Kemitraan perempuan dan laki-laki dalam islam

23 dan istri menjadi ibu rumah tangganya, sehingga dalam masyarakat tumbuh pemahaman yang kurang menguntungkan.

B. Kemitraan perempuan dan laki-laki dalam islam

Kemitraan laki-laki dan perempuan, dalam menempati posisi kepala rumah tangga, Islam pun telah memberikan posisi yang sama kepada suami maupun istri. masing- masing menduduki posisi sebagai kepala rumah tangga, hanya bidangnya yang berbeda sesuai dengan kodratnya masing-masing. laki-laki memegang urusan keluar sedang perempuan memegang urusan kedalam dan hal ini kemudian menjadi suatu aturan modern yang dimuat oleh prinsip-prinsip modern yaitu; ”the right man in the right place,”di samping adanya pembagian tugas pekerjaan spesifik. Jauh belasan abat yang lalu Nabi telah bersabda ب ق ق ه س ا س إ س ه اص ه س ف غ Bila sesuatu urusan di berikan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran, 10 ” Nabi juga telah bersabda; ب ه س . ص . س ك ق أ س أ ف ج س ا ف 10 Imam Jalaluddin Assuyuti, Jhami‟ usshoghir juz awal hal.36 24 س ج ب ف أ .......... س حأ ا ب ”Kamu semua adalah pemimpin dan masing-masing akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Dan seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya, dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. 11 ” Jadi, betapapun seseorang menginginkan kebebasan dan kesamaan masih harus tunduk dengan kenyataan adanya job desckription sesuai dengan kemampuan dan kualitas yang tersedia pada dirinya. Tidak mungkin pada suatu rumah tangga kedudukan suami –istri harus sama-sama sekali. Karena hal seperti itu akan menimbulkan anarki dalam suatu kelompok. Lebih tegasnya lagi dapat dikemukakan bahwa kepemimpinan suami dan istri adalah kepemimpinan komplementer, artinya masing-masing tidak mandiri, dan harus saling menyempurnakan. Selain itu, dapat di kemukakan bahwa untuk memperkuat terjadinya kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan agar masing - masing tidak mendominasi, Nabi menyampaikan pesan yang sangat mendalam agar terjadi saling menghormati terhadap peran dan posisi masing-masing. Nabi bersabda, ق ثإ ب ك ه س ق ق . ف . . ب س ف ح . ك ح . ق . ” Cukup besar dosa seseorang yang menyia-nyiakan keluarganya 12 .”dan yang lainya,” 11 Muhammad ibnu Umar Nawawi, Banten Syarah ukudulijain, hal.6 12 Imam Jalaluddin Assuyuti, Jhami‟ usshoghir juz 2 hal.90 25 ق ه ب : س ه اص ه س ق . ج ح ح ئا غ ف أ ف ش ف إ . . \ Bila seseorang laki-laki meminta istrinya memenuhi hajatnya kemudian ia menolaknya, maka malaikat melaknat istrinya tersebut sampai pagi hari.” Apabila terjadi dominasi atau pelanggaran hak oleh salah satu pihak kepada orang lain, maka pihak yang di langgar tidak dibiarkan begitu saja oleh islam tanpa ada jalan keluar dari keadaan tersebut. Bagi laki-laki di beri hak talak mencerai istrinya yang harus di gunakan setepat dan sebenar mungkin, sehingga tidak digunakan sekedar untuk mempermainkan perempuan tanpa alasan dan dasar yang bisa diterima. Dalam hadis di jelaskan bahwa barang halal yang paling di benci Allah Swt. Adalah „talak” 13 ب ق ه : س ه اص ه س ق غب اح اط ه إ . ك ح ج ب ب dan pada hadish lain di nyatakan bahwa talak mengguncangkan „arsy. ini di maksudkan agar laki-laki tidak mempermainkan talak. Bagi perempuan juga di beri jalan keluar dari kondisi rumah tangga yang mencekam dirinya,yakni melalui „khulu‟ perceraian dengan pembayaran ganti ‟faskh‟ permintaan pembubaran akat nikah melalui hakim, dan Syiqoq‟ adanya suatu kondisi kerenggangan dan perpecahan yang hebat antar suami –istri. Yang disebut terahir datangnya dari istri yang tidak 13 Jhami‟usshoghir Op.Cit.hal 5 26 menghendaki lembaga rumah tangganya berlangsung terus dan pada akhirnya bila tidak dapat di upayakan secara baik, maka dapat dilakukan perceraian antara suami- istri, bila jalan perceraian yang dipilih dan merupakan jalan yang terbaik bagi keduanya, Allah swt berjanji akan memberikan kelapangan bagi masing-masing pihak. Allah Swt telah berfirman.            ء سـ : “jika kedua orang hakam 14 itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami- isteri itu.”QS.4 Al-Nisa‟. 35 15        ء سـ . “Jika keduanya bercerai, karena itu jalan yang terbaik Maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing- masingnya.” QS.4 Al-Nisa‟.130 16 Dalam islam istilah-istilah gender yang digunakan dalam al- Qur‟an untuk menyebut laki-laki dalam makna kemitraan dengan perempuan tidak selalu menggunakan kata yang sama baik laki-laki maupun perempuan. Hal yang demikian bisa saja di pahami sebagai kemukjizatan al- Qur‟an yang mengandung prediksi kemasa depan atau bisa juga dipahami untuk memperkuat pandangan al- Qur‟an berbicara pada tema-tema 14 Hakam adalah Juru pendamai 15 Al- Qur‟an. 4.35 16 Al- Qur‟an. 4.130 27 tertentu secara detil, namun dalam banyak hal hanya bersifat universal dan global, sehingga memberikan akomodasi bagi penafsiran baru. 17 Kata rijal laki-laki bergandengan atau berpasangan dengan kata nisa‟ perempuan, misalnya dalam masalah kepemimpinan. Sedangkan kata al-zakar laki-laki bergandengan atau berpasangan dengan kata unsa perempuan, misalnya dalam masalah waris. Dari sini tentu ada makna yang signifikan penting, berarti.

C. Prisip atau dasar-dasar yang dipakai kemitrasejajaran perempuan dan laki- laki dalam islam