REPOSISI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL: PARADIGMA PERTANIAN UNTUK
B. REPOSISI PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL: PARADIGMA PERTANIAN UNTUK
Pertanian yang makmur dicirikan oleh kehidupan seluruh petani
PEMBANGUNAN
yang serba berkecukupan terbebas dari ancaman rawan pangan Pertanian yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur hanya
dan kemiskinan. Pertanian yang makmur merupakan resultante dapat diwujudkan bilamana seluruh sektor dalam perekonomian
dari pertanian yang bermartabat, mandiri, maju, dan adil. Sehingga nasional dibangun dengan terpadu, serasi dan berimbang. Dinamika
secara keseluruhan, pertanian yang bermartabat, mandiri, maju, sinergi antar sektor berkaitan dengan pola transformasi struktur
adil dan makmur merupakan cita-cita luhur pembangunan perekonomian, termasuk penetapan posisi tiap-tiap sektor dalam
pertanian sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi. Karakteristik Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045 perekonomian. Dalam konteks perencanaan jangka panjang, maka
pertanian yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur saling penting untuk menetapkan posisi sektor pertanian dalam peta jalan
menguatkan satu sama lain (Gambar 3.1).
transformasi perekonomian nasional. Sektor pertanian dapat diarahkan untuk mengemban paling sedikit
sepuluh fungsi strategis dalam pembangunan nasional:
1. Pengembangan sumberdaya insani;
2. Ketahanan pangan;
3. Penguatan ketahanan penghidupan keluarga (household
livelihoodsecurity);
4. Basis (potensial) untuk ketahanan energi (pengembangan
bioenergi);
5. Pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan;
6. Jasa lingkungan alam (ekosistem);
7. Basis (potensial) untuk pengembangan bioindustri;
8. Penciptaan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan;
9. Penguatan daya tahan perekonomian nasional (economic
Gambar 3.1. Interrelasi Sistem Pertanian-bioindustri Berkelanjutan dalam Mewujudkan Indonesia yang Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
resilient);
10. Sumber pertumbuhan berkualitas.
Walau sama-sama berkenaan dengan manusia, konsep sumberdaya penikmat hasil pembangunan dan kapasitas insani selaku subjek dan insani bermakna nilai filosofis lebih tinggi dan cakupannya lebih
objek pembangunan.
luas dari pada konsep sumberdaya manusia. Konsep sumberdaya manusia memandang manusia sebagai alat produksi yang dinilai
Dengan demikian, ketahanan pangan memiliki nilai intrinsik dan secara ekonomis saja, seperti halnya alat produksi fisik lainnya, dan
nilai instrumental. Secara intrinsik, ketahanan pangan bermanfaat mencakup individu bersangkutan saja. Sementara konsep sumberdaya
untuk menjamin eksistensi hidup, mewujudkan kesejahteraan isani memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia, bernilai
seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang berarti lebih tinggi dari segala makhluk dan benda-benda ciptaan Allah
pula bermanfaat untuk mewujudkan tujuan akhir pembangunan Mahakuasa, dan bermartabat sehingga penilaiaannya tidak dapat
nasional sebagaimana diamanatkan konstitusi. Secara instrumental, disamakan dengan alat-alat produksi lainnya. Konsep sumberdaya
ketahanan pangan bermanfaat untuk menjaga keamanan dan insani berpandangan bahwa manusia tidak saja sekadar objek atau
ketertiban sosial serta untuk menjamin keberadaan insan berkualitas alat produksi yang dinilai secara ekonomis tetapi juga sebagai subjek
tinggi yang merupakan prasyarat pembangunan nasional secara pelaku pemanfaat hasil pembangunan. Sifat pekerjaan, lingkungan
umum. Oleh karena itu, pembangunan pertanian pertama-tama kerja dan perolehan bagian dari hasil produksi haruslah berdasarkan
mestilah ditujukan untuk mewujudkan mantapnya ketahanan prinsip kemanusiaan yang bermartabat, adil dan beradab. Cakupan
pangan, dan strategi terbaik untuk itu ialah mewujudkan kemandirian sumberdaya insani tidak saja orang-perorang tetapi juga tatanan nilai
dan kedaulatan pangan.
dan kelembagaan relasi antar manusia atau lembaga sosial. Dengan demikian, sumberdaya insani mencakup sumberdaya manusia secara
Pertanian di Indonesia masih akan merupakan jangkar atau landasan secara perorangan dan sumberdaya modal sosial yang mengatur dan
ketahanan penghidupan (livelihood security) bagi puluhan juta keluarga merefleksikan karakter relasi antar orang.
di Indonesia hingga beberapa dekade mendatang. Sebagai jangkar penghidupan keluarga berarti bahwa pertanian merupakan tumpuan
Fungsi pertanian dalam pemantapan ketahanan pangan, penguatan utama dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga yang meliputi sumberdaya insani merupakan resultante dari fungsi pertanian
pekerjaan yang layak, akses pangan yang terjamin dan pendapatan sebagai landasan penghidupan, pengembangan industri biofarmaka-
yang cukup untuk mengakses kebutuhan dasar lainnya. Selain itu, biomedika, kesehatan dan kenyamanan lingkungan,serta
pertanian merupakan bagian dari kegiatan sosial dan budaya bagi pemeliharaan nilai-nilai sosial-budaya luhur dan khas Indonesia.
penduduk perdesaan. Bagi sejumlah besar petani marginal, pertanian bahkan menjadi andalan untuk dapat bertahan hidup layak. Bagi
Menurut definisi, ketahanan pangan adalah kondisi terjaminnya mereka, pertanian merupakan masalah hidup-mati (survival). akses pangan yang cukup gizi bagi setiap orang untuk setiap waktu, aman bagi kesehatan serta sesuai nilai sosial, agama dan
Pembangunan pada dasarnya ialah upaya untuk menjamin kepercayaan agar dia dapat hidup sehat dan produktif. Rawan
terwujudnya kehidupan yang layak, lebih sejahtera, dan berkeadilan pangan akan menyebabkan berbagai sindroma penyakit kurang gizi,
sosial bagi seluruh rakyat. Dengan demikian, membangun pertanian termasuk kecerdasan otak, kemantapan psikologis dan kekuatan fisik
untuk menjamin penghidupan bagi keluarga pertanian merupakan yang berarti pula penurunan kesejahteraan hidup rakyat sebagai
bagian dari upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Mengingat sebagian besar rakyat Indonesia masih menggantungkan Kemajuan ilmu pengetahuan hayati (bioscience) dan enjinering kehidupannya pada pertanian, maka pembangunan pertanian yang
hayati (bioengineering) telah memungkinkan biomassa untuk diolah memberi kontribusi langsung pada petani layak dan patut dijadikan
menjadi bionergi dan berbagai bioproduk (bioproducts) seperti sebagai prioritas dan fokus utama pembangunan nasional.
biomedikal, biokemikal, dan bio-material lainnya. Bioekonomi yang ditopang oleh sistem pertanian ekologis yang juga menghasilkan
Energi merupakan kebutuhan dasar kehidupan rakyat dan sarana berbagai jasa lingkungan (ecological services) maupun biomassa esensial dalam proses produksi barang dan jasa. Perkembangan
sebagai feedstock untuk biorefinery (bioenergi, biofarmaka- terbaru telah membuktikan bahwa perekonomian yang sangat
biomedika, bioindustri) telah berkembang cepat di banyak negara tergantung pada energi asal fosil (Bahan Bakar Minyak, Batubara)
dan akan menjadi sumber utama pertumbuhan baru perekonomian. akan terus mengalami penurunan daya saing dan hambatan
Ke depan, fungsi bisnis dan ekonomi pertanian akan mengalami pertumbuhan akibat peningkatan dan instabilitas harga energi
proses transformasi dari perspektif agribisnis menjadi biobisnis dan seiring dengan kelangkaan dan ketidakpastian pasokan. Ke depan,
dari agro-industri menjadi bioindustri.
energi yang berasal dari biomassa (bioenergi) merupakan tumpuan utama sumber pasokan energi terbarukan. Biomassa bahan baku
Pembangunan nasional hanya dapat dilaksanakan bila kondisi sosial- energi dapat dihasilkan oleh usaha pertanian. Dengan demikian,
politik negara berada dalam keadaan aman dan tertib atau yang fungsi strategis pertanian yang akan terus meningkat di masa datang
disebut sebagai iklim untuk pembangunan. Salah satu prasyarat ialah pemantapan ketahanan energi.
agar keamanan dan ketertiban sosial-politik terjaga baik ialah terpenuhinya kebutuhan dasar, utamanya pangan pokok dan energi,
Penelitian di banyak negara, termasuk Indonesia, telah membuktikan bagi seluruh rakyat. Rakyat yang terancam kekurangan pangan dan bahwa pertumbuhan sektor pertanian adalah yang paling efektif
energi akan melakukan apa saja, termasuk pelanggaran hukum, menurunkan prevalensi kemiskinan dibandingkan dengan
demi untuk mempertahankan eksistensi hidup diri dan keluarganya. pertumbuhan seluruh sektor dalam perekonomian. Pertumbuhan
Fakta empiris universal telah membuktikan bahwa kerawanan sektor pertanian tidak saja efektif menurunkan prevalensi
pangan akut memicu terjadinya kerusuhan sosial-politik, sebaliknya kemiskinan di wilayah perdesaan tetapi juga di wilayah perkotaan.
suatu negara dapat mencapai tahapan tinggal landas pertumbuhan Keunggulan sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja
ekonomi hanya bila ketahanan pangannya telah mantap. terwujud tidak saja karena intensif menggunakan tenaga kerja tetapi juga karena memiliki dampak pengganda output antar sektor yang
Penguatan daya tahan perekonomian nasional berkaitan dengan daya besar. Pertumbuhan sektor pertanian meningkatkan pemerataan
lenturnya (resilient), kemampuannya dalam mengurangi ancaman, pendapatan baik di dalam sektor pertanian sendiri, antar sektor
menyesuaikan diri dan pulih kembali dari goncangan eksternal. maupun antara wilayah (utamanya desa-kota).
Ke depan, ancaman terhadap perekonomian nasional akan terus meningkat seiring dengan kecenderungan peningkatan volatilitas
Oleh karena berkaitan dengan pengelolaan lahan dan air untuk pasar dan perekonomian dunia, utamanya sebagai konsekuensi budidaya tanaman, ternak dan ikan, dengan pengelolaan yang baik
dari liberalisasi dan globalisasi pasar dan perekonomian, serta maka pembangunan pertanian dapat berfungsi untuk melindungi,
peningkatan frekuensi anomali alam, utamanya akibat fenomena memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
perubahan iklim yang akan terus kian memburuk. Penguatan perubahan iklim yang akan terus kian memburuk. Penguatan
3) Keterkaitan konsumsi;
wajib dalam pembangunan jangka panjang. Pengalaman telah
4) Keterkaitan melingkar.
membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan jangkar penguat daya tahan dan katup pengaman dalam menghadapi goncangan
Sebagaimana diketahui, pertanian adalah awal evolusi dari setiap perekonomian.
perkembangan perekonomian. Setiap perekonomian pada awalnya didominasi oleh sektor pertanian di perdesaan baik dalam hal
Tatkala perekonomian diterpa oleh krisis multidimensi pada penyerapan tenaga kerja maupun dalam hal penciptaan nilai tambah
periode 1997-2000, seluruh sektor dalam perekonomian Indonesia (produk domestik bruto = PDB). Pertumbuhkembangan sektor non-
anjlok drastis, bahkan mengalami pertumbuhan negatif kecuali pertanian dan perkotaan berjalan seiring dengan perpindahan tenaga
sektor pertanian. Tidak saja yang paling rendah penurunan laju kerja dari sektor pertanian di perdesaan ke sektor-sektor lain dan ke
pertumbuhannya, sektor pertanian adalah juga yang paling cepat perkotaan. Peningkatan produktivitas pertanian akan mendorong
pulih dari terpaan krisis. Tatkala pemutusan hubungan kerja terjadi tenaga kerja dan modal investasi keluar dari sektor perdesaan
secara besar-besaran akibat resesi ekonomi, khususnya di perkotaan, (wilayah perdesaan) ke sektor non-pertanian (wilayah perkotaan) dan
sektor pertanian berperan sebagai penampung tenaga kerja yang mendorong pertumbuhkembangan kegiatan ekonomi di sektor non-
kembali ke perdesaan. Krisis pangan global yang terjadi pada tahun pertanian (wilayah perkotaan) tersebut. Keterkaitan melalui mobilitas
2008 tidak berpengaruh nyata terhadap Indonesia karena pada saat faktor produksi semacam ini lebih dikenal sebagai keterkaitan Lewis.
itu kinerja produksi pangan Indonesia, khususnya produksi beras, sangat baik. Daya lentur terhadap goncangan dan fleksibilitas dalam
Sudah barang tentu, emigrasi faktor produksi dari sektor pertanian penyerapan tenaga kerja inilah yang membuat sektor pertanian
dan wilayah perdesaan tidak saja terjadi melalui mekanisme dapat dijadikan sebagai jangkar penguat dan katup pengaman
dorongan peningkatan produktivitas pertanian tetapi juga melalui dalam menghadapi krisis.
mekanisme tarikan peningkatan permintaan tenaga kerja seiring dengan bertumbuhkembangnya sektor non-pertanian dan kawasan
Fungsi pertanian sebagai penggerak, tumpuan, tulang punggung perkotaan yang terjadi baik sebagai hasil fasilitasi dari pertumbuhan
atau poros, pembangunan nasional berkaitan dengan dampak sektor pertanian maupun sebagai hasil penumbuhan secara
pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhkembangan
otonomus, eksternal pertanian.
sektor-sektor lain dalam perekonomian. Pertumbuhan sektor pertanian mendorong tumbuh-kembangnya kegiatan ekonomi
Emigrasi tenaga dari sektor pertanian dan wilayah perdesaan ke di sektor-sektor lainnya. Dampak ini lebih dikenal sebagai dampak
sektor non-pertanian dan wilayah perkotaan tidak saja baik dalam pengganda sektor pertanian.
rangka diversifikasi dan pertumbuhan perekonomian secara agregat tetapi juga esensial untuk mencegah penurunan produktivitas
Dampak pengganda sektor pertanian bersumber dari hasil sinerginya dan kesejahteraan petani dan penduduk perdesaan. Jika tidak
dengan sektor-sektor lain melalui berbagai media, seperti: ada emigrasi tenaga kerja maka produktivitas dan kesejahteraan
1) Keterkaitan faktor produksi (tenaga kerja, energi dan modal); petani dan penduduk perdesaan akan menurun sebagai akibat dari
2) Keterkaitan input-output antar industri (sektor) dan antar spasial; tekanan pertumbuhan penduduk yang terus terjadi secara alamiah 2) Keterkaitan input-output antar industri (sektor) dan antar spasial; tekanan pertumbuhan penduduk yang terus terjadi secara alamiah
bahwa Industrialisasi Berbasis Permintaan Pertanian (Agricultural pertanian dan kawasan perdesaan ke sektor non-pertanian dan
Demand-Led Industrialization) merupakan salah satu strategi yang kawasan perkotaan yang produktivitasnya tumbuh lebih cepat
tepat untuk memacu pertumbuhan ekonomi di negara-negara merupakan kunci dalam mewujudkan transformasi ekonomi yang
berkembang, termasuk Indonesia, khususnya di wilayah-wilayah mensejahterakan seluruh rakyat secara berkeadilan.
perdesaan yang perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian. Keterkaitan input-output (keterkaitan Johnston-Mellor) terjadi
Keterkaitan melingkar (keterkaitan Timmer) berkaitan dengan melalui peningkatan penggunaan hasil-hasil sektor non-pertanian
perbaikan kegagalan pasar berkat kebijakan dan hasil pembangunan sebagai input dalam usaha pertanian (kaitan ke belakang) dan
pertanian. Keterkaitan ini samar-samar adanya dan besarannya penggunaan hasil pertanian sebagai input bagi sektor-sektor non-
sukar diukur secara empiris. Pada intinya, melalui keterkaitan pertanian (kaitan ke depan). Dampak pengganda keterkaitan input-
melingkar maka pertumbuhan sektor pertanian berpengaruh positif output tidak saja terjadi secara langsung tetapi juga secara tidak
terhadap produktivitas sektor non-pertanian. Sebagai contoh, langsung melalui relasi antar sektor dalam perekonomian. Melalui
pembangunan pertanian yang dapat menciptakan stabilitas sosial- keterkaitan antar sektoral inilah sektor pertanian dapat berfungsi
ekonomi dan politik bermanfaat dalam mengurangi resiko usaha sebagai mesin penggerak pertumbuhan dan penciptaan nilai
sehingga ongkos untuk perlindungan terhadap resiko usaha dapat tambah dalam perekonomian secara keseluruhan.
diminimalisasi. Kebijakan pembangungan pertanian yang ditujukan untuk menghapus bias preferensi politik terhadap perkotaan atau
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian tergolong sektor industri dapat meningkatkan efisiensi alokasi sumberdaya sektor kunci (key sector) atau sektor pemimpin (leading sector) dilihat
yang selanjutnya produktivitas sektor non-pertanian maupun sektor dari kemampuannya dalam menciptakan nilai tambah dan lapangan
pertanian sendiri.
kerja dalam perekonomian melalui keterkaitan input-output yang terbukti secara empiris relatif lebih tinggi dibanding sektor-sektor
Kualitas pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kemampuannya lainnya. Sudah barang tentu, potensi pengganda input-output yang
dalam penciptaan lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan, tinggi tersebut hanya dapat diwujudkan melalui pengembangan
pemerataan pembangunan dan pemeliharaan lingkungan hidup. agribisnis (termasuk agro-industri) berbasis pertanian dalam negeri.
Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu tujuan akhir pembangunan sebagai pelaksanaan amanat konstitusi bahwa
Keterkaitan konsumsi tercipta melalui penggunaan nilai tambah negara wajib menyediakan lapangan kerja dan penghidupan yang yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung oleh
layak bagi seluruh rakyat. Pemerataan pembangunan merupakan sektor pertanian untuk membeli hasil produksi seluruh sektor dalam
pelaksanaan amanat konstitusi untuk mewujudkan keadilan sosial. rangka memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga. Peningkatan
Pemeliharaan lingkungan hidup merupakan bagian dari upaya konsumsi berarti peningkatan permintaan, dan adanya permintaan
mewujudkan kesejahteraan hidup dan terjaminnya kelangsungan (pasar) merupakan kunci pertumbuhkembangan kegiatan ekonomi.
pembangunan secara berkelanjutan. Dengan demikian, tujuan Keterkaitan konsumsi semakin memperkuat dampak pengganda
pembangunan ekonomi tidaklah untuk meraih laju pertumbuhan pembangunan ekonomi tidaklah untuk meraih laju pertumbuhan
Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for Development) menekankan fungsi ganda pertanian tersebut di atas (Gambar 2.2), dan oleh karena itu pembangunan pertanian dilaksanakan terpadu dengan berdasarkan pada tahapan perkembangan pembangunan nasional. Sudah barang tentu, penekanan dari setiap fungsi disesuaikan dengan tahapan perkembangan perekonomian. Fungsi penciptaan lingkungan kondusif bagi pembangunan, penggerak pertumbuhan dan penambah kualitas pertumbuhan akan menurun seiring dengan tahapan kemajuan transformasi ekonomi menjauh dari basis pertanian menuju basis industri, jasa dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kesejahteraan sehingga seluruh rakyat terbebas dari ancaman rawan pangan dan kemiskinan. Pada tahapan lanjut, pertanian mungkin lebih baik diposisikan sebagai jangkar penguat ketahanan pangan serta pelestarian lingkungan hidup dan sosial budaya nasional.
Gambar 3.2. Paradigma Pertanian untuk Pembangunan: Multi-Fungsi Pertanian sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi Nasional
Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045