Tabel 15. Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah Berdasarkan Strata di Daerah Penelitian
Sumber: Data diolah dari Lampiran 16
Berdasarkan keterangan pada tabel 15. di atas dapat diketahui bahwa penerimaan usahatani untuk strata I luas lahan 0,5 Ha sebesar Rp 50.400.000,- per petani
jika dibandingkan dengan penerimaan usahatani untuk strata II luas lahan ≤ 0,5
Ha sebesar Rp.19.560.000,- per petani, terlihat perbedaan yang signifikan. Demikian juga halnya dengan biaya usahatani untuk strata I sebesar Rp
18.325.600,- per petani sedangkan untuk strata II sebesar Rp 7.364.400,- per petani. Sehingga pendapatan bersih usahatani bawang merah untuk setiap strata
bervariasi, dimana pendapatan bersih untuk strata I sebesar Rp.32.074.400,- per petani dan strata II sebesar Rp 12.195.600,- per petani.
Dengan demikian berdasarkan analisis di atas, hipotesis 3 yang menyatakan biaya produksi, penerimaan dan pendapatan bersih usahatani bawang merah di
daerah penelitian untuk setiap strata bervariasi dapat diterima.
5.5. Kelayakan Usahatani Bawang Merah
Analisis kelayakan usahatani bawang merah dilakukan untuk mengetahui apakah usahatani bawang merah yang diusahakan petani di daerah penelitian layak atau
tidak. Untuk mengetahui kelayakannya digunakan kriteria RC Return Cost Ratio, ROI Return of Invesment dan BEP Break Even Point.
No. Uraian
Per Petani Strata I
Strata II
1. 2.
3. Penerimaan
Total Biaya Pendapatan Bersih
Rp 50.400.000,- Rp 18.325.600,-
Rp 32.074.400,- Rp 19.560.000,-
Rp 7.364.400,- Rp 12.195.600,-
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah di Daerah Penelitian
Sumber: Data diolah dari Lampiran 17-22.
Dari tabel 16. dapat diketahui, untuk perhitungan BEP volume produksi selama 1 musim tanam per petani sebesar 765,94 kg, sedangkan produksi bawang merah
selama 1 musim tanam per petani di daerah penelitian yaitu 2.058,33 kg. Untuk BEP volume produksi selama 1 musim tanam per hektar diperoleh sebesar
2.770,14 kg, sedangkan produksi bawang merah selama 1 musim tanam per hektar di daerah penelitian yaitu sebesar 7.218,99 kg.
Untuk perhitungan BEP harga bawang merah selama 1 musim tanam adalah sebesar Rp 4.769kg, sedangkan harga bawang merah selama musim tanam
tersebut adalah Rp 12.000kg. Dari keterangan menunjukkan bahwa pada harga penjualan petani berada di atas BEP harga, maka usahatani bawang merah di
daerah penelitian sudah menguntungkan. Untuk RC Ratio diketahui sebesar 2,60 artinya setiap biaya Rp 1,- yang
dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,60 atau dengan kata lain, hasil penjualan bawang merah mencapai 260 dari biaya yang dikeluarkan.
Hal ini disebabkan karena penerimaan yang tinggi harga jual dan produksi yang tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan kriteria yang
menyatakan bahwa usaha dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila nilai RC Ratio 1, maka usahatani bawang merah di daerah penelitian layak untuk
diusahakan.
No. Uraian
Per Petani Per Hektar
1. 2.
3. 4.
BEP Volume Produksi BEP Harga
RC Ratio ROI
765,94 kg 4.769,-
2,60 160,05
2.770,14 kg 4.769,-
2,60 160,05
Universitas Sumatera Utara
Untuk ROI Return of Invesment usahatani bawang merah selama 1 musim tanam adalah sebesar 160,05. Artinya dengan biaya Rp 100,- akan dihasilkan
keuntungan Rp.160.05,- baik untuk per petani maupun per hektar, sehingga penggunaan modal untuk usahatani bawang merah sangat efisien dan layak
diusahakan. Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan usahatani bawang merah layak diusahakan di daerah penelitian dapat diterima.
5.6. Kontribusi Pendapatan Usahatani Bawang Merah Terhadap Total