Analisa perbandingan Kadar Karbon monoksida CO dalam Gas Buang Analisa perbandingan Kadar Hidrokarbon HC dalam Gas Buang

109

4.8.3 Analisa perbandingan Kadar Hidrokarbon HC dalam Gas Buang

Perbandingan kadar HC yang terdapat dalam gas buang dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.13 Grafik Kadar HC ppm vs Putaran rpm tiap bahan bakar Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar HC terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar premium 100 pada putaran mesin 4560 rpm yaitu sebesar 48,5 ppm. Sedangkan kadar HC tertinggi terjadi saat menggunakan bahan bakar premium 95 + serbuk pelepah kelapa sawit 5 pada putaran mesin 4430 rpm yaitu sebesar 1274 ppm. Jumlah emisi kadar Hidrokarbon yang lebih besar terjadi pada penggunaan campuran premium dan serbuk pelepah kelapa sawit dibandingkan pada penggunaan bahan bakar premium. Hal ini disebabkan karena pembakaran yang tidak sempurna didalam ruang bakar. 110

4.8.3 Analisa perbandingan Kadar Oksigen O

2 Perbandingan kadar O dalam Gas Buang 2 yang terdapat dalam gas buang dari masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.14 Grafik Kadar O 2 vs Putaran rpm tiap bahan bakar Berdasarkan hasil pembacaan alat uji emisi Sukyong SY-GA 401 dengan variasi pembebanan jumlah lampu yang sama pada tiap jenis bahan bakar maka didapat kadar O 2 terendah terjadi saat menggunakan bahan bakar premium 95 + serbuk pelepah kelapa sawit 5 pada putaran mesin 4570 rpm yaitu sebesar 13,88 . Sedangkan kadar O 2 tertinggi dengan menggunakan bahan bakar premium 100 pada putaran mesin 4560 rpm yaitu sebesar 18,12 . Kadar oksigen sisa pada pembakaran dengan bahan bakar premium 100 menunjukkan bahwa tingginya nilai penguapan premium murni sehingga oksigen yang digunakan lebih sedikit daripada dengan menggunakan campuran bahan bakar premium dan serbuk pelepah kelapa sawit. 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Nilai kalor bawah LHV bahan bakar premium semakin menurun dengan ditambahkan serbuk biomassa pelepah kelapa sawit dimana premium 100 memiliki nilai kalor sebesar 43966 kJkg ; premium 99 + serbuk 1 memiliki nilai kalor sebesar 41466 kJkg ; premium 97,5 + serbuk 2,5 memiliki nilai kalor sebesar 38525 kJkg; sedangkan premium 95 + serbuk 5 memiliki nilai kalor sebesar 28525 kJkg. 2. Pembakaran menghasilkan lebih banyak karbon pada ruang bakar saat mesin menggunakan campuran serbuk biomassa pelepah kelapa sawit. Itu ditunjukkan secara visual pada elektroda busi. Pembakaran yang kurang sempurna dikarenakan turunnya nilai kalor bahan bakar dan turunnya nilai penguapan volatily bahan bakar. 3. Turunnya nilai kalor pembakaran ini menyebabkan mesin membutuhkan putaran yang lebih tinggi untuk menghasilkan daya keluaran yang sama. contohnya pada beban 2 lampu bahan bakar premium 100 membutuhkan putaran mesin 4330 rpm untuk menghasilkan daya keluaran 200,4 watt ; bahan bakar premium 99 + serbuk 1 membutuhkan putaran mesin 4360 untuk menghasilkan daya keluaran 200,8 watt ; bahan bakar premium 97,5 + serbuk 2,5 membutuhkan putaran mesin 4380 untuk menghasilkan daya keluaran 201,2 watt ; sedangkan bahan bakar premium 95 + serbuk 5 membutuhkan putaran mesin 4430 untuk menghasilkan daya keluaran 202,1 watt. Kenaikan putaran pada mesin untuk menghasilkan daya yang sama menunjukkan bahwa kualitas bahan bakar yang semakin menurun. Mesin genset otto ini hanya maksimal menghasilkan daya 1008 watt . 4. Semakin kecil putaran yang dilakukan mesin untuk menghasilkan daya keluaran yang sama maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Torsi terendah mesin terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar premium 95 + serbuk pelepah sawit 5 pada putaran mesin 4430 rpm