Riwayat hidup Bonani Onan Pardede

53 Na Pinadar 39 , dan Na Nidugu. Selanjutnya, jika Boru Pasaribu hendak mandi, maka air mandiannya harus tercampur dengan beras tumbuk yang tercampur dengan tujuh macam tunas daun. Lalu atas dasar keadaan dan peristiwa itulah Raja Sonak Malela menamai anaknya dengan nama Raja Napitupulu. Pada saat sekarang ini, kebiasaan- kebiasaan dari Ibunda Boru Pasaribu sepertinya masih terus mendarah daging kepada puteri- puteri marga Napitupulu. Banyak orang menilai jika Boru Napitupulu biasanya banyak permintaan dan keinginannya. Hal ini, mungkin terinspirasi dari Sonak Malela yang selalu hingga tidak sedikit orang menilai jika seseorang Boru Napitupulu itu biasanya banyak permintaannya. Ini mungkin terinspirasi akan kesetiaan Raja Sonakmalela yang selalu mengabulkan keinginan ibunda Raja Napitupulu. 40

2.6.5 Riwayat hidup Bonani Onan Pardede

Menurut cerita, setiap Raja Bonan ni Onan mengadakan pesta, hujan pasti turun, menyebabkan para undangan yang akan menghadiri pestanya selalu kehujanan dan mereka mengeluh dengan mengatakan “Na beha do i, sai dededede do langit molo marsiulaon Raja Bona ni onan on ” artinya, mengapa selalu turun hujan setiap Raja Bona Ni Onan mengadakan pesta. Maka sejak itulah maka Raja Bonani Onan digelar sebagai Raja Pardede. 36 Ikan khas Batak Toba, Ikan ini sekarang telah langka 37 Ikan lele dengan campuran bumbu khusus 38 Ikan dengan masakan khusus dengan bumbu tertentu 39 Ayam dengan masakan khas Batak Toba 40 diambil dari http:laurapardede.blogspot.com201209raja-sonakmalela.html dibenarkan oleh Turunan Sonak Malela Universitas Sumatera Utara 54 Kemudian Raja Bonani Onan Pardede dianggat menjadi anak oleh Sonak Malela. 41 Sampai saat ini adakalanya paham ini masih diyakini. Jika turun hujan pada waktu pesta turunan Raja Sonak Malela, maka turunannya dan beberapa masyarakat yang mengetahuinya akan menyebutkan; “ah udan ni pardede ido i” artinya itu adalah hujan pardede. Mereka beranggapan turunnya hujan adalah hal yang sangat lumrah terjadi pada setiap turunan Raja Sonak Malela mengadakan pesta. Sampai tahun 1940, banyak dari turunan Raja Bonani Onan, memakai marga Napitupulu dibelakang namanya yang mendijadikannya sebagai marga. Kemudian ada juga diantaranya memakai keduanya Napitupulu Pardede. Contoh; Parulian Napitupulu Pardede, Parsaoran Napitupulu Pardede dan lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa asal dari sebuah marga datang dari nama satu “Ompu Parsadaan” artinya kesatuan sebuah leluhur. Marga itulah yang dipakai turunannya menjadi nama persekutuan genealogis dalam turunan satu leluhur. Dahulu, nama yang diberikan kepada seseorang datang dari; perangai, cita- cita, kampung yang ditempati, peristiwa yang terjadi pada waktu hari kelahirannya, pengalaman masa hidup, keberuntungan, kondisi alam dan lain- lain. Demikian juga dengan penamaan yang diberikan kepada marga Pardede. Dalam hal “Habatahon” norma suku Batak Toba istilah dirajahon yaitu seseorang yang pada awalnya tidak berdarah Batak diampu atau diadopsi menjadi orang Batak atau dalam bahasa Batak disebut dibatakhon. 41 Raja Bonani Onan adalah Raja Napitupulu yang lahir dari putera sulungnya. Kisah ini sangat umum diketahui dan sudah menjadi hal yang lumrah bagi Turunan Raja Sonak Malela. Wawancara Bapak Drs. Humala Pardede pada maret 2015 Universitas Sumatera Utara 55 Hal itu menjadikan seseorang yang diadopsi tersebut masuk menjadi warga satu marga yang ada dalam Batak Toba. Contohnya, jika seseorang bersuku Sunda untuk masuk menjadi kelompok tertentu dalam komunitas Batak Toba maka orang tersebut dapat ditabalkan dirajahon menjadi marga Pardede. Dari penjelasan tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa istilah dirajahon adalah pemberian marga Batak kepada seseorang yang bukan turunan Si Raja Batak. Oleh sebab itu, Raja Bonani Onan tidaklah dirajahon, karena beliau adalah benar turunan dari Si Raja Batak generasi ke IX. Raja Bonani Onan Pardede disebut sebagai anak mangulahi dari Raja Sonak Malela. Semua turunan Raja Bonani Onan berasal dari darah Raja Bonani Onan, darah Raja Napitupulu, darah Sonak Malela. Setelah bertambah banyak, maka turunan Raja Simangunsong, Paung Mangaraja, Raja Napitupulu menyebar diberbagai tempat di Baligeraja. Lama kelamaan banyak diantara mereka yang pindah dan memulai hidup baru dalam sebuah perkampungan di Toba Holbung Habinsaran. Di sana mereka menjalani hidup yang lebih baik sehingga banyak diantara marga ini meninggalkan Baligeraja. Dari turunan Raja Mangunsong dan turunan Binduraja Rajabindu 42 tinggal di Baligeraja, walaupun tidak begitu banyak. Hal tersebut berbanding terbalik dengan turunan Raja Mardagul 43 yang lebih banyak pindah ke Habinsaran. Begitu juga dengan turunan Raja Marpaung yang lebih banyak tinggal di Baligeraja. 42 Anak kedua Raja Simangunsong 43 Anak pertama Raja Simangunsong Universitas Sumatera Utara 56 Sedangkan turunan Raja Simanampang 44 banyak merantau menuju Habinsaran. Begitu juga dengan turunan Raja Napitupulu, Sibegulaos 45 , hanya turunan Raja Mulia yang tinggal di Baligeraja dengan turunan Salimbabiat 46 . Dari turunan Raja Bonani Onan terbilang hanya sedikit saja yang meninggalkan kampung Baligeraja, yaitu turunan Salengkat Raja 47 yang bergerak kearah Humbang, yaitu ke Parlombuan, Sipahutar dan Siborong- borong tepatnya di Huta Parik Sabungan. Karena sudah banyak turunan Raja Mardagul, Bindu Raja, Raja Mangasean 48 , Raja Simanampang 49 , Sibegulaos 50 akhirnya pindah ke arah Habinsaran mengakibatkan turunan Raja Bonani Onan lebih banyak berdiam Baligeraja dari dulu hingga sekarang. Walaupun turunan Raja Bonani Onan pada umunya tinggal di Baligeraja diantara turunan saudaranya mereka mengetahui “ruhut- ruhut ni pardongansabutuhaon” norma dalam kekeluargaan, yaitu; marsihaholongan mengasihi, marsipasangapan saling menghargai dan saurdot sepenaggung- sependeritaan. 51 Berdasarkan penjelasan diatas bahwasanya pada awalnya seorang Batak belumlah memiliki marga melainkan nama. Namun dengan perkembangan selanjutnya, nama tersebut tetap digunakan oleh keturunannya dari satu ayah sebagai identitas bersama selain nama diri yang disandangnya, yang pada akhirnya nama belakang tersebut menjadi identitas bersama dari satu turunan 44 Anak kedua Raja Marpaung 45 Anak pertama Ulu Balang Raja, cucu Raja Napitupulu 46 Anak pertama Raja Napitupulu 47 Anak Raja Tandang Buhit, Cucu dari Bonani Onan 48 Anak pertama Raja Marpaung 49 Anak kedua Raja Marpaung 50 Anak Ulung Balang Raja, cucu Raja Napitupulu 51 Saurdot berasal dari kata urdot. Urdot adalah salah satu gerakan tari berupa gerakan naik-turun, Jadi saurdot diartikan sebagai satu gerakan yang kemudian dianalogikan kepada prilaku manusia. Universitas Sumatera Utara 57 dan selanjutnya nama bersama itulah yang menjadi marga. Begitu juga dengan marga Raja Bonani Onan yang sudah disebut dengan Pardede. Sebagaimana disebutkan sebelumnya yaitu selalu turunnya hujan apabila mereka ini mengadakan pesta. Sejak dari saat itulah masyarakat menyebut dan memanggil Pardede terhadap Raja Bonani Onan. Karena pardede sudah menjadi marga maka turunan Raja Sonak Malela kemudian bertambah menjadi empat marga. Raja Bonani Onan Pardede disebut sebagai “anak mangulahi” dari Raja Sonak Malela, yang disetarakan dengan puteranya yang lain yaitu Simangunsong anak tertua Marpaung anak ke dua Napitupulu anak ke tiga dan Pardede anak paling bungsu. Keempatnya marga tersebut dianggap setara dan sama posisiya pada setiap acara- acara adat, baik suka maupun duka. Itulah yang menjadi alasan penyetaraan, sejajar, parallel, singkron yang terdiri dari empat marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu dan Pardede. Dari keempat marga tersebut dianggap setara dan sama posisinya disetiap acara- acara adat kapan dan dimana saja. 52

2.6.6 Upacara- Upacara tradisional Pomparan Raja Sonak Malela