BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lateks
Sejak berabad –abad yang lalu, karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional
oleh penduduk asli daerah asalnya, yakni Brasil-Amerika Selatan. Akan tetapi meskipun telah diketahui penggunaannya oleh COLUMBUS dalam pelayarannya ke Amerika
Selatan pada akhir abad ke- 15 dan bahkan oleh penjelah – penjelajah berikutnya pada
awal abad ke-16, sampai saat itu karet masih belum menarik perhatian orang –orang
Eropa. Karet tumbuh secara liar dilembah
–lembah sungai Amazon, dan secara tradisioanal diambil getahnya oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam berbagai
keperluan, antara lain sebagai bahan untuk menyalakan api dan “bola” untuk permainan. Setyamidjaja, 1993
Negara Indonesia merupakan negara produsen karet alam nomor dua didunia dengan luas tanaman karet kira
– kira 2,9 juta Ha dan produksi pertahunnya sekitar 1,1 juta ton. Produksi karet yang telah dipasarkan tersebut dalam bentuk olahyan lateks
pekat concentrated lateks, Sheet atau Ribbed Smoked SheetRSS, karet remah atau standard Indonesian Rubber SIR, karet remah atau Standard Indonesian Rubber
SIR. Lateks merupakan suatu system koloid, dimana partikel karet dilapisi oleh protein dan fosfolipida yang terdispersi dalam serum. Lateks terdiri dari 25-45 hidrokarbon
karet, dan selebihnya merupakan bahan bukan karet. Chen,S.F.1979
2.1.1. Proses Pengolahan Lateks Pekat
Pada proses pengolahan lateks pekat digunakan bahan – bahan kimia dan air sebagai
bahan utama dalam pengolahan.
Universitas Sumatera Utara
1. Senyawa kimia sebagai bahan antikoagulan Pemakaian bahan antikoagulan harus dibatasi, agar tidak menghabiskan banyak
biaya, dan penambahan bahan koagulan yaitu dosis asam dalam proses pencetakan dilakukan secara perlahan
– lahan karena dapat mempengaruhi proses pengeringan. Bahan yang digunakan sebagai antikoagulan adalah:
a Amoniak NH
4
OH b
Natrium SulfitNa
2
SO
3
c Soda Na
2
CO
3
dan Na
2
CO
3
.10H
2
O 2. Senyawa kimia sebagai penggumpal koagulan
a Asam CukaCH
3
COOH b
Asam Formiat CHOOH 3. Air Pengolahan
Dalam proses pengolahan karet, air berperan sangat penting dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar.
Syarat – syarat air untuk pengolahan adalah :
- Sebagai bahan pengencer lateks, pelarut dan pengenceran bahan-bahan kimia.
- Air harus jernih dan tidak berwarna, tidak boleh mengandung garam –
garam, terutama garam kapur. -
Air untuk pengolahan dipabrik persyaratannya tidak terlalu ketat, akan tetapi tidak boleh mengandung kotoran seperti tanah ataupun pasir.
2.1.2. Proses Pembuatan Sarung Tangan Karet
Sarung tangan karet dibuat dengan cara pembuatan dispersi pemvulkanisasi dari lateks pekat dengan perlakuan komposisi jumlah bahan pengisi Titanium Oksida dan
tanin.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik sarung tangan karet harus sesuai dengan persyaratan mutu SNI 16 – 2623 –
1992, meliputi tegangan putus 270,1 N mm
2
, perpanjangan putus 801 , modulus 1,2 N mm
2
, dan ketahanan sobek 680 N mm
2
. Adapun yang menjadi bahan
– bahan dalam pengolahan lateks pekat menjadi sarung tangan karet adalah lateks pekat dengan kadar karet kering 60 , dan sebagai bahan anti
koagulan adalah NH4OH, Belerang, Texapon 10, KOH 10, dan sebagai zat akseerator adalah ZnO, ZDEC, dan bahan pengisi adalah Titan Oksida, Silikon, dan
Tanin.
2.1.3. Tahap – Tahap Pengolahan Lateks Pekat menjadi Sarung Tangan Karet