KERANGKA SEMIOTIKA

BAB IV KERANGKA SEMIOTIKA

A. Model Semiotika

Sebelum berbicara mengenai model semiotika yang bisa dilakukan dalam menelaah teks media, perlu diketahui juga perbedaan mendasar antara analisis isi kuantitatif dengan analisis semiotika.

Analisis isi dan analisis semiotika memiliki perbedaan sebagai berikut : pertama, analisisi isi menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis isi manifest dari teks media, sementara itu semiotika justru melihat teks media sebagai suatu struktur keseluruhan dan mencari makna yang laten atau tersembunyi dari sebuah teks berita.

Dalam semiotika, tidak ada alasan bahwa item yang paling sering muncul adalah yang paling penting

atau paling signifikan, tetapi harus dilihat secara keseluruhan. Analisis isi kuantitatif terlalu banyak memberikan penekanan pada pengulangan dari tanda (yakni frekuensi kemunculan) dan hanya sedikit memberi perhatian pada signifikasinya bagi khalayak.

Bila pembaca tidak memahami ada apa di balik teks, pengulangan atau persoalan beberapa kali sesuatu muncul dalam system pesan maka repetisi menjadi tidak relevan lagi. Dengan kata lain, bukanlah signifikasi suatu repetisi yang penting melainkan repetisi dari signifikasi yang penting.

Perbedaan Kedua, analisis isi tidak mampu menangkap konteks makna di mana sebuah teks tertulis memiliki makna. Dalam hal ini, konteks dapat didefinisikan sebagai alur narasi (plot), lingkungan semantic (maknawi yang paling dekat) gaya bahasa yang berlaku dan kaitan antara teks dan pengalaman atau pengetahuan.

Banyak sebenarnya Kerangka analisis semiotika tetapi untuk lebih mudahnya bisa digunakan kerangka analisis semiotika sosial yang ditawarkan oleh Haliday dan Hassan, model

Pierce, atau model semiotika Roland Barthes 40

Masing-masing model atau teknik analisis semiotika di atas mempunyai tingkat kesukaran sendiri-sendiri dan harus disesuaikan dengan teks yang akan diteliti. Bila ingin mengupas makna di balik sebuah iklan, maka sebaiknya menggunakan model semiotika Pierce atau Roland Barthes apabila ingin melihat konotasi serta mitos yang ditimbulkan iklan tersebut. Bila ingin melihat seberapa jauh wartawan memaknai peristiwa yang ada maka lebih cocok bila menggunakan kerangka atau model analisis semiotika MK Halliday yang lebih sederhana. Contoh-contoh penelitian yang menyertai buku ini menggunakan model konotasi dua tahap Roland Barthes dan kerangka semiotika MK Halliday yang lebih mengarah pada semiotika sosial. Ada juga contoh analisis semiotika iklan menggunakan model Charles Sander Pierce.

40 Baca lebih jelas dalam karya Alex Sobur , Analisis Teks Media (Rosda Karya Bandung, 2001) hal.148-149

Metode penelitian yang digunakan dalam semiotika adalah interpretative. Secara metodelogis, kritisme yang terkandung dalam teori-teori interpretative menyebabkan cara berpikir mazhab kritis terbawa pula dalam kajian semiotika ini.

Aliran Frankfurt terkenal kritis dengan persoalan lambang atau symbol yang dipakai sebagai alat persekongkolan atau hegemoni. Kekuasaan hegemonic merupakan kekuasaan dari satu kelompok masyarakat yang diterima atau dianggap sah oleh kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

Sesuai dengan paradigma kritis, maka analisis semiotika bersifat kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternative.

“Seperti halnya dalam analisis wacana, pada umumnya ada tiga jenis masalah yang hendak diulas dalam analisis semiotika. Pertama adalah masalah makna (the problem of meaning) bagaimana orang memahami pesan? Informasi apa yang terkandung dalam struktur sebuah pesan? Kedua, masalah tindakan atau pengetahuan tentang bagaimana memperoleh sesuatu melalui pembicaraan. Ketiga masalah koherensi yang menggambarkan bagaimana

membentuk pola pembicaraan masuk akal dan logis dan dapat dimengerti.” 41

Persoalan bagaimana perlakuan tertentu atas fakta diantaranya bisa diamati dalam analisis wacana (semiotika sosial) dari Halliday dan Hassan . Menurut mereka, dalam semiotika sosial ada tiga unsur yang menjadi pusat perhatian penafsiran teks secara kontekstual yaitu:

UNSUR SEMIOTIKA SOSIAL M.K HALLIDAY

Unsur Keterangan Medan Wacana

menunjuk pada hal yang terjadi: apa yang dijadikan (field of discourse) wacana oleh pelaku (media massa) mengenai sesuatu

yang sedang terjadi di lapangan peristiwa

Pelibat wacana menunjuk pada orang-orang yang dicantumkan dalam (tenor of discourse)

teks (berita); sifat orang-orang itu, kedudukan dan peranan mereka. Dengan kata lain, siapa saja yang Dikutip dan bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya.