu itu lewat di depan mereka. Napas mereka memburu satu-satu. Mereka hanya bisa saling bertatapan, membayangkan kalau batu tadi menimpa mereka. Genta tercekat. Dia lupa bilang tentang hal ini. “Sori, emang nantinya banyak batu yang jatuh dari atas selama pendakian. Hati-hati ya....”(5Cm:328)

Kutipan tersebut mengindikasikan pemunculan konflik yang terjadi dalam cerita. Genta lupa memberitahukan bahwa sering kali ada batu yang jatuh dari atas Kutipan tersebut mengindikasikan pemunculan konflik yang terjadi dalam cerita. Genta lupa memberitahukan bahwa sering kali ada batu yang jatuh dari atas

c. Tahap Ricing Action (Tahap Peningkatan Konflik)

Pada tahap ini, konflik-konflik yang dimunculkan mulai berkembang dan peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita mulai menegangkan. Konflik-konflik yang terjadi semakin memperjelas karakter tokoh dan membawa suasana cerita menjadi lebih kompleks. Berikut adalah kutipan yang memperjelas perkembangan konflik yang mulai menegangkan.

Puluhan batu besar seukuran kepala manusia tampak berjatuhan dari atas mereka. Semua berusaha menghindar ke samping, mencoba mencari perlindungan di bawah batu yang lebih besar. Brug... brug... brug.... “Awas! Awas! Batu!” Par pendaki yang berad di jalur pendakian berteriak sekuat tenaga. Brug brug.... Genta panik melihat banyaknya batu yang datang, bayang-bayang teman- temannya tampak menghindar ke sana kemari. Batu-batu sebesar kepala manusia terus berjatuhan(5Cm:334)

Kutipan di atas menceritakan tentang penajaman konflik ketika batu-batu yang lebih besar berjatuhan dari atas. Kepanikan Genta yang membayangkan keadaan teman-temannya yang sedang berusah menghindari batu-batu yang berjatuhan tersebut menambah tajam konflik yang terjadi.

d. Tahap Climax (Tahap Klimaks)

Pada tahap ini, konflik atau pertentangan yang terjadi dalam cerita mulai mencapai puncaknya. Tahap klimaks adalah titik puncak pokok permasalahan yang terjadi dalam cerita. Ketegangan dalam cerita berada dalam tahap yang maksimal. Ketegangan dalam tahap klimaks dijelaskan dengan keadaan Ian yang tidak sadarkan diri setelah terjadi guguran batu-batu yang besar ketika sedang melakukan pendakian tersebut. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Mereka terus menggoyang-goyangkan tubuh Ian. Arial menekan dada Ian. Genta melakukan prosedur CPR...meniupkan udara ke mulut Ian. Tiba-tiba dada Ian naik turun cepat sekali. Ian memuntahkan pasir bercampur air dari mulutnya. Riani dan Arial agak lega karena mungkin Ian akan sadar seperti Dinda. Tapi tubuh Ian masih belum bergerak. Genta terus menggoncang-goncangkan itu. Air matanya tampak menetes. Kembali dada Ian turun naik cepat sekali dan... badan ian terlonjak seperti tersengat listrik. Tiba-tiba dada Ian berhenti naik turun dan diam....(5Cm:337)

Dari deskripsi kutipan di atas, dapat dilihat teman-teman Ian mengira bahwa Ian telah meninggal. Guguran batu yang datang dari atas tidak sempat dihindari oleh Ian sehingga mengenai kepala Ian, dan membuatnya pingsan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Genta menyapu pasir yang menutupi wajah Ian. Keningnya nampak benjut dan tergores panjang, tetesan darah menetes satu-satu dari situ.(5Cm:335)

Kutipan di atas semakin memperdalam konflik yang terjadi. Teman-teman Ian yang melihat keadaan Ian yang parah dan tak sadarkan diri seketika menjadi panik dan sedih. Pada saat itu pula, keadaan para tokoh menjadi sangat sensitif dan emosional. Mereka menyaksikan Ian yang terbaring tak sadarkan diri seperti mati sambil mengenang Ian yang mereka kenal. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Ian... nggak... boleh... pergi.” Genta kembali menangis, mengingat perjuangan Ian untuk wisuda, bayangan keluarga Ian melintas di benaknya. Cerita Ian tentang kulit tangan orang tuanya yang mulai keriput, bayangan SMA-nya kala malam, Ian yang lucu, daerah rumah Ian, Ian dengan seragam putih abu-abu, Ian sedang melahap Indomie, rumus Indomienya Ian, tawa Ian yang lepas, Ian yang bercanda dengan Mas Suhartono Gembul di angkot, Ian yang selalu..., Ian yang belum wisuda. Genta seperti nggak rela... nggak rela. Arial untuk pertama kalinya meneteskan air mata. “...IAAAAAAAANNNNNNN!!!”Zafran berteriak keras ke langit, suaranya memecah keheningan.(5Cm:338)

Kutipan di atas menggambarkan bagaimana kesedihan mereka ketika Kutipan di atas menggambarkan bagaimana kesedihan mereka ketika

Tidak hanya konflik tersebut di atas yang menjadi bumbu dalam cerita novel ini. Kisah percintaan antartokohnya juga menjadi konflik yang patut untuk di simak. Masing-masing tokoh yang memendam perasaan satu sama lain semakin merasakan kegundahan untuk menyatakan perasaannya kepada orang yang mereka sayangi. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Zafran tak lepas melihat sosok Dinda di depannya. Entah kenapa sesuatu tiba- tiba muncul di kepalanya. Sesuatu yang sangat indah, yang konsekuensinya harus membuat seorang laki-aki pada akhirnya harus memutuskan, harus bertanya, harus bilang, apa pun yang terjadi harus bilang, setiap laki-laki memang pada saat saat seperti ini...selanjutnya? Belum ada yang tahu. Zafran tersenyum mantap melihat Arinda di depannya tersenyum manis sekali mengagumi bunga edelweis.(5Cm:297-298)

Dari kutipan di atas dapat dilihat kekaguman Zafran kepada Arinda semakin bertambah, sehingga keinginannya untuk segera mengucapkan rasa cintanya kepada Arinda semakin meningkat

e. Tahap Denouement (Tahap Penyelesaian)

Pada tahap ini, konflik utama yang telah diceritakan diberi jalan keluar, begitu pula dengan konflik-konflik lain yang membangun cerita. Pada tahap ini konflik menemui penyelesaian yang menuntaskan jalannya cerita. Pada novel ini, diceritakan bahwa Ian sebenarnya hanya pingsan dan mulai sadarkan diri. Perjalanan mereka pun dilanjutkan dan akhirnya mereka berhasil mencapai puncak Mahameru, dan melakukan upacara bendera di sana. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

“Puih... puih... kenapa lo, Ple/ bikin kaget aja... teriak-teriak. Puih... puih... pasir nggak enak ya, Ple... Puih nggak lagi-lagi deh gue makan pasir. Nggak enak.” “YEAAAAAAH!!!” suara sorakan gembira memenuhi jalur pendakian Mahameru... semuanya terlihat lega.

Ian masih bingung, banyak banget orang di sekelilingnya. Mulutnya masih meludah-ludahkan pasir. “Pasir nggak enak....” “IAN...!” Kelima sahabatnya langsung memeluk makhluk gendut yang seperti bangun dari tidur. Kerumunan para pendaki yang mengerubungi mereka berenam perlahan membubarkan diri dan meneruskan perjalanan ke puncak.(5Cm: 338-339)

Konflik menarik lain yang mengalami tahap penyelesaian adalah konflik mengenai kisah percintaan yang mengelayuti hati tokoh-tokoh dalam novel ini. Konflik percintaan ini mengalami penyelesaian ketika Genta menyatakan semua perasaannya kepada Riani, sedangkan Riani berterus terang bahwa dirinya mencintai Zafran. Zafran yang mendengar semua pembicaraan Genta dan Riani sadar bahwa dirinya telah bersalah karena terlalu berterus terang dalam mengungkapkan rasa cintanya kepada Arinda di depan Riani. Arinda yang juga mendengarkan semua itu merasa menyesal karena telah menempatkan sosok Genta di dalam hatinya. Hal ini dapat d lihat dalam kutipan sebagai berikut.

Genta langsung menoleh ke Riani yang masih melihat bintang di tas sana. Hati Genta berdesir... memang ini saatnya. Riani memandang ke langit—ada sesuatu yang ingin dia curahan ke Genta(5Cm:365)

Mata Genta membesar tak percaya, Genta tersenyum lembut, kekecewaannya luluh melihat kekuatan Riani selama ini melawan semua rasanya ke Zafran. Mata Riani sudah berkaca-kaca, tapi tak sedikit pun air mata menetes. Entah kenapa kekecewaan Genta malam itu seperti hilang begitu saja. Melihat bagaimana kekuatan di mata Riani berbinar-binar bercerita tentang segala rasanya untuk Zafran, segala impiannya, segala tingkah laku Zafran yang selalu bisa membuat Riani tersenyum... Genta belum pernah melihat Riani sebahagia itu. Keduanya melewati malam yang indah bertabur bintang di Ranu Kumbolo.(5Cm:366-367)

Mata Zafran terpejam, tapi ia masih mendengar degup di dadanya memukul- mukul semakin cepat. Semua percakapan tadi dia dengar, bagaimana Riani dengan lembut menyebut namanya, ia memejamkan matanya menarik napas panjang, melihat wajah Arinda yang lembut tertidur di bahu Arial. Hati Zafran Mata Zafran terpejam, tapi ia masih mendengar degup di dadanya memukul- mukul semakin cepat. Semua percakapan tadi dia dengar, bagaimana Riani dengan lembut menyebut namanya, ia memejamkan matanya menarik napas panjang, melihat wajah Arinda yang lembut tertidur di bahu Arial. Hati Zafran

Arinda masih terpejam tapi tidak hatinya, tidak pendengarannya. Ia langsung memeluk erat abangnya saat mendengar aliran lembut kata-kata Genta. Malam itu, dalam pelukan abangnya Dinda mencoba terlelap, tidak mau mendengarkan lebih banyak lagi. Selama ini hati Arinda tulus sudah ia serahkan untuk Genta, selalu untuk Genta...tidak ada yang lain... cuma Genta. (5Cm:368)

Novel ini menyajikan kisah penyelesaian akhir yaitu keadaan ketika akhirnya kelima bersahabat ini menikah dan berkeluarga sepuluh tahun kemudian. Mereka menjadi sebuah keluarga besar yang semakin tidak terpisahkan. Memiliki anak yang seumuran dan anak-anak mereka juga saling bersahabat seperti orang tuanya.

Penyelesaian cerita dalam novel 5Cm digolongkan ke dalam penyelesaian tertutup. Hal ini dikarenakan nasib setiap tokoh telah ditentukan oleh pengarang di akhir cerita. Penyelesaian cerita dalam novel ini termasuk dalam cerita bahagia (happy end).

d. Latar

Keterjalinan cerita tidak pernah lepas dari penggunaan latar dalam setiap novel. Penggunaan latar dalam suatu novel mempertegas penokohan dan deskripsi cerita. Hal ini sejalan dengan pendapat Montaque dan Henshaw (dalam Herman J. Waluyo, 1994: 198) yang menyatakan tiga fungsi latar, yakni (1) mempertegas watak para pelaku; (2) memberikan tekanan pada tema cerita; dan (3) memperjelas tema yang disampaikan.

Latar dalam novel 5Cm dibagi dalam tiga bagian, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

a. Latar Tempat

Latar tempat merupaka lokasi terjadinya cerita. Latar tempat dalam novel 5Cm ini ada beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Mereka duduk lesehan di beranda bugalow bambu di Secret Garden. Nama Secret Garden diambil dari usulan Zafran setelah Ian dengan jujur, nggak mutu dan menolak kreatf, ia lebih mau menamakan tempat ini The Chamber of Secret Sorcerer Stone II yang langsung ditolak semuanya.(5Cm:34)

Malam sudah datang menyapa. Mereka menjejakkan kaki di tanah Ranu Pane. Udara di bawah lima belas derajat Celcius menyambut mereka di Ranu Pane. Bagi orang kota seperti mereka, mungkin inilah pertama kalinya mereka merasakan udara sedingin ini. Ranu Pane malam itu tampak ramai, jip-jip yang menurunkan pwndaki tampak berdatangan. Para pendaki tampak bergerombol mengelilingi api unggun seadanya, sekadar untuk melawan udara dingin di awal malam. Lampu-lampu jip di atas bkit kecil yang merupakan base camp awal pendakian Mahameru...(5Cm:217)

Udara Ranu Kumbolo tiba-tiba berubah dingin, menemani mereka makan siang di sekeliling danau dengan beberapa batang pohon terjulur di atas permukaan danau. Beberapa pendaki tmpak bercengkrama di atas batang pohon itu dengan kaki terjuntai menyentuh-nyentuh permukaan air.(5Cm:255)

Secret Garden adalah tempat awal cerita dalam novel ini, karena dari tempat ini mereka meutuskan untuk berpisah untuk sementara waktu untuk menjalani hidup mereka sendiri dan akan bertemu suatu saat nanti dalam sebuah keadaan yang benar-benar berbeda. Kutipan (5Cm:217) dan (5Cm:255) adalah tempat ketika mereka telah bertemu kembali dan melakukan perjalanan bersejarah mereka, yaitu mendaki Gunung Mahameru. Latar tempat lain juga dapat ditemukan dalam novel ini sebagai pendukung jalannya cerita.

b. Latar Waktu

Latar waktu merupakan waktu terjadinya cerita. Latar waktu novel 5Cm ini terlihat paling jelas pada tanggal 17 Agustus, selebihnya hanya dijelaskan melalui keadaan waktu siang atau malam. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Pukul setengah tiga lebih, mereka berenam plus barang bawaan yang mirip Pukul setengah tiga lebih, mereka berenam plus barang bawaan yang mirip

Angin malam Ranu Pane pun seperti menyapa muka mereka lagi. Kerinduan dan lelah merea seakan terobati, sudah dua hari ini mereka bersama lagi setelah tiga bulan terpisah. Sejenak mereka terdiam menikmati angin malam menyapu wajah mereka.(5Cm:227)

Hujan abu turun lagi. Kali ini mereka bisa melihat asap tebal yang mengepul keluar dari “Jonggring Saloka” kawah Mahameru. Kerumunan puluhan pendaki yang baru sampai tampak bersujud syukur, saling berpelukan dan menangis. Yang lain tampak bergembira berfoto ria dengan latar belakang kepulan asap dan hujan abu Mahameru. Di ketinggian ini, kebahagiaan seperti terbang ke langit dan memantul kembali. Tidak pernah terbang terlalu tinggi dari tanah ini, di pagi yang begitu indah ini, di antara kebahagiaan ini, di tanggal tujuh belas Agustus.(5Cm:344)

Kutipan (5Cm:148) menggambarkan awal perjalanan tokoh-tokoh utama dalam novel ini menujugunung Mahameru yang terletak di Malang pada waktu siang hari yang masih terik walaupun waktu menunjukkan pukul setengah tiga lebih. Kutipan (5Cm:227) menggambarkan malam hari di pos awal pendakian menuju Mahameru setelah tiga bulan mereka berpisah. Kutipan (5Cm:344) menggambarkan keberhasilan merekamendaki puncak Mahameru dan akan segera mengadakan upacara bendera di pagi yang cerah.

c. Latar Sosial

Latar sosial adalah keadaan sosial yang melingkupi tokoh dalam cerita. Latar sosial sering kali beriringan dengan latar tempat dan waktu dalam cerita. Latar sosial yang terdapat dalam novel 5Cm adalah sebagai berikut.

Metromini yang ditumpanginya sudah sarat penumpang. Sesarat hatinya yang kacau. Matanya menatap keluar jendela: pemandangan Jakarta pada pukul

13.00 yang panas. Pemandangan yang menyapa hati Ian yang terasa nggak enak. Metromini memasuki daerah Mampang yang macet. Matahari yang

Dipandangnya satu-satu penumpang di sekitarnya. Bapak tua dengan peci lusuh, mahasiswi yang menatap kosong, anak sekolah yang berdiri di depannya dengan tas penuh coret-coret, ibu tua dengan makeup berlebihan, kernet yang teriak-teriak nggak jelas, sopir metromini yang suka ngerem mendadak. Semuanya terekam dan menambah ganjalan di hati Ian.(5Cm:122)

Semua mengedarkan pandangan ke sekeliling. Diam. Kilatan peristiwa masa- masa kuliah, demo, long march ke gedung DPR/MPR, memakai jaket almamater kebanggaan kampus, dan nggak ada yang ditakutin. Saat berduka atas tewasnya empat pahlawan reformasi, pita hitam pun diikatkan di lengan sebagai tanda berduka, mengiringi upacara pemakaman penuh haru dan semangat yang membara di Tanah Kusir. Kilasan beralih ke ruas Jalan Sudirman dan Gatot Subroto yang jadi lautan jaket almamater mahasiswa, gedung DPR/MPR yan berubah menjadi base camp kebanggaan mahasiswa, kepalan tangan dan pekik reformasi, hingga memuncak pada penduduka atap gedung rakyat dan berbasah ria di kolam depan DPR/MPR. Nasi bungkus gratis dari rakyat yang dibagikan oleh ibu-ibu di pinggir jalan dan Indonesia Raya yang dikumandangkan penuh haru setelah reformasi tercapai, semuanya sepilas terlintas.(5Cm:185)

Malam itu Arcopodo seperti perkampungan kecil para pendaki. Malam yang dingin pun menjadi hangat karena banyak pendaki yang bercengkrama mondar-mandir di antara nyala api unggun dan pohon cemara. Kehangatan yang tidak biasa mereka temukan di ketinggian seperti ini. Sesekali mereka mendengar tawa renyah para pendaki. Setelah mendirikan tenda dan membuat api unggun kecil mereka pun makan malam.(5Cm:307)

Kutipan (5CM:122) menunjukkan suasana Kota Jakarta pada waktu siang hari yang terik di dalam sebuah metromini yang sarat penumpang. Salah satu tokoh dalam novel ini yaitu Ian yang sedang mengalami masalah semakin bertambah penat dengan keadaan di sekitarnya.

Kutipan (5Cm:185) menunjukkan masa-masa reformasi ketika mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Aksi dmo mahasiswa ini didukung oleh rakyat di sekitar mereka yang selain memberikan dukungan semangat, juga memberikan dukungan material. Diantara mahasiswa tersebut, terdapat tokoh-toko yang juga menjadi peserta aksi demo dan menyuarakan aspirasi rakyat.

Kutipan (5Cm:307) menunjukkan keadaan sosial atau kebersamaan di tempat pendakian, walaupun masing-masing pendaki tidak mengenal satu sama lain, mereka menemukan kehangatan karena sama-sama memiliki satu tujuan yaitu menaiki gunung Mahameru.

Penjelasan latar yang terdapat dalam novel ini sangat membantu memperjelas unsur intrinsik lain, seperti tema dan penokohan. Latar dalam sebuah cerita mempunyai fungsi tertentu. Montaque dan Henshaw (dalam Herman J. Waluyo, 1994: 198) menyatakan tiga fungsi latar, yaitu mempertegas watak para pelaku, memberikan tekanan pada tema cerita, dan memperjelas tema yang disampaikan.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara pengarang dalam bercerita atau memosisikan diri dalam cerita. Abrams (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 248) mengemukakan bahwa sudut pandang adalah “cara atau pandangan yang dipergunakan oleh pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca”. Pengarang bebas mengekspresikan diri dalam cerita, demikian pula penempatannya. Dalam novel 5Cm ini, pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga dan menyebut nama tokoh dengan sebutan dia, atau disebut teknik diaan (Herman J. Waluyo, 1994: 184). Pengarang tidak fokus pada satu tokoh, tetapi terdapat penonjolan pada setiap tokohnya. Dengan sudut pandang tersebut, pengarang bebas untuk menonjolkan setiap tokoh secara detail. Berikut adalah contoh kutipan yang menunjukkan sudut pandang tersebut.

Ian diem aja. Menyenderkan badannya ke dinding bambu, jemari tangannya pun mulai membentuk barisan kunci A di fred kedua yang mengawali Fake Plastic Trees-nya Radiohead.(5Cm:36)

Indy yang juga lagi penat sama Jakarta, melakukan hal yang sama. Dia menyembulkan sedikit wajahnya ke luar, menikmati udara malam di Puncak yang dingin, membiarkan udara meraba-raba wajahnya yang bersih. Sebentar

Riani terpejam lelah. Hari itu dia bahagia sekali karena semua kangennya terobati. Hari itu dia senang sekali bisa kembali bercanda denagn teman- temannya, bisa bertemu dan bercanda lagi sama seseorang yang selama ini telah membuatnya bermimpi indah membawanya ke langit malam, melihat rasi bintang.(5Cm:170)

Kutipan-kutipan di atas menunjukkan bahwa pengarang menonjolkan tokoh secara bebas. Kutipan (5Cm:36) pengarang menceritakan tentang Ian, kutipan (5Cm:96) pengarang menceritakan tentang Indy, dan kutipan (5Cm:170) pengarang menceritakan tentang Riani. Di dalam ketiga kutipan tersebut, pengarang berada di luar tokoh-tokoh yang diceritakan. Oleh sebab itu, pengarang sering menyebutkan nama tokoh dan sesekali menggunakan kata ganti orang ketiga seperti “dia”, “ia”, dan “-nya” untuk merujuk tokoh yang diceritakan.

Herman J. Waluyo (1994: 184) memaparkan ada tiga jenis sudut pandang, yakni pengarang sebagai orang pertama dan menyatakan pelakunya sebagai “aku”, pengarang sebagai orang ketiga dan menyebut pelaku utama sebagai ”dia”, dan pengarang serba tahu yang menceritakan segalanya atau memasuki berbagai peran secara bebas, pengarang tidak fokus kepada satu tokoh cerita, tetapi semua tokoh mendapatkan penonjolan.

Novel 5Cm menggunakan teknik pengarang serba tahu. Teknik ini dapat dilihat dari cara penceritaan pengarang yang menyebutkan nama setiap tokoh, dan sesekali menggunakan kata ganti orang ketiga untuk merujuk tokoh yang diceritakan. Penceritaan tokoh-tokohnya yang sama-sama menonjol dan bebas, semakin memperjelas penggunaan teknik pengarang serba tahu atau teknik omniscient narratif dalam novel ini.