Prinsip Dasar Spektrofotometer Serapan Atom Instrumentasi

2.7. Spektrofotometer Serapan Atom

Ada banyak sekali instrumen untuk mengukur penyerapan radiasi, dan sangat penting untuk mengetahui sifat-sifat dari berbagai instrumen yang berbeda. Fotometer merupakan instrument yang didisain untuk mengukur intensitas cahaya, dan biasanya dilakukan dengan membandingkan intensitas tersebut dengan intensitas dari beberapa sumber referensi radiasi. Spektrofotometer merupakan instrumen yang dapat membagi peristiwa radiasi ke dalam spektrum dan digunakan untuk mengenal panjang gelombang yang ada. Spektrofotometer merupakan instrumen yang menggabungkan dua fungsi, yakni sebagai penghasil radiasi pada panjang gelombang tertentu dan sebagai pengukuran intensitas radiasi tersebut. Holme,D.J. 1983 Spektrofotometri Serapan Atom SSA adalah spektrofotometri atom yang lebih melibatkan proses penyerapan panjang gelombang yang dipancarkan oleh suatu unsur atom yang dilewatkan melalui gas pembakar. Dalam beberapa tahun terakhir ini, SSA telah menjadi salahsatu teknik analisis yang banyak digunakan. Kenyataannya, kita dapat mengatakan bahwa SSA digunkan untuk menganalisa unsur anorganik. Sementara kromatografi gas digunakan digunakan untuk analisa senyawa organik. Kennedy, J.H.1990

2.7.1. Prinsip Dasar Spektrofotometer Serapan Atom

Spektroskopi atom didasarkan pada peristiwa absorpsi, fluoresensi, dan emisi. Namun hanya absorpsi dan fluoresensin yang umumnya digunakan untuk spektroskopi molekular. Alasan mengapa metode emisi tersebut. Skoog, D.A. 1992 Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada kemampuan atom-atom pada suatu unsur untuk dapat mengabsorpsi energi sinar matahari pada panjang gelombang tertentu. Banyak energi sinar yang diabsorpsi berbanding lurus dengan jumlah atom-atom yang mengabsorpsi. Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton bermuatan positif, dan neutron berupa partikel yang netral, dimana inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif pada tingkat energi yang berbeda-beda. Jika atom mengabsorpsi energi, maka elektron pada kulit terluar elektron valensi akan tereksitasi dan bergerak dari keadaan dasar atau tingkat energi yang terendah ground Universitas Sumatera Utara state ke keadaan tereksitasi dengan tingkat energi tang lebih tinggi excited state. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron ketingkat energi tertentu dinyatakan sebagai potensial eksitasi untuk tingkat energi tersebut, dimana pada waktu kembali pada keadaan dasar, elektron melepaskan energi sebagai energi panas ataupun energi sinar. Clark, D.V. 1979

2.7.2. Instrumentasi

Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen berikut : a. Unit atomisasi b. Sumber radiasi c. Sistem pengukur fotometrik A B C D E F Gambar 2.1. Skematis ringkas Spektrofotometer Serapan atom Keterangan : A : Lampu katoda berongga B : Chopper C : Tungku D : Monokromator E : Detektor F : Meter bacaan nilai absorbansi Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus benar – benar terkendali dengan sangat hati – hati agar proses atomisasi sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu tinggi. Universitas Sumatera Utara Bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan dalam kamar pencampur kemudian dilewatkan melalui baffle menuju ke pembakar. Nyala akan dihasilkan. Sampel dihisap masuk ke dalam kamar pencampur. Hanya tetesan kecil yang dapat melalui baffle. Dengan gas asetilen dan oksidator udara tekan, temperatur dapat dikendalikan secara elektris. Biasanya temperatur dinaikan secara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan senyawa yang dianalisis. Khopkar, S.M. 1990

2.7.3. Gangguan Pada SSA dan Cara Mengatasinya