yang rusak akibat bencana, terutama perbenahan kembali kawasan di pesisir pantai Kota Banda Aceh yang terkenal dengan keindahan alamnya, semakin menunjang
kegiatan pariwisata saat ini dan untuk ke depannya. Berdasarkan program Pariwisata kota Banda Aceh yakni “Visit Banda Aceh
Year 2011”, kota Banda Aceh ke depannya akan mengembangkan objek- objek wisata, salah satunya adalah pengembangan kawasan wisata tepi air yang
perencanaannya akan dilakukan di beberapa kawasan pesisir pantai kota Banda Aceh. Ulee Lheue sebagai lokasi pilihan perencanaan wisata tepi air didasarkan pada
beberapa faktor. Selain dekat dengan pusat kota dan karena berada di tepi laut dengan view ke laut lepas yang menarik, adanya pelabuhan kapal Feri Ulee Lheue sebagai
jalur transportasi dari Banda Aceh - Sabang mengakibatkan aktivitas wisatawan menjadi tinggi, sehingga sangat menguntungkan pengembangan Wisata Tepi Air Ulee
Lheue sendiri. Ulee Lheue merupakan salah satu daerah terbesar yang terkena dampak bencana Tsunami karena berada di pesisir pantai sebelah utara kota. Setelah
mengalami Rehabilitas dan Rekonstruksi, kawasan Uee Lheue mulai kembali normal. Berdasarkan
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Banda Aceh Tahun
2006-2016
, kawasan Ulee Lheue akan difungsikan sebagai
Pariwisata Pantai
, dengan skala pelayanan regional dan kota.
1.8 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan wisata tepi air Ulee Lheue kota Banda Aceh adalah :
1. Menciptakan kawasan wisata tepi air di kota Banda Aceh sebagai salah
satu objek Wisata Situs Tsunami, 2.
Menjadi penunjang segi pariwisata dalam program “Visit Banda Aceh Year 2011”,
3. Menciptakan tempat rekreasi publik bagi masyarakat di kota Banda Aceh
dan luar kota Banda Aceh, 4.
Meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, 5.
Mempelajari permasalahan dan perancangan bangunan untuk kawasan tepi air waterfront.
1.9 Masalah Perancangan
Dalam perencanaan dan perancangan sarana Wisata Tepi Air Ulee Lheue Kota Banda Aceh ini, ada berbagai masalah yang dihadapi diantaranya adalah :
- Permasalahan Umum :
Bagaimana menyediakan fasilitas untuk rekreasi wisata tepi air yang dapat menampung kebutuhan dan menarik minat masyarakat atau wisatawan
yang ingin menikmati alam sekitar lokasi perancangan.
- Permasalahan Khusus :
1. Masalah dalam menggunakan tapak yang berupa daratan dan perairan
disekitar tapak itu sendiri, 2.
Masalah penerapan konstruksi atau penerapan teknologi bangunan terhadap kondisi tanah tapak perencanaan perancangan di tepi perairan,
3. Masalah menentukan bentuk desain bangunan dan ruang luar yang
mencerminkan objek wisata situs tsunami, 4.
Masalah mengkombinasikan komplektivitas kegiatan dalam satu wadah wisata tepi air.
1.10 Asumsi
Beberapa asumsi yang mendasari penyelengaraan kasus proyek adalah : 1.
Pendirian proyek berasal dari program pemerintah dan dikelola oleh pemerintah sebagai fasilitas yang mewadahi kegiatan komersil yang
bersifat wisata rekreatif. 2.
Penyelenggaraan proyek berasal dari pemerintah dan tidak terdapat kesulitan dalam penyediaan dana tersebut.
1.11 Lingkup dan Batasan
Lingkup dan batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan ini adalah :
1. Pemahaman tentang perencanaan dan perancangan kawasan tepi air,
2. Fasilitas yang dibutuhkan pada kawasan tepi air ini ditentukan berdasarkan
studi literatur,
3. Perancangan kawasan tepi air berkaitan dengan prilaku dan kebutuhan
manusia dalam perencanaan arsitektur, 4.
Perancangan wisata tepi air Ulee Lheue adalah indoor dan outdoor, 5.
Kajian terhadap tapak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Banda Aceh.
1.12 Pendekatan Masalah