Sikap Narapidana Terhadap Program Pembinaan

82

5.2.2 Sikap Narapidana Terhadap Program Pembinaan

Pengukuran yang berikutnya yang berkenaan dengan respon narapidana terhadap program pembinaan melalui sikap. Pengukuran suatu sikap melalui beberapa bagian seperti yang diuraikan hasil penelitian sebagai berikut: Distribusi Responden Berdasarkan Persetujuan Terhadap Program Pembinaan Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan diperoleh bahwa seluruh responden setuju dengan program pembinnaan yang diberikan. Pembinaan penting dilaksanakan selama narapidana menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan karena dapat mengubah karakter dan pola pikir narapidana dengan cara memberikan program pembinaan yaitu pendidikan umum, pendidikan rohani, pendidikan keterampilan dan program pembinaan lainnya. Para narapidana yang menjalankan pembinaan dengan baik selama berada dilembaga pemasyarakatan lama-kelamaan akan terbiasa dengan program pembinaan yang diberikan sehingga ketika mereka keluar dari Lembaga Pemasyarakatan dan kembali ke masyarakat akan bertingkah laku seperti saat berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Kegunaan Pembinaan Untuk Membentuk Karakter yang Baik No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Berguna Kurang berguna 25 5 83,33 16,67 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.16 dapat kita lihat bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa pembinaan yang diterima berguna untuk membentuk karakter yang lebih baik dari sebelumnya karena menurut para responden setelah menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan reponden lebih sopan dalam berkata dan dalam tingkah lakunya. Hal ini sangat sesuai dengan tujuan dari pembinaan yaitu untuk memulihkan kembali keimanan para narapidana dengan membentuk karakter yang lebih baik dari sebelumnya agar nantinya dapat kembali dan diterima ditengah-tengah masyarakat. Universitas Sumatera Utara 84 Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kegunaan Pembinaan Terhadap Meningkatnya Pengetahuan, Keterampilan, dan Keimanan No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Berguna Kurang berguna 20 10 66,67 33,33 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.17 mayoritas responden menjawab bahwa pembinaan yang mereka terima dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keimanan mereka. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi narapidana yang buta huruf karena setelah berada di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan dan mendapatkan pembinaan mereka dapat membaca, dan memperoleh keterampilan yang nantinya bissa menjadi bekal setelah mereka keluar dari Lembaga Pemaysarakatan. Dari hasil wawancara dengan Diki Darmawan 17 tahun menyatakan”pembinaan yang mereka terima dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mereka hal ini tentu sangat bermanfaat untuk bekal hidup mereka di masa yang akan datang”. Sementara itu ada juga beberapa responden yang menyatakan kurang berguna, hal ini disebabkan keterampilan-keterampilan yang di berikan tidak sesuai dengan hoby mereka sehingga dia beranggapan bahwa keterampilan- keterampilan yang diberikan kurang berguna bagi dirinya. Dan tidak ada responden yang menjawab bahwa pembinaan yang diberikan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keimanan tidak berguna. Universitas Sumatera Utara 85 Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasrkan Manfaat Pembinaan yang Diberikan No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Bermanfaat Kurang bermanfaat 27 3 90 10 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.18 dapat kita lihat bahwa sebagian besar narapidan merasakan manfaat dari pembinaan yang diberikan. Dan berdasarkan wawancara peneliti kepada para responden mereka sangat merasakan manfaat dari pembinaan yaitu semangkin menikatnya ketaqwaan, semakin sadar akan perbuatannya, dan semakin terampil dalam menatap kehidupan kedepan yang lebih baik. Pembinaan sebagai salah satu proses yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan yang harus dijalani oleh narapidana dimana nantinya para narapidana mampu memperbaiki diri dan bukan dilakukan dengan menggunakan sistem kepenjaraan ataupun kekerasan sehingga nantinya apabila keluar dari penjara mereka tidak dikucilkan oleh masyarakat. Responden yang menyatakan kurang berguna beralasan bahwa pembinaan yang dilakukan hanyalah rutinitas sehari-hari. Dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa pembinaan yang dilakukan petugas itu tidak berguna. Universitas Sumatera Utara 86 Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Menu Makanan yang disediakan No. Kategori Frekwensi F Responden 1 2 3 Baik Kurang baik Tidak baik 3 16 11 10 53,33 36,67 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2013 Sebagian responden beranggapan bahwa menu makanan yang dimasak belum layak konsumsi karena sebelum masuk ke Lembaga Pemasyarakatan mereka lebih sering menikmati makanan-makanan yang enak dan sesuai keinginan mereka. Apabila ada keluarga yang menjenguk mereka dan membawa makanan dari rumah, mereka tentu sangat senang sekali hal ini disebabkan makanan-makanan yg enak dan bergizi jaraang mereka konsumsi selama beradaa di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Pada prinsipnya para narapidana berhak untuk mendapatkan makanan yang enak dan layak konsumsi dan tentunya bergizi. Agar para narapidana tidak kekurangan gizi dan jatuh sakit. Karena keterbatasan keuangan di Lembaga Pemasyarakatan para narapida lebih cenderung mendapatkan makan yang kurang bergi dan bahkan makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi. Narapidana diberi makan 3 kali sehari. Makan bagi para narapidana dimasak sesuia dengan daftar makanan yang berganti setiap hari dan diperbaharui setiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Petugas dalam Menangani Narapidana yang Sakit No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Peduli Kurang peduli 27 3 90 10 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.20 dapat kita lihat bahwa mayoritas responden menyatakan petugas peduli apabila narapidana mengalami sakit. Dari hasil observasi di lapangan, peneliti melihat bahwa petugas langsung merespon apabila mengetahui bahwa ada narapidan yang sakit dan langsung dibawa ke ruang kesehatan untuk diperiksa dan kemudian di berikan obat. Respon yang dilakukan petugas apabila mengetahuia bahwa ada narapidana yang sakit sudah cukup baik, hanya saja ada kendala yaitu mengenai keterbatasan fasilitas kesehatan seperti obat dan peralatan medis. Para narapidana pada umumnya mengalami penyakit-penyakit yang ringan seperti demam, flu, batuk, sakit perut, gangguan pencernaan dan lain sebagainya. Dan ada juga yang mengalami penyakit kulit seperti bisul yang disebabkan kurangnya sanitasi lingkungan, seperti keadaan rangan yang padat ataupun air yang kruang bersih. Ada juga responden yang menyatakan bahwa petugas kurang peduli, hal ini dikarenakaan responden tidak langsung melapor kepada petugas dan seperti malu-malu. Universitas Sumatera Utara 88 Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkam Perbaikan Sarana dan Prasarana di LP No. Kategori Frekwensi F Persentase 1 2 Perlu Kurang perlu 19 11 63,33 36,67 Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner 2013 Tabel 5.21 menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan perlu adanya perbaikan sarana dan prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gutsa Medan dikarenakan mereka menilai bahwa sarana dan prasrana yang ada saat ini kurang memadai seperti fasilitas kamar tidur, perlengkapan makan, fasilitas olah raga dan lain sebagainya. Berdasarkana wawancara peneliti dengan salah seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan menyatakan”dalam melakukan perbaikan sarana dan prasarana harus ada persetujuan dari Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Ham agar diberi anggaran untuk dapat memperbaikinya”. Reponden yang menyatakan kurang perlu adanya perbaikan sarana prasarana di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan karena meraka merasa bahwa sarana dan prasarana yang ada sudah cukup memuaskan dan mereka lebih mengomentari tentang kondisi makanan sehar- harilah yang harusnya diperbaiki ketimbang sarana dan prasarana. Universitas Sumatera Utara 89 Berdasarkan hasil skala likert lampiran 1 diketahui bahwa responden memiliki sikap terhadap program pembinaan, diberikan nilai sebagai berikut : = 118 : 5x30 = 118 : 150 = 0,786 Keterangan : Jumlah skor variabel persepsi = 118 Jumlah sub variabel pertanyaan = 5 Jumlah responden = 30 Hasil skor variabel persepsi V2 = 0,786 Hasil skala likert tersebut menunjukkan bahwa nilai sikap terhadap program pembinaan yaitu 0,786 dan berada diantara 0,33 sampai dengan 1, sehingga menunjukkan respon yang positif. Hal ini dikarenakan para responden setuju, menerima dan menilai baik program pembinaan yang diberikan. Universitas Sumatera Utara 90

5.2.3 Partispasi Narapidana Terhadap Program Pembinaan