Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan konsep di atas, dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat produktivitas usahatani bawang merah di daerah penelitian? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di daerah penelitian? 3. Berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih usahatani bawang merah di daerah penelitian? 4. Apakah usahatani bawang merah secara ekonomi layak untuk diusahakan di daerah penelitian? 5. Berapa besar kontribusi pendapatan usahatani bawang merah terhadap total pendapatan keluarga?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah ; 1. Untuk menjelaskan tingkat produktivitas usahatani bawang merah di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di daerah penelitian 3. Untuk menjelaskan besarnya biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih usahatani bawang merah di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk menganalisis kelayakan usahatani bawang merah secara ekonomi di daerah penelitian. 5. Untuk menjelaskan besarnya kontribusi pendapatan usahatani bawang merah terhadap total pendapatan keluarga. 1.4.Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijakan khususnya dalam bidang analisis ekonomi usahatani bawang merah. 2. Sebagai bahan informasi bagi para petani mengenai kelayakan usahatani bawang merah. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan tentang usahatani bawang merah, baik untuk kepentingan akademis maupun ekonomis. Universitas Sumatera Utara II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu sekitar India, Pakistan sampai Palestina. Sejak zaman dulu bawang merah ini menjadi andalan manusia di samping bawang putih, untuk kesejahteraan dan pengobatan sehingga selalu dilambangkan pada barang-barang peninggalan sejarah. Sampai kini pun masih banyak digunakan untuk pengobatan dan juga sebagai bumbu penyedap Wibowo, 1999. Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Family : Liliaceae Genus : Allium Spesies : Allium ascalonicum L. atau Allium cepa var. ascalonicum Spesies bawang merah yang banyak ditanam di Indonesia terdiri dari 2 macam, yaitu bawang merah biasa atau shallot alias syalot dan bawang merah sebenarnya atau disebut bawang bombay, bawang timur alias onion Rukmana, 1994. Universitas Sumatera Utara Bawang merah merupakan tanaman semusim berbentuk rumput yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15-50 cm dan membentuk rumpun. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang. Karena sifat perakaran inilah, bawang merah tidak tahan kering Rukmana, 1994. Bawang merah Allium cepa var. ascalonicum sangat beragam, beberapa jenis mudah berbunga, menghasilkan biji dapat disilangkan dengan bawang bombay sedangkan yang lain jarang berbunga. Ketika baru terinisiasi tangkai bunganya padat tetapi setelah mencapai panjang 60-70 cm tangkai berongga karena heterozigot. Keturunan dari biji tidak sama dengan tetuanya sehingga tanaman biasanya diperbanyak dengan umbi, populasi tanaman umumnya mencapai 300 ribu tanamanHa Rubatzky dan Yamaguchi, 1998. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari yang berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah seperti berbentuk segitiga Rukmana, 1994. Pada pangkal umbi membentuk cakram yang merupakan batang pokok yang tidak sempurna rudimenter. Dari bagian bawah cakram ini tumbuh akar-akar serabut yang tidak terlalu panjang. Sedang di atas cakram, diantara lapisan kelopak daun yang membengkak terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Lalu di bagian cakram terdapat mata tunas utama yang nantinya dari bagian ini dapat muncul bunga. Tunas yang akan menjadi tempat tumbuhnya bunga ini disebut tunas apical, sedangkan tunas-tunas lain yang dapat tumbuh jadi tanaman baru disebut tunas lateral Wibowo, 1999. Universitas Sumatera Utara Akar bawang merah dapat mencapai kedalaman 15-20 cm. Menurut Weaver dan Burner, secara individu jumlah perakaran tanaman bawang dapat mencapai 20- 200 akar. Diameter akar bervariasi antara 0,5-2 mm, akar cabang tumbuh dan terbentuk antara 3-5 akar Wibowo, 1999. Dataran rendah cocok untuk membudidayakan tanaman bawang merah atau brambang shallot. Ketinggian tempat terbaik untuk tanaman bawang merah adalah di bawah 800 di atas permukaan laut dpl. Namun sampai ketinggian 1.100 m dpl, tanaman bawang merah masih dapat tumbuh AAK, 2005. Tanah yang sesuai untuk tanaman bawang merah adalah tanah yang mempunyai pH sekitar 5,5-7,0. Tanah yang terlalu masam dengan pH 5,5 tidak cocok untuk bawang merah. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman bawang merah adalah tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu Rahayu dan Berlian, 2006. Masalah terpenting dalam budidaya bawang merah adalah hama dan penyakit. Hama dan penyakit ini tidak pandang bulu, mulai dari akar, umbi, batang, daun bahkan ujung daun pun diserang. Salah satu penyakit yang paling berbahaya bagi bawang merah adalah cendawan Perenospora destructor, yang menyebabkan penyakit umbun upas yang sering disebut penyakit blorok Wibowo, 1999. Bawang merah di dataran rendah lebih cepat panen dibandingkan dengan di dataran tinggi. Ciri tanaman siap panen adalah leher batang mengeras dan daun menguning. Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dan tanah kering. Panen Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan cara mencabut tanaman, kemudian dijemur untuk mendapatkan kadar air umbi 80 http:www.iptek.net.idindteknologi_panganindex.php. Bawang merah dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik, penurun tekanan darah, kolesterol, serta penurun kadar gula dalam darah. Dengan peranannya terhadap insulin serta untuk meningkatkan vitalitas http:www.waspada.co.idserba_serbikesehatanartilkel.

2.2. Landasan Teori