64
5.1 Analisis Identitas Responden
Untuk mengetahui data identitas responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka dpat dilihat dari uraian tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No. Kategori Umur tahun
Frekwensi F Persentase
1 2
3 16-18 tahun
19-21 tahun 22-24 tahun
14 10
6 46,67
33,33 20
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013 Usia seseorang mempengaruhi cara berpikir dan bertidak, semakinbanyak
usia seseorang biasanya semakin matang pemikiran untuk tidak melakukan tindak kejahatan. Umumnya seorang anak berusia 16-18 tahun mengalami keadaan
emosi yang tidak stabil, dimana pada tingkat usia tersebut seorang anak memiliki emosi yg cukup tinggi.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 16-18 tahun, biasanya pada umur ini mereka dikatagorikan sebagai anak
remaja yang belum mampu mengontrol dirinya dengan baik, dan sesuai dengan jawaban responden mayoritas melakukan tindak pidana yang tergolong dalam
perilaku kenakalan remaja seperti penyalahgunaan narkoba dan pencurian krena di usian ini seorang anak masih mencari jati dirinya. Responden yang berusia 19-21
Universitas Sumatera Utara
65
tahun biasanya melakukan tindakan asusila dan perkelahian karena di usia ini kondisi psikologis anak masih belum stabil. Sedanagkan responden yang berusia
22-24 tahun biasanya melakukan tindak pidana berat, seperti perampokan dan pembunuhan.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No. Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 4
Islam Kristen Khatolik
Kristen protestan Budha
13 8
7 2
43,33 26,67
23,33 6,67
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013 Agama bukanlah faktor penyebab seorang anak melakukan tindak pidana
kejahatan, hal ini dikarenakan semua agama selalu mengajarkan kepada penganutnya agar melakukan kebaikan ddan menjauhi segala tindak kejahatan,
namun pada kenyataannya di dunia ini banyak penganut agama dalam hal ini anak-anak tidak menuruti ajaran agamanya dan cenderung melakukan apa yang
sesuai dengan keinginannya tanpa memikirkan perbuatannya tersebut benar atau salah.
Universitas Sumatera Utara
66
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa hanya ada 4 agama yang dianut responden yang menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak
Tanjung Gusta Medan yaitu Islam, Kristen Khatolik, Kristen Protestan, dan Budha. Mayoritas responden beragama Islam karena Lembaga Pemasyarakatan
Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan terletak di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang mayoritas penduduknya beragam Islam dan penduduk yang beragana
Kristen Khatolik dan Kristen Protestan tidak lebih banyak di bandingkan dengan agama Islam sementara agama Budha merupakan agam yang tergolong minoritas
di medan.
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
No. Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 4
5 6
Jawa Batak Toba
Chines Karo
Mandailing Nias
8 4
3 6
5 4
26,67 13,33
10 20
16,67 13,33
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
67
Suku bangsa asli masyarakat Medan adlah suku bangsa melayu, namun seiring berjalannya waktu jarang kita temui suku bangsa melayu khusunya di Kota
Medan. Kota Medan merupakan kota dimana para penduduknya berasal dari kota- kota lain yang datang ke Kota Medan dengan tujuan untuk bekerja dan mengadu
nasib di kota medan. Di antara suku bangsa tersebut adalah suku bangsa Jawa, Mandailing, Batak Toba, Karo, Nais, dan ada juga suku bangsa Chines.
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui responden memiliki suku bangsa yang berbeda-beda. Sebagian besar reseponden adalah suku Jawa yang merupakan
pendatang di Kota Medan disamping itu ada juga responden yang bersuku bangsa Batak Toba, suku Karo, Mandailing, ada juga suku bangsa Nias yang merupakan
pendatang dari pulau Nias dan ada juga suku bangsa Chines yg merupakan suku bangsa yang minoritas di Kota Medan.
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Asal Daerah
No. Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 4
5 6
7 Medan
Binjai Deli Serdang
Tjng. Balai P. Siantar
Tapanuli Selatan Mojokereto
9 5
6 3
4 2
1 30
16,67 20
10 13,33
6,67 3,33
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
68
Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan terletak di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara di mana Kota Medan sendiri merupakan
Ibu Kota dari Provinsi Sumatera Utara. Banyak penduduk di Kota Medan berasal dari luar daerah Kota Medan. Dan ada juga penduduk yang melakukan tindak
pidana kejahatan diluar Kota Medan kemudian di masukan ke dalam Lembaga Pemasyrakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan. Responden yang berasal
dari luar Kota Medan cukup banyak antara lain berasal dari kota, Binjai, Pematang Siantar, Tanjung Balai, Kabupaten Deli Serdang, Tapanuli Selatan dan
ada juga yang berasal dari pulau jawa yaitu dari Kota Mojokerto.
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No. Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 SD
SLTP SMA
9 14
7 30
46,67 23,33
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013 Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Diaman nantinya pendidikan mampu menambah pengetahuan dan kecerdasan dari manusia itu sendiri. Pendidiakn juga sangat berpengaruh dalam merubah serta
meningkatkan perilaku manusia sehingga mampu membedakan anatara yang baik dengan yang buruk, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin matang
Universitas Sumatera Utara
69
pula pemikirannya untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum. Dan biasanya yang sering melakukan tindak kejahatan yang melanggar hukum adalah
anak-anak yang tingkat pendidikannya rendah atau putus sekolah dan anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang ataupun pengawasan dari orang tauanya.
Peneliti menemukan salah satu responden yang berpendidikan terakhir SMA yang bernama Imanuel Tarigan 21 tahun dan peneliti tertarik
mewawancarainya dan Imanuel Tarigan menyatakan “saya dulu bersekolah di salah satu SMA di Binjai, saya melakukan pencurian di salah satu toko yang
menjual makanan-makanan dan minuman-minuman di kota binjai, hal ini saya lakukan karena saya tidak punya uang lagi buat menuhin kebutuhan
saya, org tua sayan tergolong tidak mampu dan tidak mampu memenuhi kebutuhan saya sehingga saya melakukan pencurian untuk memenuh
i
kebuthan saya, dan sekarang saya menyesal dan ke depannya saya akan coba bekerja agar bisa memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan saya”.
Tabel 5.5 menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu SMP, hali ini disebabkan oleh keadaan ekonomi orang tua yang
tidak mendudukung sehingga tingkat pendidikan yang dimiliki responden sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku dalam mengambil keputusan dan tindakan
tanpa berikir terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tindak Pidana
No. Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 4
5 6
Asusila Perampokan
Pencurian Narkoba
Penganiayaan pembunuhan
7 4
5 9
2 3
23,33 13,33
16,67 30
6,67 10
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.6 tindak pidana terbanyak adalah kasus narkoba. Hal
ini disebabkan semakin maraknya peradaran narkoba dikalangan masyarakan khusunya remaja. Mudahnya memperoleh narkoba dan kurangnya pengawasan
dari orang tua semakin menambah maraknya peredaran narkoba dikalangan remaja.
Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang responden kasus narkoba
yang bernama Ali Imran 20 tahun menyatakan “sekarang ada banyak jenis narkoba yang beredar dikalangan remaja dan semuanya sangat mudah di
dapat narkoba beredar bebas dikalangan remaja awalnya saya memang coba-coba tapi lama kelamaan saya jadi ketergantungan kurangnya
perhatian serta kasih sayang dari orang tua membuat saya frustasi dan mengkonsumsi narkoba untuk menghilangkan rasa frustasi saya”.
Universitas Sumatera Utara
71
Dalam kasus perampokan dan pencurian, responden mengaku bahwa mereka melakukannya karena alasan ekonomi yang disebabkan keadaan ekonomi
keluarga mereka yang tergolong tidak mampu ataupun miskin, sehingga mereka melakukan hal tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhannya sahari-hari.
Sementara itu dalam kasus asusila mereka melakukannya karena nafsu sesaat yg di akibatkan oleh film-film porno yang beredar dikalangan remaja khususnya di
dilingkungan sekolah. Dan pada kasus pembunuhan dan penganiayaan mereka mengaku melakukannya karena alasan sakit hati dan juga dendam.
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Masa Hukuman
No Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 4
1-2 tahun 3-4 tahun
5-6 tahun 6 tahun keatas
7 8
9 6
23,33 26,67
30 20
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dalam tabel 5.7 dapat kita lihat bahwa dengan bermacam perbedaan tindak
pidana yang dilakukan responden maka berbeda pula lama masa hukuman yang diterimanya. Semakin berat tindak pidana yang dilakukannya maka semakin berat
pula lama masa hukuman yang harus dijalaninya. Hal ini harus disesuaikan dengan Undang-Undang yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
72
Narapidana anak di Lembaga Pemasyarakatan Klas-A Anak Tanjung Gusta Medan memiliki lama masa hukuman yang berbeda-beda mulai dari 1 tahun
sampai lebih dari 6 tahun. Dalam hal ini tindak pidana ringan seperti pencurian karena alasan kesulitan ekonomi mendapat masa hukuman lebih sedikit bila
dibandingkan dengan tindak pidana kasus pembunuhuan, narkoba, ataupun kasus asusila yang harus menjalani hukuman yang lebih berat sesuai Undang-Undang
yang berlaku.
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Masa Hukuman Yang Telah
Dijalani No.
Kategori Frekwensi F
Persentase
1 2
3 4
5 1 tahun
2 tahun 3 tahun
4 tahun 5 tahun
6 7
9 5
3 20
23,33 30
16,67 10
Jumlah 30
100
Sumber : Kuesioner 2013 Tabel 5.8 menunjukan lama masa hukuman yang telah dijalani responden
antara 1-5 tahun sesuai dengan penentuan sampel dalam bab metodologi penelitian yaitu yang menjadi sampel adalah narapidana yang telah menjalani
masa hukuman 1-5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
73
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan tidak membeda-bedakan antara penghuni lama ataupun penghuni baru hal ini di dukung
denga wawancara saya dengan salah satu narapidana anak yang tidak bersedia
disebutkan namanya”di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Klas-II A Anak Tanjung Gusta Medan tidak ada perbedaan ataupun jarak antara
penghuni lama dengan penghuni baru kami semua saling menghargai satu sama lain sehingga keadaan dalam lingkungan kami selalu aman dan
tentram tanpa ada terjadi keributan antara sesama narapidana karena jika terjadi keributan akan dikenakan sanksi oleh petugas”.
5.2 Analisis Data Penelitian