Gambaran Umum Lokasi Penelitian

api. TPAS Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan berada dekat dengan perumahan penduduk. Dari studi AMDAL terhadap TPAS Terjun menyatakan bahwa timbulnya pencemaran udara akibat meningkatnya konsentrasi gas serta timbulnya bau, baik yang ditimbulkan pada tahap operasi penimbunan dan pemadatan sampah maupun setelah selesainya tahap operasi. Dinas Kebersihan Kota Medan, 2012.

2.7 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan mempunyai luas area keseluruhan ± 16,05 Km dengan luas pemukiman ± 2,1 Km dengan wilayah sebagai berikut sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia. Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terbagi dalam 22 Lingkungan. Lokasi penelitian dilakukan pada lingkungan 1 yang mempunyai luas area ± 225 Ha dan terdiri dari ± 351 KKRT. Sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai buruh dan nelayan dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah. Di lingkungan1 Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat lahan Pemerintah Kota Medan seluas ± 13 Ha yang dijadikan sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah, atau dikenal sebagai TPAS Terjun. Data mengenai kondisi TPAS Terjun dapat dilihat pada Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Data Mengenai Kondisi TPA Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan, 2012. No Uraian Keterangan 1 Lokasi Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan 2 Kepemilikan lahan Pemko Medan 3 Jarak lokasi TPA dari Sungai 5 km Sei Deli Lapangan terbang 23 km Polonia Pantai 6 km Belawan Pusat kota 14 km 4 Kondisi tanah Areal Tanah lempung Lapisan dasar Tanah liat 5 Topografi Relatif datar 6 Mulai dioperasikan 7 januari 1993 7 Fasilitas lain Incenerator Tidak ada Instalasi pengolahan limbah tinja IPTL Tidak ada Komposting Tidak ada 8 Sampah yang masuk perhari 50 dari sampah terangkut Sampah yang dibiarkan terbuka bukan hanya menyebabkan pencemaran udara akibat bau tetapi dapat juga terjadi pencemaran udara yang mengandung mikroorganisme. Sampah yang menggunung akan mempengaruhi kwalitas udara yang berada disekirar TPAS. Mikroorganisme yang ada di udara berasal dari tumpukan sampah. Pada ketinggian 300-1000 kaki atau lebih dari permukaan bumi mikroorganisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin. Mikroorganisme yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi, serbuk sari, kista. Faktor-faktor lingkungan dapat juga mempengaruhi mikroorganisme udara Universitas Sumatera Utara diantaranya suhu, atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Suhu dan kelembaban adalah dua faktor penting yang menentukan mikroorganisme dalam kelangsungan hidup di udara terkait erat dengan suhu. Peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan Dinas Kebersihan kota Medan, 2012. Aerosol pernafasan dipengaruhi oleh gaya dan tekanan yang ada ketika partikel-partikel tersebut dihasilkan. Ukuran akhir aerosol tergantung pada sifat cairan yang mengandung mikroorganisme, gaya dan tekanan emisi, ukuran awal aerosol, lama terbawa udara, dan ukuran mikroorganisme di dalam droplet. Jarak dan lamanya partikel tetap melayang di udara ditentukan jenis mikroorganisme, ukuran partikel, kecepatan pengendapan, kelembaban dan aliran udara. Partikel besar biasanya tetap melayang di udara selama jangka waktu yang terbatas dan mengendap pada jarak 1 meter 3 kaki dari sumbernya. Partikel kecil menguap dengan cepat, dan residu yang dihasilkan mengendap dari udara secara perlahan- lahan dan bisa melayang di udara selama jangka waktu yang bervariasi. Ukuran partikulat debu yang membahayakan kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung ke paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan atas dan menyebabkan iritasi Ching, et. al, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB III. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Isolasi Bakteri Dari Tanah Tempat Pembuangan Sampah Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair

7 86 81

Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Hygiene dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keluhan Kesehatan pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

19 80 151

Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Binjai Tahun 2000

2 65 79

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

0 42 10

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Udara Dalam Rumah Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2008

1 32 98

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA POPULASI MIKROORGANISME UDARA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH TERJUN MEDAN.

0 2 2

HUBUNGAN ANTARA IMUNITAS PSIKOLOGIS DENGAN STRES PADA WARGA YANG TINGGAL DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN HUBUNGAN ANTARA IMUNITAS PSIKOLOGIS DENGAN STRES PADA WARGA YANG TINGGAL DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR (TPA) PUTRI CEMPO.

0 0 16