2.1.3 Kata
Menurut Guntur 1985: 6 kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau
dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Menurut Tarigan 1985: 6 kata adalah bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil yang dapat diucapkan secara berdikari . kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau
dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. kata terdiri dari satu atau beberapa morfem.
Menurut Suparto 2003:21 kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya kalimat
11. “我
w ǒ
|弟
d ì
弟
d ì
|在
zài
|北
b ěi
京
j īng
|学
xué x í
|汉
hàn
语
y ǔ
” 6 kata
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem.
2.1.4 Kelas Kata
Dalam tata bahasa baku kata diklasifikasikan menjadi sepuluh kelas kata, kata kerja dongci, kata bilangan, kata benda mingci , kata sifat, kata keterangan fuci , kata ganti daici , kata depan jieci
, kata sambung lianci , kata bantu zhuci , kata seru tanci . Sedangkan
Menurut Xin 2005: iv-v pembagian kata terdiri dari sepuluh jenis kata, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Kata Benda
Kata benda adalah kata yang menyatakan orang, benda, waktu, dan tempat. 2
Kata Bilangan dan Kata Bantu Bilangan Kata bilangan adalah kata yang menyatakan angka-angka. Kata bantu bilangan adalah
kata yang menyatakan satuan kegiatan atau benda. Kata bantu bilangan bahasa Mandarin seringkali digunakan bersama-sama.
3 Kata Kerja
Kata kerja adalah menyatakan tindakan, tingkah laku atau perubahan dari tindakan yang dilakukan orang atau benda.
4 Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang mendeskripsikan bentuk, kualitas, gerakan, tingkah laku, perubahan suatu benda atau orang.
5 Kata Keterangan
Kata keterangan adalah kata yang menyatakan tindakan, tingkah laku, perubahan waktu, lingkup, kualitas dan keadaan.
6 Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang mewakili menggantikan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
7 Kata Depan
Kata depan adalah kata yang diletakkan di depan kata benda, kata ganti atau frasa, membentuk frasa kata depan, yang bersama-sama menyatakan arah, obyek, waktu,
tempat, dan lain-lain suatu perubahan tindakan. 8
Kata Sambung Kata sambung adalah kata semu yang menyambungkan kata, frasa, atau klausa.
9 Kata Bantu
Kata bantu adalah kata yang ditambahkan pada kata, frasa, atau kalimat, menyatakan makna tambahan. Tidak dapat digunakan sendiri, biasanya dibaca nada ringan.
10 Kata Seru dan Kata Peniru Bunyi
Kata seru adalah kata yang menyatakan bunyi suatu seruan, teriakan, atau respon terhadap sesuatu. Kata peniru bunyi merupakan kata yang menirukan bunyi suatu benda
atu gerakan. Kata dalam bahasa Indonesia menurut
Chaer 2006: 86 pembagian jenis kata dibedakan atas lima belas macam, yaitu :
1 Kata Benda
Kata benda adalah kata-kata yang diikuti dengan frase yang… atau yang sangat 2
Kata Ganti
Universitas Sumatera Utara
Kata ganti kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya di dalam petuturan dengan sejenis kata yang lazim.
3 Kata Kerja
Kata kerja adalah kata-kata yang diikuti oleh frase dengan…, baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta.
4 Kata Sifat
Kata sifat adalah kata-kata yang diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.
5 Kata Sapaan
Kata sapaan adalah kata-kata yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang yang diajak bicara.
6 Kata Penunjuk
Kata penunjuk adalah kata-kata yang digunakan untuk menunjuk benda. Ada dua macam kata penunjuk, yaitu INI dan ITU.
7 Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau himpunan. Kata bilangan terdiri dari:
a. Kata Bilangan Utama b. Kata Bilangan Tingkat
Universitas Sumatera Utara
c. Kata Bantu Bilangan 8
Kata Penyangkal Kata penyangkal adalah kata-kata yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari
terjadinya suatu peristiwa atau adanya suatu hal. 9
Kata Depan Kata depan adalah kata-kata yang digunakan di muka kata depan untuk merangkaikan
kata benda itu dengan bagian kalimat lain. 10
Kata Penghubung Kata penghubung adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan
kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. 11
Kata Keterangan Kata keterangan adalah kata-kata yang digunakan untuk member penjelasan pada kalimat
atau bagian kalimat lain, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat. 12
Kata Tanya Kata tanya adalah kata-kata yang digunakan sebagai pembantu di dalam kalimat yang
menyatakan pertanyaan. 13
Kata Seru Kata seru adalah kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan batin,
misalnya karena kaget, terharu, kagum, marah atau sedih.
Universitas Sumatera Utara
14 Kata Sandang
Kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi menjadi penentu. 15
Kata Partikel Kata partikel adalah morfem-morfem yang digunakan untuk menegaskan.
Dan bagian dari terkecil dari kata tersebut ada yang namanya Kata keterangan adverbia
adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis Kridalaksana, 1994 . Kata keterangan adalah kata yang menerangkan a kata kerja
dalam segala dungsinya, b kata keadaan dalam segala fungsinya, c kata keterangan, d kata bilangan, e predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan f menegaskan subjek
dan predikat kalimat Ramlan, 1991. Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva,
nomina predikat, atau kalimat. Kata keterangan dapat diketahui dari segi: a prilaku semantisnya, b prilaku sintaksisnya, c
bentuknya Alwi, et. al, 1998.
1. Berdasarkan prilaku semantisnya, adverbia dapat dibedakan atas delapan bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Adverbia kualitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat,
lebih, kurang.
Universitas Sumatera Utara
b. Adverbia kuantitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
c. Adverbia limitatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata, seperti hanya, saja, dan sekadar termasuk contoh adverbia ini.
d. Adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang tergolong
dalam adverbia ini adalah selalu, sering, jarang, dan kadang- kadang. e. Adverbia kewantuan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia ini, yaitu baru dan segera.
f. Adverbia kecaraan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk
adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk, seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan. g. Adverbia konstratif, yaitu adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata
atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk adverbia konstratif adalah bahwa, malahan, dan justru.
h. Adverbia keniscayaan, yaitu adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal peristiwa yang dijelaskan
adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah niscaya, pasti, dan tentu.
Universitas Sumatera Utara
2. Berdasarkan perilaku sintaksisnya, adverbia dapat dilihat dari posisinya terhadap kata atau kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat
macam posisi adverbia dalam kalimat, yaitu sebagai berikut.
a. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan Contoh:
12. Adiknya lebih tinggi daripada si Hendra.
13. Jurang itu sangat curam. b. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan
Contoh: 14. Cantik nian kekasihnya
15. Pakaiannya bagus sekali. c. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan
Contoh: 16. Mobil itu amat mahal.
17. Kami segera pergi ke sekolah. d. Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan
Universitas Sumatera Utara
Contoh:
18. Saya hanya makan beberapa potong roti. 19. Saya yakin bukan dia yang mengambil uang itu.
3. Dari segi bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal dan adverbia gabungan Alwi, et. al, 1998
a. Adverbia tunggal 1 Adverbia dasar
Contoh: Baru, hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu, senantiasa. 2 Adverbia berafiks
Contoh: sebaiknya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya, biasanya, rupanya. 3 Adverbia bereduplikasi
Contoh: Diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, tinggi-tinggi. b. Adverbia gabungan, yaitu adverbia yang terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar.
Kedua kata dasar yang merupakan adverbia gabungan ada yang berdampingan dan ada pula yang tidak berdampingan.
1 Adverbia berdampingan
Contoh: lagi pula, hanya saja, hampir selalu.
Universitas Sumatera Utara
2 Adverbia tidak berdampingan
Contoh Hanya…….saja dalam 20. Kami hanya membaca saja.
Sangat……sekali dalam 21. Wajahnya sangat cantik sekali.
Bukan…….saja dalam 22. Bukan bahasa Indonesia saja, dia juga pandai fisika
Seperti yang telah diuraikan diatas bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, mempunyai pembagian kelas kata diantaranya adalah kata keterangan dan kata keterangan sendiri masih
dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah kata keterangan waktu. Kata keterangan waktu dalam bahasa Mandarin disebut shijianfuci. Shijianfuci adalah kata yang
menerangkan atau untuk menyatakan waktu. Kata keterangan Suparto 2002:127 Kata keterangan waktu bahasa Indonesia oleh tata bahasa Tradisional ditempatkan sebagai
satu jenis kata keterangan. Kata keterangan waktu tidak lain adalah suatu kata atau kelompok yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi untuk menerangkan waktu atau kapan
kejadian atau peristiwa itu terjadi Gorys Keraf, 1984 : 72 .
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Landasan Teori