Defenisi Budaya organisasi
A. Defenisi Budaya organisasi
Budaya merupakan salah satu cara hidup bersama dalam menyesuaikan diri. Dengan lingkungan alam yang merupakan strategi manusia dalam memenuhi kebutuhannya, kata budaya (culture) mempunyai banyak arti, budaya setiap orang berbeda dengan orang lain dan budaya akan sulit dijelaskan secara konseptual dan defenitif apa beila diterapkan dalam organisasi. Dengan demikian organisasi mencakup juga aspek-aspek budaya yang terwujud dalam bentuk cita-cita, legenda bisnis yang berhasil, nilai simbol-simbol yang berm, makna bagi setiap insan yang berada dalam setiap organisasi itu. 56 Menurut pendapat Schein
(dalam Pupuh Fathurrohman) budaya sebuah organisasi terbentuk sebagai tanggapan terhadap dua hal, yaitu: (1) persoalan-persoalan adaptasi dan survival yang bersifat eksternal, dan (2) persoalan-
persoalan integrasi organisasi internal. 57 Dalam bahasa Arab, pengorganisasian diistilahkan dengan al-tandhim. Menurut Mahmud
Hawary:
56 Hadi Djamal Abdul, Pengaruh Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi, Dan Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Produk Garbarata PT Bukaka Teknik 57 Utama (Jakarta: Disertasi UNJ, 2012), hal 89. Pupuh Fathurrohman dan Aan Suryana, Guru Profesional (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal 85.
Artinya: Menjalankan sesuatu sesuai dengan fungsinya, demikian juga setiap anggotanya dan merupakan ikatan dari perorangan terhadap yang lain, guna melakukan kesatuan tindakan yang tepat, menuju suksesnya fungsi masing-masing.
Jadi jika dua orang atau lebih berserikat atau bekerja sama untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang mana bila mereka kerjakan sendiri-sendiri sulit untuk diselesaikan maka terjadilah suatu organisasi, minimal sederhana bentuknya. Semakin banyak jumlah orang yang tergabung dalam kerjasama tersebut, maka kerja sama harus semakin disempurnakan baik itu bentuknya (strukturnya), aturannya maupun aktivitasnya, karena hal itu menunjukkan bahwa organisasi tersebut semakin besar dan tentunya permasalahanpun akan semakin kompleks pula.
Gaze dalam khasanah kata atau isltilah didalam administrasi dan manajemen sering dikemukakan sejumlah istilah yang mirip dengan pengertian budaya, beberapa diantaanya adalah sebagai berikut:
a. “Keteraturan prilaku yang dapat di opserfasi” (karena berulang- ulang secara secar tetap) yaitu pada orang yang sering beritraksi, seperti halnya bahasa yang digunakan digunakan dan ritual-ritual yang mengingat prilaku manusia.
b. “Norma-norma” yang berkembang secara bertahap dalam kelompok kerja, seperti yang telah berkembang scara khas, norma satu hari kerja satu hari bembayaran.
c. “Nilai dominan diambil” oleh suatu organisasi, misalnya kualitas produksi.
d. “Filsafat” yang mengambil kebijaksanaan dalam organisasi untuk mengahadapi pekerja dan layanan mereka.
e. “Aturan-aturan” permainan yang digunakan didalam organisasi sering berfungsi sebagai “pengikat” dimana seorang permula harus belajar dalam rangka dapat menjadikan anggota yang diterima.
f. “Peresaan atau Iklim” yang disampaikan didalam suatu organisasi melalui tata ruang fisik dan cara anggota-anggota
berintraksi dengan mereka atau pihak luar lainnya. 58 Untuk mencapai kesuksesan, organisasi cluster tergantung
pada keinginan orang untuk tindakan tanggung jawab tugas yang lebih besar yang dilimpahkan cluster mereka. Tanggung jawab ini mengharuskan mereka mengambil resiko dan menerima tanggung jawab untuk tidakan mereka tanpa mampu untuk tanggung jawab akhir kepada tingkatan manajemen. Ini membutuhkan budaya manajemen. Dalam budaya manajemen, inisiatif dan resiko yang diambil untuk mencapai misi tersebut dihargai. Para karyawan merasa bebas untuk ini tanpa harus merasa takut dan menerima
konsekwensi terhadap karir mereka. 59 Budaya juga berkaitan erat dengan sistem politik yang berlaku dalam satu organisasi
sebagaimana dijelaskan oleh Manheim (dalam Pupuh 2012): “Culture as a set of common attitudes and belieffs about
common objects where the primary belief is that these objects bear a relationship to the poltical system. He concluded that reference may be made to the intangible body of agreement that results from the fundamental attitudes and beliefs held by individuals in common, as the political culture of the sosiety.”60
Untuk mempermudah budaya organisasi dapat dilihat lansung dalam 4 (empat) dimensi budaya, yaitu artifacts, perspectives, values dan assumptions.
1. Demensi Artifacts Merupakan benda-benda temuan manusia . kita dapat mengamati suatu budaya data artifacts yang diciptakan berupa
59 Ibi., hal 91. Rivai Vaithzal, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan 60 dari teori ke Praktik (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal 295-296. Pupuh Fathurrohman dan Aan Suryana, Guru Profesional (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal 87 59 Ibi., hal 91. Rivai Vaithzal, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan 60 dari teori ke Praktik (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal 295-296. Pupuh Fathurrohman dan Aan Suryana, Guru Profesional (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), hal 87
2. Demensi Perspectives Berbagai norma sosial dan aturan yang mengatur bagaimana para anggota perusahaan harus diperlakukan dalam situasi- situasi khusus. Dengan adanya berbagai peraturan dan norma tersebut para anggota perusahaan tidak perlu memecahkan permasalahan-permasalahan sosial organisasi secara baru tiap kali timbul masalah.
3. Demensi Values Mencerminkan filsafat atau misi organisasi, cita-cita organisasi, tujuan-tujuan, standar-standar dan dosa-dosa. Para anggota perusahaan menggunakan nilai-nilai ini untuk menilai orang- orang tindakan-tidakan serta keputusan-keputusan yang diambil atas nama perusahaan.
4. Demensi Assumptions Kepercaan-kepercaan para anggota perusahaan yang tidak diucapkan tentang mereka sendiri dan mengenai orang-orang lain, tentang hubungan dengan organisasi, tentang sifat organisasi dan hubungan dengan dunia luar.
Dari paparan teori di atas maka dapat disentesiskan bahwa budaya organisasi adalah penilaian karyawan tentang nilai-nilai, norma, filosofi dan peraturan yang ada dalam kelompok organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam upaya mencapai keberhasilan bersama.