Emisi Gas Buang Bahan Bakar Premium 97,5 + serbuk pelepah kelapa sawit 2,5

106 4.3.3 Emisi Gas Buang Bahan Bakar Premium 95 + serbuk pelepah kelapa sawit 5 Kadar emisi gas buang dari hasil pengujian menggunakan bahan bakar premium 95 + serbuk pelepah kelapa sawit 5 pada masing-masing putaran dan pembebanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.24 Emisi Bahan Bakar Premium 95 + serbuk pelepah kelapa sawit 5 Putaran rpm CO 2 CO HC ppm O 2 4430 1,25 3,505 1274 15,23 4470 1,55 3,95 660 14,62 4570 1,9 4,355 261 13,88 4660 2,7 2,82 144 14,35 4760 2,85 2,28 116 14,55 4460 2,67 1,16 71,5 16,79

4.8 Analisa Perbandingan Kadar Gas Buang

Pada pengujian ini, data yang diperoleh merupakan hasil sensor probe tester pada knalpot mesin sehingga diperoleh nilai emisi CO 2 , CO, HC, dan O2 pada gas buang mesin.

4.8.1 Analisa perbandingan Kadar Karbon dioksida CO

2 Perbandingan kadar CO dalam Gas Buang 2 yang terdapat dalam gas buang dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : 107 Gambar 4.11 Grafik Kadar CO 2 vs Putaran rpm tiap bahan bakar Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar CO 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar premium 100 pada putaran mesin 4330 rpm yaitu sebesar 0,95 . Sedangkan kadar CO 2 tertinggi dengan menggunakan bahan bakar premium 95 + serbuk pelepah kelapa sawit 5 pada putaran mesin 4760 rpm yaitu sebesar 2,85 . Karbon dan oksigen bergabung membentuk senyawa karbon monoksida sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida sebagai hasil pembakaran sempurna. Bila campuran bahan bakar udara sempurna stoikimetris, maka akan dihasilkan senyawa CO 2 Proses pencampuran udara – bahan bakar dimulai dari masuknya bahan bakar ke dalam silinder, kemudian butiran bahan bakar akan menguap dan bercampur dengan udara, proses ini dipengaruhi volatily bahan bakar. Volatily bahan bakar menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk dapat menguap. Serbuk pelepah kelapa sawit yang berupa padatan memberikan penurunan volatily pada premium, sehingga penguapan bahan bakar lebih sulit dan pencampuran udara – bahan bakar tidak berlangsung dengan baik. sehingga emisi CO . 2 yang dihasilkan cenderung bertambah besar.