Program Legislasi Pertanian
2. Program Legislasi Pertanian
Sesuai dengan visi dan misi pembangunan hukum bidang pertanian- bioindustri, yaitu terwujud dan berfungsinya hukum pertanian yang kuat, lengkap dan terdesentralisasi serta berwawasan lingkungan maka untuk beberapa Undang-Undang yang telah diberlakukan Sesuai dengan visi dan misi pembangunan hukum bidang pertanian- bioindustri, yaitu terwujud dan berfungsinya hukum pertanian yang kuat, lengkap dan terdesentralisasi serta berwawasan lingkungan maka untuk beberapa Undang-Undang yang telah diberlakukan
F. PENEGAKAN HUKUM
pembangunan hortikultura; m. Penyempurnaan peraturan di bidang perlindungan varietas
Penegakan hukum dalam pelaksanaan suatu undang-undang menjadi tanaman apabila Indonesia akan menjadi anggota UPOV;
suatu faktor yang sangat mendasar karena tanpa adanya sanksi hukum tersebut tidak akan berjalan secara optimal. Dalam melakukan upaya
n. Pengaturan mengenai veteriner dan praktik kedokteran hewan; penegakan hukum ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: o. Pengaturan senjata biologis dan penyalahgunaannya untuk
1. faktor hukumnya sendiri, maksudnya materi hukum harus dengan p. Peraturan mengenai bank untuk petani, lembaga keuangan
bioterorisme;
presisi yang tepat, akurat, tidak multitafsir, oleh karena itu unsur- mikro perdesaan (rural microfinance) dan asuransi petani;
unsur melawan hukum harus jelas;
q. Peraturan mengenai pembiayaan, fasilitas, dan insentif bagi
2. faktor penegak hukum, yaitu aparatur pemerintah Penyidik petani agar dapat lebih sejahtera;
POLRI, PPNS, Jaksa, dan Hakim. Dewasa ini telah diamanatkan r. Peraturan mengenai penyediaan prasarana pertanian agar
bahwa UU di sektor pertanian dapat membentuk PPNS. PPNS ini produk pertanian yang mudah rusak cepat sampai kepada
hendaknya dari Jabatan Fungsional Pengawas Benih/Bibit, Pakan, konsumen akhir dengan tetap mempertahankan mutu dan
Pupuk, Pestisida, Obat Hewan, dan Mutu Produk Pertanian, tidak petani mendapatkan harga yang menguntungkan
perlu merekrut tenaga baru. Pejabat Fungsional tersebut perlu dilatih untuk menjadi PPNS;
Program Legislasi Pertanian merupakan pelaksanaan dari Pasal
3. faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum,
42 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Faktor sarana atau fasilitas, PPNS disamping perlu ditingkatkan Peraturan Perundang-undangan dimana diamanatkan lembaga,
kompetensinya, juga dukungan sarana atau fasilitas terutang komisi, instansi pemerintah dapat menyusun program legislasinya
kelembagaan di mana strukturnya harus jelas sehingga “carries sesuai dengan kebutuhan dan kewenangannya. Program legislasi
planning” jelas dan menarik dengan insentif yang relevan dengan tersebut ditetapkan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, untuk
resiko yang dapat menimpa PPNS tersebut;
Prolegtan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian sehingga
4. faktor masyarakat, maksudnya kesadaran hukum masyarakat mempunyai dasar hukum yang kuat. Program legislasi pertanian-
harus ditingkatkan. Kesadaran masyarakat dibangun dengan bioindustri harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
sosialisasi, advokasi dan komunikasi yang terus menerus. biaya tinggi dan memperpanjang sistem birokrasi.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan pertanian serta menghilangkan hambatan-hambatan untuk peningkatan daya saing, diperlukan perangkat peraturan dan perundangan. Keterpaduan lintas sektor dan spasial akan menciptakan harmoni dan landasan yang kokoh untuk mencapai Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil, dan makmur.
Sampai saat ini belum ada perangkat peraturan dan perundangan yang memadai. Saat ini masalah akses kredit merupakan masalah yang mengatur keterpaduan dimaksud. Sejauh ini Indonesia
besar di daerah perdesaan karena tiadanya lembaga keuangan telah memiliki beberapa perangkat hukum terkait dengan sektor
mikro (microfinance). Ke depan, perlu suatu aturan hukum untuk pertanian seperti UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
mengembangkan bank pertanian (bank agro) perdesaan seperti Pokok-Pokok Agraria (UUPA), yang di dalamnya negara menjamin
di Perancis, disertai dengan sertifikasi lahan petani secara masal hak-hak masyarakat atas tanahnya dan memberikan pengakuan atas
sebagai agunan bagi petani. Bank pertanian tersebut memberikan hak-hak atas tanah yang ada, termasuk hak ulayat. Undang-Undang
persyaratan yang mudah dengan suku bunga pinjaman yang tidak Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, UU Nomor 41 Tahun
terlalu tinggi.
2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Asuransi Pertanian juga diperlukan untuk memberikan jaminan Hal-hal tersebut sebagian besar menyangkut subsistem hulu
penghasilan bagi petani apabila usaha pertanian yang dilakukannya pertanian, sedangkan perangkat hukum/peraturan yang
gagal akibat adanya bencana, baik berupa bencana alam maupun menyangkut subsistem pascapanen/pengolahan/bioindustri, akses
bencana lainnya termasuk adanya serangan organisme pengganggu. permodalan/perbankan, investasi perdesaan, serta pemasaran perlu dikembangkan agar terjadi keterpaduan sistem pertanian dari hulu
Dengan adanya bank pertanian dan asuransi pertanian ini diharapkan sampai ke hilir. Di subsistem hulu, hal yang strategis yang harus
akan dapat membuka akses permodalan petani untuk meningkatkan dilakukan adalah konsistensi pelaksanaan UUPA untuk menjamin
taraf hidup petani yang pada gilirannya akan berdampak pada akses lahan bagi petani. Skala usaha tani seperti saat ini di mana
peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
mayoritas petani berlahan sempit dengan luasan kurang dari 0,5 hektar akan sulit untuk lepas dari kemiskinan. Selain itu perlu dibuat
Hal-hal tersebut di atas, perlu didukung oleh subsistem insan aturan guna memudahkan akses petani terhadap teknologi seperti
berkualitas terutama di perdesaan, melalui sistem pendidikan dan benih/bibit/benur unggul, sarana produksi dan permodalan.
pelatihan yang baik. Peraturan yang diperlukan setidaknya berupa Peraturan Pemerintah atau serendah-rendahnya Peraturan Presiden
Di subsistem pengolahan sangat diperlukan peraturan atau dan Perda, agar mempunyai dampak positif yang luas. insentif agar bioindustri dibangun di perdesaan. Untuk itu produk hukum untuk membangun infrastruktur perdesaan harus segera dikembangkan.
Untuk subsistem pemasaran perlu dibuat peraturan membangun pasar desa di setiap desa, serta subterminal agribisnis di kabupaten/ kota, dan terminal agribisnis di tingkat provinsi.
Subsistem pembiayaan atau akses kredit bagi petani sebagai subsistem pendukung juga harus segera dibenahi untuk memudahkan akses permodalan bagi petani dengan suku bunga