Analisis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Ikan Nila di Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH
PRODUKSI IKAN NILADI KECAMATAN
HARANGGAOLHORISAN KABUPATEN
SIMALUNGUN
TUGAS AKHIR
DEDEK PUTRI DAMANIK
092407064
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
(2)
PERSETUJUAN
Judul : ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
JUMLAH PRODUKSI IKAN NILA DI KECAMATAN HARANGGAOL HORISAN KABUPATEN
SIMALUNGUN
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : DEDEK PUTRI DAMANIK
Nomor Induk Mahasiswa : 092407064
Program Studi : D-3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2012
Diketahui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,
Pembimbing I
Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Pasukat Sembiring, M.Si
(3)
PERNYATAAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH
PRODUKSI IKAN NILA DI KECAMATAN
HARANGGAOL HORISAN KABUPATEN
SIMALUNGUN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2012
DEDEK PUTRI DAMANIK
092407064
(4)
PENGHARGAAN
Terpuji dan termulialah Engkau di dalam hidupku, Engkau begitu dasyat dan hebat di setiap pertolongan dan penyertaanMu. Terimakasih Bapa, buat semua kasih dan kekuatanMu hingga saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan waktu yang telah ditetapkan.
Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Drs. Pasukat Sembiring, M.Si, selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dengan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Panduan ringkasan padat, jelas dan professional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan tugas ini.ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua Departemen Matematika, Prof. Dr. Tulus, M.Si, Ketua Program Studi D-III Statistika Drs.Faigiziduhu Bu’ulölö M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Simalungun, terimakasih atas pelayanan yang telah diberikan. Teman-teman statistik terkhusus stat B dan Kaveleri, adik-adik kelompok dan seangkatannya. Herri yang selama ini selalu sabar mengajari, Masry yang telah ikut membantu dan rekan-rekan seperjuangan di UKM KMK, terimakasih buat sharing dan doanya.
Akhirnya tidak dapat saya balaskan semua kebaikan, kasih sayang, doa dan dukungan yang tidak pernah berhenti darimu Mam and Dady, terimakasihku atas semuanya. Sungguh saya mencintai kalian. Abang Radon, sista Henni ,Ecy dan Lia terimakasih buat semangatnya. Aku mengasihi kalian. Tuhan memberkati.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Lokasi Penelitian 5
1.7 Metodologi Penelitian 5
1.8 Sistematika Penulisan 7
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 9
2.1 Regresi Linier Sederhana 9
2.2 Analisis Regresi Linier Berganda 10
2.3 Uji Keberartian Regresi 12
2.4 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 13
2.5 Analisis Korelasi 14
2.6 Uji Koefisien Determinasi 16
BAB 3 GAMBARAN UMUM KECAMATAN HARANGGAOL HORISAN 18
3.1 Gambaran Umum Kecamatan Haranggaol Horisan 18
3.1.1. Sejarah Kecamatan Haranggaol Horisan 18
3.1.2. Letak dan keadaan wilayah 19
3.1.2.1 Kondisi iklim dan letak geografis 19
3.1.2.2 Batas dan luas wilayah 20
3.2 Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat 21
3.2.1. Komposisi Penduduk 21
3.2.1.1 Komposisi penduduk berdasarkan suku 21 3.2.1.2 Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan 22 3.2.1.3 Komposisi penduduk berdasarkan matapencaharian 23
3.3 Sarana dan Prasarana 24
3.3.1. Sarana Wisata 24
3.3.2. Sarana Kesehatan 25
(6)
3.4 Sistem Sosial Masyarakat 26
3.4.1. Sistem nilai 26
3.4.1.1 Religius (Agama) 26
3.4.1.2 Kekeluargaan 27
3.4.1.3 Adat-istiadat 27
3.4.1.3 Gotong-royong 27
BAB 4 ANALISIS DATA 29
4.1 Analisis dan Evaluasi Data 29
4.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda 30
4.3 Uji Regresi Linier Berganda 35
4.4 Mencari Koefisien Korelasi Linier Ganda 38
4.5 Koefisien Korelasi 39
4.5.1. Perhitungan korelasi antara variabel Y dan Xi 39
4.5.2. Perhitungan korelasi antar variabel bebas 42
4.6 Pengujian Koefisien Regresi Linier Ganda 43
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 46
5.1 Pengertian Implementasi Sistem 46
5.2 Pengenalan SPSS 46
5.3 Pengolahan data dengan SPSS 47
BAB 6 PENUTUP 63
6.1 Kesimpulan 63
6.2 Saran 64
Daftar Pustaka 65
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Keeratan Korelasi 16
Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Nagori/Kelurahan di 20
Kecamatan Haranggaol Horisan tahun 2010
Tabel 3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku 22
Tabel 4.1 Produksi ikan Nila, Luas lahan, Jumlah Benih Ikan Nila 29 Dan Jumlah pakan ikan pada tahun 2007-2008 di
Kecamatan Haranggaol Horisan
Tabel 4.3 Harga Penyimpangan Ý 34
Tabel 4.4 Pengujian Regresi Linier Ganda 36
Tabel 5.1 Deskripsi Statistika 57
Tabel 5.2 Model Summary 57
Tabel 5.3 Anova 57
Tabel 5.4 Coeffcients (a) 58
Tabel 5.5 Korelasi antara Produksi Ikan Nila dengan Luas Lahan 59 Jumlah bibit dan Jumlah pakan
(8)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 16.0 48
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Variabel View dalam SPSS 53
Gambar 5.3 Tampilan Jendela Pengisian Data View 54
Gambar 5.5 Kotak Dialog Linier Regression 55
Gambar 5.6 Kotak dialog Linier Regression: Statistics 55
Gambar 5.7 Kotak dialog Linier Regression Plots 56
Gambar 5.8 Kotak dialog Linier Regression : Option 56
(9)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor perikanan merupakan sektor pertanian yang menjadi salah satu faktor yang
dapat mendukung kegiatan perekonomian Indonesia. Salah satu sub sektor pertanian
yang cukup berpotensi dalam perekonomian Indonesia adalah perikanan.
Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan
salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki
potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal ini
didasari pada kenyataan bahwa Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar
baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas.
Menurut UU No 31 tahun 2004, Perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran yang dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan.
Pesatnya perkembangan usaha ikan Nila di Haranggaol mampu
(10)
bermata pencaharian sebagai petani keramba apung ikan Nila dan ikan Mas.
Terpuruknya ekonomi rakyat Haranggaol pasca punahnya bawang dan pisang sejak
tahun 2002, kini terbantu dengan kehadiran usaha keramba ikan. Sebagian besar
warga kecamatan Haranggaol Horisan golongan ekonomi lemah yang dulu bertani
bawang kini mampu memulihkan ekonomi keluarga mereka dari usaha keramba ikan.
Kendati mereka membuka usaha keramba ikan dalam jumlah terbatas antara 4-10 unit,
penghasilan cukup lumayan. Usaha keramba ikan mampu menggeliatkan ekonomi
Kecamatan Haranggaol Horisan yang kini berpenduduk hampir 5.000 jiwa.
Perekonomian rakyat daerah yang memiliki luas wilayah 30,50 Km tersebut semakin
bangkit karena usaha keramba ikan Nila membuka cukup banyak lapangan kerja atau
usaha. Misalnya, usaha pembuatan keramba, perdagangan bibit, pakan ikan dan
oksigen untuk pengiriman ikan dan pengangkutan ikan ke kota. Disamping itu, ikan
andalan para petani keramba adalah ikan Nila yang menjadi komoditas ekspor bagi
beberapa perusahaan yang menjual filletnya ke luar negeri.
Oleh karena latar belakang diatas penulis tertarik untuk menganalisis apakah
yang paling mempengaruhi jumlah produksi ikan nila yang sungguh begitu berdampak
pada perekonomian masyarakat Haranggaol Horisan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah produksi ikan Nila antara lain yang digunakan penulis sebagai
variabel adalah luas keramba, jumlah bibit ikan dan jumlah pakan ikan.Walaupun
kenyataannya sangat banyak variabel yang mempengaruhi jumlah produksi ikan Nila.
Hasil produksi di masa yang akan datang dapat mendekati tetap atau
meningkat ataupun mungkin mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu diketahui
(11)
untuk tahun berikutnya yang harus diperhatikan oleh pemerintah kabupaten
Simalungun terkhusus masyarakat yang menjadi peternak ikan Nila. Dalam
mengimplikasikan penurunan, peningkatan atau tetapnya jumlah produksi penting
diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi agar dapat dikendalikan,
pengendalian yang dimaksud adalah dengan membatasi setiap tindakan yang dianggap
mengurangi nilai tambah dan meningkatkan hal-hal yang dianggap dapat menaikkan
nilai tambah terhadap produksi. Pentingnya mengetahui faktor yang mempengaruhi
hasil produksi sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan untuk menunjang
pencapaian hasil produksi yang maksimal membuat penulis termotivasi untuk meneliti
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap jumlah produksi ikan Nila di
Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun.
Dari uraian diatas, maka dilakukan suatu penelitian yang menggunakan suatu
bentuk penduga yaitu Persamaan Regresi Linier Berganda. Dan untuk menganalisis
hubungan antara jumlah produksi ikan Nilaterhadap faktor-faktornya, maka penulis
memilih judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH
PRODUKSI IKAN NILA DI KECAMATAN HARANGGAOL HORISAN
KABUPATEN SIMALUNGUN.
1.2. Rumusan Masalah
Hasil produksi ikan Nila dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung produksi
(12)
hubungan luas keramba, jumlah bibit dan jumlah pakan mempengaruhi hasil produksi
ikan Nila.
1.3. Batasan Masalah
Produksi ikan Nila dipengaruhi oleh beberapa faktor maka penulis membatasi pokok
permasalahan hanya pada tiga faktor yakniluas keramba, jumlah bibit ikan dan jumlah
pakan ikan. Hal ini dikarenakan penulis manganggap ketiga faktor tersebut akan
memberikan kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat jumlah
produksi ikan Nila di Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun.
2. Untuk mengetahui sebarapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat
jumlah produksi ikan Nila di Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten
Simalungun.
3. Untuk mengetahui faktor yang paling memberikan kontribusi terhadap jumlah produksi ikan Nila di Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun.
(13)
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi tentangjumlah produksi ikan Nila di Kecamatan
Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun.
2. Memberikan gambaran sebagai pendekatan yang akan terjadi di masa yang
akan datang mengenai jumlah produksi ikan Nila.
3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai
analisis data.
4. Sebagai acuan bagi Pemerintah untuk mendukung perkembangan pertanian
Indonesia khususnya sektor perikanan dalam pemeliharaan pertumbuhan ikan
Nila di masa yang akan datang.
1.6. Lokasi Penelitian
Penelitian ataupun pengumpulan data diadakan di Dinas Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Simalungun yang beralamat di Komplek Perkantoran SKPD Pamatang
Raya.
1.7. Metodologi Penelitian
Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir, penulis menggunakan beberapa metode
(14)
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)
Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari
buku-buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum,
serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh
oleh pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram. Data sekunder yang digunakan diperoleh Dinas Perikanan dan
Peternakan kabupaten Simalungun. Data yang telah dikumpulkan kemudian
diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka untuk mendapatkan
gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
3. Metode Pengolahan Data
Data penelitian dianalisa dengan menggunakan metode regresi linier berganda
untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan
setiap variabel digunakan analisis korelasi. Adapun langkah yang dilakukan
dalam pengolahan data adalah :
1.) Menentukan kelompok data yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y).
2.) Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat
(15)
3.) Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
bebas X secara bersama-bersama terhadap variabel terikat Y.
Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
^
Y = β0+ β1X1+β2X2+ β3X3+ …+βnXn + ε
4.) Uji korelasi untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh
hubungan variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.
5.) Uji koefisien regresi untuk menguji taraf nyata
koefisien-koefisien regresi yang didapat dan seberapa besar kontribusinya.
1.8. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang diuraikan oleh penulis antara lain :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitan, kontribusi penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian regresi linier berganda, uji regresi linier, uji
korelasi, dan uji koefisien untuk regresi linier berganda.
BAB 3 : GAMBARAN UMUM
(16)
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini menguraikan proses analisis data pada regresi linier berganda, analisis
korelasi, dan koefisien linier berganda.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program yang akan digunakan
yaitu SPSS mulai dari input data hingga hasil outputnya yang membantu dalam
menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.
BAB 6 : PENUTUP
Bab ini terdiri atas kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan serta saran
berdasarkan kesimpulan yang diperoleh yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan
(17)
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Regresi Linear Sederhana
Regresi linear adalah alat statistik yang dipergunakan untuk mengetahui pengaruh
antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang
mempengaruhi sering disebut variabel bebas, variabel independen atau variabel
penjelas. Variabel yang dipengaruhi sering disebut dengan variabel terikat atau
variabel dependen.
Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta :
BPFE. Hal. 4.
Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya
variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola
perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat
analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut
pada nilai variabel yang mempengaruhinya.
Secara umum regresi linear terdiri dari dua, yaitu regresi linear sederhana
dimanaregresi ini terdiri dari satu buah variabel bebas dan satu buah variabel terikat;
(18)
variabel terikat. Analisis regresi linear merupakan metode statistik yang paling jamak
dipergunakan dalam penelitian-penelitian sosial, terutama penelitian ekonomi.
Program komputer yang paling banyak digunakan adalah SPSS. Analisis regresi linear
sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas
terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah :
Y = a + b X.
Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien
adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan
sumbu Y pada koordinat kartesius dan b adalah koefisien regresi.
Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
a = (⅀��)�⅀�
2
��−(⅀��)(⅀����)
�⅀�2
�−(⅀��)2
b = ⅀����−(⅀��)(⅀��)
�⅀�2
�−(⅀��)2
2.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Rumus pada regresi berganda juga menggunakan rumus persamaan seperti regresi
tunggal, hanya saja pada regresi ganda ditambahkan variable-variabel lain yang juga
diikutsertakan dalam penelitian.
Untuk analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas
(19)
didapat atau tersedia sering digolongkan dalam variable bebas, sedangkan variable
yang terjadi karena variabel bebas itu merupakan variabel tidak bebas (Sujana, 2001.
Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Hal. 310-311).
Untuk keperluan analisis, variabel bebas akan dinyatakan dengan ) 1 ( ... , 2 ,
1x x k ≥
x k sedangkan variabel tidak bebas dinyatakan dengan Y.
k k
o ax a x a x
a
YΛ = + 1 1+ 2 2 +....+ dengan :
=
Λ
Y variabel tidak bebas (dependen) =
k
o a
a ,..., koefisien regresi =
k
x
x1,..., variabel bebas (indpenden)
Koefisien-koefisien ao,...,akdapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
) ( ... ... ) ( ... ) ( ... 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
+ + + + = + + + + = + + + + = + + + + = ki k ki i ki i ki o i ki ki i k i i i i o i i ki i k i i i i o i i ki k i i o X a X X a X X a X a Y X X X a X a X X a X a Y X X X a X X a X a X a Y X X a X a X a n a YRegresi ganda digunakan untuk menghitung atau menguji tingkat signifikansi,
antara lain:
1. Menghitung persamaan regresinya.
2. Menguji apakah persamaan garis regresi signifikan.
3. Bagaimanakah kesimpulannya?
Untuk mendapatkan nilai b1, b2, b3 dari persamaan diatas disusun menurut datanya dan
(20)
2.3. Uji Keberartian Regresi
Uji keberartian regresi digunakan untuk mengetahui apakah sekelompok bebas secara
bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas.Langkah-langkah
untuk pengujian keberartian regresi adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan data dalam bentuk tabel
2. Statistik uji adalah
a. F =
�����
� �
�����
(�−�−1)
�
F = statistik F yang menyebar mengikuti distribusi derajat kebebasan
V1 = k dan
V2 = n-k-1
b. JKreg = Jumlah kuadrat regresi
JKreg =
b
1∑
y
x
1+
b
2∑
y
x
2+
b
3∑
y
x
3+
b
4∑
y
x
4c. JKres = Jumlah kuadrat residu (sisa)
JKres =
2
)
(
∧
−
∑
Y
Y
1 1
1
X
X
x
i=
−
2 2
2
X
X
x
i=
−
i ni
ni
X
X
x
=
−
Y
Y
y
=
−
(21)
3. Kriteria pengujian
Langkah-langkah yang dibutuhkan dalam pengujian hipotesa ini adalah
sebagai berikut :
a. H0 : �1 = �2 = …= �k = 0
H1 : Minimal satu parameter koefisien yang tidak sama dengan nol
b. Pilih taraf nyata � yang diinginkan
c. Hitung statistik Fhit dengan menggunakan salah satu dari formula diatas
d. Keputusan : Tolak H0 jika Fhit>Ftab ; k : n-k-1
Terima H0 jika Fhit <Ftab ; k : n-k-1
2.4. Uji Koefisien Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui bagaimana keberartian adanya setiap variabel bebas dalam
persamaan regresi, perlu diadakan pengujian tersendiri mengenai koefisien-koefisien
regresinya. Misalkan populasi mempunyai model regresi ganda :
Ŷ= β0 + β1 x1 +β2 x2 + β3 x3 + …+ βk xk
yang berdasarkan sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk :
Ŷ= a0 + a1 x1 +a2 x2 + a3 x3 + …+ ak xk
Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk :
H0= β1 = 0, i = 1, 2, …, k
(22)
Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran sy.12…k,
jumlah kuadrat∑ x2ij dengan xij = Xj - Xj dan koefisien korelasi ganda antara variabel
Xi yang dianggap sebagai variabel tak bebas dengan variabel-variabel bebas sisanya
yang ada dalam regresi.
Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien bi, yakni :
∑
− = ) 1 )( ( ... 12 . 2 2 2 i ij bi R x k y S S Dimana 1 ) ( ... 12 . 2 2 − − − =∑
k n Y Y k yS i i
2 2
)
( ij ij
ij X X
x =
∑
−∑
∑
= i reg i y JKR2 2
Selanjutnya hitung statistik :
bi i i s b t =
Dengan kriteria pengujian : jika ti > ttabel maka tolak H0, dan jika ti < ttabel maka terima
H0 yang akan berdistribusi student t dengan derajat kebebasan dk = (n-k-1);
ttabel = t(n-k-1, �).
2.5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat
hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain. Uji korelasi ini tidak
(23)
independen). Koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur
kekuatan suatu hubungan antarvariabel.
Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan tiga variabel
bebas X1, X2, X3 yaitu :
1. Koefisien korelasi antara Y dengan X1
ry1=
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−∑
}
− 2 2 2 1 2 1 1 1 ) ( ) ( ) )( ( i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n2. Koefisien korelasi antara Y dengan X2
ry2=
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−∑
}
− 2 2 2 2 2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n3. Koefisien korelasi antara Y dengan X3
ry3=
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−∑
}
− 2 2 2 2 3 3 3 ) ( ) 3 ( ) )( ( i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n r ={
∑
∑
−∑
∑
}{
∑
∑
−∑
}
− 2 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( i i i i i i Y Y n X X n Y X Y X n(24)
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien
korelasi adalah plus(+) atau minus(-). Hal ini menunjukkan arah korelasi. Makna sifat
korelasi:
1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka variabel
X2 juga akan mengalami kenaikan, atau jika variabel X2 mengalami kenaikan
maka variabel X1 juga akan mengalami kenaikan.
2. Korelasi negative (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel X2 akan mengalami penurunan, atau jika variabel X2 mengalami
kenaikan maka variabel X1 akan mengalami penurunan
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Keeratan Korelasi
R Interpretasi
0 0,01 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 0,99
1
Tidak berkorelasi Sangat rendah
Rendah Agak rendah
Cukup Tinggi Sangat tinggi
2.6. Uji Koefisien Determinasi
Langkah berikutnya adalah menghitung koefisien determinasi dengan menggunakan
rumus:
R2 = �����
(25)
Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar kemampuan variabel
bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Mempunyai nilai antara 0 – 1 di
mana nilai yang mendekati 1 berarti semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan varians variabel terikatnya.Jadi kegunaan koefisien determinasi adalah:
a. Sebagai ukuran ketepatan atau kecocokan garis regresi yang dibentuk dari hasil
observasi. Maka makin besar nilai R2 semakin bagus garis regresi yang terbentuk, sebaliknya makin kecil nilai R2 makin tidak tepat garis regresi tersebut dalam mewakili data hasil observasi.
b. Mengukur besar proporsi (persentase) dari jumlah ragam Y yang diterangkan
oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan variabel penjelas X
terhadap ragam variabel respon Y dari hasil perhitungan, maka akan diperoleh
R yang merupakan koefisien korelasi untuk populasi. Pengujian hipotesis
tersebut melalui uji F dengan rumus :
F =
�2
� �
(1−�2)
(�−�−1)
(26)
BAB 3
GAMBARAN UMUM
KECAMATAN HARANGGAOL HORISAN
3.1. Gambaran Umum Kecamatan Haranggaol Horisan
3.1.1. Sejarah kecamatan Haranggaol Horisan
Kecamatan Haranggaol Horisan adalah salah satu kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Simalungun, yang merupakan pemekaran dari kecamatan Purba. Pada
tahun 2006 Haranggaol Horisan sah menjadi sebuah kecamatan yang berada dipesisir
Danau Toba. Dulunya daerah Haranggaol merupakan sebuah Desa yang disebut desa
Tiga Langgiung yang artinya pasar dipinggir danau karena dulunya daerah ini adalah
tempat perdagangan hasil bumi yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di
pelosok-pelosok pesisir danau toba. Dan perdagangan ini di lakukan di sepanjang pesisir
Danau Toba.
Pada tahun 1960 nama Langgiung diubah menjadi Haranggaol yang artinya
ladangnya pisang atau sarang pisang karena pada tahun 1960 masyarakat Haranggaol
mayoritas menanam pisang sebagai matapencaharian mereka, dan pada saat itu pisang
(27)
saat itu terkenal sebagai penghasil pisang di Simalungun, oleh karena itu lah daerah ini
ini disebut Haranggaol dan Horisan artinya daerah yang berada di pesisir Danau Toba.
Karena pertumbuhan masyarakat semakin meningkat, daerah ini di bagi menjadi
empat nagori dan satu kelurahan yaitu :
1. Nagori Sihalpe
2. Purba Horisan
3. Purba Pasir
4. Haranggaol
5. Nagori Purba
Penduduk asli Kecamatan Haranggaol Horisan awalnya adalah Suku
Simalungun, kemudian ditambah oleh pendatang yang awalnya adalah Batak Toba
kemudian disusul oleh suku lain seperti suku Karo, Jawa dan Padang. Tetapi hingga
saat ini, penduduk mayoritas daerah ini adalah Suku Simalungun.
3.1.2. Letak dan keadaan wilayah
3.1.2.1 Kondisi iklim dan letak geografis
Kecamatan Haranggaol Horisan berada di pinggiran Danau Toba dan dikelilingi
gunung dan bukit. Kecamatan Haranggaol terletak diantara 2˚49’46”-2˚52’31” LU dan 98˚35’ 51”- 94˚ 45’ 11” BT. Berada pada ketinggian 904 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Rata-rata suhunya adalah 26-28˚C. Keadaan iklim di Haranggaol beriklim dingin.
(28)
3.1.2.2 Batas dan luas wilayah
Kecamatan Haranggaol Horisan merupakan bagian dari daerah Kabupaten
Simalungun, dengan luas daerah 34,5 Km2 atau 1,27% dari luas wilayah Kabupaten Simalungun.
Kecamatan Haranggaol Horisan berbatasan dengan :
- Sebelah Utara : Kecamatan Purba
- Sebelah Selatan : Kecamatan Danau Toba
- Sebelah Barat : Kecamatan Silimakuta
- Sebelah Timur : Kecamatan Dolok Pardamean
Dengan jarak ibukota kecamatan Haranggaol Horisan ke ibukota kabupaten 30 km.
Kecamatan ini terdiri dari empat nagori dan satu kelurahan.
Tabel 3.1. Luas Wilayah menurut Nagori/Kelurahan di Kec. Haranggaol Horisan tahun 2010
No Nagori/Kelurahan
Luas (km)
Rasio terhadap Luas Kecamatan (%)
(1) (2) (3) (4)
1 Nagori Sihalpe 4,00 11,59
2 Purba Horisan 9,75 28,26
3 Purba Pasir 4,75 13,77
4 Haranggaol 9,75 28,26
5 Nagori Purba 6,25 18,12
Jumlah 34,50 100,00
(29)
3.2. Kondisi Sosial – Ekonomi Masyarakat
3.2.1. Komposisi penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk oleh BPS Pemerintah Kabupaten Simalungun
(Simalungun dalam Angka 2010) jumlah penduduk Kecamatan Haranggaol Horisan
adalah 4.994 jiwa yang terdiri dari 2.517 orang laki-laki dan 2.477 orang perempuan
(sex ratio) sebesar 101,61 dan kepadatan penduduknya sebesar 145 jiwa/Km2. Dari hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk yang terkecil terdapat pada kecamatan
Haranggaol Horisan, dari jumlah penduduk pada 31 kecamatan di daerah kabupaten
Simalungun.
3.2.1.1 Komposisi penduduk berdasarkan suku
Penduduk Kecamatan Haranggaol di dominasi oleh Suku Simalungun. Hal ini
dilatarbelakangi karena pertama-tama menempati daerah ini adalah Suku Simalungun
dapat dikatakan Suku Simalungun adalah penduduk asli Kecamatan Haranggaol
Horisan. Tapi pada saat ini selain suku asli banyak juga suku perantau yang
menempati daerah ini, seperti Suku Batak Toba, Karo, Padang, Jawa dan lainnya.
Untuk lebih jelasnya perbandingan penduduk suku dapat dilihat pada tabel 3.2
(30)
Dilihat dari tabel di atas suku pendatang yang paling dominan adalah suku
batak Toba yaitu 20%, kemudian disusul oleh suku Karo dan Jawa dan yang terakhir
ialah suku Padang. Namun suku batak Toba sebagian sudah tidak mau lagi disebut
sebagai pendatang dengan alasan mereka sudah turun-temurun tinggal dan lahir di
daerah Haranggaol.
3.2.1.2 Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan
Masyarakat Kecamatan Haranggaol Horisan sebenarnya sudah sadar akan pentingnya
pendidikan, hal ini ditandai dengan sudah banyaknya masyarakat Haranggaol telah
lulus SMA tetapi sebagian besar tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini
disebabkan karena faktor kurangnya minat belajar pemuda-pemudi setempat dan
faktor ekonomi. Masyarakat kecamatan Haranggaol Horisan ada juga menyekolahkan
putra/putri ke luar dari daerah Haranggaol, ini dikarenakan keinginan orangtua agar
anaknya mendapat pendidikan yang lebih bagus.
3.2.1.3 Komposisi penduduk berdasarkan matapencaharian
no Suku Persentase
1 Simalungun 70% 2 Batak Toba 20%
3 Karo 5%
4 Jawa 3%
5 Padang 2%
(31)
Ada beberapa jenis matapencaharian yang digeluti oleh masyarakat Kecamatan
Haranggaol seperti peternak ikan, petani, pedagang, wiraswasta (pemilik hotel,
penginapan) dan PNS. Sebahagian besar penduduk kecamatan ini bermatapencaharian
dari sektor pertanian. Adapun jenis tanaman yang ditanam para petani adalah berupa
tanaman palawija seperti : sayur- mayur, kacang, tomat, bawang dan lain-lain. Sebagai
tanaman tua masyarakat setempat menanam kopi dan mangga.
Pada sektor peternakan ikan, masyarakat memanfaatkan alam Danau Toba
sebagai tempat untuk membudidayakan ikan. Adapun jenis ikan yang diternakkan oleh
masyarakat adalah jenis ikan mujair atau sering juga disebut ikan Nila (ikan air tawar).
Adapun alasan masyarakat setempat memilih memelihara ikan mujair adalah karena
menurut mereka ikan nila lebih tahan terhadap virus dan kondisi alam Danau Toba.
Sebenarnya sebelum tahun 2004 masyarakat kecamatan Haranggaol Horisan
membudidayakan Ikan Mas, namun pada tahun 2004 virus Koiherves menyerang ikan
Mas tersebut sehingga banyak ikan yang mati, sejak itulah ikan mas tidak diternakkan
lagi di daerah ini, sehingga masyarakat lebih memilih menternakkan ikan Nila.
Perlu juga diketahui para PNS tidak hanya bekerja sebagai pegawai tetapi
banyak juga diantara mereka yang menjadi peternak ikan Nila sebagai kerja
sampingan. Oleh sebab itu keramba jaring apung juga memberi sumbangan yang besar
terhadap perekonomian masyarakat.
(32)
3.3.1. Sarana wisata
Haranggaol adalah tempat parawisata walaupun pada saat ini mengalami keterpurukan
dan kemunduran, tetapi masih ada terdapat sarana wisata yang ada di kelurahan
Haranggaol. Masyarakat setempat memanfaatkan indahnya alam Danau Toba. Adapun
sarana yang biasa dimanfaatkan di Haranggaol atau hal sebagai pendukung pariwisata
adalah seperti adanya hotel atau peninapan yang ada di daerah ini. Adapun penginapan
yang ada di daerah ini adalah :
1. Penginapan Horisan
2. Penginapan Marbun
3. Penginapan Naga Murni
4. Penginapan Sigumba-gumba
5. Penginapan Tuhulan
Semua penginapan diatas tidak hanya menyediakan fasilitas kamar tetapi juga
memanfaatkan pinggiran Danau Toba sebagai tempat berenang pengunjung.
Penginapan ini juga menyediakan restoran. Sebagian kecil masyarakat setempat juga
menyediakan fasilitas lain seperti menyediakan kapal, bebek air, ban yang disewakan
kepada pengunjung yang datang ke daerah Haranggaol.
(33)
Kecamatan Horisan Haranggaol memiliki sarana kesehatan, walaupun tidak terdapat
rumah sakit besar di daerah ini tetapi masyarakat sudah sadar dan peduli akan
kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari sarana kesehatan yang ada di kecamatan ini.
Masyarakat sudah berpikiran maju karena jika mereka sakit masyarakat segera datang
ke puskesmas dan berobat. Begitu juga ibu-ibu hamil sudah mau mengkonsultasikan
kandungannya kepada bidan desa yang ada di desa-desa yang ada di kecamatan
Haranggaol Horisan.
3.3.3. Sarana ekonomi
Pada dasarnya masyarakat melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Transaksi atau aktifitas ekonomi tersebut biasanya terjadi pada sebuah tempat yang
disebut pasar. Transaksi atau aktifitas ekonomi juga dapat terjadi di toko, kios dan
lain-lain. Pada masyarakat kecamatan Haranggaol Horisan ini aktifitas ekonomi
berlangsung di pasar atau yang sering disebut Tiga (Pasar) oleh masyarakat. Namun
pasar di Haranggaol hanya ada pada hari senin dan kamis setiap minggunya. Selain di
pasar masyarakat kecamatan ini juga mengadakan aktifitas ekonomi di toko, warung
dan di tempat perbelanjaan lainnya yang ada di Kecamatan Haranggaol Horisan.
(34)
3.4.1. Sistem nilai
Setiap daerah mempunyai nilai-nilai norma dan peraturan baik yang tertulis dan tidak
tertulis. Demikian juga dengan masyarakat Kecamatan Haranggaol Horisan yang
mempunyai nilai-nilai norma yang mengatur kehidupan sosial masyarakat Haranggaol
Horisan. Adapun nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat dapat dilihat pada
penjelasan di bawah ini.
3.4.1.1 Religius (Agama)
Ketaatan masyarakat dalam beragama dapat dilihat dengan terciptanya kerukunan dan
kedamaian diantara masyarakat. Perilaku masyarakat sedikit tidaknya juga
dipengaruhi oleh ajaran-ajaran agama yang ada pada ajaran agama masing-masing.
Meskipun terdapat beranekaragam jenis agama yang dianut oleh masyarakat
Kecamatan Haranggaol tetapi hal ini tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk
bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa kehidupan beragama
pada masyarakat Kecamatan Haranggaol Horisan dapat hidup rukun dan saling
berdampingan serta menghormati satu dengan yang lainnya.
(35)
Pada masyarakat Kecamatan Haranggaol rasa kekeluargaan masih sangat terasa dan
masih kental. Meskipun penduduk Haranggaol sudah dapat dikatakan banyak namun
masih dapat saling mengenal satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan adanya rasa
kekeluargaan yang masih kuat diantara mereka. Dan juga dikarenakan masyarakat
masih memiliki hubungan keluarga satu dengan yang lainnya. Hubungan kekeluargaan
itu juga dapat dipelihara karena marga yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Jadi
rasa simpati tetap masih ada melalui marga yang dimiliki masing-masing penduduk.
Dan tidak jarang pula para pendatang membuat orangtua angkat di daerah ini.
3.4.1.3 Adat-istiadat
Masyarakat menjunjung tinggi nilai adat dan istiadat mereka. Pada masyarakat
Haranggaol struktur sosial atau struktur yang dipakai adalah ”Tolu sahundulan” yaitu sanina, tondong dan boru, serta ”lima saodoran” yaitu ketiga kelompok tersebut dan termasuk di dalamnya adalah tondong ni tondong dan boru ni boru. Biasanya itu
berperan dalam tugasnya masing-masing. Untuk acara penyelenggaraan pesta adat
baik acara pernikahan maupun acara pemakaman serta acara adat lainnya.
3.4.1.4 Gotong royong
Istilah gotong royong juga masih terdapat pada masyarakat Kecamatan Haranggaol
Horisan. Dimana ada istilah gotong royong tim pantai dan gotong royong darat.
Gotong royong tim pantai artinya membersihkan pantai Danau Toba dari sampah
(36)
Sedangkan gotong royong darat yaitu membersihkan lingkungan yang ada di darat,
yaitu parit, sarana umum, dan lain-lain. Dimana anggota gotong royong tim darat dan
(37)
BAB 4 ANALISIS DATA
4.1. Analisis dan Evaluasi Data
Data yang diambil dari Dinas Perikanan dan Peternakan Pemerintahan Kabupaten
Simalungun, yaitu berupa data Produksi Ikan Nila, Luas lahan yang digunakan dalam
beternak Ikan Nila, Jumlah benih Ikan Nila, Jumlah pakan. Data tersebut diambil dari
tahun 2008-2011, dimana datanya sebagai berikut :
Tabel 4.1. Produksi Ikan Nila, Luas lahan, Jumlah benih Ikan Nila dan Jumlah pakan Pada Tahun 2007-2011 di Kecamatan
Haranggaol Horisan
Tahun Produksi (Ton) Luas (Ha)
Jumlah Benih Ditebar (×1.000 ekor)
Jumlah Pakan Ikan (x1000Kg)
2007 3,856 3,71 23.136,0 1156,8
2008 3,836 3,43 23.135,4 1159,6
2009 3,856 6,59 23.136,0 1156,8
2010 5,566 10,30 33.396,6 1669,83
2011 6,523 14,83 37.739,4 1752
Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Pemerintahan Kabupaten Simalungun
(38)
Y = Jumlah Produksi Ikan Nila
X1 = Luas Lahan
X2 = Jumlah benih Ikan Nila
X3 = Jumlah Pakan
Setelah melihat data yang tersedia penulis mengelompokkan penganalisaan dan
pembahasan menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Menentukan persamaan regresi linier berganda
2. Uji keberartian regresi
3. Uji koefisien regresi berganda
4. Menentukan nilai korelasi
5. Uji koefisien determinasi
4.2. Menentukan Persamaan Regresi Linear Berganda
Untuk melihat hubungan antara variabel variabel bebas ( luas lahan, jumlah benih ikan
dan jumlah pakan) terhadap variabel terikat ( jumlah produksi Ikan Nila) maka
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan persamaan regresi linier
berganda.Nilai-nilai yang diperlukan untuk menghitung koefisien-koefisien regresi b1,
b2, b3 sebagai berikut:
Tabel 4.2. Nilai-Nilai untuk Menghitung Koefisien-Koefisien Regresi dan Perhitungan Uji Regresi
(39)
n Y X1 X2 X3
1 3856 3,710 23136 1156,8
2 3836 3,430 23135,4 1159,6
3 3856 6,590 23136 1156,8
4 5566 10,300 33396,6 1669,83
5 6523 14,830 37739,4 1752
Jlh 23637 38,860 140543,4 6895,03
Lanjutan tabel 4.2
n X1 X2 X1 X3 X2 X3 X12 X22 X32
1 85834,560 4291,728 6763724,800 13,76 535274496 1338186
2 79354,422 3977,428 26827809,840 11,76 535246733,2 1344672
3 152466,240 7623,312 26763724,800 43,43 535274496 1338186
4 343984,980 17199,249 55766644,578 106,09 1115332892 2788332
5 559675,302 25982,160 66119428,800 219,93 1424262312 3069504
Jlh 1221315,504 59073,877 202241332,8 394,976 4145390929 9878881
Lanjutan tabel 4.2
(40)
1 14868736 14305,76 89212416 4460621
2 14714896 13157,48 88747394,4 4448226
3 14868736 25411,04 89212416 4460621
4 30980356 57329,8 185885475,6 9294274
5 42549529 96736,09 246174106,2 11428296
Jlh 117982253 206940,17 699231808,2 34092037
Dari tabel 4.2 diperoleh :
n = 5
1
X
∑
= 38,860∑
Y
= 236372
X
∑
= 140543,4
∑
Y
X
1 = 203485,6993
X
∑
= 6895,03∑
Y
X
2 = 699231808,22 1
X
X
∑
= 1221315,504∑
Y
X
3 = 340920373 1
X
X
∑
= 59073,877∑
Y
2 = 1179822532 2
X
∑
= 4145390929∑
X
12 = 394,9763 2
X
X
∑
= 202241332,8∑
X
32 = 9878881Dari persamaan :
Y
∑
=b
0n
+
b
1∑
X
1+
b
2∑
X
2+
b
3∑
X
31
YX
∑
= 2 1 2 3 1 32 1 1 1
0
X
b
X
b
X
X
b
X
X
b
∑
+
∑
+
∑
+
∑
2
YX
∑
= 3 2 32 2 2 1 2 1 2
0
X
b
X
X
b
X
b
X
X
(41)
3
YX
∑
=b
0∑
X
3+
b
1∑
X
3X
1+
b
2∑
X
3X
2+
b
3∑
X
32Dapat disubsitusikan ke dalam nilai – nilai yang sesuai sehingga diperoleh :
23637 = 5 b0 + 38,860 b1 + 140543,4b2 +6895,03 b3
203485,699 = 38,860 b0 + 394,976b1 +1221315,504b2 +59073,877 b3
699231808,2 = 140543,4b0 +1221315,504b1 +4145390929b2 +202241332,8 b3
34092037 = 6895,03 b0 + 59073,877b1 + 202241332,8 b2 + 9878881b3
Setelah Persamaan di atas diselesaikan, maka diperoleh koefisien – koefisien
regresi linier berganda sebagai berikut :
b0 = 7,552
b1 = 2,792
b2 = 0,249
b3 = -1,672
Dengan demikian, persamaan regresi linier ganda atas X1, X2, X3, dan X4 atas Y
adalah :
∧
Y = 7,552+2,792X1+ 0,249X2- 1,672X3
Sedangkan untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga – harga
∧
Y yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk setiap nilai X1, X2dan X3 yang
diketahui dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3. Harga Penyimpangan ∧
(42)
n Y
∧
Y ( Y -
∧
Y) ( Y - ∧
Y )2
1 3856 3848,544 7,456 55,586
2 3836 3842,932 -6,932 48,047
3 3856 3856,585 -0,585 0,342
4 5566 5565,794 0,206 0,043
5 6523 6523,145 -0,145 0,021
jlh 23637 23637 5,45697 104,0397984
Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
1
)
(
2 2 123 .−
−
−
∑
=
∧k
n
Y
Y
s
y Dengan : 2)
(
∧−
∑
Y
Y
= 104,040n = 5
k = 3
Diperoleh : 1 3 5 4 104,039798 2 123 . = − − y s = 104,0340
Dengan penyimpangan nilai yang didapat ini berarti bahwa rata – rata jumlah
hasil produksi ikan nila yang sebenarnya akan menyimpang dari rata – rata jumlah
produksi Ikan Nila yang diperkirakan sebesar104,040
(43)
Perumusan hipotesa :
H0 :
β
1 =β
2=β
3 =β
4 =0 ( X1, X2, X3, X4 tidak mempengaruhi Y)H1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan
nol atau mempengaruhi Y.
Dengan : H0 diterima jika Fhit≤ Ftab.
H0 ditolak Jika Fhit> Ftab.
Untuk menguji model regresi yang telah terbentuk, maka dapat diambil :
1 1
1
X
X
x
=
−
x
3=
X
3−
X
3y
=
Y
−
Y
2 2
2
X
X
x
=
−
Dengan :
1
X
=7,772X
3 = 1379,006Y
= 4727,400X
2 = 28108,680(44)
n x 1 x 2 x 2 y x 12 x 22
1 -4.062 -4972,68 -222,206 -871,4 16,49984 24727546
2 -4.342 -4973,28 -219,406 -891,4 18,85296 24733514
3 -1.182 -4972,68 -222,206 -871,4 1,397124 24727546
4 2.528 5287,92 290,824 838,6 6,390784 27962098
5 7.058 9630,72 372,994 1795,6 49,81536 92750768
jlh 0 0 4,54747 1,81899 92,95608 194901472
Sambungan tabel 4.4
n x 32 y 2 x 1 x 2 x 1 x 3
1 49375,51 759338 20199,03 902,600772
2 48138,99 794594 21593,98 952,660852
3 49375,51 759338 5877,708 262,6447492
4 84578,6 703250 13367,86 735,203072
5 139124,5 3224179 67973,62 2632,591652
Jlh 370593,1 6240699 129012,2 5485,70384
(45)
n x 2 x 3 y x 1 y x 2 y x 3
1 1104959.332 3539.6268 4333193 193630.31
2 1091167.472 3870.4588 4433182 195578.51
3 1104959.332 1029.9948 4333193 193630.31
4 1537854.046 2119.9808 4434450 243885.01
5 3592200.776 12673.3448 17292921 669748.03
Jlh 8431140.958 23233.406 34826939 1496472.2
Dari tabel 4.4 dapat dicari :
JKreg =
b
1∑
y
x
1+
b
2∑
y
x
2+
b
3∑
y
x
3= 2,792 x 23233,406 + 0,249 x 34826939 –1,672 X 1496472,2
= 6240595,16
Untuk JKres dapat dilihat dari tabel 5.3 yaitu
2
)
(
∧
−
∑
Y
Y
= 104,04 maka nilai Fhitdapat dicari dengan rumus :
F =
) 1 /( / − −k n JK k JK res reg = ) 1 3 5 ( 104,04 3 / 6240595,16 − − = 19994,218
Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 3, dk penyebut = 1, dan α = 0,05 diperoleh Ftab =215,71 Karena Fhit lebih besar daripada Ftab maka H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, X3 bersifat
nyata atau ini berarti bahwa luas keramba, jumlah bibit ikan dan jumlah pakan
(46)
4.4. Mencari Koefisien Korelasi Linier Ganda
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat harga
∑
y
2=6240699sedangkan JKreg yang telahdihitung adalah6240595,16. Maka selanjutnya dengan rumus R2 = 2
y
JK
reg∑
Sehingga didapat koefisien determinasi :
R2 =
6240595 6240595,16
= 1
Dan untuk koefisien korelasi ganda, kita gunakan :
R = 2
R
= 1
= 1
Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 1 dan dengan
mencari akar dari R2, diperoleh koefisien korelasinya sebesar 1. Nilai tersebut
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap perubahan
variabel dependent. Artinya 100% jumlah produksi ikan Nila dipengaruhi oleh ketiga
(47)
4.5. Koefisien Korelasi
4.5.1. Perhitungan Korelasi antara Variabel Y dengan Xi
1. Koefisien korelasi antara jumlah produksi ikan Nila (Y) dengan luas lahan
keramba (X1).
ryx1 =
(
)
{
2}
{
2( )
2}
1 2 1 1 1 1
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=(
) (
)(
)
(
) (
)
{
2}
{
(
) (
)
2}
23637 117982253 5 38,86 394,976 5 23637 38,86 203485,699 5 − − − = 0,965
Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi Ikan
Nila dengan luas lahan keramba, artinya penambahan jumlah produksi ikan Nila akan
meningkatkan luas lahan dan sebaliknya penurunan jumlah produksi ikan Nila akan
menurunkan luas lahan keramba, hubungan antara jumlah produksi ikan Nila dengan
luas lahan keramba tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang tinggi yaitu 0,965.
2. Koefisien korelasi antara jumlah produksi ikan Nila (Y) dengan jumlah bibit
ikan (X2).
ryx2 =
(
)
{
2}
{
2( )
2}
2 2 2 2 1 2
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=(
) (
)(
)
(
) (
)
{
2}
{
(
) (
)
2}
23637 117982253 5 140543,4 4145390929 5 23637 140543,4 2 699231808, 5 − − − = 0,999
(48)
Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi Ikan
Nila dengan jumlah bibit ikan, artinya penambahan jumlah produksi ikan Nila akan
meningkatkan jumlah bibit dan sebaliknya penurunan jumlah produksi ikan Nila akan
menurunkan jumlah bibit ikan Nila, hubungan antara jumlah produksi ikan Nila
dengan jumlah bibit ikan Nila tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang tinggi
yaitu 0,999.
3. Koefisien korelasi antara jumlah produksi ikan Nila (Y) dengan jumlah pakan
ikan Nila (X3).
ryx3 =
(
)
{
2}
{
2( )
2}
3 2 3 3 1 3
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
Y
X
n
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=(
) (
)(
)
(
) (
)
{
2}
{
(
) (
)
2}
23637 117982253 5 6895,03 9878881 5 23637 6895,03 34092037 5 − − − = 0,984
Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara jumlah produksi Ikan
Nila dengan jumlah pakan, artinya penambahan jumlah produksi ikan Nila akan
meningkatkan jumlah pakan ikan dan sebaliknya penurunan jumlah produksi ikan Nila
akan menurunkan jumlah pakan ikan, hubungan antara jumlah produksi ikan Nila
dengan jumlah pakan ikan tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang tinggi yaitu
0,984.
4.5.2. Perhitungan korelasi antar variabel bebas
(49)
r12 =
(
)(
)
(
)
{
}
{
(
)
2}
2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1
X
X
n
X
X
n
X
X
X
X
n
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=(
) (
)(
)
(
) (
)
{
2}
{
(
) (
)
2}
140543,4 9878881 5 38,86 394,976 5 140543,4 38,86 4 1221315,50 5 − − − = 0,958
2. Koefisien korelasi antara luas lahan keramba (X1) jumlah pakan ikan(X3).
r13 =
(
)(
)
(
)
{
}
{
(
)
2}
3 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1
X
X
n
X
X
n
X
X
X
X
n
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=(
) (
)(
)
(
) (
)
{
2}
{
(
) (
)
2}
6895,03 9878881 5 38,86 394,976 5 6895,03 38,86 59073,877 5 − − − = 0,935
3. Koefisien korelasi antara jumlah bibit ikan (X2) jumlah pakan ikan jumlah
(X3).
r23 =
(
)(
)
(
)
{
}
{
(
)
2}
3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2
X
X
n
X
X
n
X
X
X
X
n
∑
−
∑
∑
−
∑
∑
∑
−
∑
=(
) (
)(
)
(
) (
)
{
2}
{
(
) (
)
2}
6895,03 9878881 5 140543,4 4145390929 5 6895,03 140543,4 20224332,8 5 − − − = 0,922
(50)
∧
Y = 7,552+2,792X1+ 0,249X2- 1,672X3
H0 : bi = 0 dimana i = 1, 2, ...k ( variabel bebas Xi tidak berpengaruh terhadap Y )
H1 : bi ≠ 0 dimana i = 1,2, ....k ( variabel bebas Xi berpengaruh terhadap Y )
Dimana :
Terima H0 jika thitung< ttabel
Tolak H0 jika thitung > ttabel
Dari Perhitungan yang sebelumnya didapat harga – harga :
2 123 .
y
s = 104,040 ,
∑
x
12= 92,956,∑
x
22= 194901472 dan∑
x
32= 370593, R1 = r12 = 0,958, R2 = r12 = 0,958 dan R3 = r13 = 0,935Maka kekeliruan baku Koefisien bi adalah sebagai berikut :
( )
2(
2)
2 ... 12 .1
i i k y biR
x
s
s
−
∑
=
( )
(
2)
1 2 1 2 123 . 1
1
R
x
s
s
b y−
∑
=
=(
)(
)
0,917764 1 92,956 104,040 − = 4,161( )
(
2)
2 2 2 2 123 . 2
1
R
x
s
s
b y−
∑
(51)
=
(
)(
)
0,917764 1 194901472 104,040 − = 0,008( )
(
2)
3 2 3 2 123 . 3
1
R
x
s
s
b y−
∑
=
=
(
370593)(
1 0,874225)
104,040 − = 0,149
Sehingga diperoleh distribusi ti dengan perhitungan
i i i
sb
b
t
=
sebagai berikut :1 1 1 sb b t = = 4,161 2,792 = 0,671 2 2 2 sb b t = = 0,008 0,249 = 31,125 3 3 3 sb b t =
(52)
= 0,149
1,672
= -11,221
Dari tabel distribusi t dengan dk = 4 dan α = 0,05 diperoleh ttabel sebesar 1,9432
dan dari hasil perhitungan diatas diperoleh :
1. t1 = 0,671(nilai mutlak) < ttabel = 12,7062
2. t2 = 31,125 (nilai mutlak) > ttabel = 12,7062
3. t3 = 11,221 (nilai mutlak) <ttabel = 12,7062
Sehingga dari kedua koefisien regresi tersebut variabel X1(Luas lahan
keramba)dan X3 (jumlah pakan ikan) tidak memiliki pengaruh yang berarti atau tidak
signifikan, sedangkan X2 (jumlah bibit ikan) memiliki pengaruh yang berarti atau
(53)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1. Pengertian Implementasi Sistem
Pengertian implementasi sistem adalah prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan
desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan mulai
menggunakan program yang dibuat.
Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan penerapan hasil desain
tertulis ke dalam programming (coding). Dalam pengolahan data pada karya tulis ini
penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu
program SPSS 17,0 For Windows dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.
5.2. Pengenalan SPSS
SPSS atau Statistical Product and Service Solution merupakan program aplikasi yang
digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan komputer.
SPSS paling banyak digunakan dalam berbagai riset pasar, pengendalian dan
perbaikan mutu (quality improvement) serta riset-riset lain.
SPSS dibuat pertama kali sebagai software statistik pada tahun 1968.
Diprakarsai oleh ketiga mahasiswa Stanford University, yang pada saat itu
(54)
muncul pada versi PC (bisa dipakai untuk komputer desktop) dengan nama
SPSS/PC+, dan sejalan dengan populernya sistem operasi windows.Pada tahun 1992,
SPSS juga mengeluarjan versi windows. Dan antara tahun 1994 sampai tahun 1998,
SPSS melakukan berbagai kebijakan strategis untuk pengembangan software statistik,
dengan mengakusisi software house terkemuka seperti SYSTAT. Inc, BMDP
Statistical Software, Jandel Statistics Software Clear Software, Quantime Ltd, Initive
Technologies AS dan Integral Solution Ltd. Untuk memantapkan posisinya sebagai
salah satu market leader dalam businessintelligence, SPSS juga menjalin aliansi
strategis dengan Software house terkemuka dunia yang lain seperti Oracle Corp,
Business Object dan Ceres Integrated Solution.
Karena perkembangan SPSS ini membuat SPSS yang tadinya hanya ditujukan
pada pengolahan data statistik untuk ilmu social yang pada saat itu SPSS yang
singkatan dari Statistical Packcage for the Social Sciences berubah menjadi Statistical
Product and Service Solution. Fungsi SPSS diperluas untuk melayani berbagai user
seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan lain sebagainya.
5.3. Pengolahan Data dengan SPSS
1. Cara memulai dan mengaktifkan SPSS pada program window : 1.1 Pilih menu start dari windows
1.2 Kemudian pilih menu All Programme
(55)
Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan SPSS 18.0 2. Pemasukan data ke dalam SPSS
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
SPSS Data Editor mempunyai 2 tipe lingkungan kerja yaitu : Data View dan Variable
View. Untuk menyusun defenisi variabel, posisi tampilan SPSS Data Editor harus
berada pilih ada “Variable View”. Lakukan dengan mengklik tab sheet Variable View
yang berada dibagian kiri bawah atau langsung menekan Ctrl+T. Tampilan
variable view juga dapat dimunculkan dari view lalu pilih Variable.
(56)
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Data View dalam SPSS 3. Menyusun Defenisi Variabel
Name : untuk memasukkan nama variabel yang akan diuji
Type : untuk mendefenisikan tipe variabel
Widht : untuk menuliskan panjang pendek variabel
Decimal : untuk menuliskan jumlah desimal di belakang koma
Label : untuk menuliskan nama keterangan untuk nama
variabel yang diikutsertakan atau tidak.
Missing : untuk menuliskan ada tidaknya jawaban kosong
Columns : untuk menuliskan lebar kolom
Align : untuk menuliskan rata kanan, kiri atau tengah
penempatan teks atau angka di Data view
Measure : untuk menentukan skala pengukuran variabel,
(57)
Dalam penulisan ini values, missing and measure tidak dipergunakan, oleh karena itu
ketiga variabel ini diabaikan saja.
a. Pengisian Variabel
Variabel Y : Variabel Y Jumlah produksi Ikan Nila,
variabel ini merupakan yang pertama ditempatkan
pointer pada baris pertama
Name : Letakkan kursor di bawah name, lalu klik ganda
pada sel tersebut lalu ketik Y
Type : Pilih numeric
Width : Untuk keseragaman ketik 8
Decimal : Ketik 2
Label : Letakkan klik kursor di bawah label lalu ketik
Jumlah produksi Ikan Nila
Align : Pilih Center
Variabel X1 : Variabel X1 adalah luas lahan yang
merupakan variabel kedua maka tempatkan kursor
pada baris kedua.
Name : Letakkan kursor di bawah name, lalu klik ganda
pada sel tersebut lalu ketik X1
Type : Pilih numeric
Width : Untuk keseragaman ketik 8
Decimal : Ketik 2
(58)
Luas Keramba
Align : Pilih Center
Variabel X2 : Variabel X2 adalah jumlah bibit ikan
merupakan variabel kedua maka tempatkan kursor
pada
baris kedua.
Name : Letakkan kursor di bawah name, lalu klik ganda
pada sel tersebut lalu ketik X2
Type : Pilih numeric
Width : Untuk keseragaman ketik 8
Decimal : Ketik 2
Label : Letakkan klik kursor di bawah label lalu ketik
Jumlah bibit Ikan Nila
Align : Pilih Center
Variabel X3 : Variabel X3 adalah jumlah pakan Ikan Nila yang
merupakan variabel kedua maka tempatkan kursor
pada
baris kedua.
Name : Letakkan kursor di bawah name, lalu klik ganda
pada sel tersebut lalu ketik X3
Type : Pilih numeric
Width : Untuk keseragaman ketik 8
(59)
Label : Letakkan klik kursor di bawah label lalu ketik
Jumlah pakan Ikan Nila
Align : Pilih Center
Dari pengisian yang telah dikerjakan maka dapat diperoleh seperti gambar seperti
berikut :
Gambar 5.3 Tampilan Jendela Pengisian Variabel View
b. Pengisian Data
Klik pada tab sheet Data View yang ada di kiri bawah layar dan mulai pengisian.
Pengisian dilakukan dengan mengetik biasa, seperti mengisi data pada Microsoft
Excel atau mengetik table pada Microsoft Word. Untuk mengisi variabel Y, letakkan
kursor pada baris satu kolom Y lalu ketik menurun sesuai data Y. Demikian juga
untuk pengisian data pada X1 yaitu pada kolom kedua (X1) dan X2 yaitu pada kolom
(60)
Gambar 5.4 Tampilan Jendela Pengisian Data View
c. Pengolahan Data Regresi Linier
Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
1. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze,
2. Lalu pilih sub menu Regression dan klik Linier sehingga kotak dialog Linier
Regression akan muncul.
3. Masukkan variabel Y pada kotak Dependent dan variabel X1 dan X2
(61)
Gambar 5.5 Kotak Dialog Linier Regression 4. Klik tombol Statistic sehingga kotak dialog Linier Regresion:
Pada Pilihan Coefficient pilih Estimate, Model Fit dan Deskriptive. Pada pilihan
Residual, pilih casewise Diagnostics dan Cek All Cases (untuk semua kasus) Setelah
itu klik continue untuk meneruskan pengisian.
(62)
5. Klik Plots untuk membuat grafik. Isi kolom Y dengan pilihan SDRESID dan kolom X dengan ZPRED, kemudian tekan Next. Isi lagi kolom Y dengan ZPRED dan
kolom X DEPENDENT. Pada pilihan Standardizes Residual Plots, cek Normal
Probability Plot.Setelah itu klik continue untuk meneruskan pengisian :
Gambar 5.7 Kotak dialog Linier Regression Plots
6. Klik tombol Option sehingga kotak dialog Linier Regression : Option akan muncul. Pilih Use Probabilty of F kemudian masukkan nilai tingkat kepercayaan pada
kotak Entry. Dan penulis memasukkan selang kepercayaan 0,05. Setelah itu klik
continue untuk meneruskan pengisian :
(63)
Pengisian telah selesai maka klik OK. Maka output SPSS Viewer akan menampilkan
hasil sebagai berikut :
Tabel 5.1 Deskripsi Statistika
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Produksi 4.7274E3 1249.06957 5
Luas 7.7720 4.82069 5
Jumlah_benih 2.8109E4 6980.35587 5
Jumlah_pakan 1.3790E3 304.38180 5
Tabel 5.2 Model Summary (b)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 1.000a 1.000 1.000 10.19999
a. Predictors: (Constant), Jumlah_pakan, Luas, Jumlah_benih b. Dependent Variable: Produksi
Tabel 5.3 ANAVA (b)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6240595.160 3 2080198.387 1.999E4 .005a
Residual 104.040 1 104.040
Total 6240699.200 4
a. Predictors: (Constant), Jumlah_pakan, Luas, Jumlah_benih b. Dependent Variable: Produksi
(64)
Tabel 5.4 Coefficients (a)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.552 45.542 .166 .895
Luas 2.792 4.158 .011 .671 .624
Jumlah_benih .249 .008 1.392 30.721 .021
Jumlah_pakan -1.672 .149 -.407 -11.210 .057
a. Dependent Variable: Produksi
d. Pengolahan data korelasi
1. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, lalu pilih sub menu Correlate dan klik Bivariate sehingga kotak dialog Bivariate Correlations akan muncul.
2. Masukkan variabel Y, X1, dan X2 pada kotak Variables, pilih Pearson pada Correlations Coefficients.
(65)
3. Setelah selesai klik OK sehingga output SPSS Viewer menampilkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5.5 Korelasi antara Produksi Ikan Nila dengan Luas Lahan, Jumlah bibit dan Jumlah pakan
Correlations
Produksi Luas Jumlah_benih Jumlah_pakan
Produksi Pearson Correlation 1 .965** .999** .984**
Sig. (2-tailed) .008 .000 .002
N 5 5 5 5
Luas Pearson Correlation .965** 1 .958* .935*
Sig. (2-tailed) .008 .010 .020
N 5 5 5 5
Jumlah_benih Pearson Correlation .999** .958* 1 .992**
Sig. (2-tailed) .000 .010 .001
N 5 5 5 5
Jumlah_pakan Pearson Correlation .984** .935* .992** 1
Sig. (2-tailed) .002 .020 .001
N 5 5 5 5
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
(66)
(67)
(68)
(69)
BAB 6
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
1. Dengan menggunakan rumus didapat nilai koefisien – koefisien b0 = 7,552, b1
= 2,792, b2 = 0,249, b3 = -1,672. Sehingga persamaan regresi linier yang
didapat adalah
∧
Y= 7,552 + 2,792 X1 + 0,249 X2 – 1,672 X3 Pada uji linier
berganda dengan taraf nyata 0.05, dk pembilang = 1, dk penyebut = 3, maka
Ftabel yang didapat sebesar 215,71 dan Fhitung sebesar 19994,218. Diperoleh
Fhitung> Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini
menunjukan adanya hubungan fungsional yang signifikan antara luas lahan
keramba(X1), jumlah bibit ikan (X2), jumlah pakan ikan (X3), dan jumlah
produksi ikan Nila (Y).
2. Koefisien determinasi (R) sebesar 100%, menunjukan bahwa hanya 100%
jumlah produksi ikan Nila dipengaruhi oleh ketiga faktor X1, X2, X3.
3. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi
yang kuat terjadi pada ketiga variabel bebas yaitu luas lahan keramba (X1)
(70)
(X3) sebesar 0,984 terhadap variabel terikat yaitu jumlah produksi ikan Nila
(Y).
6.2. Saran
Beternak ikan Nila merupakan andalan masyarakat Haranggaol Horisan dalam
kehidupan ekonomi mereka. Perawatan yang maksimal melalui luas lahan keramba,
pemilihan bibit ikan yang unggul dan pemberian pakan ikan yang cukup mampu
memberikan hasil produksi yang besar, dimana hasil ini sangat memberikan kontribusi
yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun terkhusus daerah
Kecamatan Haranggaol. Hanya saja usaha ini masih diakui illegal oleh pemerintah
Kabupaten Simalungun karena dianggap merusak habitat dan panorama Danau Toba.
Kiranya pemerintah kabupaten Simalungun memberikan ijin resmi atas kegiatan usaha
ini. Karenanya jika pemerintah berkenan, tentu akan sangat membahagiakan
masyarakat karena beternak ikan Nila merupakan andalan yang menjadi komoditas
(71)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Supranto, Johanes, M.A. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi 2. Jakarta :
Erlangga.
Iswardono, 1981. Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta : BPFE.
Riduan, 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung , Alfbeta
Sujana, 2001. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Teguh Wahyono. 2008. Belajar Sendiri SPSS 16. PT. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2009. Haranggaol Horisan dalam Angka Tahun 2009.
http://www.medan - wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.go.id. 2012.
(1)
(2)
(3)
(4)
BAB 6
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
1. Dengan menggunakan rumus didapat nilai koefisien – koefisien b0 = 7,552, b1 = 2,792, b2 = 0,249, b3 = -1,672. Sehingga persamaan regresi linier yang
didapat adalah ∧
Y= 7,552 + 2,792 X1 + 0,249 X2 – 1,672 X3 Pada uji linier berganda dengan taraf nyata 0.05, dk pembilang = 1, dk penyebut = 3, maka Ftabel yang didapat sebesar 215,71 dan Fhitung sebesar 19994,218. Diperoleh Fhitung> Ftabel dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Ini menunjukan adanya hubungan fungsional yang signifikan antara luas lahan keramba(X1), jumlah bibit ikan (X2), jumlah pakan ikan (X3), dan jumlah produksi ikan Nila (Y).
2. Koefisien determinasi (R) sebesar 100%, menunjukan bahwa hanya 100% jumlah produksi ikan Nila dipengaruhi oleh ketiga faktor X1, X2, X3.
3. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi yang kuat terjadi pada ketiga variabel bebas yaitu luas lahan keramba (X1) sebesar 0,965, jumlah bibit ikan (X2) sebesar 0,999, dan jumlah pakan ikan
(5)
(X3) sebesar 0,984 terhadap variabel terikat yaitu jumlah produksi ikan Nila (Y).
6.2. Saran
Beternak ikan Nila merupakan andalan masyarakat Haranggaol Horisan dalam kehidupan ekonomi mereka. Perawatan yang maksimal melalui luas lahan keramba, pemilihan bibit ikan yang unggul dan pemberian pakan ikan yang cukup mampu memberikan hasil produksi yang besar, dimana hasil ini sangat memberikan kontribusi yang tinggi bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun terkhusus daerah Kecamatan Haranggaol. Hanya saja usaha ini masih diakui illegal oleh pemerintah Kabupaten Simalungun karena dianggap merusak habitat dan panorama Danau Toba. Kiranya pemerintah kabupaten Simalungun memberikan ijin resmi atas kegiatan usaha ini. Karenanya jika pemerintah berkenan, tentu akan sangat membahagiakan masyarakat karena beternak ikan Nila merupakan andalan yang menjadi komoditas utama penggerak perekonomian mereka.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Supranto, Johanes, M.A. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga.
Iswardono, 1981. Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta : BPFE. Riduan, 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung , Alfbeta
Sujana, 2001. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Teguh Wahyono. 2008. Belajar Sendiri SPSS 16. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2009. Haranggaol Horisan dalam Angka Tahun 2009. http://www.medan - wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.go.id. 2012.
profil Kabupaten Simalungun.