Keterjalinan Antarunsur Intrinsik dalam Novel 5Cm

2. Keterjalinan Antarunsur Intrinsik dalam Novel 5Cm

Karya Donny Dhirgantoro

Penelitian struktural berpusat pada struktur yang terdapat dalam karya Penelitian struktural berpusat pada struktur yang terdapat dalam karya

Unsur-unsur pembangun karya sastra yang terdiri dari tema, penokohan, latar, alur, dan sudut pandang saling tejalin dan membentuk cerita yang sempurna dalam novel. Unsur tema menjadi unsur pokok yang keberadaannya ditunjang oleh unsur lain. Unsur penokohan, latar, alur dan sudut pandang mengarah langsung pada tema dalam karya sastra.

Unsur-unsur dalam novel 5Cm karya Donny Dhirgantoro yang meliputi tema, penokohan, latar, alur, dan sudut pandang merupakan satu kesatuan sebagai pembangun cerita. Tema utama dalam novel ini adalah tema tentang persahabatan dan cinta. Tema yang masih sangat luas ini kemudian dijabarkan melalui unsur- unsur lain yang membangun tema cerita.

Penokohan dalam novel ini diceritakan dengan detail dan terperinci. Tokoh-tokoh diceritakan secara baik dan detail untuk memudahkan pembaca memahami cerita dan tema pokok dalam cerita. Tokoh-tokoh yang diceritakan memiliki persahabatan yang erat dalam novel ini sangat menunjang tema persahabatan. Tema percintaan yang ada dalam novel ini tidak lepas dari kondisi percintaan yang terjalin antartokoh dalam cerita. Oleh sebab itu, penokohan menjadi salah satu unsur yang membangun penceritaan dalam novel.

Latar juga merupakan salah satu unsur pembangun cerita atau tema. Latar yang meliputi latar tempat, waktu dan sosial mendeskripsikan setiap peristiwa yang menyangkut perjalanan cerita dari awal hingga akhir. Latar seringkali sangat mempengaruhi tema, karena waktu, tempat maupun latar sosial yang diceritakan merupakan inti pokok yang menjiwai tema cerita.

Alur mengalir dan menerjemahkan setiap urutan cerita sesuai dengan tema yang hendak dimaksudkan oleh pengarang. Alur tidak dapat terlepas sebagai salah satu unsur yang ikut membangun tema cerita. Alur dapat menceritakan berbagai peristiwa dan mengelompokkannya dalam berbagai tahap, antara lain tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap peningkatan konflik, tahap klimaks dan tahap penyelesaian. Setiap tahapan dalam alur ini membangun jalannya tema dari awal penceritaan hingga akhir penyelesaiannya. Oleh sebab itu, alur sangat berpengaruh pada jalannya penceritaan dan tema.

Sudut pandang memiliki peranan yang cukup mencolok. Sudut pandang berhubungan erat pada cara pengarang menceritakan kisah dalam novel. Pengarang dapat dengan mudah menampilkan tema yang hendak disajikan melalui sudut pandang atau caranya bercerita. Unsur sudut pandang ini pula dapat mempermudah pemahaman pembaca tentang cerita yang disajikan pengarang.

Novel 5Cm memiliki keterjalinan antarunsur intrinsik yang cukup erat. Tema persahabatan dan percintaan tokoh-tokohnya tidak lepas dari penceritaan tokoh, latar, alur dan sudut pandang. Salah satu contoh yang menerangkan tentang tema persahabatan dan percintaan dalam novel 5Cm adalah sebagai berikut.

Genta sekali lagi menarik napas panjang. Tanpa sadar, mereka berlima pun berkumpul membentuk sebuah lingkaran kecil yang sangat dekat. Genta ingat rasi-rasi bintang yang mereka buat di langit, tapi yang paling Genta ingat adalah rasi bintangnya Riani.(5Cm:66)

Setelah membeli lampu lima watt, mobil Arial menuju ke mantan SMA sakral mereka yang terletak di bilangan Jalan Mahakam. Mereka sebenarnya sudah alumni, tapi saking cintanya sama SMA mereka, kadang-kadang gerombolan ini suka nyolong-nyolong kalau udah kehabisan tempat tongkrongan. Sudah biasa buat mereka, malam-malam melompati pagar besi SMA, minta izin sama penjaga sekolah yang kebetulan selama tiga tahun udah “diguna-guna” supaya baik sama mereka sehingga selalu ngasih izin kapan aja gerombolan geblek ini mau masuk ke sekolah.(5Cm:46)

Kutipan (5Cm:66) menggambarkan keterjalinan tema persahabatan dan penceritaan tokohnya yaitu Genta. Kutipan tersebut juga terpengaruh oleh sudut Kutipan (5Cm:66) menggambarkan keterjalinan tema persahabatan dan penceritaan tokohnya yaitu Genta. Kutipan tersebut juga terpengaruh oleh sudut

Tema percintaan tidak pernah lepas dari penceritaan setiap tokoh dalam novel ini. Setiap tokoh memiliki kisah percintaannya sendiri dan tidak pernah lepas dari pengaruh tokoh yang lain. Tema percintaan dalam novel ini bagai membentuk segi empat yang saling berhubungan, antara Genta, Riani, Zafran dan Arinda. Hal ini dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.

Mata Genta membesar tak percaya, Genta tersenyum lembut, kekecewaannya luluh melihat kekuatan Riani selama ini melawan semua rasanya ke Zafran. Mata Riani sudah berkaca-kaca, tapi tak sedikit pun air mata menetes. Entah kenapa kekecewaan Genta malam itu seperti hilang begitu saja. Melihat bagaimana kekuatan di mata Riani berbinar-binar bercerita tentang segala rasanya untuk Zafran, segala impiannya, segala tingkah laku Zafran yang selalu bisa membuat Riani tersenyum... Genta belum pernah melihat Riani sebahagia itu. Keduanya melewati malam yang indah bertabur bintang di Ranu Kumbolo.(5Cm:366-367)

Mata Zafran terpejam, tapi ia masih mendengar degup di dadanya memukul- mukul semakin cepat. Semua percakapan tadi dia dengar, bagaimana Riani dengan lembut menyebut namanya, ia memejamkan matanya menarik napas panjang, melihat wajah Arinda yang lembut tertidur di bahu Arial. Hati Zafran masih di situ, di antara senyum lembut Arinda yang selalu mengisi hari- harinya selama ini. Zafran menggeleng-gelengkan kepalanya, menyesal telah berkelakuan terlalu terus terang, tentang perasaannya kepada Arinda di depan Riani yang rupanya menyimpan ukiran rapi nama Zafran di hatinya. Cinta memang bukan untuk dimiliki.(5Cm:367-368)

Arinda masih terpejam tapi tidak hatinya, tidak pendengarannya. Ia langsung memeluk erat abangnya saat mendengar aliran lembut kata-kata Genta. Malam itu, dalam pelukan abangnya Dinda mencoba terlelap, tidak mau mendengarkan lebih banyak lagi. Selama ini hati Arinda tulus sudah ia serahkan untuk Genta, selalu untuk Genta...tidak ada yang lain... cuma Genta.

Ketiga kutipan menggambarkan keterjalinan tema percintaan tokoh-tokoh dalam novel ini dengan latar tempat, waktu dan sosial, yaitu pada waktu malam hari di Ranu Kumbolo serta hubungan antartokohnya. Genta yang tidak kecewa cintanya ditolak karena melihat Riani yang sangat kuat menjaga cintanya kepada Zafran. Zafran yang menyesali dirinya tidak sadar akan cinta yang disimpan Riani untuknya, dan Arinda yang menyimpan sebuah cinta pada Genta.

Sudut pandang yang dipakai pengarang juga terkait secara erat pada penceritaan novel ini. Penceritaan unsur-unsur intrinsik yang disajikan oleh pengarang menjadi lebih mudah terkait dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga yang dipakai pengarang. Penggunaan kata “ia”, “dia”, “-nya” maupun menyebutkan nama tokoh menjadikan penceritaan setiap unsur intrinsiknya menjadi mudah dipahami.

Keterjalinan antarunsur intrinsik ini dapat diuji melalui hukum plot, yaitu plausibility (kebolehjadian), surprise (kejutan), suspense (ketegangan), dan unity (kesatuan). Jika unsur-unsur intrinsik dalam suatu cerita telah memenuhi hukum plot, jalinan cerita tersebut dikatakan mempunyai keterjalinan cerita yang baik. Novel 5Cm memiliki tingkat plausability yang cukup tinggi. Penceritaan dan konflik yang dihadirkan oleh pengarang memiliki ketajaman yang cukup dan dapat terjadi pada dunia nyata. Ada beberapa bagian yang sangat terlihat tingkat plausability-nya dan bagian lain yang terasa kurang. Ini cukup menyatakan bahwa novel 5Cm ini memiliki tingkatan plausability.

Surprise (kejutan) menunjukkan bahwa novel 5Cm memiliki daya tarik yang dapat membuat pembacanya terus mengikuti jalannya cerita. Kejutan-kejutan dalam cerita seperti pengalaman yang diceritakan oleh Ian bahwa pada awal bergabung dengan sahabat-sahabatnya, ternyata Ian adalah seorang yang belum percaya diri dan suka meniru teman-temannya. Ian yang dulu tidak bisa dipercaya karena menjelek-jelekkan Arial di depan Zafran, dan sebaliknya, menjelek- Surprise (kejutan) menunjukkan bahwa novel 5Cm memiliki daya tarik yang dapat membuat pembacanya terus mengikuti jalannya cerita. Kejutan-kejutan dalam cerita seperti pengalaman yang diceritakan oleh Ian bahwa pada awal bergabung dengan sahabat-sahabatnya, ternyata Ian adalah seorang yang belum percaya diri dan suka meniru teman-temannya. Ian yang dulu tidak bisa dipercaya karena menjelek-jelekkan Arial di depan Zafran, dan sebaliknya, menjelek-

Suspense (tegangan) merupakan sebuah daya tarik dalam sebuah cerita. Pada novel 5Cm, konflik-konflik yang disajikan pengarang memiliki tegangan- tegangan yang cukup kuat. Ketegangan seperti ketika kelima sahabat dalam novel ini mulai mendaki gunung Mahameru dan sempat kehabisan persedian air minum, Ian dan Zafran sempat putus asa dan menggerutu tentang Genta yang tidak mengatakan bahwa seharusnya membawa air minum lebih banyak. Tegangan ini seketika mereda ketika mereka sampai di Ranu Kumbolo, sebuah danau yang merupakan surga Mahameru. Ketegangan lain ketika mereka hendak mencapai puncak Mahameru, terjadi insiden guguran batu yang menimpa Ian sehingga teman-temannya mengira bahwa Ian meninggal dunia. Kesedihan mendalam yang mereka rasakan mengingat sebentar lagi Ian akan di wisuda, dan cerita-cerita bahagia yang Ian ceritakan sebelum mereka mendaki. Tegangan tersebut reda ketika Ian sadarkan diri, dia bukan meninggal, hanya pingsan karena batu yang cukup besar menggores kepalanya.

Unity (kesatuan) menunjukkan bahwa cerita 5Cm adalah satu kesatuan utuh dan saling terkait. Unsur-unsur dalam cerita yang meliputi tema, penokohan, alur, latar, dan sudut pandang saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan cerita. Penceritaan dari awal hingga akhir dengan penjelasan tokoh-tokohnya pada bab tertentu bermuara pada sebuah kesatuan dan keterjalinan cerita. Berdasarkan hukum plot di atas, dapat dikatakan bahwa novel 5Cm mempunyai keterjalinan

antarunsur intrinsik yang baik. Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai keterjalinan antarunsur intrinsik novel 5Cm di atas, disimpulkan bahwa setiap unsur mempunyai keterjalinan dengan unsur-unsur lainnya. Tema dalam 5Cm mendukung keseluruhan unsur intrinsik karena tema adalah gagasan dasar yang melatari cerita. Penokohan dan hubungan antartokoh dalam cerita 5Cm mendukung terjalinannya plot. Unsur latar memberi penekanan pada penokohan dan mendukung terjadinya jalinan cerita/plot. Sudut pandang penceritaan memberi kontribusi yang bebas bagi pengarang dalam menjalin semua unsur berdasarkan posisinya sebagai pengarang. Selain itu, cerita 5Cm telah memenuhi hukum plot yang terdiri dari plausability, surprise, suspense, dan unity.