KOMITMEN TUGAS KEPALA SEKOLAH
BAB IV KOMITMEN TUGAS KEPALA SEKOLAH
A. Defenisi Komitmen
Komitmen sesuatu yang mencerminkan keluasan individu terlibat dalamtugas apa pun yang dikerjakannya. Komitmen juga dapat didefenisikan sebagai tidak pernah memalingkan muka dari tujuan yang telah ditetapkan. 69 Komitmen berasal dari bahasa
inggris, commitment, yang berarti (1) the trait of sincere and steadfast fixity of purpose; (2) the act of binding your self (intelectually or emotionally) to a course of action. defenisi serta mempunyai makna sifat tulus dan menetap suatu tujuan. Sedangkan defenisi kedua adalah tindakan mengikat kan diri secara intelektual dan emosional terhadap seseatu hal. Berdasarkan dua defenisi di atas, komitmen dapat diartikan
ketulusan atau ketertarikan hati untuk melakukan sesuatu. 70 Komitmen dalam pengertian sederhana dapat diartikan persetujuan
dan kesediaan seseorang mematuhi dan melaksanakan segala yang telah disepakati secara bersama-sama. Baik itu undang- undang atau peraturan yang ada. Menurut Hersey dkk (dalam Bambang setiawan) bahwa terdapat lima model komitmen. Yaitu (1) komitmen pelanggan, (2) komitmen kepada organisasi, (3) komitmen kepada diri sendiri, (4) komitmen kepada orang-orang,
70 Evinus, Op. Cit., hal 7. Naila Rahmadani, Menjadi Guru Inspiratif Aplikasi ilmu Psikologi Positif Dalam Dunia Pendidikan ( Jakarta: 2012), hal 86-87 70 Evinus, Op. Cit., hal 7. Naila Rahmadani, Menjadi Guru Inspiratif Aplikasi ilmu Psikologi Positif Dalam Dunia Pendidikan ( Jakarta: 2012), hal 86-87
komitmen seseorang yang disajikan dalam gambar dibawah ini:
Gambar: 2.8 Model bentuk kunci Komitmen
Porter et al yang dikutip oleh Ulker Colakoglu et al dalam jurnalnya
komitmen organisasi didefinisikan dalam hal pengenalan kekuatan keterlibatan individu dalam organisasi tertentu. Komitmen dapat dicirikan oleh setidaknya tiga faktor: 1) penerimaan tujuan dan nilai-nilai organisasi, 2) kesediaan untuk bekerja atas nama organisasi, dan
mengungkapkan
bahwa
3) motivasi yang kuat untuk tetap berada dalam organisasi tersebut. 72 Pentingnya komitmen juga dinyatakan oleh Sen seperti
yang dikutip oleh Fabienne Peter dan Hans Bernhard Schmid, bahwa; 1) komitmen memberikan konsep yang luas mengenai alasan seseorang dalam memilih dan 2) komitmen berguna dalam
71 Bambang Setiawan, Pengaruh Iklim Organisasi Pengetahuan Manajemen dan Komunikasi interversonal Terhadap kinerja Pengawas Depertemen Luar 72 Negari. (Disertasi UNJ: 2008), hal 45
Colakoglu et al, Ulker, The Effect of Percieved Organisational Support on Employee’s Affective Outcome: Evidence from the Hotel Industry (Tourism and Hospitality Management: Vol. 16, No. 2, PP. 125-150: 2010), hal 128.
menjelaskan perilaku seseorang. 73 Kemudian pula pendapat yang serupa yang dikemukakan oleh Chis Stride et al, bahwa secara
umum komitmen organisasi merupakan segenap reaksi perasaan seseorang terhadap organisasinya. 74
Jika pengertian kedua terminologi di atas diintegrasikan, maka komitmen terhadap tugas dapat diartikan sebagai kesedian individu untuk terlibat secara lebih luas dan tidak memalingkan muka terhadap tujuan bersama yang tergabung dalam bidang pekerjaan yang digelutinya. George dan Jones (dalam Elvinus 2013) bahwa komitmen merupakan kumpulan perasaan kepercayaan yang dimiliki setiap anggota tugas mengenai pekerjaan atau tugas secara keseluruhan.
Komitmen adalah tingkat di mana seseorang mengkaitkan dirinya kedalam tugas tertentu dan saran-sarannya dan terhadap mempertahankan
Komitmen juga dapat didefenisikan sebagai keinginan kuat untuk menjalankan tugas tertentu; keinginan untuk berusaha keras sesuai tugas dan fungsi tertentu serta penerimaan nilai dan tujuan. Kemudian oleh Buchanan seperti yang juga dikutip oleh Ulker Colakoglu bahwa komitmen terdiri atas tiga unsur komitmen yakni; a) identification; adopsi tujuan dan nilai seseorang pada organisasinya, b) involvement; keterlebatan pada organisasi, c) loyalty; keterkaitan
eksistensinya.
perasaan seseorang dengan organisasinya. 75 Mengacu kepada keikutsertaan dalam organisasi dikerenakan kontribusinya kepada
organisasi. 76 Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan layolitas seseorang pada tugas dan fungsi dimana
73 Peter, Fabien and Bernhar Schmid, Rationality and Commitment (New York: 74 Oxford Universit Press: 2007) hal 6
75 Chris Op. Cit., hal 39 76 Ulker Op. Cit., hal 128. Stride, et al Chir, Measures of Job Statisfation, Organisational Commitment, Mental, Health And Job-related Well-being (Englan Wiley & Sons, Ltd), hal 39 75 Chris Op. Cit., hal 39 76 Ulker Op. Cit., hal 128. Stride, et al Chir, Measures of Job Statisfation, Organisational Commitment, Mental, Health And Job-related Well-being (Englan Wiley & Sons, Ltd), hal 39
Istilah “tugas” berarti orang yang benar-benar memahami seluk beluk tugasnya secara lebih mendalam. Usman (dalam Elvinus 2013) menyatakan bahwa tugas yang beri menguasai seluk beluk peran, fungsi tugasnya dan pengetahuan lain yang terkait dengan tugas tersebut. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Warawan (2002: 1) mendefenisikan tugas sebagai pekerjaan yang untuk melaksanakannya memerlukan sejumlah persyaratan tertentu, Wirawan menjelaskan bahwa istilah “tugas” selalu terkait dengan pekerjaan pekerja kerah putih (white collar worker job) dan jauh dari kesan pekerjaan pekerja kerah biru ( blue collar worker job) atau pekerjaan kasar.
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin- pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan Telah kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan Hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.
Ayat ini berbicara pada tataran ideal tentang sosok pemimpin yang akan memberikan dampak kebaikan dalam kehidupan rakyat secara keseluruhan, seperti yang ada pada diri para nabi manusia pilihan Allah. Karena secara korelatif, ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat ini dalam konteks menggambarkan para nabi yang memberikan contoh keteladanan dalam membimbing umat ke jalan yang mensejahterakan umat lahir dan bathin. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ayat ini merupakan landasan prinsip dalam Ayat ini berbicara pada tataran ideal tentang sosok pemimpin yang akan memberikan dampak kebaikan dalam kehidupan rakyat secara keseluruhan, seperti yang ada pada diri para nabi manusia pilihan Allah. Karena secara korelatif, ayat-ayat sebelum dan sesudah ayat ini dalam konteks menggambarkan para nabi yang memberikan contoh keteladanan dalam membimbing umat ke jalan yang mensejahterakan umat lahir dan bathin. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa ayat ini merupakan landasan prinsip dalam
Komitmen terhadap tugas ini perlu dipelihara ditingkatkan dalam rangka menjamin peningkatan karirnya. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan empat faktor; yakni: (1) konsistensi, (2) partisipasi, (3) pembaharuan (renewal) (4) penguatan hasil (reinforcement of result). Komitmen seseorang terhadap tugas dapat berfluktuasi sesuai dengan keberadaan faktor yang mempengaruhinya. sebagai contoh; jika politik kantor dalam sebuah organisasi mengharuskan seseorang dekat dengan atasannya agar dapat dipromosikan pada jenjang jabatan yang tinggi, maka komitmennya terhadap tugasnya akan menurun. demikian juga dengan faktor-faktor lain.
Dari paparan teori di atas maka dapat disentesiskan komitmen terhadap tugas merupakan kekuatan hasrat atau keinginan seorang pemimpin untuk tetap konsisten menjadi pimpinan dalam menerapkan atau melaksanakan tugas sebagai kepala kepala sekolah. Sehingga dalam organisasi dengan menerima nilai-nilai dan tujuan tersebut, yang tinggi rendahnya ditandai dengan indikator; (1) kedekatan emosional, (2) identifikasi dan keterlibatan dalam pengembangan tugas, (3) keinginan untuk meningkatkan standar pekerjaannya dalam tugas yang dipilih, (4) kekuatan hasrat untuk tetap dalam tugasnya, dan (5) perasaan wajib untuk tetap berada dalam lingkup tugas tersebut.
B. Komitmen Tugas Kepala Sekolah
Komitmen berarti sesuatu yang mencerminkan keluasan individu terlibat dalam tugas apa pun yang dikerjakannya. 77
Komitmen juga dapat didefinisikan sebagai tidak pernah
77 K Robert, Cooper dan Angelo Kinicki, Organizational Behavior (New York: Mc Graw-Hill,Book Co., 2004), hal 698 77 K Robert, Cooper dan Angelo Kinicki, Organizational Behavior (New York: Mc Graw-Hill,Book Co., 2004), hal 698
sebagai kemampuan menerjemahkan harapan atau teori ke dalam tindakan yang bermakna dan mengabstraksikan gagasan-gagasan ke dalam hasil- hasil praktis. Jika pengertian ketiga terminologi di atas diintegrasikan maka komitmen terhadap tugas dapat diartikan sebagai kesediaan individu untuk terlibat secara lebih luas dan tidak memalingkan muka terhadap tujuan bersama yang tergabung dalam bidang pekerjaan yang digelutinya. Relevan dengan hasil sintesis tersebut George dan Jones menegaskan bahwa komitmen merupakan kumpulan perasaan dan keperoayaan yang dimiliki setiap
mendefinisikan
komitmen
pekerjaannya secara keseluruhan. 79 Komitmen adalah tingkat di mana karyawan
mengkaitkan dirinya ke dalam tugas tertentu terhadap sasaran- sasarannya dan bertahap mempertahankan keanggotaannya. 80
komitmen juga dapat didefenisikan sebagai keinginan kuat untuk tetap menjalankan tugas tertentu, keinginan berusaha keras untuk menjalankan tugas dan fungsi tertentu serta penerimaan nilai dan
tujuan. 81 dengan kata lain ini merupakan sikap yang merelefsikan loyalitas seseorang terhadap tugas dan fungsi dimana seluruh
perhatian dan kemampuan dan sebagian besar diperuntukkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komitmen dapat diartikan sebagai sikap seseorang tetap berada kolidor tugas dan fungsi serta terlibat dalam upaya mencapai misi, nilai-nilai dan tujuan. faktor komitmen dipandang penting kerena seseorang memiliki komitmen yang tinggi terhadap
78 John C. Maxwell, Qualities of a Leader (Mumbai: Magna Publishing Co. Ltd., 79 2000), hal .18.
M Jennifer, George dan Gareth R. Jones, Understanding and Managing Organizational Behavior (New Jersey: Perarson Education Inc., 2005), 80 hal.100. 81 Robin (2005), Op. Cit, hal. 94 Luthans Firet, Organazational Behavior (Newyor: McGraw Hill Inc, 2008). hal
menerima nilai-nilai nilai-nilai dan tujuan organisasi; 82 Dengan kata lain, ini adalah sebuah sikap kesetiaan pemimpin terhadap
organisasi dan proses yang berjalan melalui partisipasi organisasi yang jelas dan perhatian mereka untuk kesuksesan serta kesejahteraan organisasi. Komitmen merupakan salah satu dari pilar yang dibutuhkan guna membangun sebuah perusahaan yang baik. Tingkat komitmen tersebut memberikan kontribusi pada tingkat kinerja, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar.2.9 Pillars of High Commitment, High Performance
Organizations Sumber: Michael Beer, High Commitment, High
Performance, (2009) 83
82 Ibid., hal 249.
83 Tiga dimensi yang dijelaskan Luthans tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Pertama, hasrat yang kuat untuk tetap
menjadi anggota organisasi tertentu (a strong desire to remain the member of a particular organization). Definisi ini memandang komitmen dalam konteks loyalitas seseorang terhadap pekerjaannya. Banyak para ahli yang menafsirkan komitmen merupakan sikap seseorang dalam menerima nilai-nilai, tujuan- tujuan pekerjaannya dan mengaktualisasikannya ke dalam bentuk yang nyata. Sementara itu, Porter et al berpendapat bahwa komitmen terdiri atas tiga dimensi, yakni; a) keinginan untuk merawat dan menjaga keanggotaan organisasi, b) yakin dapat menerima nilai dan tujuan organisasi, c) keinginan keras berusaha
“pressure” demi oranisasi. 84 Kemudian komitmen bisa digabung yang pada akhirnya akan mengancam kinerja karyawan. 85
Berdasarkan konsep yang dikemukan di atas dapat disentesiskan, komitmen terhadap tugas kepala sekolah merupakan kekuatan hasrat atau keinginan seseorang pemimpin untuk tetap konsisten menjadi
menerapkan atau melaksanakan tugas sebagai pemegang kewenangan sebagai kepala sekolah. Sehingga dalam organisasi dengan menerima nilai- nilai tujuan tugas tersebut, yang tinggi rendahnya. Dengan indikator; (1) kedekatan emosional, (2) keterlibatan dalam tugas, (3) meningkatkan standar pekerjaannya, (4) perasaan didalam lingkungan tugas.
pemimpin
dalam
83 Beer Michael, High Commitment, High Performance (America: Jossey Bass: 84 2009), hal. 20 Aaron Cohen, Multiple Comitments in the Workplace, (Lawrence Eribaun 85 Associates: 2008), hal 19.
Cindi Coe, et al, dkk. Coacing for Comitment: Achieving Superior Performance From Individuals and Teams (San Frasisco: John iley & Son, Inc: 2008), hal 14
BAB V
ANALISIS PENELITIAN PROFESIONALITAS